Artikel

MUQADDIMAH


Dalam sebuah percakapan, Alan berkata keheranan kepada Fulan, "Aneh sekali tingkah


lakumu! Terlalu banyak kritikan yang kamu lontarkan. Alangkah tajam sorotanmu!" Alan


melanjutkan perkataannya, "Sekarang coba renungkan, apakah aneh bagimu bila ada dua


orang saling berbagi, seia sekata, yang satu berandai dapat mencurahkan isi hatinya kepada


temannya itu dan yang satu lagi ingin berkorban untuk temannya walau dengan nyawanya


sekalipun."


"Tahukah kamu siapa kedua orang itu? Keduanya tidak lain adalah ayah dan anak. Sang ayah


begitu mengasihi sang anak, sementara sang anak begitu berbakti kepada sang ayah.


Tidakkah hubungan antara keduanya membuatmu senang?"


Fulan menyahut, "Tentu, demi Rabb-ku! Tiada yang lebih agung dari pada hubungan yang


membuat hati saling terkait, kekuatan tergalang dan nikmat, serta karunia tersyukuri. Apakah


di dalam kehidupan ini, manusia bisa hidup terputus dari kontak dengan kaum kerabat,


tetangga, teman dan rekan? Bukankah pada asalnya ia diciptakan sebagai makhluk sosial?"


Alan lantas berkata, "Aku melihat dirimu begitu meyakini akan pentingnya interaksi sosial


antar manusia yang dibangun di atas pondasi kasih sayang, saling tolong-menolong,


pengakuan atas jasa baik dan kebaikan."


Fulan menimpali, "Benar."


"Bagaimana jika ada orang yang mengingkari kebaikan dan jasa baik?" tanya Alan.


"Apakah ada seorang yang memiliki sedikit rasa malu atau memiliki perasaan akan


melakukan tindakan seperti itu?" tanya Fulan keheranan.


"Ya. Itu adalah kamu!" tandas Alan.


Seketika itu juga Fulan marah dan ingin menghajar Alan karena ucapannya itu. Namun


kemudian, ia berpikir ulang dan meredam dirinya seraya berkata, "Apa maksudmu?"


Alan menjawab, "Karena kamu mengingkari anugerah dan nikmat Allah Subhaanahu


Wata'ala atasmu."


"Bagaimana hal itu bisa terjadi?" tanya Fulan.


Alan berkata, "Bukankah Allah Subhaanahu Wata'ala Pemberi karunia dan anugerah?"


"Benar," jawab Fulan.


"Adakah Dia berhak disyukuri atas hal itu?" tandas Alan.


Serial Ebook Islam www.yufid.com


3 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


"Tentu," jawab Fulan.


"Jika demikian, bagaimana cara bersyukur kepada-Nya?" kejar Alan.


Fulan terdiam sejenak seraya memeras otaknya namun tidak menemukan jawaban, lalu


berkata dengan lirih, "Aku tidak tahu."


Tampaknya ia malu, kemudian diam sejenak seraya berkata, "Tolong tunjukkan kepadaku


jalan untuk bersyukur kepada-Nya!"


Alan berkata, "Untuk merealisasikan rasa syukur, harus melakukan dua hal secara bersamasama,


yaitu: Pertama, Kamu mengakui anugerah dan ihsan (kebaikan)-Nya dari lubuk


hatimu yang paling dalam, bukan dengan lisanmu saja. Untuk menunjukkan hal itu, harus


kamu buktikan dengan meletakkan dahimu di tanah seraya bersujud dan tunduk kepada-Nya.


Kedua, Kamu menjaga nikmat-nikmat tersebut dengan menempatkannya pada posisi-posisi


yang Dia ridhai."


Fulan menimpali, "Ucapanmu ini benar-benar tulus. Aku berjanji padamu di hadapan Allah


Subhaanahu Wata'ala untuk tidak meninggalkan shalat selama hayat dikandung badan.


Tetapi aku juga punya teman yang dalam masalah shalat sama seperti kondisiku ini. Sudikah


kamu menorehkan untukku untaian kata mengenai hal ini yang akan aku sampaikan


kepadanya? Semoga saja Allah Subhaanahu Wata'ala menganugerahinya hidayah


melaluimu, sehingga dengan shalatnya itu ia menyambung kembali hubungannya yang


terputus dengan Allah Subhaanahu Wata'ala. Dan hal ini adalah lebih baik bagimu daripada


unta merah (harta yang paling berharga, pen.).


"Dengan senang hati dan merupakan kehormatan serta nikmat tiada tara bagiku (bila


memenuhi permintaanmu)", sambut Alan.


Lalu ia pun menulis kepadanya, "Saudara tercinta, -semoga Allah Subhaanahu Wata'ala


senantiasa memberikan keselamatan untukmu-, aku pernah mendengar suatu perkataan baik,


yang ingin aku rangkai menjadi beberapa kata di atas kertas ini. Harapanku semoga


mendapatkan tempat di dalam hatimu sebagaimana ia mendapatkan tempat di dalam hatiku.


Salam."


Serial Ebook Islam www.yufid.com


4 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


PERTANYAAN-PERTANYAAN


Di zaman kontemporer ini, banyak orang meremehkan shalat dan melihatnya sebagai beban


yang berat bagi mereka. Bila engkau mengingatkan mereka, sebagian mereka mencari-cari


alasan pribadi bahwa ia sekarang ini sedang sibuk dengan urusan-urusan penting. Sebagian


mereka ada yang beralasan pakaiannya sudah tidak suci, sehingga tidak sah digunakan untuk


shalat. Bila pulang ke rumah, ia harus melepaskan pakaiannya itu terlebih dahulu, setelah itu


baru melaksanakan shalat. Ini sebenarnya adalah dusta. Sebagian yang lain mengaku telah


berbuat kurang optimal dan mulai mengulang-ulang ucapan, "Semoga Allah Subhaanahu


Wata'ala menganugerahi hidayah kepada kita."


Sementara di sana, ada lagi segolongan orang yang berperilaku buruk dengan terang-terangan


melakukan maksiat, menukar nikmat Allah Subhaanahu Wata'ala dengan kekafiran,


melecehkan shalat dan orang-orang yang mengerjakannya, kemudian mengaku-aku dirinya


seorang Muslim. Bila semata Allah Subhaanahu Wata'ala yang disebut, kenapa hati mereka


begitu jijik? Dan bila diajak kembali kepada Allah Subhaanahu Wata'ala, kenapa mereka


mengatakan, "Kami mendengar tapi kami menentang!"





"Maka mengapa mereka berpaling dari peringatan (Allah Subhaanahu Wata'ala), seakanakan


mereka itu keledai liar yang lari terkejut. Lari dari seekor singa." (Al-Muddatstsir: 49-


51)


Kemarilah, wahai saudaraku, mari kita kritisi sikap-sikap mereka itu dan kita cari tahu faktorfaktor


yang mendorong mereka meninggalkan shalat.


1. Apakah shalat itu denda yang harus dibayar seseorang seperti halnya membayar


sebagian pajak secara zalim?


2. Apakah shalat hanya sekedar membuang-buang waktu, sedang seseorang tidak


memiliki sisa waktu dari aktivitasnya hanya sekedar untuk dibuang percuma?


