Artikel

Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan 





 Karya : 


Erwandi Tarmizi. MA 





 Murajaah : 


Abu Ziyad 





 Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah 





Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan 


Hidup dalam cengkaraman penjajah yang selalu bertindak sewenang


wenang; merampas hak-hak, mencaplok tanah, mempekerjakan 


secara paksa tanpa imbalan, selain cemeti yang tak henti-henti 


mendera tubuh yang hanya dibalut kain seadanya, bila ada seseorang 


yang berbicara menuntut hak-haknya, tak jarang disumbat dengan 


berbagai 


senjata, 


hingga 


ia 


diam 


seribu 


bahasa.  


Cuplikan salah satu sudut kehidupan bangsa Indonesia yang 


terjajah, sebelum 61 tahun yang silam, mungkin tidak terbayangkan 


oleh generasi belakangan yang hanya mengeyam nikmatnya hidup di 


alam kemerdekaan, akibat dari terlupakannya kepedihan hidup di 


bawah kangkangan penjajah, hilangnya rasa syukur. Oleh karena itu 


Allah mengingatkan para shahabat akan nikmat kemenangan di 


perang Badr, yang sebelumnya mereka dalam kehinaan dan lemah, 


Allah SWT berfirman:   


"Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badr, 


padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu 


bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya"  (Ali Imran: 


123) 


Allah ingatkan para shahabat akan kepedihan hidup mereka sebelum 


kemenangan 


agar 


bisa 


mensyukurinya.  


Untuk mengingatkan generasi ini, saya kira, kita tidak perlu harus 


memaksa mereka untuk menonton film-film tentang penjajahan 


Belanda di bioskop dengan dipungut bayaran. Cukup diingatkan 


mereka akan kepedihan teman-teman sebaya mereka anak-anak 


terjajah di Irak dan Palestina, setiap hari mereka saksikan hidup 


bergelimang kesengsaraan, menghadapi kebengisan dan kekejaman 


penjajah yang hanya mau menyapa mereka dengan senjata 


penghancur dan alat-alat berat yang setiap saat siap meruntuhkan 


rumah tempat mereka bernaung, dan tak jarang mereka bersimbah 


air mata dipaksa berpisah dengan orang tuanya, tak tahu entah 


1


kapan mereka akan saling bersua -semoga Allah mempertemukan 


mereka di dalam surga-Nya-.  


Cara mensyukuri nikmat kemerdekaan:  


A. Mensyukuri dengan kalbu: dalam bentuk pengakuan bahwa 


nikmat kemerdekaan semata-mata berasal dari Allah. Dan 


perwujudan dari bentuk syukur ini para pendiri bangsa telah 


menggoreskan pena mereka dalam Pembukaan Undang-Undang 


Dasar 45: "Dengan rahmat Allah Yang Maha Esa…".  


Bila ini diingkari tidak menutup kemungkinan, Allah akan mencabut 


nikmat-Nya dan menggantinya dengan niqmah (azab). Seperti yang 


terjadi pada kaum kafir Quraisy yang mengganti nikmat Allah 


(Muhammad shallahu alaihi wasallam) dengan mendustakannya, 


Allah berfirman:  "Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah 


menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya 


ke 


lembah 


kebinasaan"  


(QS. 


Ibrahim:28) 


B. Mensyukuri dengan lisan: Dalam bentuk bertahmid dan bertahlil 


kepada-Nya, serta berterima kasih dan menyebut jasa baik para 


pahlawan, juga tak lupa mendoakan mereka, semoga amalnya 


diterima Allah. Menyebut jasa baik tersebut juga bagian dari syukur 


kepada Allah, berdasarkan sabda Nabi Muhammad shallahu alaihi 


wasallam: "Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti 


tidak bersyukur kepada Allah"  


(HR.Abu Daud, dishahihkan oleh Ahmad Syakir). 


