Artikel




Merenungi Firman Firman Allah Swt:    





Dr. Amin Abdullah Asy-Syaqawy 


 


Terjemah : Muzaffar Sahid Mahsun 


 


Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 



 





Merenungi Firman Firman Allah Swt  





Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, dan 


aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya 


kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi 


bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Wa Ba’du: 


Kita akan merenungi sebuah firman Allah di dalam Al-Qur’an: 





26.  Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan 


kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari 


orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki 


dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala 


kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. QS. Ali 


Imron: 26 


Allah swt mengatakan: Katakan wahai Muhammad dengan mengagungkan 


Tuhanmu dan bersyukur kepadaNya serta menyerahkan segala 


urusankepadaNya juga bertawakkal atasNya: Ya Allah Tuhan yang memiliki 


semua kekuasaan. Al-Mulk (kekuasaan) maksudnya adalah kenabian, dikatakan 


pula al-mulk bermakna kemenangan, pendapat yang lain mengatakan: 


penguasaan terhadap harta dan budak. Pendapat yang benar yang dikuatkan 


oleh sebagian ulama ilmu tafsir adalah bahwa makna al-mulk adalah umum 


mencakup segala sesuatu yang termasuk di dalam makna al-mulk tanpa ada 


pengkhsusan. Maka firman Allah yang mengatakan:  





Maksudnya adalah Engkaulah yang memberi dan Engkaulah 


yang mencegah dan Engkaulah Tuhan yang apabila berkehndak 


maka pasti terwujud dan apapun yang tidak Engkau kehendakai 


maka dia terwujud, Engkulah Tuhan yang mengataur makhlukMu 


dan berbpuat padanya apapun yang Engkau kehendaki. 


Ibnu Katsir Rahimhullah berkata: Allah Ta’ala telah membantah orang


orang kafir yang menghakimi Allah dalam urusanNya di mana Allah mengatakan 


pada saat orang-orang kafir:  


 4





31.  Dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran Ini tidak diturunkan kepada seorang 


besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?". QS.Al-Zukhruf: 31 


Termasuk orang-orang kafir ini adalah Al-Walid bin Mugiroh dan yang lainnya. 


Maka Allah membantah mereka dengan mengatakan: 


Οδ& βθϑ¡)ƒ MΗq‘ 7/‘ 4   


32.  Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? QS. Al-Zukhruf: 32 


Maksudnya adalah apakah mereka sebagai penyimpan perbendaharaan rahmat 


Allah, dan mereka yang mengaturnya sehingga mereka memberikan kenabian 


dan risalah kepada siapapun yang mereka kehendaki dan mencegahnya dari 


orang-orang yang mereka kehendaki. Sesungguhnya Kami (Allah) berbuat pada 


apa yang telah kami ciptakan apapun yang Kami kehendaki dan tidak ada yang 


mencegah serta menolaknya. Kami memiliki  hikmah dan hujjah yang sempurna. 


Demikianlah menganugrahkan kenabian kepada siaipapun yang mereka 


kehendaki. Allah swt berfirman: 





124.  Allah lebih mengetahui di mana dia menempatkan tugas kerasulan. QS. Al


An’am: 1241 


Allah swt berfirman:  





26.  di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa 


atas segala sesuatu. QS. Ali Imron: 26 


Syekh Abdurrahman As-Sa’di berkata: Segala kebaikan berasal arimu dan tidak 


seorangpun yang bias mendatangakan kebaikan dan kebijakan kecuali Allah. 


Adapun keburukan maka tidak boleh disandarkan kepada Allah baik sebagai 


sifat atau naman dia termasuk di dalam apa yang menjadi obyeknya 


kehendakNya dan tergolong di dalam qodho’ dan qodarNya. Maka kebaikan dan 


keburukan teramsuk di dalam cakupan qodho’ dan qodar Allah, sebab tidak ada 


sesautu apapun yang terjadi di dalam kekuasaan Allah kecuali apa yang 


dikehendakiNya, namun suatu keburukan tidak disandarkan kepada  Allah. 