3. Apakah shalat itu prinsip paksaan, yang seseorang dipaksa melakukannya seperti


dipaksa menerima prinsip-prinsip politik di negara-negara diktator?


4. Apakah shalat itu mengekang kebebasan mutlak seseorang dan melarang mereka


menjalankan kebebasannya?


5. Apakah shalat itu perkara mubah (boleh); sehingga siapa yang mau, boleh


melakukannya namun tidak diberi pahala, dan siapa yang mau, boleh pula


meninggalkannya namun juga tidak mendapatkan dosa?


6. Apakah shalat merupakan suatu kebutuhan bagi kita, sehingga kita harus


melaksanakannya?


7. Apakah Allah Subhaanahu Wata'ala membutuhkan shalat kita?


8. Apa manfaat yang akan diraih seseorang dari shalat? Apa pula kerugian yang dia


tanggung jika meninggalkannya? Apakah…? Kenapa…?


Serial Ebook Islam www.yufid.com


5 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


Sekian banyak pertanyaan yang terlintas di dalam pikiran manusia, didiktekan oleh hawa


nafsu, setan dan syahwatnya. Jika ia tidak mampu untuk menjawabnya, maka hawa nafsunya


mengemukakan dan menegakkan argumen kepadanya sehingga ia merasa tenang, namun


(sebenarnya ia) terhinakan. Lalu hawa nafsunya melakukan perbuatan busuk berupa suatu


pemikiran sehingga membuatnya sesat, menghiasi perbuatan buruknya sehingga ia


melihatnya baik, membenarkan pendapatnya yang rusak sehingga ia senantiasa berpegang


dengannya, membekalinya dengan perdebatan-perdebatan rumit dan membuainya dengan


angan-angan jauh hingga ia tercampak ke dalam api neraka sedalam tujuh puluh tahun tanpa


ia sadari. Namun jika ia dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan baik,


mementahkan syubhat-syubhat (kerancuan, ed.), menjadikan akal dan logika sebagai


pemutus, maka ia telah menegakkan hujjah (berargumen) terhadapnya sehingga membuatnya


diam membisu dan bersembunyi.


Kini, mari kita tuntaskan pertanyaan-pertanyaan di atas satu persatu, kemudian menjawabnya


dengan jawaban yang tidak menyisakan keraguan bagi si peragu. Maka, siapa saja yang


berpaling setelah itu, maka mereka adalah orang-orang yang berbuat zalim.


Serial Ebook Islam www.yufid.com


6 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


JAWABAN PERTANYAAN PERTAMA


“Apakah shalat itu denda yang harus dibayar seseorang


seperti halnya membayar sebagian pajak secara zalim?”


Jawaban Pertama, Tidak, wahai sahabatku! Shalat bukanlah denda materil yang harus


dibayar, bukan pula pajak harta yang harus dipungut, tetapi ia adalah amanah (yang ada


padamu) dan dilihat Pemiliknya setiap hari sebanyak lima kali. Lalu Dia bersaksi bahwa


kamu setia, jujur, ikhlas dan menjaga hak-hak-Nya, kemudian memberimu imbalan sebesarbesar


pahala, karena sudah merawatnya dengan baik.


Benar, ia bukanlah pajak, denda atau pun upeti. Ia hanyalah pengakuan terhadap hak, refleksi


syukur terhadap suatu kebaikan, bukti kejernihan jiwa dengan berlaku taat terhadap para


pemimpin dan melaksanakan perintah-perintah mereka [Maksudnya adalah simbol ketaatan


kepada pemimpin, di-mana seorang makmum senantiasa mengikuti gerakan imam di dalam


shalat, dan tidak sekalipun menyelisihinya, ed.] serta ungkapan rasa cinta dan penghargaan


(terhadap sesama Muslim) -semata karena Allah Subhaanahu Wata'ala- yang telah berpadu


di dalam hati.


Bagaimana pendapatmu, wahai teman, andaikata ada seseorang menyodorkan kepadamu


sebuah permen, membantu mengangkat barang-barangmu, menunjukan jalan, membantumu


mendorong mobilmu yang mogok, atau mengambilkan sesuatu yang jatuh darimu? Bukankah


kamu akan mengatakan, 'Terima kasih,' menghormatinya, menghargai perbuatannya dan


berharap dapat membalas kebaikannya dengan sebaik mungkin? Benar, aku juga manusia


sepertimu, senantiasa mengingat dan tidak mengingkari jasa baik (seseorang kepadaku), serta


berterima kasih atas hadiah yang (aku terima). Semakin besar jasa baik yang aku dapatkan,


semakin besar pula rasa terimakasihku.


Siapakah yang sanggup memberikan nikmat seperti Allah Subhaanahu Wata'ala? Yang


menganugerahiku akal dan panca indera, melimpahkan rezeki yang baik bagiku,


menganugerahkan kesehatan dan keselamatan, memberiku petunjuk kepada agama yang


benar, memberiku anak dan keluarga, dan menempatkanku di ladang kebaikan di tengah para


sahabat yang mulia dan tetangga yang baik?


Tidak, sekali-kali tidak ada di dalam kehidupan ini yang berbuat baik kepadaku seperti


kebaikan Allah Subhaanahu Wata'ala. Tidakkah seharusnya aku harus mensyukuri semua


nikmat-nikmat ini, karena selama ini pun aku juga berterima kasih kepada selain-Nya yang


memberikan kebaikan yang jauh lebih sedikit dari itu kepadaku? Tidak diragukan lagi, kamu


pasti setuju dan mendukungku tentang rasa syukurku kepada-Nya, bahkan memaksaku bila


aku berbuat kurang optimal dalam melakukannya. Sebab kamu tidak menginginkanku


menjadi manusia yang tidak pandai membalas budi dan mengingkari kebaikan.


Sesungguhnya, rasa syukur secara umum selaras dengan nilai sebuah hadiah dan kedudukan


pemberi hadiah. Rasa terima kasihku kepada orang yang menyodorkan sebuah permen


kepadaku, tidaklah sama dengan rasa terima kasihku kepada orang yang menyodorkan


kepadaku sekaleng permen. Ucapanku kepada anak kecil yang mengambilkan penaku yang


Serial Ebook Islam www.yufid.com


7 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


terjatuh dariku tidak sama dengan ucapanku kepada seorang pembesar yang


mengambilkannya untukku.


Sifat yang dicintai Allah Subhaanahu Wata'ala dariku dalam mensyukuri-Nya atas segala


nikmat-Nya adalah dengan cara meletakkan dahiku di atas tanah, sebagai pengakuan atas


Rububiyah-Nya (keberadaan-Nya sebagai Sang Pencipta), penyucian atas Uluhiyah-Nya


(keberadaan-Nya sebagai satu-satunya sesembahan yang haq) dan pengakuan atas Ihsan


(kebaikan)-Nya. Sesungguhnya manusia menundukkan diri di hadapan thaghut-thaghut yang


menjadi berhala mereka, padahal realitanya tidak memiliki jasa baik apapun terhadap mereka,


bahkan thaghut-thaghut itu ia menyesatkan mereka dari kebenaran dan petunjuk.


