Artikel




SIFAT SHALAT NABI


DARI TAKBIR HINGGA SALAM


Segala puji bagi Allah yang telah mengutus rosul dan menurunkan kitab


kitab, yang telah mensyari'atkan syari'at, menentukan hukum dan menjelaskan


kepada hambanya perkara halal dan haram. Aku bersaksi bahwa tidak ada


Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, yang tidak memiliki sekutu.


Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, shalawat


dan salam semoga tercurah kepadanya juga kepada keluarga dan seluruh


sahabatnya.


Adapun selanjutnya:


Saya telah mengumpulkan sebahagian kalimat mengenai Tatacara Shalat Nabi


sebatas ilmu yang sampai kepada saya. Saya telah berusaha memilah dan


memilih serta menyusun dan meringkasnya. Saya sebutkan di dalamnya


permulaan shalat hingga akhir. Saya paparkan juga berbagai problema yang ada


dimana perbedaan pendapat telah menyebabkan kebingungan banyak orang dan


mengakibatkan kebimbangan.


Kemudian saya sebutkan wirid-wirid dan zikir-zikir setelah shalat secara singkat,


demikian pula sebagian shalat nawafil (sunnah); dan tentu saja kitab-kitab yang


membahas hal ini sudah banyak sekali –segala puji bagi Allah, Tuhan semesta


alam.


Shalawat dan salam kepada Nabi terpercaya, Muhammad, keluarganya dan


seluruh sahabatnya sebanyak-banyaknya.


TATACARA SHALAT NABI  DARI TAKBIR HINGGA SALAM


1- Wajib bagi seorang muslim jika akan melaksanakan shalat hendaknya dalam


keadaan thahir (suci) dari hadats besar (junub, haidh atau nifas) dan hadats


kecil (keluar sesuatu dari lubang kubul atau dubur). Hadats besar terangkat


dengan mandi sedangkan hadats kecil cukup dengan wudhu. Hendaknya


bersungguh-sungguh dalam berwudhu dan mengikuti cara wudhu Nabi .


2- Disyari'atkan bagi orang yang shalat mengambil sutrah (pembatas) shalat dan


diletakkan dihadapannya jika sebagai imam atau munfarid (shalat sendiri).


3- Jika shalat sebagai imam hendaknya (sebelum takbiratul ihram) menoleh ke


kanan seraya mengatakan: "istawuu (luruskan)" dan ke kiri seraya mengatakan:


"istawuu (luruskan)".


4- Kemudian menghadap kiblat dengan suluruh tubuhnya sambil meniatkan


shalat yang akan dikerjakannya di dalam hatinya dengan tidak melafalkan


٤


 niatnya, seperti mengatakan: "Ushalli lillah… (aku berniat shalat…)", karena


melafalkan niat termasuk bid'ah (hal yang diada-adakan).


5- Kemudian bertakbir takbiratul ihram seraya mengucapkan:            


[Allahu Akbar]  


Artinya:


"Allah Maha Besar".  


Mengangkat kedua tangannya dan merapatkan jari-jemarinya ke arah kiblat


setentang bahu atau daun telinga.  


Nabi  dahulu mengeraskan suaranya ketika bertakbir hingga orang yang di


belakangnya dapat mendengar. Beliau sesekali mengangkat tangannya


bersamaan dengan ucapan takbir, sesekali setelah ucapan takbir dan sesekali


sebelumnya.


6- Kemudian jika shalat berjamaah bersama imam, makmum yang


dibelakangnya juga mengucapkan "allahu akbar". Setelah selesai takbir


hendaknya pandangannya mengarah ke tempat sujudnya.