C. Mensyukuri dengan perbuatan dalam bentuk:  


1. Sujud syukur saat nikmat kemerdekaan itu tiba, ini saya kira, 


telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Setiap kita memperoleh 


nikmat dianjurkan langsung bersujud, berdasarkan hadits Abu 


Bakrah, dia berkata: "Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, 


bila datang kepadanya kabar gembira atau diberitakan, beliau serta


2


merta bersujud dalam rangka bersyukur kepada Allah". (HR. Abu 


Dawud, 


dishahihkan 


oleh 


Al 


Bani).  


Saya pernah membaca sebuah majalah yang memuat tentang 


sekelompok orang yang pada jam:00 wib. pada malam 17 Agusutus, 


setelah mereka menaikkan bendera merah putih, mereka bersujud 


kearah 


tiang 


bendera.  


Perbuatan ini bertentangan dengan makna syukur; karena sujud 


adalah puncak ibadah yang hanya boleh dilakukan kepada Allah 


semata. Tidak kepada bendera dan selainnya, perbuatan ini dapat 


membatalkan keislaman seseorang –na'udzubillah-. Jika niatnya 


adalah sujud syukur, itu hanya dilakukan pada jam.10 pagi wib. 


Tanggal 17 Agustus 1945 saja, saat berita proklamasi 


dikumandangkan. Setelah itu tidak disyariatkan lagi, karena kalau 


masih disyariatkan tentulah kita setiap waktu harus bersujud, 


karena nikmat kemerdekaan sampai saat ini tidak terputus dari kita, 


dan ini tidak mungkin kita lakukan.  


2. Mengisi nikmat kemerdekaan dengan amalan yang disyariatkan 


Allah menuju ridha-Nya, dalam berbangsa dan bernegara.  


Ada beberapa perbuatan yang sering kita saksikan di setiap bulan 


Agustus yang bertentangan dengan makna syukur, diantaranya; 


lomba goyang yang diiringi musik antara dua orang yang berlawanan 


jenis kedua kening mereka dirapatkan dan tengahnya diletakkan bola 


kecil, puncak peringatan agustusan dengan diringi musik dan tidak 


jarang disaat itu minuman memabukkan berkeliaran dari satu tangan 


ke tangan yang lain. -Naudzubillah- orang mensyukuri nikmat Allah 


dengan berbuat maksiat kepada-Nya. Perumpamaan mereka tak 


ubahnya seperti kaum yang disinyalir Allah dalam firman-Nya,  


Katakanlah : "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari 


bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan 


berendah diri dan dengan suara yang lembut, dengan mengatakan : 


"Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari bencana ini, 


tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur". Katakanlah : 


3


"Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam 


kesusahan kemudian kamu kembali mempersekutukannya"  


(QS. Al An'aam: 63-64):  


Buah mensyukuri nikmat kemerdekaan :  


A. Allah akan menambah nikmat tersebut.  


Allah 


berfirman 


dalam 


surat 


QS Ibrahim : 7,  


"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah 


nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku maka 


sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". 


B. Nikmat syukur itu akan kembali kepada orang yang 


mensyukurinya.  


Allah 


berfirman 


dalam 


surat 


QS Luqman : 12,  


"Dan barangsiapa siapa yang bersyukur, sesungguhnya ia bersyukur 


untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengingkari 


sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji"  


C. Allah tidak menurunkan siksanya kepada orang yang 


bersyukur.  


Allah berfirman dalam surat QS An Nisaa : 147,  


"Allah tidak akan menurunkan azab-Nya kepadamu, jika kamu 


bersyukur dan beriman".  


Akhirnya mari kita berdoa semoga Allah menjadikan kita orang-orang 


yang bersyukur:  



Tulisan Terbaru

Mutiara Nasehat Umar ...

Mutiara Nasehat Umar Al-Faruq  radhiyallahu ‘anhuiyallahu ‘anhu 

Mutiara Nasehat Abu U ...

Mutiara Nasehat Abu Ubaidah   radhiyallahu ‘anhu 

Mutiara Nasehat Abu B ...

Mutiara Nasehat Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu 

Musibah Umat Yang Mem ...

Musibah Umat Yang Memilukan