Kebanyakan mereka membungkuk di hadapan para pemimpin mereka sebagai penghormatan


dan pengagungan, padahal bisa jadi mereka itu adalah makhluk Allah Subhaanahu Wata'ala


yang paling buruk. Lalu kenapa aku tidak merundukkan badan kepada Allah Subhaanahu


Wata'ala, Pemilik kekuasaan, Pencipta alam semesta, Rabb langit dan bumi, Yang


memberikan manfaat dan menimpakan mudharat, Yang memberi dan mencegah, Yang


menghidupkan dan mematikan, dan Yang mengadakan perhitungan terhadap hal yang sekecil


dan sebesar apapun?


Serial Ebook Islam www.yufid.com


8 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


JAWABAN PERTANYAAN KEDUA


“Apakah shalat hanya sekedar membuang-buang waktu,


sedang seseorang tidak memiliki sisa waktu dari aktivitasnya


hanya sekedar untuk dibuang percuma?”


Jawaban Kedua, Shalat juga bukan membuang-buang waktu. Ketika seseorang terlepas dari


kesibukan kerja dan hiruk-pikuk orang-orang yang datang dan pergi, menyelinap dari


kepenatan mengambil dan memberi, menjual dan membeli, percekcokan dan negosiasi,


belajar dan mengajar dan menyelesaikan perkara orang-orang yang menghadap kepadanya,


kemudian ia berdiri di tempat shalatnya, melepaskan diri dari setiap gangguan-gangguan


tersebut, maka jiwanya menjadi tenang, hatinya berubah tenteram, badannya dapat


beristirahat, kemarahannya mereda, hawa nafsunya terkekang dan diam barang beberapa


menit guna bermunajat kepada Zat yang ia cintai.


Rasa cinta akan mencapai puncaknya


Kala berdua dengan yang kamu cinta


Selanjutnya memohon pertolongan dan dukungan kepada-Nya, meminta diberikan kekuatan


dalam berbuat baik, sabar di atas mujahadah (perjuangan), meminta maaf bila berbuat jahat


kepada makhluk manapun, baik berupa pandangan sinis, maupun ucapan atau tindakan kasar.


Maka, (aktifitas pada) menit-menit tersebut bagaikan mengisi baterai dan mendinginkan


mesin.


Dari titik tolak yang mulia inilah, bila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dirundung


suatu perkara, maka ia bersegera shalat. Bila beliau kembali dalam keadaan lelah setelah


memerangi para musuh, maka ia berkata, "Wahai Bilal, nyamankan kami dengan shalat!"


Yakni kumandangkanlah azan shalat agar shalat membuat kami beristirahat dari derita


kehidupan dan problematikanya.


Manusia adalah makhluk yang lemah dan terbatas kekuatannya, tidak mampu melakukan


pekerjaan secara maraton. Karena itu, perlu istirahat jasmani dan akal. Dan tidaklah ada


kesempatan untuk melakukan hal itu melainkan di dalam shalat. Istirahat mewakili separuh


kehidupannya. Karena itu, Allah Subhaanahu Wata'ala menjadikan malam sebagai


ketenangan, dan tidur sebagai istirahat.


Berapa lama orang menghabiskan waktunya untuk shalat? Sesungguhnya jika dia


melakukannya dengan lama, itu pun tidak akan mencapai seperempat jam. Apakah kamu


kikir kepada dirimu, wahai orang yang berakal, sehingga enggan meluangkan menit-menit


yang tidak seberapa itu, dari waktu ke waktu dari harimu untuk mendapatkan berbagai


manfaat tersebut, sementara kamu rela mendermakan waktu yang panjang hanya sekadar


untuk membuangnya dengan sia-sia? Sekadar berkunjung dan begadang malam?


Serial Ebook Islam www.yufid.com


9 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


JAWABAN PERTANYAAN KETIGA


“Apakah shalat itu prinsip paksaan, yang seseorang dipaksa


melakukannya seperti dipaksa menerima prinsip-prinsip


politik di negara-negara diktator?”


Jawaban Ketiga, Shalat juga bukanlah prinsip politik bagi penguasa diktator zalim, yang


membebani rakyatnya dengan pemikiran-pemikirannya, secara sukarela maupun paksa.


Tetapi shalat adalah praktik bagi agama yang diyakini seseorang dengan qana'ah (sepenuh


hati), rela tanpa paksaan dan pemaksaan karena -tidak ada paksaan dalam agama-. Ia juga


bukan prinsip politik yang berubah seiring dengan perubahan kondisi atau mengikuti


pandangan-pandangan para penguasa. Ia juga bukan undang-undang buatan manusia yang


pada hari ini ditulis klausul pertamanya, lalu esok harinya didiskusikan secara final,


kemudian tiba-tiba lusanya terjadi perubahan, lantas sama sekali dihapus karena kondisi


darurat atau ditunda pelaksanaannya sambil menunggu proporsi para pejabat dalam


menyepakatinya. Atau kesepakatannya malah ditunda hingga menanti disahkan oleh


pemegang kekuasaan tertinggi di dalam negeri.


Sesungguhnya ia adalah salah satu rukun Islam, bahkan rukun Islam yang paling agung


setelah dua kalimat syahadah.


Wahai Muslim,


Selama kamu telah rela terhadap agama ini dengan sepenuh hati dan tidak dibebankan ke


pundakmu secara paksa, maka hendaknya kamu melaksanakan semua hukum-hukumnya


secara keseluruhan. Bukankah kamu sependapat denganku bahwa seorang penduduk di


negeri manapun diharuskan menerapkan peraturan-peraturan negerinya. Jika jiwanya


memberontak, maka dia akan dihadapkan pada dua pilihan; (merasa) terhinakan dan


(terpaksa) mengikutinya, atau melepaskan loyalitas nasionalismenya, lalu pergi


meninggalkan negeri itu.


Saya tidak tahu, kenapa ada orang yang takut kepada polisi dan tidak takut kepada Sang


Pencipta bumi dan langit? Kemudian lihatlah dari sisi lain, tidakkah kamu melihat bahwa


rambu jalan bila memancarkan cahaya berwarna merah, maka ia akan menghentikan puluhan


bahkan ratusan mobil di tempatnya. Tidak ada yang dapat melewatinya sekalipun di tengah


para sopir itu ada orang yang paling tinggi kedudukannya. Kenapa manusia tidak berani


melanggar rambu merah tetapi berani melanggar perintah-perintah Allah Subhaanahu


Wata'ala, menantang-Nya dengan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat dan mungkar


serta melanggar batasan-batasan yang telah Dia gariskan untuk mereka? Apakah ini sebagai


bukti kesempurnaan akal mereka atau kekurangannya? Coba putuskan sendiri jika kamu


memang termasuk orang-orang yang objektif.


Lihat aplikasi lainnya Developed by: di www.yufid.org


Aplikasi Yufid:


iPhone and iPad Ready


Serial Ebook Islam www.yufid.com


10 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


JAWABAN PERTANYAAN KEEMPAT


“Apakah shalat itu mengekang kebebasan mutlak seseorang


dan melarang mereka menjalankan kebebasannya?”


Jawaban Keempat, Shalat juga bukan pengekang kebebasan pribadi dan bukan pula


penghalang seseorang menjalankan kebebasannya.