7- Kemudian diam sebentar untuk membaca istiftah (bacaan pembuka). Diantara


riwayat bacaan istiftah Nabi :


                   


            


[ Allahumma baa'id baini wa baina khotoyaaya kama baa'adta bainal masyriqi


wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotooyaaya kamaa yunaqqos tsaubul


abyadhu minaddanaasi. Allahummaghsilnii min khotooyaaya bilmaa i was tsalji


wal barodi ]


Artinya:  


"Ya Allah, jauhkan antara diriku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau


menjauhkan antara timur dan barat. Wahai Allah, bersihkan aku dari dosa


dosaku sebagaimana pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah


cucilah, dosa-dosaku dengan air, es dan air dingin.


Terkadang membaca istifatah dengan:


           


[Subhaanakallaahumma wabihamdika watabaarokasmuka wa ta'aala jadduka


walaa ilaaha ghairuka]


Artinya:


"Maha Suci dan Maha Terpuji Engkau, ya Allah, penuh berkah nama-Mu, Maha


Tinggi kekayaan-Mu dan tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau."


Terkadang membaca:


 ٥            


[Allahumma robbu jibrooiil wa miikaaiil wa isroofiil, faathiris samaawaati wal


ardhi, 'aalimul ghaibi wa syahaadati, anta tahkumu baina 'ibaadaka fiimaa


kaanuu fiihi yakhtalifuun, ihdinii lima ikhtalafa fiihi minalhaqqi bi idznika,


innaka tahdii mantasyaa u ilaa shirootun mustqiimun]


Artinya:


"Ya Allah, Tuhan malaikat Jibril, Mikail, dan Isrofil, yang mengatur langit dan


bumi. Yang Maha Mengetahui apapun yang ghaib dan nyata, Engkau


menghukumi hamba-hamba-Mu atas apa yang mereka peselisihkan. Berilah aku


petunjuk kebenaran atas apa yang diperselisihkan dengan izin-Mu.


Sesungguhnya Engkau menunjukki siapa yang Engkau kehendaki kepada jalan


yang lurus."  


Dan riwayat-riwayat lain yang falid dari Nabi .  


Yang utama adalah, sesekali membaca yang ini dan sesekali membaca yang


lainnya dari riwayat bacaan istiftah Nabi  yang memang falid dari beliau.


8- Kemudian berta'awudz (meminta perlindungan) kepada Allah  dari syaithan


yang terkutuk, dengan mengucapkan:


          


[a'uzubillahi minassyaithonirrojiim min hamazihi wanafkhihi wanaftsihi]  


Artinya:


"Aku berlindung kepada Allah dari syaithan yang terkutuk dari kegilaan,


kesombongan, syairnya."


atau  


        


[a'uzubillahis sami'ul 'aliim minssyaithonirrojiim]


Artinya:


"Aku berlindung kepada Allah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari


syaitan yang terkutuk."


9- kemudian membaca basmalah:


Ο¡0 !# ≈Ηq9# ΟŠm9# ∩⊇∪    


[Bismillahir rahmaanir rahiim]


Artinya:  


"1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."


 ٦


 Dahulu Nabi  membacanya dengan pelan, tidak ada riwayat yang falid bahwa


beliau membaca basmalah dengan keras secara terus menerus. Tetapi terkadang


makmum mendengar bacaannya ketika beliau sedikit mengeraskannya dalam


shalat sirri (pelan), tidak mendengarnya kecuali yang berada dekat dengan


beliau.


10- Kemudian membaca surat al-Faatihah:





[Alhamdulillahi robbil 'aalamiin, arrohmaanir rohiim, maalikiyau middiin,


iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, ihdinasshirootol mustaqiim, shirootol


ladziina an'amta 'alaihim, ghoiril maghdu bi 'alaihim walauddhooolliiin]


Artinya:


"2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha


Penyayang. 4. Yang menguasai di hari Pembalasan. 5. Hanya Engkaulah yang


Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.6.


Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah


Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan


bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS.alfatihah:2-7)


Ketika membaca Nabi  berhenti pada setiap ayat dan tidak menyambung


dengan ayat berikutnya.


11- Setelah selesai membaca al-Faatihah Nabi  menjaharkan (mengeraskan)


bacaan "amin" dalam shalat jahriah1 dengan ucapan:      [Aamiin]


Artinya:


"Kabulkan ya Allah!"


