
Menuju Titian Shirat
[ Indonesia – Indonesian –
�ينودنإ
]
Muhammad Ahmad al-‘Amari
Terjemah : Arif Hidayatullah
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2013 - 1434
Menuju Titian Shirat
﴾ا3 ﴿ا
Manakala Allah Tabaraka wa ta'ala telah selesai menghitung
amalan hamba, begitu pula masing-masing telah menerima
hasilnya. Maka manusia berbondong-bondong menuju Shirat
untuk meniti diatasnya menuju surga, dan di antara mereka ada
yang sebelumnya mampir dulu ke neraka baru masuk ke surga.
Pada saat itu, tidak ada jalan untuk bisa mencapai surga
melainkan harus melewati jembatan yang dibentangkan diatas
gelegak panasnya api neraka, agar semua orang, baik kafir
maupun muslim meniti diatasnya. Dan tidak ada seorangpun di
antara mereka, melainkan pasti mendatangi hal itu, Allah Ta'ala
menegaskan akan hal itu dalam firmanNya:
"Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi
neraka itu. hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang
sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang
orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di
dalam neraka dalam keadaan berlutut". (QS Maryam: 71-72).
4
Singkat perjalanan Bani Adam pada saat itu, yaitu melalui
beberapa kejadian diantaranya:
Di tengah jalan menuju Shirat, mereka melewati
telaganya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam lalu meminum
airnya.
Hal itu sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits,
dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliua berkata: 'Rasulallahu
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Umatku datang ke telaga, dan aku memberi mereka satu persatu
minum dari airnya, sebagaimana seseorang memberi minum
untanya. Mereka bertanya padaku; 'Wahai Nabi Allah, apakah
engkau pada waktu itu mengenali kami? Ia, jawabku. Kalian
mempunyai tanda yang tidak dimiliki oleh umat lain, aku
mengenali kalian, karena kalian datang dalam keadaan
bercahaya bekas air wudhu'. Lalu aku lihat ada sekelompok orang
yang diusir dari telagaku, maka aku katakan; 'Ya Allah, mereka
5
para sahabatku'. Malaikat berkata padaku; 'Engkau tidak tahu
apa yang mereka ada-adakan setelah kamu meninggal".1
Dalam hadits yang lain di katakan, dari Abu Hurairah,
bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya telagaku, lebarnya sepanjang Ailah sampai ke
'Adn. Airnya lebih putih dari salju, rasanya lebih manis dari madu
dan susu, (adapun) bejananya lebih banyak dari bintang
gemintang dilangit. Dan aku memberi minum manusia
sebagaimana seseorang memberi minum untanya dari telaganya.
Para Sahabata bertanya; 'Wahai Rasulallah, Apakah pada saat
itu engkau mengenali kami? Beliau bersabda: 'Ia, kalian pada
waktu itu mempunyai tanda yang tidak dimiliki oleh umat yang
lain, kalian mendatangiku dalam keadaan bercahaya, bekas air
wudhu". 1F
2
1 . HR Muslim no: 365. Dalam Bab: Istihbab Ithalatil Ghurah wat Tahjiil fiil Wudhu.
2 . HR Muslim no: 364. Dalam Bab: Istihbab Ithalatil Ghurah wat Tahjiil fiil Wudhu.
6
Dan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mendahului
umatnya, menuju telaga tatkala usai penghisaban, untuk
bisa menyambut mereka disana.
Hal itu, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah riwayat dari
Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu, ia berkata: 'Bahwa Nabi
Shalallahu 'alahi wa sallam pernah bersabda:
"Sesungguhnya aku nanti akan mendahului kalian menuju telaga,
maka barangsiapa yang melewati telagaku maka ia minum
darinya, dan siapa yang minum darinya maka ia tidak akan
merasa haus selama-lamanya. Sungguh akan datang sekelompok
kaum kepadaku, yang aku mengetahui mereka sedangkan
merekapun mengenaliku, akan tetapi ada yang menghalangiku
dan mereka". 2F
3
Dalam riwayat lain, yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari
Abdullah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
3 . HR Bukhari no: 6097. Dalam Bab: Man Ra'a anna Shahibal Haudh wal Qirbah
Ahaqu bii Maaihi.
"Aku akan mendahului kalian menuju telaga. Sungguh akan
datang sekelompok orang diantara kalian, sampai kiranya aku
telah bersiap-siap untuk menyambutnya, namun mereka diusir
(keluar dari telagaku). Maka aku katakan; 'Ya Allah, sahabatku'.
