Artikel




Pelajaran dari Perang Badar 


       Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam 


semoga tercurah kepada Rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada 


ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah semata 


yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa 


Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba 


dan utusanNya. Amma ba'du: 


       Masih berkaitan dengan perang Badar, setelah penjelasan 


singkat tentang keluarnya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam 


bersama sahabatnya ke Badar, maka pembahasan kali ini masih 


ada kaitannya dengan peperangan Badar. Yaitu beberapa ayat 


yang menjelaskan tentang peristiwa tersebut, dimulai dari firman 


Allah azza wa jalla: 


 


 


"(Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat 


dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu 


 





berada di bawah kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan 


(untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak 


sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi 


(Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan 


suatu urusan yang mesti dilaksanakan, yaitu agar orang yang 


binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar 


orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata 


(pula). Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha 


mengetahui. (yaitu) ketika Allah menampakkan mereka 


kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. dan sekiranya 


Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak 


tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan 


berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah 


menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui 


segala isi hati. Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada 


kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah 


sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya 


berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah 


hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. dan 


hanyalah kepada Allahlah dikembalikan segala urusan".  (QS al


Anfaal: 42-44). 


 


Faidah yang terangkum dalam ayat-ayat diatas: 


 


Faidah Pertama: FirmanNya Allah ta'ala: 



 





"(Yaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat 


dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu 


berada di bawah kamu".  (QS al-Anfaal: 42). 


 


Al-'Udwah artinya ialah sisi lembah, sedangkan kafilah yang 


dimaksud adalah kafilah dagangnya Abu Sufyan. Gambaran 


peristiwa yang sangat jelas ini mempunyai beberapa faidah, 


diantaranya: 


 


1. Menjelaskan keadaan orang yang masih jauh, yang tidak 


bisa ikut bersama dimedan pertempuran. Dan gambaran 


semacam ini sangat menakjubkan yang mampu 


menjadikan perkaranya terlihat, seakan dirinya ikut 


menyaksikan.  


2. FirmanNya; ad-Dunya maksudnya dekat dengan 


Madinah, dan al-Qushwa yaitu jauh dari sisi Madinah, 


dengan kata lain mereka lebih dekat ke Makah, adapun 


maknanya bahwa tiap kelompok tersebut bisa untuk 


memutar balik lalu pulang ke negerinya, karena tidak ada 


antara keduanya yang menghalangi untuk melakukan hal 


itu, akan tetapi, bersamaan dengan itu kehendak Allah 


tetap terjadi untuk mempertemukan dua kelompok tadi. 


Allah mengatakan dalam firmanNya: 





"Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang 


batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu 


tidak menyukainya".  (QS al-Anfaal: 8). 


 


Faidah Kedua: FirmanNya Allah ta'ala: 



 





"Sedang kafilah itu berada di bawah kamu".  (QS al-Anfaal: 42). 


 


        Berkata ar-Razi menjelaskan: "Tidak perlu disangsikan lagi 


bahwa pasukannya Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam pada 


awalnya mereka berada pada ketakutan yang sangat, serta lemah, 


disebabkan karena jumlahnya sedikit, dan tidak ada sokongan, 


serta mereka singgah pada tempat yang jauh dari air, mereka 


singgah pada tanah, padang pasir yang membakar telapak kaki 


karena begitu panas.  


       Sebaliknya, orang kafir pada awalnya pada kondisi yang 


sangat kuat, dengan sebab jumlahnya yang banyak, membawa 


peralatan dan persenjataan, dan juga karena mereka dekat 


dengan sumber air, demikian pula tanah yang mereka singgahi 


lebih mendukung karena cocok untuk kaki, sedangkan kafilah 


berada dibelakang mereka, sehingga mereka mengira kalau 


kafilah tersebut akan semakin mendekati mereka sedikit demi 


sedikit. 


       kemudian Allah membalikkan keadaan, dan menjadikan 


kemenangan untuk kaum muslimin dan kekalahan atas orang 


kafir, maka ini menjadi mukjizat terbesar, serta bukti terkuat yang 


membenarkan berita yang dibawa oleh Muhammad shalallahu 


'alaihi wa sallam dari Rabbnya tentang janji pertolongan, 


penaklukan dan kemenangan itu".  


 


Faidah Ketiga: FirmanNya Allah ta'ala: 








"Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan 


yang nyata". (QS al-Anfaal: 42). 