Sesungguhnya orang-orang yang hidup di tengah komunitas manusia secara keseluruhan


sepakat bahwa mereka bukanlah binatang yang hidup di muka bumi, layaknya kehidupan


para binatang di hutan-hutan. Tetapi mereka memiliki kebebasan dan kebebasan itu bersifat


mutlak dalam hal keyakinan, ucapan maupun perbuatan, namun terikat oleh peraturan umum


dan undang-undang yang berlaku. Andaikata bukan karena ikatan ini, tentu umat manusia


tidak akan teratur dan tidak akan lahir sebuah bangsa, serta sudah barang tentu pula, urusanurusan


tidak akan berjalan lancar dalam proses saling bertukar manfaat di antara sesama


individu, bahkan sudah tentu pula tidak akan berlangsung ras manusia.


Sesungguhnya kaum Hippies yang melakukan setiap apa yang terbersit dalam pikiran mereka


dan hidup di jalan-jalan layaknya kehidupan anjing-anjing liar tidak mampu menyelisihi


kebijakan-kebijakan penguasa atau undang-undang yang berlaku. Bahkan saudara-saudara


mereka, binatang-binatang di hutan memiliki peraturan yang mereka jalani. Andaikata kamu


tanyakan salah salah se-orang ilmuan biologi, pasti ia akan menjelaskan kepadamu kebenaran


apa yang aku katakan. Barangkali contoh paling dekat yang bisa aku berikan adalah apa yang


kamu saksikan dengan mata kepala kamu sendiri tentang kerjasama para anggota sekelompok


lebah, dan juga bagaimana sekelompok semut saling membantu di dalam menyeret sisa-sisa


makanan yang ia temukan.


Kamu, wahai Muslim, bebas dalam melakukan urusan-urusan pribadimu, makan dan


berpuasa, tidur atau jaga, menetap atau pergi, menjual atau membeli. Kebebasan ini diikat


oleh aturan Ilahi dan dibatasi dengan batasan-batasan syariat. Adalah termasuk kebebasanmu,


lari dari pekerjaan agar dapat duduk beberapa menit di masjid guna memulihkan kembali


vitalitas dan kekuatanmu. Kemudian kamu keluar dari situ dalam kondisi telah dibekali


dengan paket pertolongan ilahi terbaru, lalu melaksanakan kembali pekerjaan dan kiprahmu.


Adalah termasuk kebebasanmu, menaati aturan Ilahi yang telah mempersiapkan bagimu


semua faktor-faktor kebahagiaan dan kesenangan di dunia dan akhiratmu.


Adalah termasuk kebebasanmu, mengatakan apa yang kamu mau, melakukan apa yang kamu


suka, menulis apa yang berkenan bagimu dan berbisnis dalam hal yang kamu minati, asalkan


tidak melampaui batasan-batasan yang telah ditentukan bagimu, sebab bila kamu


melampauinya, berarti kamu telah melanggar hak-hak orang lain dan batasan-batasan mereka.


Dan ini termasuk hal yang diharamkan Islam dan diancam oleh peraturan-peraturan manusia.


Serial Ebook Islam www.yufid.com


11 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


JAWABAN PERTANYAAN KELIMA


“Apakah shalat itu perkara mubah (boleh); sehingga siapa


yang mau, boleh melakukannya namun tidak diberi pahala,


dan siapa yang mau, boleh pula meninggalkannya namun


juga tidak mendapatkan dosa?”


Jawaban Kelima, Shalat juga bukan perkara mubah seperti urusan kehidupan; siapa yang


mau, boleh melakukannya tapi tidak diberi ganjaran, dan siapa yang tidak melakukannya,


maka tidak berdosa. Tetapi ia adalah perintah tegas dan pasti, memiliki waktu tertentu,


gerakan khusus, cara yang spesial dan langkah yang terencana. Kamu tidak berhak


mengubahnya, baik dengan menambahi atau menguranginya. Saya tidak melihat perlu


menggantinya dengan mendahulukan atau mengakhirkannya. Ia seperti sesuap makanan yang


jalur masuknya dari mulut, bukan telinga. Dan juga seperti udara yang masuk ke dalam paruparu


dari mulut atau hidung, bukan dari lekuk telapak kedua kaki. Bila kamu memiliki hak


berpendapat tentang mengempis atau mengembangnya jantungmu, atau memiliki hak


intervensi dalam mengembang atau menyempitnya paru-parumu, maka ketika itu boleh kamu


memiliki pandangan dalam perkara shalat.


Shalat adalah seperti aktivitasmu dalam melakukan pekerjaanmu -jika kamu seorang


karyawan-, ataupun seperti transaksi jual-belimu, bila kamu seorang pedagang. Bila kamu


konsisten dengan pekerjaanmu dan menunaikan kewajiban, maka kamu akan diupah di akhir


bulan dengan menerima gajimu atau kamu akan mengisi kantongmu dengan keuntungan yang


teraih. Dan jika kamu absen dari pekerjaanmu dan melalaikan kewajibanmu, maka gajimu


akan dipotong sesuai dengan jumlah absenmu dan tingkat kelalaianmu, dan kamu akan rugi


karena tidak meraih keuntungan yang sebelumnya kamu angan-angankan.


Seringkali orang memperhitungkan hal yang mubah seperti memperhitungkan hal yang


wajib. Bagaimana pendapatmu bila setelah pertengahan malam, kamu mengambil radio, lalu


kamu putar volumenya hingga terdengar sangat kencang suaranya, atau kamu bernyanyi


dengan suara sekeras mungkin, pastilah para tetangga akan terganggu, mengumpatimu dan


mengetuk pintumu, memintamu mengecilkan volume radio atau mengurangi volume


suaramu. Jika tidak, pasti kamu akan mendapat sanksi. Bukankah aktivitasmu mendengar


radio merupakan hal yang mubah bagimu di mana kamu boleh mendengarkannya kapan mau


dan bagaimana pun caranya? Kalau begitu, kenapa kamu kekang kebebasanmu?.


Jawabannya adalah, karena kamu telah diikat dengan peraturan khusus ataupun umum yang


tidak boleh kamu langgar, maka apalagi dengan apa yang telah diwajibkan Allah Subhaanahu


Wata'ala kepada para hamba-Nya yang beriman kepada Uluhiyah dan Rububiyah-Nya serta


ridha terhadap syariat dan dien (agama)-Nya? Apakah mereka itu adalah orang-orang yang


bebas dalam melakukan ibadah dan shalat kepada-Nya? Ataukah mereka orang-orang yang


terikat dengan perintah-perintah-Nya dan harus melaksanakannya?


Serial Ebook Islam www.yufid.com


12 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


JAWABAN PERTANYAAN KEENAM


“Apakah shalat merupakan suatu kebutuhan bagi kita,


sehingga kita harus melaksanakannya?”


Jawaban Keenam, Benar, shalat adalah kebutuhan esensial, yang dibutuhkan dalam


kehidupan manusia seperti kebutuhan terhadap makanan dan minuman. Hal ini karena


makanan dan minuman adalah pilar tubuh dan materi kehidupan. Sedangkan shalat adalah


pilar ruh dan materi ketenteraman, yang mengangkat pelakunya dari perkara-perkara sepele


sehingga menjadi lurus dalam semua urusannya, sama seperti tegak lurusnya ia di hadapan


Rabbnya dalam shalat.