Makmum yang berada di belakang Nabi turut mengeraskan bacaan 'amin' hingga


masjid menjadi ramai.


12- Kemudian diam sejenak setelah selesai membaca al-Fatihah, tidak berlama


lama dalam diam.


13- Kemudian membaca apa yang mudah dari al-Qur'an seusai membaca al


Fatihah. Terkadang Nabi  membaca satu surat penuh pada setiap rakaatnya,


dan ini sering. Terkadang membaca satu surat pada dua rakaat dan terkadang


membaca sebagian surat. Nabi  senantiasa berhenti pada setiap ayat yang


dibacanya dan tidak menyambung bacaannya dengan ayat berikutnya.


                                                 


1 Shalat jahriah adalah shalat yang bacaan al-Fatihah dan al-Qura'annya dibaca keras oleh imam dalam shalat


berjamaah. Yaitu pada shalat maghrib, isya dan subuh.


 ٧


 14- Nabi  mengeraskan bacaannya pada shalat fajar (subuh), dua rakaat


pertama shalat maghrib dan dua rakaat shalat isya. Adapun shalat dzuhur serta


ashar beliau membacanya dengan sirri (pelan).


15- Setelah selesai dari membaca al-Qur'an diam sejenak sekadar menenangkan


diri sebelum rukuk.


16- Kemudian rukuk seraya bertakbir mengangkat kedua tangannya setentang


bahu atau daun telinganya. Makmum dibelakangnya mengikuti dengan takbir


dan ruku seraya mengangkat tangan. Yang demikian ini dilakukan oleh imam,


makmum atau yang shalat sendirian. Demikianlah yang ditunjukkan oleh


sunnah. Kemasyhuran riwayat ini melemahkan mereka yang mengingkarinya.


Dalam rukuknya Nabi  meratakan punggungnya dan mensejajarkan kepalanya,


hingga seandainya diletakkan suatu wadah di atasnya, wadah itu tidak akan


jatuh. Menggenggam kedua lututnya dan bertumpu padanya dengan


menjarangkan jari-jemarinya. Membuka sikutnya keluar. Beliau terkadang


memanjangkan rukuknya. Beliau mengingkari mereka yang meringankan posisi


ini dan melarang mematuk (berpindah dari satu gerakan kepada gerakan yang


lain) seperti patukan burung gagak (cepat/tergesa-gesa).


Ketika rukuk, Nabi  memerintahkan untuk mengagungkan Allah, dan


disyari'atkan bertasbih dengan mengucapkan:


  ْا َ ِ ْ  


[Subhaana robbiyal adziimu] 3x atau lebih.


Artinya: "Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung."


Terkadang beliau membaca:


ُ ْ َ َن     


[Subhaana robbiyal adhzimi wabi hamdihi] 3x  


Artinya:


"Maha Suci Tuhan-ku yang Maha Agung dan segala pujian bagi-Nya."


dan mengucapkan:


 ُ ْو ٌس     


[Subbuuhun qudduusun robbul malaaikati warruuhi]


Artinya:


"Tuhan yang Maha Suci, Tuhan para malaikat dan Jibril."


Beliau juga membaca zikir-zikir dan doa selain yang telah disebutkan. Beliau


melarang membaca al-Qur'an ketika rukuk dan sujud.


17- Kemudian mengangkat kepalanya dari rukuk seraya mengangkat kedua


tangannya hingga setentang bahu atau daun telinga sambil mengucapkan:


 ٨


  ِ َ ْ   


[Sami'allahu liman hamidah]


Artinya:


"Allah mendengar siapa saja yang memuji-Nya."


Dibaca jika dia sebagai imam atau shalat seorang diri. Jika telah berdiri tegak


mengucapkan:  


  ْا َ ْ ُ  


[Rabbanaa walakal hamdu]


Artinya:


"Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian."