Allah berfirman: 'Kamu tidak mengetahui apa yang mereka
lakukan setelahmu". 3F
4
Apa yang dilakukan begitu sampai di jembatan Ash-Shirat
Selanjutnya, ketika mereka telah sampai dijembatan, maka
Allah membagi cahaya bagi masing-masing orang, untuk
menerangi jalan yang akan dilewatinya. Hal itu, seperti yang
dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala di dalam firmanNya:
4 . HR Bukhari no: 6527. Dalam Bab: Man Ra'a anna Shahibal Haudh wal Qirbah
Ahaqu bii Maaihi.
"(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki
dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan
di sebelah kanan mereka, (Dikatakan kepada meraka): "Pada hari
ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah
keberuntungan yang besar". Pada hari ketika orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang
yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil
sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka):
"Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya
(untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang
mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di
sebelah luarnya dari situ ada siksa.Orang-orang munafik itu
memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata:
"Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" mereka
menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan
menunggu (kehancuran Kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu
oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah,
dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat
penipu". (QS al-Hadiid: 12-14).
Dalam sebuah hadits, hal itu juga diterangkan lebih gamblang
lagi. Sebagaimana riwayat yang dikeluarkan oleh ath-Thabarani
dan Hakim, dari Sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu,
bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Lalu selanjutnya, mereka diberi cahaya selaras dengan amal
sholeh yang pernah dikerjakannya. Di antara mereka, ada yang
diberi cahaya tak ubahnya seperti gunung besar, yang berada
didepannya. Diantaranya juga ada yang diberi cahaya, namun
lebih kecil dari yang pertama. Diantara mereka ada yang dikasih
cahaya seperti pohon kurma disebelah kanannya, ada pula yang
dikasih lebih kecil dari pohon kurma. Sampai kiranya ada
seseorang yang dikasih cahaya sebesar jari jempol kaki, yang
terkadang terang dan redup, tatkala terang ia berjalan dan bila
redup ia pun berdiri menunggu. Sedangkan Allah Azza wa jalla
berada didepan mereka, melewati neraka sehingga menyisakan
jejaknya, tajam bagaikan mata pedang dan sangat licin. Setelah
itu Allah berkata; 'Lewatlah kalian'. Maka mereka semua
melintasi sambil menggunakan cahayanya masing-masing.
Sehingga ada diantara mereka, yang melintasinya cepat bagaikan
kedipan mata, ada yang secepat halilintar, ada pula yang
bagaikan awan, ada lagi yang seperti meteor, diantara mereka
juga ada yang melintasi seperti angin, ada pula yang cepat
bagaikan kuda, ada yang seperti larinya orang. Sampai ketika tiba
gilirannya orang yang dikasih cahaya sejempol tadi melintasi
shirat maka ia merangkak dengan wajah dan tangannya
menyeret kakinya, dan terjuntai, sehingga kiri kanannya terbakar
api.
Demikian seterusnya, hingga sampai ditepian, maka tatkala
sampai ditepian ia berdiri membalikkan badan sambil berkata;
'Segala puji bagi Allah, yang telah menganugerahi hambaNya,
yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun, ketika
menyelamatkan diriku darinya".
5
4F
5
. HR ath-Thabarani dalam Mu'jam Kabir 8/306. al-Hakim dalam Mustadrak no:
8903, 20/164.
10
11
Setelah pembagian cahaya selesai, baru mereka
diizinkan untuk meniti jembatan tersebut.
Senada dengan itu adalah haditsnya Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
"Shirat dibentangkan dipunggung neraka Jahanam, maka aku dan
umatku adalah orang pertama yang dibolehkan untuk menitinya.
Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mereka melainkan
para Rasul, sedangkan do'anya para Rasul pada saat itu adalah;
Ya Allah, selamatkan, selamatkan'. Sedangkan dari dalam
Jahanam api menyambar-yambar seperti duri Sa'dan, yang
merenggut manusia sesuai dengan amalannya, maka di antara
mereka ada tegar dengan amalannya dan ada pula yang lolos". 5F
6
Diantara kaum muslimin yang melewati Shirat terbagi
menjadi tiga, ada yang mulus, selamat, dan ada yang
selamat namun gosong oleh api neraka.
6 . HR Bukhari no: 6885. Dalam Bab: ash-Shirat Jasru Jahanam.