Shalat adalah batas pemisah antara keimanan dan kekufuran. Terdapat hadits mengenainya,


yang berbunyi,





"(Batas) antara kekufuran dan iman adalah meninggalkan shalat." (H.R. at-Tirmidzi)


Apa manfaat yang didapat Islam dari orang-orang Islam gadungan bila mereka menentang


perintah-perintah-Nya? Bukankah mereka seperti anak durhaka, yang nasabnya sesuai dengan


keluarganya namun perilakunya bertentangan dengan mereka? Apakah kebaikan dapat


diharapkan dari orang yang tidak berharap kebaikan bagi dirinya sendiri?


Kita, kaum Muslimin, tidak ingin menjadi seperti buih-buih yang terseret air bah, dihitung


berjumlah ratusan juta padahal orang-orang shalih hanya berjumlah puluhan jutanya saja.


Satu butir peluru yang terisi mesiu dan dapat membunuh seorang musuh adalah lebih baik


daripada setumpuk selongsong peluru kosong. Apakah kemah dapat berdiri sekalipun dengan


seribu pasak jika tidak memiliki tiang di tengahnya? Sementara tiang Islam itu adalah shalat.


Shalat adalah kebutuhan yang esensial sekali bagi manusia, sebab shalat dapat memperbaiki


akhlaknya, merapikan tabiatnya, menghalangi dirinya dari lubang-lubang kerusakan dan


kesesatan serta mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar. Bagaimana mungkin


seseorang melakukan dosa, sementara dia mengetahui bahwa sebentar lagi dirinya akan


berdiri di hadapan Rabb Subhaanahu Wata'ala di mana Dia tidak menerima hal itu darinya


kecuali bila hati, jiwa dan anggota badannya suci? Apakah kamu tidak memperhatikan


bagaimana kebanyakan kaum Muslimin dapat menahan diri dari meminum miras tatkala


turun firman-Nya,





Serial Ebook Islam www.yufid.com


13 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


"Janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk." (An-Nisa': 43)


Bagaimana mereka dapat melakukan shalat, sementara mereka terlibat dalam aksi mabukmabukan?


Tetapi mereka harus melakukannya sebab hal itu terulang bagi mereka setiap hari


sebanyak lima kali. Kalau begitu, tidak ada cara lain kecuali miras itu ditinggalkan secara


total, agar mereka tetap dalam kondisi siap untuk bertemu dengan Allah Subhaanahu


Wata'ala.


Shalat, wahai temanku, adalah timbangan yang digunakan manusia untuk menakar perbuatanperbuatan


yang dilakukannya di antara dua shalat, seperti halnya seorang dokter mengukur


suhu panas badan seorang pasien dari waktu ke waktu. Jika perbuatannya shalih (baik), maka


perbuatan itu berkata kepadanya, "Tetaplah dan majulah." Dan jika tidak demikian, maka ia


berkata, "Kembali dan tetaplah lurus!" Dan bila mendengar muadzin mengumandangkan,


"Allahu Akbar," ia ingat dengan kondisinya dan menyadari bahwa Allah Subhaanahu


Wata'ala adalah Mahabesar dari apa yang sedang ia lakukan. Sehingga dengan begitu, ia


melepaskan urusan duniawinya dan memenuhi panggilan Allah Subhaanahu Wata'ala.


Percayalah sepenuhnya bahwa orang yang shalat adalah manusia yang diharapkan kebaikan


dan kelurusannya sekalipun kamu mendapati dalam banyak kondisinya menyimpang -sebab


shalatnya suatu hari pasti dapat membuatnya jera dari melakukan penyimpangan ini- karena


dalam shalatnya, ia membaca Alquran. Betapa pun ia lalai, pasti ada saat-saat ia merenungi


makna-makna apa yang dibacanya sehingga 'senar-senar' hatinya akan bergetar, sentimensentimen


positifnya akan bangkit. Hal ini didukung oleh firman-Nya,





"Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar." (Al- 'Ankabut:


45)


Sedangkan orang yang tidak shalat, maka tidak akan membaca Alquran dan tidak mengambil


manfaat sedikit pun darinya sementara ia tetap akan terpedaya dalam kesesatannya dan


melangkah dalam dosa-dosanya.


Serial Ebook Islam www.yufid.com


14 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


JAWABAN PERTANYAAN KETUJUH


“Apakah Allah Subhaanahu Wata'ala membutuhkan shalat


kita?”


Jawaban Ketujuh, Allah Subhaanahu Wata'ala tidak membutuhkan shalat kita, tetapi


kitalah yang butuh untuk shalat kepada-Nya. Sesungguhnya Dia tidak membutuhkan


makhluk-Nya, namun makhlukNya lah yang membutuhkan-Nya.


Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman,





"Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Mahakaya


(tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia mengendaki, niscaya Dia


memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu).


Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah." (Fathir: 15-17)


Dia telah menciptakan mereka telanjang tanpa pakaian maupun alas kaki, tidak memiliki apaapa,


tubuh yang lemah, pikiran kaku, tidak dapat membedakan antara makanan dan bara api


dan tidak mampu memberikan manfaat maupun menyebabkan mudharat bagi diri mereka


sendiri. Lalu Allah Subhaanahu Wata'ala memberi mereka makanan, menguatkan dan


memberikan kesehatan, akal dan harta. Dia menundukkan bagi mereka apa yang di langit dan


bumi dan menyempurnakan nikmat-Nya kepada mereka, lahir dan batin. Setelah pemberian


yang banyak ini, -sementara Dia adalah Pemilik kekuasaan dan di tangan-Nya


perbendaharaan langit dan bumi- apakah kamu melihat-Nya membutuhkan shalat kita?


Tidak, shalat kita hanyalah ungkapan tegas tentang rasa cinta kita kepada-Nya dan pengakuan


terhadap karunia-Nya serta rasa syukur terhadap nikmat-Nya.


Sesungguhnya orang-orang yang meremehkan perkara shalat, dikaruniai oleh Allah


Subhaanahu Wata'ala berfirman dengan beragam nikmat seperti yang dikaruniakan-Nya


kepada kita, bahkan boleh jadi Dia memberikan lebih banyak kepada mereka dari apa yang


diberikan kepada kita. Hanya saja kita mengakui karuniaNya itu, sementara mereka


mengingkarinya. Mereka lupa hari kelahiran mereka, hari di mana mereka tidak memiliki


sesuatu pun. Dan mereka lalai hari kematian mereka, hari di mana mereka meninggalkan apa


yang telah mereka kumpulkan bagi para ahli waris mereka agar dapat bersenang-senang


dengannya sementara mereka akan dihisab atas hal itu. Mereka telah berani terhadap Allah


Subhaanahu Wata'ala dan menyombongkan diri serta enggan beribadah kepada-Nya. Mereka


kelak akan menemui kesesatan.


Serial Ebook Islam www.yufid.com


15 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman,





"Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk


neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Ghafir: 60)


Kenapa kamu paksakan dirimu dengan memeluk Islam, wahai orang yang meninggalkan


shalat, jika kamu tidak membutuhkannya? Kenapa kamu tidak shalat jika kamu meyakininya?