Nabi  terkadang mengucapkan:


     ءْ َِو         


[Rabbana walakal hamdu mil ussamaawaati wamil ul ardhi wamil umaa syi'ta


min syai in ba'du]


Artinya:


"Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian yang memenuhi langit, bumi serta


apa saja yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu setelahnya2."


Terkadang menambahkan bacaan:


                         


    


[Ahluts tsanaa i walmajdi, ahaqqu maa qoolal 'abdu wa kulluna laka 'abdun, laa


maani'a lima a'thoita, wallaa mu'thia limaa mana'ta, walaa yanfa'u dzal jaddi


minkal jaddu]


Artinya:


"Tuhan pemilik pujian dan sanjungan. Yang paling berhak dikatakan oleh


seorang hamba –dan setiap kami menghamba kepada-Mu-: 'Tidak ada yang


dapat mencegah apapun yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi


apapun yang Engkau cegah, tidak bermanfaat kekayaan dan kekuasaan


pemiliknya untuk dapat menyelamatkan dirinya dari-Mu."  


Makmum tidak disyari'atkan mengucapkan: [Sami'allahu liman hamidah] Tetapi


mencukupkan dengan membaca tahmid [rabbanaa walakal hamdu…] setelah


berdiri sempurna dari rukuk. Nabi  bersabda,


   :     :     


                                                 


2 Dari arsy, kursy dan selain keduanya.


 ٩


 "Jika imam membaca 'sami'allahu liman hamidah' maka ucapkanlah, 'rabbana


walakal hamdu'."


Mereka yang mengatakan makmum turut membaca [sami'allahu liman hamidah]


tidak memiliki dalil.


Kemudian meletakkan tangan kanannya dipunggung telapak kirinya, atau


pergelangan tangan kiri, atau di lengan bawah kirinya, seperti tatkala berdiri


sebelum rukuk.


Nabi  memanjangkan posisi ini sehingga sebahagian sahabat menyangka beliau


lupa. Beliau mengingkari mereka yang meringankannya dan memerintahkan


untuk tuma'ninah (tenang), tidak terburu-buru. Beliau melarang makmum untuk


bangkit dari ruku sebelum imam dan mengancam siapa yang mengangkat


kepalanya sebelum imam akan Allah ganti kepalanya dengan kepala keledai.


18- Kemudian bertakbir dan sujud. Tidak ada riwayat yang falid bahwa Nabi  


mengangkat kedua tanggannya ketika akan sujud. Bahkan Ibnu Umar c berkata,


"Nabi  tidak melakukan hal itu ketika sujud." Mungkin saja Nabi  


melakukannya sekali atau dua kali untuk menjelaskan kebolehan hal tersebut.


Nabi  ketika sujud mendahulukan kedua lutut sebelum tangan. Beliau sujud di


atas tujuh anggota badan: wajah, dua tangan, dua lutut dan dua ujung kaki.


Menempelkan kening dan hidung ke tempat sujud. Dan mengangkat kedua sikut


(menjauhkannya dari lantai) dan membuka kedua lengan atas (melebarkanya).


Mengangkat perutnya dari kedua pahanya (tidak menempelkanya), dan demikian


pula mengangkat pahanya dari betisnya (tidak menempelkannya). Menegakkan


telapak kakinya dan bertumpu dengan keduanya dengan menjadikan jari-jemari


kakinya mengarah ke kiblat sedangkan bagian dalamnya menempel kelantai.


Bertumpu juga dengan kedua tangannya, membuka telapak tangannya dengan


merapatkan jari-jemarinya mengarahkan ke kiblat dan meletakkannya setentang


dengan bahu, atau kening, atau bagian telinga; semua itu termasuk sunnah.


Nabi  melarang orang yang shalat menempelkan lengannya (sikutnya) ke lantai


seperti anjing yang berbaring.


Ketika sujud membaca:


    


[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.


Artainya:


"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."


Disukai juga membaca:


        


[Subhaanakallahumma rabbanaa wa bihamdika, allahummaghfirlii]


Artinya:


"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah


ampunilah aku."