12
Seperti yang dijelaskan dalam haditsnya Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
"Kemudian titian dibentangkan diatas neraka Jahanam, lalu
orang-orang beriman melewatinya, maka ada yang selamat
tanpa cacat, namun ada yang terkoyak-koyak oleh api neraka,
dan ada pula yang jatuh kedalam neraka Jahanam". 6F
7
Seorang penyair Arab mengatakan:
Dibentangkan titian di atas neraka Jahanam
Maka ada yang terpeleset jatuh, terkoyak api dan
selamat tanpa cacat
Golongan pertama: Yaitu orang yang selamat tanpa cacat.
Mereka adalah orang-orang yang tidak tersambar api neraka,
tidak pula terkena lidah api dikarenakan amalnya yang cepat.
Dijelaskan dari Abu Hurairah dan Hudzaifah radhiyallahu
'anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
7 . HR Muslim no: 472. Dalam Bab: Ma'rifatu thariqir Ru'yah.
"Kelak pada hari kiamat, Allah akan mengumpulkan manusia dan
mengutus amanah dan rahim yang akan berdiri disisi kiri dan
kanan Shirat. Lalu melewati orang pertama dari kalian yang
bagaikan buraq kemudian seperti angin, lalu bagaikan hujan dan
mereka melesat sesuai dengan amalannya. Sedangkan Nabi
kalian berdiri disamping Shirat sambil berdo'a; Ya Allah,
selamatkan dirinya'. Sampai akhirnya amalan hamba tidak
sanggup lagi membantunya. Kemudian didatangkan seseorang
yang tidak mampu melewati melainkan sambil merangkak.
Beliau melanjutkan; 'Sedangkan di sisi kiri kanan Shirat ada lidah
lidah api yang tergantung yang siap diperintah untuk
menyambar. Maka ada yang terkoyak-koyak namun selamat dan
ada pula yang terjerumus kedalam neraka". 7F
8
8 . HR Muslim no: 288, Dalam Bab: Adna Ahlil Janah Manzilatan Fiiha.
14
Golongan kedua: Selamat namun terkoyak api, mereka adalah
orang-orang yang tersambar api neraka dan terkoyak oleh lidah
api dikarenakan lambatnya dia beramal ketika didunia.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,
bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda;
"Barangsiapa yang lambat amalannya maka nasabnya tidak bisa
membantu dirinya". 8F
9
Dan sebagaimana telah di jelaskan oleh hadits terdahulu
yang mengatakan: 'Kemudian didatangkan seseorang yang tidak
mampu melewati melainkan sambil merangkak. Sedangkan di sisi
kiri kanan Shirat ada lidah-lidah api yang tergantung, yang siap
diperintah untuk menyambar. Maka ada yang terkoyak-koyak
namun selamat". 9F
10
Dalam hadits lain dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu,
bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
9 . HR Muslim no: 7028. Dalam Bab: Fadhlu Ijtima' ala Tilawatil Qur'an wa Dzikr.
10 . HR Muslim no: 288, Dalam Bab: Adna Ahlil Janah Manzilatan Fiiha.
"Orang terakhir yang masuk surga adalah seseorang yang
terkadang bisa berjalan dan terkadang tergelincir, sehingga api
terkadang menghanguskannya. Maka ketika dirinya mampu
melintasinya, ia berpaling kebelakang seraya mengatakan;
'Semoga orang yang telah menyelamatkanku darimu diberkahi,
sungguh Allah telah memberiku sesuatu yang tidak pernah
diberikan kepada seorangpun dari kalangan pertama maupun
yang paling akhir".
11
10F
Golongan ketiga: Orang yang terjerumus kedalam neraka,
mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai amalan yang
dapat membantu dirinya, sehingga mereka tergelincir masuk
kedalam neraka. Hal tersebut, sebagaimana yang diterangkan
dalam hadits terdahulu, di mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda; 'Sedangkan di sisi kiri dan kanan Shirat ada lidah-lidah
api yang tergantung, yang siap diperintah untuk menyambar.
Maka ada yang terkoyak-koyak namun selamat tapi ada pula yang
terperosok masuk ke dalam neraka".
12
11F
Manakala shirat telah mereka lewati, kemudian Allah
membiarkan mereka berkumpul pada suatu tempat, yang
berada diantara surga dan neraka, yang bernama
Qontharah, menunggu izin masuk surga.
11 . HR Muslim no: 481. Dalam Bab: Akhiru Ahli Naar Khurujan.