Apakah kamu tidak enak hati bila dikatakan, 'Kamu seorang religius yang takut kepada Allah


Subhaanahu Wata'ala?' Apakah kamu senang bila dikatakan, 'Kamu adalah orang fasik yang


menentang Allah Subhaanahu Wata'ala?' Bagaimana kamu dapat menaati perintah para


pemimpinmu sementara kamu menentang perintah Allah Subhaanahu Wata'ala? Apakah


para pemimpinmu itu bagimu pangkatnya jauh lebih tinggi dan agung daripada Allah


Subhaanahu Wata'ala? Allah-lah Yang Mahatinggi Lagi Mahamulia.


Hushain bin 'Ubaid pernah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya


mengumpati dan mencelanya karena beliau shallallahu 'alaihi wasallam menentang orangorang


kafir Quraisy, menganggap bodoh angan-angan mereka dan mencela tuhan-tuhan


mereka, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegakkan hujjah terhadapnya dan


menolak kebatilannya dengan kalimat kebenaran, lalu ia mendengar dan beriman padahal


hatinya lebih keras daripada batu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Wahai


Hushain, berapa banyak tuhan yang kamu sembah? Ia menjawab, 'Tujuh di bumi dan satu di


langit.' Beliau berkata, 'Bila kamu ditimpa suatu kesulitan, kepada siapa kamu meminta?' Ia


menjawab, 'Yang ada di langit.' Beliau berkata, 'Bila hartamu binasa, kepada siapa kamu


meminta?' Ia menjawab, 'Yang ada di langit.' Beliau berkata, 'Hanya Dia semata yang


mengabulkan permohonanmu, sementara kamu mempersekutukan mereka bersamaNya?'


Wahai Hushain, masuk Islamlah, pasti kamu selamat." (Al-Ishabah, oleh Ibnu Hajar, II/87).


Saya katakan kepadamu, wahai Muslim yang meninggalkan shalat, yang lalai terhadap Rabb


Yang mengawasimu dan menunggumu, shalatlah, pasti kamu selamat dari azab Allah


Subhaanahu Wata'ala yang pedih. Sungguh tercela kamu jika meminta kepada Allah


Subhaanahu Wata'ala saat ditimpa bencana sementara kamu melalaikan-Nya saat


mendapatkan kesenangan.


Serial Ebook Islam www.yufid.com


16 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


JAWABAN PERTANYAAN KEDELAPAN


“Apa manfaat yang akan diraih seseorang dari shalat? Apa


pula kerugian yang dia tanggung jika meninggalkannya?


Apakah…? Kenapa…?”


Jawaban Kedelapan, Adapun apa yang kamu dapatkan dari shalatmu, maka semuanya


adalah baik. Kamu dan saudara-saudaramu, kaum Muslimin mendapatkan manfaatnya.


Bukankah kamu suka Allah Subhaanahu Wata'ala mengampuni dosa-dosa yang kamu


lakukan? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Maukah aku tunjukkan


kepadamu apa yang dapat menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajat?' Mereka


menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah.' Beliau n bersabda, 'Menyempurnakan wudhu dalam


kondisi tidak suka, memperbanyak langkah menuju masjid-masjid, menunggu (datangnya


waktu) shalat selepas (menunaikan) shalat. Itulah ribath!" (H.R. Muslim)


Bila Allah Subhaanahu Wata'ala mengampuni dosamu, maka saudara-saudaramu, kaum


Muslimin juga senang sebab mereka menyukai (kebaikan) untukmu sebagaimana menyukai


(kebaikan) untuk diri mereka sendiri.


Sesungguhnya manfaat shalat jauh lebih agung daripada yang dapat dihitung oleh seseorang


atau dicatat dengan pena. Karena ia adalah perintah Ilahi, dengannya kamu menyembah Allah


Subhaanahu Wata'ala sebagai suatu ibadah.


Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman,





"Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, 'Hendaklah mereka mendirikan


shalat." (Ibrahim: 31)


Sebagaimana Allah Subhaanahu Wata'ala juga menggabungkan semua kebaikan di dalam


shalat dengan perkataan yang sangat menyentuh dan ungkapan yang sangat ringkas. Dia


Subhaanahu Wata'ala berfirman,





"Sesungguhnya shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar." (Al-'Ankabut: 45)


Seseorang boleh menghitung-hitung keistimewaan shalat sekehendak hatinya dalam batasan


ini, dan jika tidak mampu menghitungnya secara sempurna, maka paling tidak, menyebutkan


sebagiannya.


Serial Ebook Islam www.yufid.com


17 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


Bila kamu berhasil mengatasi penyakit keji dari dirimu dan memangkas habis akar-akarnya


dari tingkah lakumu, maka dien (agama)mu akan menjadi bersih, jiwamu menjadi suci,


hatimu menjadi baik, seluruh anggota badanmu menjadi sehat dan urusanmu menjadi lurus.


Dan bila kamu hilangkan kemungkaran dan memutus tali-talinya, berarti kamu telah


menghabisi virus mematikan di dalam bangunan masyarakatmu. Sehingga dengan begitu,


kamu telah mengamankan dienmu, diri dan keluargamu.


Shalat adalah penolongmu di kala dalam kesulitan dan pengurai belenggu berbagai rintangan.


Allah Subhaanahu Wata'ala berfirman,





"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu


sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu." (Al-Baqarah: 45).


Shalat adalah ketenangan bagi pikiran dan jasmanimu dari berbagai kesibukan hidup dan


kepenatan kerja. Ia adalah faktor utama penguat hubungan antar sesama Muslim, persamaan


hak antar sesama manusia, terjaganya peraturan, timbulnya rasa tinggi di atas segala yang ada


di dunia, kosongnya hati dari hawa nafsu, sucinya jiwa dari rasa permusuhan dan tipu daya,


terjaganya lisan, terpeliharanya mata dan pendengaran, sikap rendah hati dan sopan,


terbiasanya diri menunaikan hak-hak, dan melakukan kewajiban dalam kondisi semangat


maupun terpaksa.


Tidak diragukan lagi, shalat memiliki banyak manfaat secara medis, yang direfleksikan dari


gerakannya yang spesial, baik ketika berdiri, ruku', sujud dan duduk, sesuai dengan cara kita


beribadah kepada Allah Subhaanahu Wata'ala, sekalipun faidah-faidah ini luput dari


pengetahuan kita.


Kaum Muslimin terdahulu menerima perintah-perintah Allah Subhaanahu Wata'ala tanpa


mencari apa alasannya dan apa yang mewajibkannya. Mereka menunaikannya dengan tanpa


bertanya dan meminta penjelasan. Akan tetapi lemahnya iman di dalam jiwa mendorong para


penyuluh agama dalam rangka membimbing para pemula dan menunjukkan jalan hidayah


kepada mereka untuk memberdayakan pikiran dan memaksakan diri dalam menggali


keutamaan-keutamaan dan keistimewaan-keistimewaan yang tersimpan dalam agama Islam


dan meletakkannya di hadapan mata mereka ibarat meletakkan uang di telapak tangan


mereka. Sekalipun begitu, hanya sedikit yang mau mengambil pelajaran dan mau bersyukur.


