Artikel




Pelajaran Dari Surat al-Kautsar 


Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam 


semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam . 


Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan 


benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada 


sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad 


Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya. 


Amma ba'du: 


Satu lagi, diantara surat-surta pendek yang sering kita 


dengar dan baca, yang mengharuskan kita untuk lebih paham makna 


dan kandungannya, serta mengetahui hukum dan pelajaran yang 


tersirat didalamnya ialah surat al-Kautsar. Dan kajian kita kali ini 


ialah berkaitan dengan tafsir surat ini.  


Allah tabaraka wa ta'ala memulia surat ini dengan berfirman: 





"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang 


banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. 


Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dia lah yang 


terputus". (QS al-Kautsar: 1-3). 


 





Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Ahmad sebuah hadits dari Anas 


bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan: "Pernah suatu 


ketika Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam tidur ringan (seperti 


kantuk), kemudian beliau mengangkat kepalanya sembari 


tersenyum. Lalu beliau ditanya oleh para sahabat: "Kenapa anda 


tertawa, wahai baginda Rasul? Maka Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa 


sallam menjawab:  





"Sesungguhnya barusan turun padaku wahyu yang membawa surat. 


Kemudian beliau membaca: "Bismillahirahmanirahim: 


"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang 


banyak". sampai akhir surat. Lalu beliau bertanya: "Tahukah kalian 


apa itu al-Kautsar? Mereka menjawab: "Allah Shubhanahu wa 


ta’alla dan Rasul -Nya yang lebih mengetahui.  


Beliau bersabda: "Dia adalah sungai yang telah Allah Shubhanahu 


wa ta’alla anugerahkan kepadaku di dalam surga. Didalamnya ada 


kebaikan yang sangat banyak, yang akan didatangi oleh umatku 


kelak pada hari kiamat. 


Bejana untuk minum darinya sebanyak bintang dilangit. Akan ada 


seseorang yang diusir dikalangan mereka. Maka aku berkata: 


"Wahai Rabbku, sesungguhnya dia pengikutku! Dikatakan padaku: 


"Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka perbuat 


dari perkara baru (dalam agama) setelahmu". HR Muslim no: 400. 


Ahmad 19/54-55 no: 11996. 


Tafsir ayat: 


Allah ta'ala memulai surat -Nya ini dengan firman -Nya: 





 "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak". (QS al


Kautsar: 1). 


Al-Kautsar dalam etiomologi bahasa arab bermakna 


kebaikan yang sangat banyak. Artinya kalau Nabi Muhammad 





Shalallahu ‘alaihi wa sallam dianugerahi oleh Allah ta'ala kebaikan 


yang sangat melimpah baik didunia maupun diakhirat nanti. 


Diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, 


manakala menafsirkan ayat diatas beliau mengatakan: "Al-Kautsar 


ialah kebaikan yang banyak, yang telah diberikan oleh Allah ta'ala 


kepadanya". 


Abu Bisyr menjelaskan: "Aku berkata kepada Sa'id: 


"Sesungguhnya orang-orang mengira bahwasannya Nabi memiliki 


sungai didalam surga? Maka Sa'id menjawab: "Sungai yang berada 


didalam surga adalah dari kebaikan yang dianugerahkan oleh Allah 


Shubhanahu wa ta’alla  kepada beliau". HR Bukhari no: 6578. 


Dalam haditsnya Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, 


dijelaskan bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam 


bersabda: 








"Manakala aku berjalan-jalan ditengah surga, aku mendapati 


sebuah sungai yang dikelilingi oleh kubah yang berlekuk, yang 


mencurahkan air sangat banyak. Lantas aku bertanya pada Jibril: 


"Sungai apakah ini, wahai Jibril? Dia menjelaskan: "Ini adalah al


Kautsar yang telah diberikan oleh Allah kepadamu". Maka aku 


dapati tanahnya atau wanginya –perawi Hudbah merasa ragu- 


minyak kesturi". HR Bukhari no: 2300. 


 


Sedang dalam riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi dijelaskan 


dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata: "Rasulallah 


Shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: 





"Al-Kautsar adalah sungai didalam surga yang terbuat dari emas, 


tempat mengalirnya dari batu permata dan ya'qut, sedang tanahnya 


lebih harum dari minyak kesturi, airnya lebih manis dari madu, dan 


lebih putih dari pada salju". HR Ahmad 9/257 no: 5355. at-Tirmidzi 


no: 3361. Beliau berkata Hadist hasan shahih. 


 


Dan al-Kautsar ini akan mengalirkan dua pancuran ke dalam 


telaganya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, yang kelak 


pada hari kiamat akan didatangi orang-orang beriman dan 


meminum airnya. Hal itu, berdasarkan haditsnya Abu Dzar yang 


 





diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya. Diriwayatkan 


bahwa Abu Dzar menceritakan: "Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 


‘alaihi wa sallam tatkala disebut disisi beliau tentang telaga, beliau 


bersabda: 





"Mengalir kedalamnya dua saluran air dari surga. Yang barangsiapa 


meminum darinya tidak akan merasa haus selama-lamanya". HR 


Muslim no: 2300. 


