Apakah memungkin seseorang melihat Allah Ta’ala di dunia. Baik orang mukmin atau kafir? Atau hal itu mungkin bagi orang mukmin saja? Alhamdulillah. Melihat Allah di dunia tidak mungkin terealisasikan kepada siappun. Tidak orang mukmin maupun kafir. Diriwayatkan Muslim, 169 di shohehnya bahwa Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Dihari ketika memperingatkan orang-orang (keluarnya) Dajjal… (Ketahuilah bahwa tidak ada seorangpun diantara kamu (dapat) melihat Tuhannya Azza Wajalla sampai meninggal dunia). Musa alaihis salam telah meminta untuk melihat Allah Ta’la, akan tetapi Allah tidak mengabulkan hal itu. Allah Ta’ala berfirman: ( وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ ) الأعراف/143 “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu[565], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman." QS.Al-A’raf: 143. Siapa yang mengaku dia melihat Allah di dunia, maka dia telah menyangka lebih baik dari Musa alais salam. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Telah ada ketetapan dengan nash Qur’an bahwa Musa dikatakan kepadanya (Engkau tidak akan bisa melihat-Ku) bahwa melihat Allah itu lebih agung dibandingkan dengan menurunkan kitab dari langit. Sebagaimana firman Allah ta’ala: ( يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسَى أَكْبَرَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً ) “Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata." QS. An-Nisa’: 153. Kalau ada salah seorang manusia melihat-Nya. Maka dia menyangka lebih agung dibanding dengan Musa bin Imron. Pengakuannya lebih agung dari pada pengakuan orang yang mengaku Allah telah menurunakn kitab dari langit.” Selesai dari Majmu’ Fatawa, (2/336). Beliau juga mengatakan, “Semua orang yang mengaku melihat Tuhannya dengan kedua matanya sebelum mati, maka pengakuannya itu batil menurut kesepakatan ahlus sunah wal jamaah. Karena meraka semua sepakat bahwa tidak seorangpun dari kalangan orang mukmin tidak mungkin melihat Allah dengan kedua mata kepalanya sampai dia meninggal dunia.” Selesai dari ‘Majmu fatawa, (3/389). Dan beliau menjelaskan bahwa perbedaan yang ada adalah khusus Nabi sallallahu alaihi wa sallam saja. Maka beliau berkata, “Para imam umat Islam telah sepakat bahwa tidak ada seorangpun dari kalangan umat Islam dapat melihat Allah dengan kedua matanya di dunia. Mereka semua tidak berselisih kecuali pada Nabi sallallahu alaihi wa sallam secara khusus. padahal mayoritas (jumhur) para imam tidak ada yang melihat dengan kedua matanya di dunia. Hal ini yang ditunjukkan atsar shoheh dan tetap dari Nabi sallallahu alahi wa sallam, para shahabat dan para imam umat Islam.” Selesai dari ‘Majmu Fatawa, (2/335). Wallahu a’lam .Pertanyaan
Teks Jawaban