Serial Ebook Islam www.yufid.com


18 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


NASIHATKU KEPADAMU WAHAI MUSLIM


Wahai Muslim,


Nasehatku kepadamu hendaklah kamu senantiasa mendirikan shalat dan menjaga shalatshalatmu


pada waktunya. Demi Allah, tidak ada seorang pun yang dapat melindungimu dari


siksa Allah Subhaanahu Wata'ala. Ia tidak dapat menanggung dosamu, tidak pula dapat


berbantahan dengan Allah Subhaanahu Wata'ala dalam rangka membelamu, juga tidak dapat


menolak siksa-Nya bila menimpamu, hartamu tidak bermanfaat bagimu, tidak juga anakanakmu,


kedudukanmu tidak akan bertahan lama bersamamu, demikian juga masa mudamu.


Kamu akan menyesali keteledoranmu di hari di mana penyesalan tiada lagi berguna. Mati


akan menyergapmu secara tiba-tiba di saat kamu lengah darinya. Karena itu, ambillah


perbekalanmu, renungi masalahmu dan ambil pelajaran dari pendahulumu.


Ketahuilah, bahwa hal pertama yang kelak dipertanyakan kepada seorang hamba di hari


Kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka setelahnya ditanya tentang zakat, puasa dan


haji. Jika shalatnya ditolak, tidak sesuatu pun dari kebaikan yang akan ditanyakan setelahnya,


sekalipun ia membayar zakat, berpuasa dan melaksanakan haji. Ketahuilah, bahwa siapa yang


meninggalkan kewajiban shalat secara sengaja, maka jaminan dan tanggungan Allah


Subhaanahu Wata'ala dan Rasul-Nya terlepas darinya.


Berhati-hatilah, jangan sampai kamu termasuk orang-orang Islam gadungan yang hanya


shalat dalam satu waktu sementara di waktu-waktu lainnya dia meninggalkannya. Juga


jangan sampai kamu termasuk orang-orang munafik yang bila mendirikan shalat bermalasmalasan,


minta dilihat orang lain (berbuat riya') dan tidak mengingat Allah Subhaanahu


Wata'ala kecuali hanya sedikit.


Berhati-hatilah, jangan sampai setan menguasai lisanmu sebagaimana menguasai lisan-lisan


kebanyakan kaum Muslimin gadungan yang mengatakan, 'Yang menjadi tolok ukur bukan


shalat, tetapi kejernihan hati dan tidak menipu orang lain.' Mereka mengklaim tidak pernah


menyakiti seorang pun sekalipun tidak pernah shalat. Demi Allah, mereka itu dusta! Mereka


bahkan telah menyakiti Allah Subhaanahu Wata'ala, Rasul-Nya dan orang-orang beriman.





"Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya


di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. Dan orangorang


yang menyakiti orang-orang mu'min dan mu'minat tanpa kesalahan yang mereka


perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata." (Al-


Ahzab: 57-58).


Serial Ebook Islam www.yufid.com


19 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


Bentuk menyakiti Allah Subhaanahu Wata'ala macam apalagi yang lebih besar daripada


berbuat maksiat terhadap-Nya? Bentuk menyakiti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam


apalagi yang lebih besar daripada menentangnya? Bentuk menyakiti orang-orang beriman


macam apalagi yang lebih besar daripada melecehkan agama mereka dan mengikuti selain


jalan mereka?


Bila kamu melihat sekelompok orang melakukan shalat namun mereka melakukan perbuatan


maksiat, maka ketahuilah, bahwa mereka tidaklah terjaga dari melakukan kekeliruan.


Kemaksiatan yang mereka lakukan tidak ada kaitannya dengan shalat mereka. Kamu tidaklah


dalam posisi sebagai pemberi sanksi kepada mereka maupun mewakili mereka. Percayalah,


bahwa suatu hari mereka akan jera dengan tingkah laku buruk mereka. Jadilah kamu lebih


baik daripada mereka, panutan dan pemberi nasehat bagi mereka. Jadilah kamu termasuk


orang-orang yang shalatnya mencegahnya dari kemungkaran dan janganlah termasuk orang


yang shalatnya tidak membuatnya selain makin jauh dari Allah Subhaanahu Wata'ala.


Shalatlah, jika kamu berakal. Demi Allah, orang yang berakal sehat tidak akan pernah


meninggalkan shalat. Berhati-hatilah, jangan sampai kamu menjadi orang-orang yang tidak


menggunakan akal dan panca indera dalam hal yang bermanfaat, bahkan justeru mengikuti


hawa nafsu dan setan! Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wata'ala mengecam dan mencela


kelalaian mereka dengan firman-Nya,





"Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan


mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda


kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk


mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat


lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al-A'raf: 179).


Shalatlah, jika kamu orang yang merdeka dan terhormat! Janganlah mengikuti orang-orang


yang keluar dari agama (murtad) dan janganlah terperdaya dengan banyaknya jumlah orangorang


yang celaka.


Shalatlah, jika kamu termasuk orang yang pandai mengingat jasa baik dan berterimakasih


atas perbuatan baik.


Shalatlah, jika kamu tulus dalam keislamanmu dan janganlah perbuatanmu bertentangan


dengan perkataanmu sehingga kamu termasuk orang-orang munafik.


Shalatlah, jika kamu mencintai dirimu agar kelak selamat dari azab yang pedih. Berhatihatilah,


jangan sampai kamu membangkang dan berlarut-larut di atas kesalahanmu sehingga


setan mempecundangimu, lalu membuatmu lupa mengingat Allah Subhaanahu Wata'ala,


sehingga kamu termasuk orang-orang yang merugi.


Serial Ebook Islam www.yufid.com


20 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


Shalatlah, jika kamu seorang yang berbakti kepada kedua orang-tua agar Allah Subhaanahu


Wata'ala menerima doamu dan permintaan ampunanmu untuk keduanya.


Shalatlah, jika kamu mencintai anak-anakmu dan jadilah teladan yang baik bagi mereka.


Bagaimana mungkin kamu bercita-cita menumbuh kembangkan mereka di atas Islam jika


kamu sendiri tidak mempraktikkannya? Apakah kamu rela melihat mereka kelak terbolakbalik


di api neraka?


Shalatlah kamu, jika kamu setia kepada isterimu, menginginkan kebaikan untuknya dan


berharap keselamatan baginya. Tidakkah kamu melihatnya shalat sekalipun kamu tidak


shalat? Apakah kamu merasa terhormat bila ia menjadi wanita yang shalih dan bertakwa


sementara kamu hidup bersamanya sebagai seorang yang durhaka? Bagaimana ia bisa


percaya terhadap kesetiaanmu, jika kamu sendiri tidak pernah setia terhadap kedua orang-tua


dan anak-anakmu?


Shalatlah, jika kamu tulus mengabdi kepada negerimu. Orang yang tidak dapat diharapkan


kebaikannya bagi agamanya, tidak akan mungkin dapat diharapkan kebaikannya untuk


negerinya. Bagaimana Allah Subhaanahu Wata'ala akan menjaga negeri-negeri bilamana


penduduknya berbuat maksiat kepadaNya dan mengingkari nikmat-nikmat-Nya? Tidaklah


orang-orang Yahudi dapat menguasai mereka melainkan karena mereka meninggalkan shalat


dan melakukan perbuatan keji dan mungkar?