 


Al-Hafidh Ibnu Hajar menjelaskan: ''al-Kautsar adalah 


sungai didalam surga, yang airnya akan mengalir sampai bermuara 


pada telaga Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam". 0F


 1 


Selanjutnya Allah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menggandeng dua 


ibadah yang agung, setelah disebutkan sebelumnya tentang 


kenikmatan yang diberikan padanya, lantas Allah Shalallahu ‘alaihi 


wa sallam menyuruh beliau dengan firman -Nya: 


          


1 . Fathul Bari 11/466. 


 





"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah".(QS al-Kautsar: 


2). 


Maksudnya sebagaimana telah diberikan padamu 


kenikmatan yang sangat banyak didunia dan akhirat, salah satunya 


adalah sungai yang tadi telah kita jelaskan sifatnya dimuka. Maka, 


sekarang ikhlaskan lah untuk Rabbmu di dalam mengerjakan sholat 


dan menyembelih, sembahlah Rabbmu semata yang tiada sekutu 


bagi -Nya. Bacalah nama Rabbmu semata yang tidak ada sekutu 


baginya ketika menyembelih, sebagaimana diperintahkan oleh Allah 


ta'ala didalam firman -Nya: 





"Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah 


untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi -Nya; dan demikian itulah 


yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama 


menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS al-An'am: 162-164). 


 


Setelah menyebutkan beberapa pendapat para ahli tafsir tentang 


makna firman Allah ta'ala: "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu 


dan berkorbanlah". (QS al-Kautsar: 2). 


Imam Ibnu Jarir mengemukakan: "Yang benar dalam hal ini 


ialah pendapat ulama yang menyatakan: "Makna ayat tersebut ialah 


jadikanlah sholatmu seluruhnya untuk Rabbmu dengan mengerjakan 


secara ikhlas untuk -Nya semata tidak dikotori dengan menujukan 


pada selain -Nya dari tandingan-tandingan dan sekutu-sekutu Allah 


Shubhanahu wa ta’alla. 


Begitu pula dalam sembilahanmu, peruntukanlah hanya 


untuk -Nya jangan sampai ditujukan pada berhala dan patung, 


dalam rangka mewujudkan rasa syukur kepada -Nya atas karunia 


nikmat yang telah dikaruniakan padamu dari pemuliaan dan 


kebaikan yang tidak ada bandingannya. Terlebih dengan 


dikhususkan untukmu al-Kautsar dalam pemberian".2 Dan di 


khususkan dalam ayat penyebutan dua ibadah agung ini, dikarenkan 


keduanya merupakan ibadah yang paling utama dan bentuk 


pendekatan diri pada Allah Shubhanahu wa ta’alla yang paling 


besar. 


Dalam sholat terkandung ketundukan kepada Allah 


Shubhanahu wa ta’alla dalam hati dan anggota badan, yang 


kemudian merambah untuk merealisasikan ke dalam bentuk ibadah


ibadah lainnya. Dan didalam menyembelih tersimpan makna 


mendekatkan diri kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dengan 


persembahan terbaik yang dimilikinya dari binatang ternak. 


2 . Tafsir ath-Thabari 10/8809. 


10 


 


11 


Ditambah rela untuk mengeluarkan harta yang sudah menjadi tabiat 


hati manusia untuk enggan dan bakhil. 3 


Kemudian Allah ta'ala menutup surat -Nya dengan menegaskan: 





"Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dia lah yang terputus". (QS al


Kautsar: 3). 


 


Maksudnya bahwa orang yang membencimu wahai 


Muhammad, serta membenci apa yang engkau bawa dari petunjuk, 


kebenaran serta bukti-bukti yang jelas  dan cahaya yang terang dia 


lah yang akan terputus. Adapun makna al-Abtar dijelaskan oleh ahli 


bahasa: 'Makna al-Abtar dari manusia, dalam hal ini kalangan kaum 


pria adalah orang yang tidak punya anak keturunan, sedang kalau 


dari binatang adalah yang tidak mempunyai ekor. Dan setiap perkara 


yang terputus kebaikan serta jejaknya maka di termasuk dalam 


makna Abtar". 3F


 4 


Konon, sudah menjadi kebiasan orang Arab, mereka 


menamakan seseorang yang mempunyai anak laki-laki dan 


perempuan kemudian yang laki-laki meninggal, sehingga tinggal 


tersisa yang perempuan dengan istilah Abtar (terputus). Dikisahkan, 


                                                           


3 . Tafsir Ibnu Sa'di hal: 1168. 


4 . Muhktar Shihah hal 40. 


pernah al-Ash sedang berbincang-bincang bersama Nabi 


Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dirinya ditanya oleh 


para pembesar orang-orang Quraisy: "Kamu tadi berdiri bersama 


siapa? Dia menjawab: "Bersama orang yang Abtar (terputus)". 


