
Merenungi Firman Allah SWT: QS. Al
Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi
Terjemah : Muzaffar Sahidu
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
Merenungi Firman Allah SWT: QS. Al
a arah:
Jika kamu menampakkan sedekah mu, maka itu adalah baik
sekali.( QS. Al-Baqarah: 271)
Segala puji hanya bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, dan aku Bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang
Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad
saw adalah hamba dan utusan-Nya.. Amma Ba’du:
Allah swt berfirman:
Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali.
Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang
fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan
menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Baqarah: 271)
Al-Qurthubi berkata: Sebagian besar ulama berpendapat bahwa ayat
ini tentang shadaqah thathawwu’, sebab menyembunyikannya lebih baik
daripada menampakkannya, begitu juga dengan ibadah-ibadah lainnya,
menyembunyikan ibadah-ibadah sunnah lebih baik guna menghindarkan
terjadinya riya’, bukan seperti ibadah-ibadah wajib”.1
1 Tafsir Al-Qurthubi: 3/332
4
Ibnu Katsir berkata: Ayat di atas adalah dalil yang menjelaskan bahwa
dirahasiakannya shadaqah lebih afdhal daripada ditampakkan, sebab dia
lebih jauh dari riya’, kecuali jika ada kemaslahatan yang lebih kuat, seperti
adanya orang lain yang mengikuti perbuatannya, maka dia lebih baik dilihat
dari sisi ini, jika tidak, maka yang lebih baik adalah merahasiakannya”.2
Perkara ini, memperlihatkan shadaqah, baik bagi orang yang keadaan
keimanannya kuat, niatnya baik serta merasa aman dari riya’, adapun
orang yang keadaannya di bawah ini maka menyembunyikan ibadah
baginya lebih baik”.3
Allah SWT berfirman:
(Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang
orang fakir). Ibnul Qoyyim berkata: Dan renungkanlah pada batasan yang
disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam menyembunyikan shadaqah, yaitu
dengan memberikannya kepada orang yang fakir saja, dan Dia tidak
mengatakan:
(jika kalian menyembunyikannya maka itu lebih baik bagi kalian),
sebab di antara shadaqah tersebut ada yang tidak bisa disembunyikan,
seperti mempersiapkan tentara, membangun jembatan, mengalirkan sungai
atau yang lainnya. Adapun menyembunyikan shadaqah kepada orang-orang
yang fakir berguna untuk menutupi penerima, tidak membuatnya malu di
hadapan orang lain, dengan menempatkannya pada posisi yang
mempermalukan pribadinya, dan menghindarkan prasangka bahwa orang
yang menerima shadaqah adalah tangan di bawah, dan bahwa dia tidak
memiliki apapun, maka dia zuhud dalam bertransaksi dan berjual beli, dan
ini adalah bentuk kebaikan yang melabihi ukurannya, yaitu hanya dengan
bersedekah yang dibarengi dengan keikhlasan…. Sampai akhir apa yang
diucapkannya”.
2 Tafsir Ibnu Katsir: 1/322
3 Tafsir Qurthubi: 3/333
5
Dan Nabi Muhammad SAW telah memuji orang yang mengeluarkan
shadaqah secara rahasia dan memuji pelakunya, beliau memberitahukan
bahwa dia adalah salah seorang dari tujuh golongan yang akan diberikan
naungan oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari kiamat, oleh karena
itulah Allah SWT menjadikannya sebagai kebaikan bagi orang yang
menafkahkan hartanya dengan cara rahasia, beliau memberitahukan bahwa
infaq tersebut sebagai penghapus bagi dosa-dosanya. Tidak ada yang
tersembunyi bagi Allah baik perbuatan dan niat kalian sebab Dia Maha
Mengetahui terahadap segala yang kalian perbuat. Dari Abi Hurairah RA
bahwa Nabi bersabda, “Tujuh golongan orang yang akan diberikan naungan
oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari kiamat tidak ada naungan
kecuali naungan Allah”…..di antara yang disebutkan adalah “seorang lelaki
yang bersedeqah dengan sebuah sedeqah lalu dia menyembunyikannya
sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diinfaqkan oleh
tangan kanannya”.4
Dan Nabi menyebutkan golongan lain yang berhak mendapat penghargaan,
yaitu orang yang menyebut nama Allah pada waktu sendiri kemudian air
matanya berlinang.
Dari Mu’adz RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang yang
membaca Al-Qur’an secara terang-terangan sama seperti orang yang
bersedeqah secara terang-terangan, dan orang yang membaca Al-Qur’an
secara rahasia sama seperti orang yang bersedeqah secara rahasia”.5
Dari Abdullah bin Ja’far bahwa Nabi bersabda, “Shadaqah yang dikerjakan
secara rahasia akan memadamkan kemurkaan Allah”.6
Al-Iz bin Abdus Salam tentang keberagaman tingkatan nilai keutamaan
dalam menyembunyikan dan menampakkan ketaatan: Jika dikatakan:
Apakah menyembunyikan shadaqah lebih utama dari pada
menampakkannya, sebab dengan cara demikian akan menjauhkan
seseorang dari riya atau tidak?. Jawabannya adalah ketaatan itu terbagi
atas tiga kelompok:
4 HR. Bukhari: 1/440 no: 1423 dan shahih Muslim: 2/715 no: 1031
5 Sunan Abu Dawud: 2/38 no: 1333
6 Al-Mu’ajmu Shagir li Tabrani 2/95 dan dishahihkan oleh Al-Bani di dalam shahihul jami’
no: 3759
6
Pertama: Di antaranya ada ibadah yang pelaksanaannya disyari’atkan
secara terang-terangan, seperti azan, iqomah, takbir dan menjaharkan
bacaan pada waktu shalat, khutbah-khutbah agama, amar ma’ruf nahi
mungkar, mendirikan shalat jum’at dan shalat berjama’ah dan yang
lainnya. Ibadah seperti ini tidak mungkin disembunyikan, dan jika orang
yang melakukannya khawatir terhadap riya’ maka dia harus berusaha
menolaknya sehingga keikhlasan menyertai niatnya, sehingga dia
mengerjakannya dengan ikhlas sebagaimana yang diperintahkan, maka
dengan demikain dia mendapatkan pahala atas perbuatannya dan pahala
seorang yang bersungguh-sungguh karena terdapat kemaslahatan sosial.