12 . HR Muslim no: 288, Dalam Bab: Adna Ahlil Janah Manzilatan Fiiha.
15
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,
yang menjelaskan akan hal terebut, bahwa Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"Ketika orang-orang beriman telah mampu melewati neraka,
mereka tertahan di Qinthoroh, sebuah tempat antara surga dan
neraka. Mereka lalu diadili, akibat kedhaliman yang pernah
mereka lakukan ketika didunia, sampai bersih dan suci, baru
setelah itu mereka diizinkan masuk surga. Maka demi Dzat yang
jiwa Muhammad berada ditanganNya, sungguh salah seorang
diantara kalian lebih paham dengan rumahnya yang ada disurga
dari pada rumahnya sendiri ketika didunia".
13
12F
Namun ketika mereka telah mendapat izin masuk,
mereka mendapati pintunya tertutup, lalu merekapun
sibuk meminta kepada para Nabi syafa'at agar memohon
kepada Allah agar dibuka pintu surga.
13 . HR Bukhari no: 2260. Dalam Bab: Qishashil Madhaalim.
16
17
Hal itu sebagaimana yang dikisahkan dalam sebuah hadits,
dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata; 'Rasulallahu
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Kelak Allah akan mengumpulkan manusia, maka orang-orang
beriman berdiri menunggu sehingga mereka berkumpul didekat
surga. Akhirnya mereka mendatangi Adam sembari mengatakan;
'Wahai bapak kami, mintakan kepada Allah agar pintu surga
dibuka untuk kami'. Beliau menjawab; 'Tidaklah kalian
dikeluarkan dari surga melainkan kesalahan bapakmu Adam, aku
tidak pantas untuk itu, pergilah kalian kepada anakku Ibrahim,
kekasih Allah 'alihi sallam'.
Rasulallah meneruskan; 'Maka Ibrahim mengatakan; 'Aku tidak
pantas untuk itu, namun datanglah kepada Musa yang telah Allah
ajak bicara langsung'. Lalu mereka mendatangi Musa, dan beliau
mengatakan; 'Aku tidak layak untuk itu, tapi pergilah kalian
kepada Isa, ia adalah kalimat dan ruhNya. Namun Isa juga
mengatakan Aku tidak layak untuk itu, namun datanglah kalian
kepada Muhammad, maka aku pun berdiri dan diizinkan untuk
itu".14
Pintu surga pun dibuka, mereka terpukau melihat
keindahannya.
Seperti yang dikisahkan dalam haditsnya Abu Sa'id al-Khudri
yang terdahulu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: 'Sampai ketika mereka telah bersih dan suci, lalu
mereka diizinkan untuk masuk surga. Maka demi Dzat yang jiwa
Muhammad berada ditanganNya, sungguh salah seorang diantara
kalian lebih paham dengan rumahnya yang ada disurga dari pada
rumahnya sendiri ketika didunia".15
Setelah memasuki surga, terdengar suara panggilan,
mengabarkan pada mereka akan kehidupan yang tiada
kematian setelahnya, sehat tanpa dihampiri penyakit,
senantiasa muda tidak pernah tua, bergelimang dengan
kenikmatan.
Hal itu tergambar jelas dalam firman Allah Azza wa jalla, seperti
diantaranya:
14 . HR Muslim no: 288. Dalam Bab: Adna Ahlil Janah Manzilatan Fiiha.
15 . HR Bukhari no: 2260. Dalam Bab: Qishashil Madhaalim.
18
"Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di
dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka". (QS adh
Dukhaan: 56).
Dan firman Allah Ta'ala yang lainnya:
"Maka apakah kita tidak akan mati?. Melainkan hanya kematian
kita yang pertama saja (di dunia), dan kita tidak akan disiksa (di
akhirat ini)?. Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang
besar. (QS ash-Shaaffat: 58-60).
Dalam hadits disebutkan, dari Abu Sa'id al-Khudri dan Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"(Dan) terdengarlah seruan, kalian akan sehat tanpa sakit
selama-lamanya, kalian akan hidup terus tanpa meninggal, kalian
akan senantiasa muda tidak pernah tua, akan selalu mendapat
nikmat tidak berputus asa selama-lamanya. Itulah firman Allah
Ta'ala:
"Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan
kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." (QS al
A'raaf: 43).
15F
16 . HR Muslim no: 7336. Dalam Bab: Fii Dawaami Ahlil Janah.
20