Maka tidak dikatakan: Di tanganMu kebaikan dan keburukan namun yang 


seharusnya adalah di tanganMu seluruh kebaikan. Sebagaimana yang dikatakan 


oleh Allah dan RasulNya”.2 


Diriwayatkan dari Ali BIN Abi Thalib bahwa Rasulullah saw berdo’a pada saat 


beliau mendirikan shalat malam:  





Semua kebaikan berada di tanganMu dan semua keburukan tidak disandarkan 


kepadaMu”.3 


Hal ini dilakukan sebagai wujud adab terhadap Allah. 


Di antara pelajaran yang bias dipetik dari dua ayat di atas adalah: 


                                                 


1 Tafsir Ibnu Katsir: 1/356 


2 Tafsir Ibnu Sa’di: hal: 104 


3 Shahih Muslim: 1/535 no: 771 


 5


 Pertama: Apa yangdisebutkan oleh Ibnu Katsir di dalam tafsirnya yang 


menyatakan bahwa di dalam ayat tersebut terdapat peringatan dan petunjuk 


untuk mensyukuri nikmat Allah swt yang telah diberikan kepada Rasulullah saw 


dan kepada umat ini; sebab Allah merubah jalur silsilah kenabian dari 


keturunan Bani Isro’il kepada Bangsa Arab, dari suku Quraisy, yang tidak bias 


membaca dan menulis, berasal dari Mekkah serta sebagai penutup seluruh nabi 


secara mutlak. Balau saw adalah utusan Allah kepada seluruh jin dan manusia, 


Allah telah emngumpulkan pada diri beliau kebaikan para nabi sebeleumnya dan 


mengistimewakannya dengan sifat yang tidak pernah diberikan kepada seorang 


nabi atau rasul, dari ilmu kepada Allah dan syari’atNya serta penyingkapan 


beliau tentang hal-hal yang gaib baik yang terdahulu maupun yang akan dating, 


sebagaimana beliau juga menyingkap perkara-perkara akherat, tersebarnya 


umat beliau ke seluruh penjuru baik barat atau timur, dan Allah menampakkan 


agama yang beliau bawa atas seluruh agama dan syari’at. Semoga Allah 


menyampaikan shalat dan salamnya kepada beliau selamanya sehingga hari 


kiamat selama siang dan malam masih saling berganti”.4 


Kedua: Kemuliaan tidak dipinta kecauali dari Allah Ta’ala. Dia dating dengan mentaati Allah dan 


menjauhi bermaksiat kepadanya. Allah swt berfirman: 





10. Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu 


semuanya. kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik[1249] dan amal 


yang saleh dinaikkan-Nya. QS. Fathir: 10 


Allah swt berfirman:  





138.  Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat 


siksaan yang pedih, 


139.  (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman 


penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. apakah mereka mencari 


kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan 


Allah. QS. Al-Nisa’: 138-139 


Allah swt berfirman: 





8.  padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi orang


orang mukmin, QS. Al-Munafiqun: 8 


Dari Abi Sa’id Al-Khudri ra bahwa Nabi saw berkata kepada orang-orang Anshor: 


Tidakkah dahulu kalian adalah orang-orang yang hina lalu Allah memuliakan 


kalian”.5 


                                                 


4 Tafsir Ibnu Katsir: 1/356 


5 Musnad Imam Ahmad: 3/57 dan asalnya adalah dari riwayat as-shahihaini 


 6


 Umar ra berkata: Kita adalah kaum yang telah dimuliakan oleh Allah dengan 


Islam, maka di manapun kita mencari kemuliaan selain Islam maka Allah akan 


menghinakan kita”.6 


Ketiga: Kehinaan yang menimpa manusia disebabkan oleh kemaksiatan mereka 


kepada Allah dan RasulNya. Allah Ta’ala menceritakan tentang Bani Isro’il ketika 


mereka bermaksiat kepada Allah dan RasulNya:  





112. Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka 


berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia[218], 


dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi 


kerendahan. yang demikian itu[219] Karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah 


dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu[220] 


disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. QS. Ali Imron: 112 


Dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi saw bersabda: Aku diutus pada saat hari kiamat 


telah dekat dengan pedang sehingga Allahlah semata yang disembah Yang Maha 


Esa dan tidak ada sekutu bagiNya, dan Dia telah menjadikan rizkiku di bawah 


bayangan tombakku serta dijadikan kehinaan dan kekerdilan pada kaum yang 


menyalahi perintahku, dan barangsiapa yang menyeruapi suatu kaum maka dia 


bukan dari golonganku”.7 


 


Al-Hasan Al Bashri  Rahimhullah berkata: Sesungguhnya sekalipun mereka (para 


pelaku maksiat) diinjak oleh keledai atau digilas oleh kuda-kuda (penarik grobak) –sungguh mereka tidak akan berubah (pent.)- karena hinanya kemaksiatan telah 


melekat di dalam hati mereka. Sungguh, Allah enggan kecuali memberikan 


kehinaan kepada orang yang bermaksiat kepadaNya”.8 


 


Seorang penyair berkata: 


 


Aku melihat dosa-dosa itu mematikan hati 


Dan tenggelam padanya menyebabkan kehinaan 


Meninggalkan dosa akan menghidupakan hati 


Dan lebih baik bagimu untuk meninggalkannya 


 


Keempat: Menetapkan kekuasaan Allah, Allah swt Maha Kuasa atas segala 


sesuatu, tiada seorangpun yang mampu melemahkanNya baik di bumi atau di 


langit, oleh karena itulah disyari’atkan bagi seorang mu’min untuk berdo’a kepad 


Allah dengan kemahakuasaanNya agar dirinya dikaruniakan kebaikan, ditolak 


darinya segala keburukan. Dari Utsman bin Abil –As Tsaqafi  ra bahwa dirinya 


mengadu kepada Rasulullah saw tentang sakit yang dirasakannya pada 


                                                 


6 Mustadrok al-hakim: 1/130 


7 Musand Imam Ahmad: 2/92 


8 Al-Jawabul kafi: hal: 53 


 7


 tubuhnya sejak dia memeluk Islam. Maka Rasulullah saw bersabda: Letakkanlah 


tanganmu pada bagian yang sakit dari tubuhmu dan katakanlah:  





(Aku berlindung kepada Allah dan dengan kekuasaanNya dari kejahatan yang 


aku rasakan dan  khawatirkan”. 9 


Kelima: Keutamaan dan urgrnsi berdo’a kepada Allah. Dan para ulama salaf 


selalu berdo’a dengan mengatakan:  





“Ya Allah muliakanlah diriku dengan ketaatan kepadamu dan janganlah engkau 


menghinakanku dengan bermaksiat kepadaMu”.10 


Maka seyogyanya bagi orang yang beriman untuk berdo’a kepada Allah untuk 


meminta kebaikan dunia  dan akherat. 


Allah swt berfirman: 





134.  Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), 


Karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. dan Allah Maha mendengar 


lagi Maha Melihat. QS. Al-Nisa’: 134 


Dari Anas bin Malik ra berkata: Rasulullah saw selalu berdo’a dengan 


mengatakan: 





201 "Ya Allah! Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di 


akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". 


Dan Anas selalu mengucapkan do’a teresbut pada saat dia mengundang orang 


lain untuk menghadiri sebuah undangan atau mengucapkannya ketika dia 


berdo’a dengan sebuah do’a yang dipanjatkannya. 


Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam kepada 


Nabi kita Muhammad dan kepada seluruh keluarga dan shahabatya. 


                                          


9 Shaih Muslim 4/1728 no: 2202 


10 Al-Jawbul Kafi” hal: 53 



Tulisan Terbaru

Keyakinan Muslim terh ...

Keyakinan Muslim terhadap Isa alaihissalam

TANYA JAWAB TENTANG B ...

TANYA JAWAB TENTANG BULAN RAMADAN UNTUK ANAK-ANAK DAN DEWASA

BEBERAPA HUKUM TERKAI ...

BEBERAPA HUKUM TERKAIT PUASA

DUA RISALAH RINGKAS T ...

DUA RISALAH RINGKAS TERKAIT ZAKAT DAN PUASA