Hal tersebut, karena Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam 


telah meninggal sebelum anak beliau yang bernama Abdullah dari 


istrinya Khadijah. Maka ketika itu mereka memberi julukan tersebut 


pada beliau, lalu Allah Shubhanahu wa ta’alla menurunkan ayat 


padanya untuk membantah mereka dengan tegas:  





 "Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dia lah yang terputus". (QS al


Kautsar: 3).  


Yakni terputus dirinya dari kebajikan dan penyebutan yang dilakukan 


didunia dan akhirat. Ada sebagian ulama lagi yang mengatakan: 


"Bahwa orang Quraisy, mereka biasa mengatakan bagi siapa saja 


yang ditinggal mati oleh anak laki-lakinya dengan menyebut: 'Si 


fulan telah abtar (terputus)'.  


Maka, tatkala Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam 


ditinggal mati anaknya al-Qosim di Makkah, dan Ibrahim ketika di 


Madinah, mereka mengatakan: "Bahwa Muhammad terputus, tidak 


ada lagi yang akan meneruskan perkaranya setelah kematiannya". 


12 


Maka turunlah ayat ini".5 Diriwayatkan oleh Bazzar dalam musnad 


beliau, sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau 


mengkisahkan: "Ka'ab bin Asyraf pernah datang berkunjung ke kota 


Makkah. Lantas orang-orang Quraisy bertanya padanya: "Engkau 


adalah pemimpin mereka, tidak kah engkau mengetahui orang ini 


yang terputus dan bersikeras bersama kaumnya? Dirinya mengira 


lebih baik dari pada kami. Sedang kami adalah para pengurus 


jama'ah haji, pemberi minum mereka dan pengabdi Ka'bah". Maka 


Ka'ab bin Asyraf menjawab: "Kalian lebih baik dari pada dia". 


Selanjutnya turunlah ayat: 


6





 "Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dia lah yang terputus". (QS al


Kautsar: 3).


 5F


 Al-Hafidh Ibnu Katsir menjelaskan: "Sanad hadits ini adalah 


shahih. Dan ini menegaskan apa yang dulu kami katakan bahwa yang 


dimaksud dengan al-Abtar adalah orang yang terputus penyebutan 


namanya. Mereka mengira, dan ini disebabkan kebodohannya 


bahwa orang yang ditinggal mati anak laki-lakinya akan terputus 


penyebutannya. Sekali lagi maka ini tidak benar, karena sungguh 


5 . Tafsir al-Qurthubi 22/529. 


6 . Mukhtashar Zawaaid al-Bazzar 2/121 no: 1438. Sebagian peneliti 


menyatakan ini adalah riwayat mursal dari Ibnu Abbas. 


13 


 


14 


Allah Shubhanahu wa ta’alla telah melanggengkan penyebutan 


nama beliau. Serta mewajibkan syari'atnya untuk dipegangi oleh 


setiap hamba, dan terus berlangsung sampai tegaknya hari kiamat 


kelak. Semoga shalawat serta keselamatan Allah Shubhanahu wa 


ta’alla curahkan padanya selalu sampai hari pembalasan". 7 Dan 


senada dengan makna ayat ini adalah firman Allah Shubhanahu wa 


ta’alla dalam surat asy-Syarh, Allah ta'ala berfirman: 





"Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu". (QS alam Nasyrah: 4). 


 


Imam Mujahid mengatakan: "Tidaklah nama -Ku disebut 


melainkan namamu menyertainya. Yaitu dalam dua kalimat 


syahadat: 





"Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhak untuk disembah melainkan 


Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah".  


Sedang Qatadah menjelaskan: "Allah Shubhanahu wa ta’alla telah 


mengangkat penyebutannya didunia dan diakhirat, tidaklah ada 


                                                           


7 . Tafsir Ibnu Katsir 14/483. 


seorang khatib tidak pula orang yang mengucapkan syahadat, orang 


yang sedang sholat melainkan mereka menyeru: 





 أ


 "Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhak untuk disembah melainkan 


Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah".


 8


 7F


 Akhirnya kita ucapkan segala puji bagi Allah Shubhanahu 


wa ta’alla Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga Allah 


Shubhanahu wa ta’alla curahkan kepada Nabi kita Muhammad 


Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau serta para 


sahabatnya. 


8


 . Tafsir Ibnu Katsir 14/389. 


15 



Tulisan Terbaru

Perjalanan Hidup SA’D ...

Perjalanan Hidup SA’D BIN MU’ADZ r.a

Kejadian-kejadian pen ...

Kejadian-kejadian penting yang terjadi setelah Fathu Makkah sampai Rasulullah saw. Wafat. Bagian 1 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.

Peperangan Rasulullah ...

Peperangan Rasulullah saw. Bagian 3 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.

Peperangan Rasulullah ...

Peperangan Rasulullah saw. Bagian 1 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.