 ١٠


 Dan mengucapkan:


      


[Subbuuhun qudduusun robbul malaaikati warruuhi]


Artinya:


"Tuhan yang Maha Suci, Tuhan para malaikat dan Jibril."


Nabi  menganjurkan untuk memperbanyak doa ketika sujud. Beliau melarang


membaca al-Qur'an ketika rukuk dan sujud, juga melarang tergesa-gesa, beliau


memerintahkan untuk tuma'ninah (tenang).


19- Kemudian mengangkat kepalanya seraya bertakbir dan duduk baina


sajdatain (duduk di antara dua sujud). Sesekali Nabi mengangkat kedua


tanggannya bersamaan dengan takbir. Membentangkan kaki kirinya dan duduk


di atasnya. Menegakkan kaki kanannya, dan meletakkan kedua tangannya di


pahanya dengan membuka telapak tangannya.


Terkadang Nabi  duduk ittiqa yaitu menegakkan kedua telapak kakinya (dan


duduk diatas tumit).


Tidak ada riwayat yang falid bahwa beliau mengingsyaratkan telunjuknya ketika


duduk diantara dua sujud. Mungkin saja Nabi  melakukan sesekali untuk


menjelaskan kebolehannya.


Dan membaca:


          


[Robbighfirlii warhamnii, warfa'nii wahdinii, wa 'aafinii warzuknii]


Artinya:


"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri


aku keafiatan dan beri aku rizki."


Terkadang membaca:


       


[Robbighfirlii, robbighfirlii]


Artinya:


"Tuhanku ampuni aku, Tuhanku ampuni aku."


Nabi  memperlama posisi ini hingga ada yang berkata, "Nabi lupa." Dan beliau


melarang meringankannya.


20- Kemudian sujud yang kedua sambil bertakbir dan melakukan seperti yang


dilakukan pada sujud yang pertama.  


Dengan demikian selesailah rakaat pertama.


 ١١


 21- Kemudian bangkit sambil bertakbir, bertumpu kepada dua lututnya bukan


ke lantai. Melakukan rakaat kedua seperti pada rakaat pertama tanpa takbiratul


ihram, bacaan istiftah dan ta'awudz [a'uzubillah…].


22- Tidak ada riwayat yang falid bahwa Nabi  duduk itrirahat setelah rakaat


pertama atau setelah rakaat ketiga3 kecuali diakhir hayatnya, dan itu memiliki


kemungkinan-kemungkinan.


23- Kemudian melakukan pada rakaat kedua apa yang dilakukan pada rakaat


pertama, hanya saja lebih singkat.


24- Kemudian duduk tasyahud awal setelah rakaat kedua. Jika shalatnya


memiliki dua tasyahud; semisal zuhur, ashar, maghrib dan isya, duduk dengan


iftirosy seperti duduk di antara dua sujud (menegakkan telapak kaki kanan dan


duduk di atas kaki kiri).


Kemudian membaca tasyahud awal:


                 


              


[Attahiyaatu lillah, wassholawaatu watthoyyibaat, assalaamu alaikum


ayyuhannabiyyu warohmatullahi wabarokaatuh, assalamu 'alainaa wa 'alaa


'ibaadillaahis sholihiin, asyhadu al laa ilaaha illallah wa asyhadu anna


muhammadan 'abduhu warosuuluhu]


Artinya:


"Segala penghormatan untuk Allah, demikian pula setiap shalat dan kebaikan


kebaikan. Kesejahteraan terlimpah atasmu, wahai Nabi, juga rahmat serta


berkah-Nya. Kesejahteraan semoga telimpah atas kami dan hamba-hamba Allah


yang soleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disebah selain


Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah."


Nabi  membuka telapak tangan kirinya dan meletakkannya dipaha kirinya.