Shalatlah, jika kamu mencintai Allah Subhaanahu Wata'ala. Sebab orang yang mencintai


tidak akan merasa bahagia kecuali dengan berbisik berdua dengan yang dia cintai. Karena itu,


hendaklah shalatmu menjadi bagian dari bisikan (munajat) mu.


Shalatlah, jika kamu takut kepada Allah Subhaanahu Wata'ala Yang Mahabesar sebab Dia


Subhaanahu Wata'ala telah mengancam orang yang tidak mendirikan shalat dengan


memasukkannya ke dalam api neraka. Sedangkan kamu, wahai orang yang patut dikasihani,


tidak dapat menahan panasnya matahari, maka apalagi menahan panas api neraka? Api di


dunia merupakan satu bagian dari tiga puluh bagian api di akhirat, sedang api di akhirat


berwarna hitam legam. Manusia yang terjerumus ke dalam api Nereka memerlukan waktu


tujuh puluh tahun hingga mencapai dasarnya.


Apakah menyenangkanmu, wahai sahabatku, pada hari Kiamat kelak dikatakan, "Kamu


termasuk orang-orang yang berbuat kejahatan karena tidak shalat?" Apakah


menyenangkanmu bila Allah Subhaanahu Wata'ala Yang Maha Pembalas mengatakan


kepada para malaikat yang bengis,


Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke


dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang


panjangnya tujuh puluh hasta." (Al-Haqqah: 30-32)


Serial Ebook Islam www.yufid.com


21 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


Bukankah kamu sepakat denganku bahwa meninggalkan shalat adalah perbuatan maksiat?


Lalu, kenapa kamu meninggalkannya? Apakah kamu memiliki jaminan dari Allah


Subhaanahu Wata'ala bahwa Dia akan mengampunimu? Tidakkah kamu mendengar pesan


Allah Subhaanahu Wata'ala kepada Rasul-Nya, Artinya, "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku


takut akan azab hari yang besar (hari Kiamat), jika aku mendurhakai Rabbku'."? (Al-An'am:


15)


Apakah kamu lebih mulia di hadapan Allah Subhaanahu Wata'ala ataukah Rasul-Nya? Bila


Rasul-Nya menurut pandanganmu lebih mulia -dan inilah yang benar-, maka mengapa dia


bisa takut kepada Rabb-nya sedang kamu tidak?


Wahai teman, andaikata seorang polisi mengancammu, pastilah kamu amat


memperhitungkannya. Andaikata seorang gubernur mengancammu, pastilah kamu tidak


dapat memejamkan mata saking takutnya. Andaikata penguasa tertinggi di negeri


mengancammu, pastilah punggungmu akan terputus saking takut dan cemasnya kamu. Nah,


bagaimana bila yang mengancammu itu adalah Zat Yang Maha Pembalas Lagi Perkasa,


kemana kamu akan pergi dan siapa yang akan menyelamatkanmu dariNya?


Apakah penyesalan dan tangismu dapat menyelamatkanmu bila telah berhadapan langsung


dengan api neraka? Manfaat mana yang dapat kamu kumpulkan di dalam kehidupan dunia ini


untuk menyongsong kehidupan akhirat bila kamu tidak shalat? Apa kerugian yang kamu


alami bila shalat? Mana di antara dua hal yang paling kamu sukai: bersama orang-orang yang


bahagia di surga atau bersama orang-orang yang sengsara di neraka?


Shalatlah, karena sesungguhnya kamu butuh pada (pertolongan) Allah Subhaanahu Wata'ala


Yang Mahaagung. Kenalilah Allah Subhaanahu Wata'ala di saat engkau dalam kondisi


mudah, niscaya Dia akan mengenalmu di saat engkau dalam kondisi sulit.


Shalatlah, dan janganlah kamu menjadi seorang Muslim keturunan yang mengklaim


berafiliasi pada Islam padahal Islam berlepas diri darimu. Berhati-hatilah, jangan sampai


kamu menjadi alat pendongkel yang menghancurkan dan merobohkan Islam. Berbanggalah


dengan keislamanmu seperti kebanggaan sang penyair,


Islam adalah ayahku, tidak ada ayah bagiku selainnya


Disaat pada Qais atau pun Tamim mereka berbangga


Shalatlah, pasti kamu menjadi pelindung bagi saudara-saudaramu sesama Muslim yang baik.


Kamu menyebabkan jumlah mereka banyak, memperkuat mereka, mengalahkan musuh


mereka, mengurangi jumlah orang-orang munafik.


Shalatlah, pasti kamu membuat ridha Sang Maha Pengasih, membuat jengkel setan dan


mementahkan tipu daya para penipu.


Shalatlah, sebab shalat adalah cahaya yang dapat menghilangkan gelapnya kesesatan dan


kebatilan, menanamkan petunjuk dan kebenaran ke dalam hati, menyinari gelapnya kuburmu


dan bergemerlapan pada dahimu dengan terang benderang pada hari Kiamat.


Serial Ebook Islam www.yufid.com


22 Mengapa Kita Shalat?


Ebook Gratis www.yufid.com - Dilarang diperjualbelikan!


Shalatlah, sebab shalat merupakan faktor paling besar yang dapat menghalangimu dari


melakukan maksiat dan belenggu paling keras bagi setan dan hawa nafsu.


Shalatlah, sebab perkara hisab (perhitungan amal perbuatan) amatlah sulit, sedang yang


berwenang melakukan hisab adalah Mahakuasa. Ketahuilah, bahwa bila binatang ternak


melihat kesengsaraan-kesengsaraan dan prahara-prahara yang disediakan bagi manusia pada


hari Kiamat kelak, pastilah akan mengatakan, "Wahai sekalian manusia, segala puji bagi


Allah yang tidak menjadikan kami seperti kalian. Surga tidak kami harapkan dan siksaan pun


tidak kami takutkan." Sementara pelaku kejahatan pada hari itu berangan-angan kiranya


menjadi debu.


Sebagai penutup, shalatlah wahai saudaraku sesama Muslim! Aku melaksanakan shalat dan


mengharapkan kebaikan bagimu sama seperti halnya mengharapkannya untuk diriku selama


kamu adalah saudaraku sesama Muslim.


Shalatlah sebagai ungkapan ketaatan kepada Allah Subhaanahu Wata'ala yang berfirman,





"Peliharalah segala Shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wusthaa (Ashar). Berdirilah karena


Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu." (Al-Baqarah: 238)


Dan juga karena rasa khawatir kelak dikumpulkan dalam kelompok orang-orang kafir. Sebab


telah diriwayatkan sebuah hadits yang shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,


beliau bersabda,





"Perjanjian antara kami dan mereka (orang-orang munafik) adalah shalat; siapa yang


meninggalkannya, maka ia telah kafir." (H.R. at-Tirmidzi)


Shalatlah! Sebab aku, demi Allah yang tiada tuhan -yang berhak disembah- selain Dia, adalah


termasuk orang-orang yang menginginkan kebaikan bagimu.


Semoga Allah Subhaanahu Wata'ala menjadikanku dan kamu termasuk orang-orang yang


mendengarkan perkataan, lalu mengikuti (pesan) yang paling baik darinya.


Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad,


keluarganya dan para sahabatnya.


Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin.



Tulisan Terbaru

Keutamaan Puasa Enam ...

Keutamaan Puasa Enam Hari Syawal Shawal