Kedua: Ibadah yang jika dirahasiakan akan lebih baik daripada dikerjakan
secara terang-terangan, seperti merahasiakan bacaan pada waktu shalat
dan merahasiakan bacaannya, maka merahasiakan ibadah yang seperti ini
lebih baik daripada menegerjakannya secara terang-terangan.
Ketiga: Ibadah yang terkadang dikerjakan secara terang-terangan atau
dirahasiakan pada yang lain, seperti shadaqah, maka jika dia khawatir riya’
terhadap dirinya atau diketahui bahwa dia orang yang suka riya’ maka
menyembunyikannya lebih baik daripada menampakkannya, berdasarkan
firman Allah SWT:
(Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang
orang fakir) sampai akhir komentarnya……”.7
Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa sebaiknya bagi orang yang
beriman untuk menyembunyikan amal shalehnya dari pandangan orang
lain, kecuali amal yang disyari’atkan pengerjaannya secara terang-terangan,
maka orang yang berbuat karena Allah maka amal ibadanya tidak akan
tersembunyi dari pandangan Allah, dan Dia akan memberikan balasan yang
lebih baik baginya. Allah SWT berfirman:
7 Qowa’idul Ahkam: 1/152
7
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat
pekerjaanmu itu”, QS. Al-Taubah: 105
Dan hendaklah seorang hamba menyadari bahwa pandangan manusia
terhadap amalnya tidak akan memberikan manfaat apapun bagi dirinya
bahkan bisa memudharatkannya jika dia menyukai hal yang demikian itu.
Dan diantara petunjuk para salafus sholeh adalah menyembunyikan
amal kebaikan mereka, hal tersebut karena kesempurnaan ikhlas mereka
dan kebersihan niat mereka.
Abi Qotadah RA bahwa Nabi Muhammad berkata kepada Abu Bakar: Aku
melewatimu dan engkau sedang shalat dan engkau merendahkan suaramu”
Umar berkata: Aku telah memperdengarkan Zat yang aku bermunajat
kepada-Nya wahai Rasulullah!.8
Disebutkan Al-Dzahabi di dalam kitab siar A’lamun Nubala’ bahwa Ali bin
AL-Husain membawa roti pada waktu malam, dia memberikannya kepada
orang miskin pada kegelapan malam, dan dia berkata: Sesungguhnya
bersedeqah pada kegelapan malam akan memadamkan amarah Allah.
Muhammad bin Ishak berkata: Sebagian masyarakat Madinah hidup,
namun mereka tidak mengetahui dari manakah sumber penghidupan
mereka, lalu pada saat Ali bin Al-Husain meninggal maka mereka
kehilangan apa yang telah mereka dapatkan pada waktu malam, maka
sebagian mereka berkata: Kami tidak kehilangan shadaqah secara rahasia
sehingga Ali meninggal.9
Dan disebutkan oleh Al-Mundzir bin Sa’id dari seorang budak wanita
milik Al-Rabi’ bahwa seseorang masuk ke dalam kamarnya dan di dalam
kamar itu terdapat mushaf maka diapun menutupnya”.10
Disebutkan oleh Ibnul Jauzi bahwa Dawud bin Abi Hind berpuasa selama
sepuluh tahun dan keluarganya tidak mengetahuinya, dia membawa bekal
makan siangnya lalu keluar menuju pasar dan dia mensedekahkannya di
jalan, orang-orang di pasar mengira kalau dia telah makan di rumah dan
keluarganya di rumah mengira kalau dia telah makan di pasar.
8 Sunan Abu Dawud: 2/37 no: 1329
9 Siar A’lamun Nubala’: 4/386
10 Siar A’lmun Nubala’: 4/260
8
Syafi’I rahimahullah berkata: Aku menginginkan jika manusia
mempelajari ilmu ini dan mereka tidak menisbatkan apapun dari ilmu
tersebut kepadaku”.11
Al-Hasan berkata: Sesungguhnya seseorang menghafal seluruh Al
Qur’an namun tidak seorangpun dari manusia mengetahui, terkadang
seseorang memahami fiqih secara dalam namun tidak seorangpun
menyadari (kalau dia memiliki kepahaman yang dalam), dan terkadang
seseorang shalat dengan shalat yang panjang dan dia mempunyai tamu
yang banyak namun mereka tidak mengetahui perbuatannya, aku telah
hidup bersama kaum di mana tidaklah ada amal baik di muka bumi ini
yang sanggup dikerjakan secara rahasia (maka mereka mengerjakannya
secara rahasia) dan selamanya tidak menjadi amal yang dipertontonkan,
dahulu kaum muslimin bersungguh-sungguh dalam berdo’a namun tidak
terdengar dari mereka suara apapun, dia hanya bisikan antara dirinya dan
Tuhannya, sebab Allah SWT berfirman:
ﺔﻴﻔﺧ ﺗ ﻢ ﻮﻋ
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. QS. Al-A’raf: 55
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, semoga shalawat
dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW dan
kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
11 Jami’ul ulum wal hikam: 1/310