Beliau mengepalkan tangan kanannya kecuali jari telunjukknya dan memberi


isyarat dengan telunjuk itu ketika disebut nama Allah atau dalam dua


tasyahudnya. Terkadang beliau mengepalkan kelingking dan jari manis dan


membuat lingkarang dengan jari tengah dan jempol serta mengangkat


telunjuknya.


Nabi  melarang iq'aa (bersimpuh) seperti anjig, yaitu seseorang menempelkan


pantatnya ke lantai dan menegakkan telapak kakinya dengan meletakkan


tangannya kelantai seperti bersimpuhnya anjing. Iq'aa yang dibolehkan adalah


ketika duduk di antara dua sujud.


Nabi  meringankan tasyahud pertama ini, sampai-sampai seakan beliau duduk


di atas batu yang panas.


25- Kemudian bangkit bertakbir dengan mengangkat kedua tangan untuk rakaat


ketiga. Bangkit dengan bertumpu kepada lututnya bukan kepada lantai.


                                                 


3 Duduk sejenak ketika akan bangkit berdiri setelah sujud kedua.


 ١٢


 26- Kemudian membaca surat al-Fatihah dan tidak membaca sesuatupun


setelahnya, karena tidak ada riwayat yang falid bahwa Nabi  membaca sesuatu


setelahnya.


Kemudian melanjutkan kepada rakaat keempat dan melakukan seperti yang


dilakukan pada rakaat ketiga. Meringankan dua rakaat terakhir (rakaat ketiga


dan keempat) dari dua rakaat pertama.


27- Setelah rakaat keempat pada shalat Zuhur, Ashar dan Isya atau rakaat


ketiga pada shalat Maghrib atau rakaat kedua pada shalat (yang hanya dua


rakaat) seperti Subuh, jumu'ah dan 'Id, kemudian duduk untuk tasyahud akhir.


Membaca bacaan tasyahud awal lalu membaca shalawat nabi:


                     


              


[Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad, kamaa shollaita


'alaa Ibroohiim wa 'alaa aali Ibroohiim innaka hamiidun majiid, wabaarik 'alaa


Muhammad wa'alaa aali Muhammad, kamaa baarokta 'alaa ibroohiim wa'alaa


aali Ibroohiim innaka hamiidun majiid]


Artinya:


"Wahai Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana


Engkau memberi rahmat kepada keluarga Ibrohim dan keluarganya,


sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah keberkahan


kepada keluarga Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau


memberkahi Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi


Maha Mulia."


Nabi  terkadang duduk tasyahud dengan tawaruk, yaitu menempelkan pantat


kiri ke lantai dan mengeluarkan kaki (kirinya) dari satu sisi dengan


menjadikannya berada dibawah paha dan betis kanannya. Menegakkan telapak


kaki kanan dan kadang membaringkannya. Tangan kirinya menggenggam lutut


kiri bersandar kepadanya.


28- Jika telah selesai dari tasyahud akhir hendaknya meminta perlindungan dari


empat hal dengan membaca:


                       


   


[Allahumma innii a'uudzubika  min 'adzaabi jahannami wamin 'adzaabil qobri


wamin fitnatil mahyaa walmamaati wa min syarri fitnatil masiihiddajjaal]


Artinya:


"Ya Allah, aku berlindung denganmu dari azab neraka janannam, dari azab


kubur, dari fitnah (cobaan) orang-orang yang masih hidup dan yang telah mati,


dan dari fitnah (cobaan) Dajjal"


29- Kemudian berdoa untuk dirinya sebelum salam. Diantara doa yang


disyari'atkan oleh Nabi :


 ١٣              


   


[Allahumma innii dzolamtu nafsii dzulman katsiiron wa laa yaghfiru dzunuuba


illa anta, faghfirli maghfirotan min 'indika, warhamnii innaka antal


ghafuururrohiim]


Artinya:


"Ya Allah, sesungguhnya aku banyak mendzalimi diriku, dan tidak ada yang


dapat mengampuni dosa selain Engkau, maka ampunilah dosa-dosaku dengan


pengampunan dari-Mu, rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Maha


Pengampun lagi Maha Penyayang."