 


       Hal itu mengisyaratkan pada makna yang terkandung, yaitu 


bahwa orang-orang yang binasa, mereka binasa setelah mereka 


menyaksikan mukjizat ini, sedangkan kaum mukiminin yang hidup 


setelahnya juga menyaksikan mukjizat yang terang benderang ini, 


maksud dari keterangan yang nyata dalam ayat adalah mukjizat 


ini. 1 


 


Faidah Keempat: FirmanNya Allah tabarakan wa ta'ala: 


2 ] 


 


"Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan 


hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam 


menentukan hari pertempuran itu".  (QS al-Anfaal: 42). 


 


     Ada kemungkinan bahwa maksud dalam persetujuan tersebut 


adalah pada waktu dan tempatnya, atau kemungkinan lain bahwa 


yang dimaksud adalah pada waktu saja, dan pendapat kedua ini 


yang kuat.  


 


Faidah Kelima: FirmanNya Allah ta'ala: 


 


                                                           


1 . Tafsirul Kabir karya ar-Razi 15/168.  


 





"Akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia 


melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan".  (QS al-Anfaal: 


42). 


 


      Didalam potongan ayat ini terambil faidah bahwasannya Allah 


ta'ala mampu untuk melakukan apapun sebelum terjadinya 


perkara tersebut, dan hal itu disebutkan secara jelas dalam 


firmanNya: 


 


"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi".  (QS al-Hadiid: 


22). Dan ini merupakan salah satu dari tingkatan takdir yang wajib 


di imani oleh tiap muslim. 


 


Faidah Keenam: Bahwa mengambil sebab yang dibolehkan 


merupakan perintah yang syari'atkan, dan itu disesuaikan dengan 


konsisi. Dan Allah ta'ala dengan ilmuNya, bisa mengetahui 


perkara yang akan terjadi, namun, Allah tidak melarang mereka 


untuk mengambil faktor yang mereka inginkan.  


 


Faidah Ketujuh:  FirmanNya Allah ta'ala:   


  


"Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan 


yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan 


keterangan yang nyata (pula)".  (QS al-Anfaal: 42). 


 


       Seakan-akan Allah menginginkan jalannya peristiwa 


peperangan, bahwa Muhammad dan para sahabatnya berada 


 





diatas kebenaran, sedangkan orang kafir diatas kebatilan, maka 


hal tersebut sebagai bentuk menegakkan hujah atas mereka serta 


memutus alasan yang mereka berikan.  


 


Faidah Kedelapan: FirmanNya: 





"Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui".  


(QS al-Anfaal: 42). 


 


Dalam ayat ini diambil faidah: 


Pertama: Menetapkan dua nama ini bagi Allah azza wa jalla 


termasuk dari nama-namaNya yang indah yang boleh digunakan 


untuk berdo'a. 


Kedua: Bahwa dua nama yang mulia ini terkandung didalamnya 


dua sifat yang agung yaitu sifat mendengar dan mengetahui. 


 


Faidah Kesembilan: FirmanNya Allah ta'ala: 





"(yaitu) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam 


mimpimu (berjumlah) sedikit".  (QS al-Anfaal: 43). 


 


Dalam ayat ini terkandung beberapa faidah, diantaranya: 


Pertama: Bahwa mimpi yang benar adalah dari Allah azza wa jalla. 


Kedua: Mimpi para Nabi adalah wahyu dari Allah ta'ala. 


Ketiga: Bahwa mimpinya para Nabi itu terjadi manakala mereka 


tertidur bukan dalam keadaan terjaga. 


Akhirnya kita ucapkan segala puji bagi Allah Rabb semesta 


alam. Shalawat serta salam semoga Allah curahkan kepada Nabi 


kita Muhammad, kepada keluarga beliau serta para sahabatnya.  


10 



Tulisan Terbaru

Perjalanan Hidup SA’D ...

Perjalanan Hidup SA’D BIN MU’ADZ r.a

Kejadian-kejadian pen ...

Kejadian-kejadian penting yang terjadi setelah Fathu Makkah sampai Rasulullah saw. Wafat. Bagian 1 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.

Peperangan Rasulullah ...

Peperangan Rasulullah saw. Bagian 3 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.

Peperangan Rasulullah ...

Peperangan Rasulullah saw. Bagian 1 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.