Diantara doanya yang lain:


      


[Allahumma haasibnii hisaaban yasiiron]


Artinya:


"Wahai Allah, hitunglah aku dengan perhitungan yang mudah."


Meminta kapada Allah surga dan meminta perlindungan dari neraka. Serta doa


doa lain yang falid dari Nabi .


30- Kemudian menutup shalatnya dengan salam sambil menoleh ke kanan


seraya mengucapkan:


     


[Assalaamu alaikum warahmatullah]


Artinya:


"Keselamatan dan rahmat Allah atas kalian."


Hingga telihat pipi kanannya. Dan menoleh ke sebelah kirinya demikian pula,


dengan menambah:     [Wabarokaatuh]


Artinya:


"Dan berkah Allah."


Demikian yang diriwayatkan dalam sebuah hadits. Bisa jadi beliau


mengucapkannya sekali untuk menjelaskan kebolehannya.


31- Setelah salam lalu beristighfar (mengucap 'astaghfirullah') sebanyak tiga kali


kemudian mengucapkan:


            


[Allahumma antassalaam wa minkassalaam tabaarokta yaa dzaljalaali wal


ikraam]


 ١٤


 Artinya:


"Wahai Allah, Engkau pemberi keselamatan dan dari-Mu keselamatan, Maha


suci Engkau, Wahai zat pemilik keagungan dan kemuliaan."


Dibaca sebelum menghadap kepada makmum jika dia sebagai imam, dan tetap


menghadap kiblat selama membaca bacaan di atas.


32- Kemudian merubah posisi menghadap kepada makmum. Nabi paling sering


berputar kearah kanan dan terkadang kesebelah kirinya.


33- Nabi mensyari'atkan kepada umatnya zikir setelah shalat, diantaranya:


                   


[Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahulmulku walahulhamdu wahua


'ala kulli syai in qodiir]  


Artinya:


"Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah semata yang tidak ada sekutu


bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan, miliknya segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas


segala sesuatu."


                              


          


[Laa haula walaa quwwata illa billaah, laa ilaha illallah walaa na'budu illaa


iyyaahu lahunni'matu walahulfadhlu walahutstsanaa ulhasan, laa ilaaha illallah


mukhlishiina lahuddiin walau karihal kaafiruun]


Artinya:


"Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Tiada Ilah (yang


berhak disembah) selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya.


Hanya milik-Nya kenikmatan, karunia, dan pujian yang baik. Tiada Ilah (yang


berhak disembah) selain Allah, (dengan) memurnikan ibadah kepada-Nya


meskipun orang-orang kafir tidak suka."


                


[Allahumma laa maani'a limaa a'thoita walaa mu'thia limaa mana'ta, walaa


yanfa'u dzaljaddi minkaljaddu]


Artinya:


"Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak


ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah. Dan kekayaan (nasib baik)


tidak berguna untuk (mencegah azab) dari-Mu."


Kemudian membaca:   [subhanallah] 33x,   [alhamdulillah] 33x dan


  [allahu akbar] 33x dan menggenapi seratus membaca:  


 ١٥


                  


[Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahulmulku walahulhamdu wahua


'ala kulli syai in qodiir]


Artinya:


"Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah semata yang tidak ada sekutu


bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan, miliknya segala puji, dan Dia yang Mahakuasa


atas segala sesuatu."


Lalu membaca ayatul Kursi berikut:


 


[Allaahu laa ilaaha illa huwal hayyulqoyyuum laa ta'khudzuhu sinatuw walaa


naum lahu maa fiissamaawaati wamaa fil ardhi man dzal ladzii yasyfa'u 'indahu


illa bi idznih ya'lamumaa baina aidiihim wamaa kholfahum walaa yuhiituuna


bisyai in min'ilmihii illa bimaa syaa wasi'a kursiyyuhus samaawaatiwal ardhi


walaa ya uuduhuu hifzuhumaa wa huwal 'aliyyul 'adziim]


Artinya:


"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal


lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.


Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi


syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan


mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu


Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya." (QS.al-Baqarah: 255).


Surat al-Ikhlas:





[Qulhuwallaahu ahad, Allaahush shomad, lamyalid walam yuulad, walam yakul


lahuu kufuwan ahad]


Artinya:


“Katakanlah (Muhammad)! 'Dia Allah, Yang Mahaesa. Allah tempat meminta


segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakan dan tidak ada


sesuatu yang setara dengan Dia'.” (QS.al-ikhlas: 1-4)





[Qul a'uudzubirobbil falaq, min syarri maakholaq, wamin syarri ghoosiqin idzaa


waqob, wamin syarrin naffastsaati fiil 'uqod, wamin syarri haasidin idzaa hasad]


“Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari


kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah


gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup


pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia


dengki'.” (QS. al-Falaq: 1-5)


 


Surat an-Nas:


 


[Qul a'uudzubirobbinnaas, malikinnaas, ilaahinnaas, min syarri waswaasil


khannaas, al ladzi yuwaswisufii suduurinnaas, minaljinnati wannaas]


Artinya:


“Katakanlah, 'aku berlindung kepada Tuhan-nya manusia, Raja manusia,


Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang


membisikan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan


manusia'.” (QS. an-Nas:1-6)


Ayat-ayat di atas dibaca setiap selesai shalat. Disukai mengulanginya sebanyak


tiga kali setelah shalat subuh dan maghrib.


34- Nabi  mensyari'atkan kepada umatnya untuk melakukan shalat nawafil


(shalat sunnah) sebelum dan sesudah shalat fardu. Diantaranya shalat rawaatib


4. Beliau bersabda,


                


"Siapa yang shalat sunnah dua belas rakaat sehari semalam, akan Allah bangun


untuknya rumah di syurga."  


Berikut shalat-shalat sunnah tersebut: - 2 rakaat sebelum shalat subuh. - 4 rakaat sebelum shalat zuhur dan 2 rakaat setelahnya.


                                                 


4 Shalat sunnah sebelum dan sesudah shalat fardu.


- 2 rakaat setelah shalat maghrib. - 2 rakaat setelah shalat isya.


Disukai melakukan shalat 4 rakaat sebelum ashar, 2 rakaat setelah maghrib dan


2 rakaat setelah isya. Telah falid riwayat dari Nabi  yang menunnjukkan akan


hal itu.


Nabi  


menganjurkan untuk berkesinambungan melakukan shalat sunnah


semampunya seperti shalatul lail (shalat malam), dhuha, shalat tarawih dibulan


Ramadhan dan shalat-shalat lain yang memang shahih/falid dari Nabi .


35- Wanita melakukan semua yang dilakukan laki-laki dalam shalatnya, tidak


ada pengecualian kecuali dalam beberapa perkara; seperti masalah menutup


aurat, masalah bacaan, laki-laki mengeraskan bacaannya dalam shalat jahriah


sedangkan wanita tidak.  


Demikianlah yang dapat terkumpul dari tatacara shalat nabi  


sejak takbi


hingga salam sebagaimana yang falid/shahih dari Nabi . Beliau telah bersabda,


"Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat."


Dan Nabi  mengabarkan bahwa shalat adalah penghibur diri dan penenang


jiwanya.


Hendaknya seorang muslim menjaga shalatnya sebagaimana yang telah


didiajarkan, hingga menjadi cahaya baginya dan keselamatan pada hari kiamat


dengan izin Allah.


Wallahu a'lam


Shalawat dan salam tercurah atas Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.


١٧



Tulisan Terbaru

Syarat-Syarat Orang Y ...

Syarat-Syarat Orang Yang Meruqyah Dan Yang Diruqyah

Syarah Makna Salah Sa ...

Syarah Makna Salah Satu Asmaul Husna (As-Syafi)