Bahaya Hasad
Segala puji hanya bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, dan aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya
selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:
Di antara sifat tercela yang dilarang oleh syara’ adalah hasad, dan
Allah SWT telah memerintahkan kepada kita untuk berlindung darinya.
Allah SWT berfirman:
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh0
dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus
pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki"
.( QS. Al-Falaq: 1-5)
Al-Ragib berkata, “Hasad adalah berangan-angan agar nikmat itu hilang
dari orang yang berhak menerimanya, bahkan mungkin angan-angan itu
dibarengi dengan aksi untuk menghilangkan nikmat tersebut1. Dan hasad
ini sebagai sifat bagi makhluk terburuk Allah SWT, yaitu orang-orang
Yahudi, sebgaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT:
Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat
mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman karena dengki
1 Mufrodat Al-Fazil Qur’an, halaman: 116
4
yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran .
(QS. Al-Baqarah: 109)
Allah SWT berfirman:
ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran
karunia yang Allah telah berikan kepadanya?. (QS. Al-Nisa’: 54)
Diriwayatkan oleh AL-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik RA bahwa
Nabi Muhmmad SAW bersabda, “Janganlah kalian saling memarahi,
jangalah saling mendengki, janganlah saling membelakangi dan jadilah
hamba Allah yang saling bersaudara”.2
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Sa’id Al-Khudri bahwa Jibril alaihis
salam mendatangi Nabi Muhmmad SAW dan berkata, “Wahai Muhammad
engkau sedang mengeluh karena suatu penyakit?. Maka Nabi Muhmmad
SAW menjawab, “Ya. Lalu Jibril berkata:
“Dengan nama Allah SWT aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang
menyakitimu, dan dari kejahatan setiap jiwa dan mata orang-orang yang
dengki, hanya Allah lah yang menyembuhkanmu, dengan nama Allah SWT
aku meruqyahmu”.3
Ibnu Rajab berkata: Hasad itu terpatri dalam tabi’at manusia, sebab
manusia tidak suka jika diungguli dengan beberapa kelebihan oleh orang
lain. Lalu setelah ini manusia terbagai menjadi beberapa bagian: Di antara
mereka ada yang berusaha untuk menghilangkan nikmat/kelebihan yang
terdapat pada orang yang didengki dengan cara yang salah baik perkataan
atau perbuatan, dia berupaya agar nikmat itu berpindah kepada dirinya, di
antara manusia ada yang berusaha menghilangkan nikmat itu dari orang
2 Al-Bukhari: 6065 dan Muslim: 2559
3 Al-Bukhari: 815 dan Muslim: 5025
5
yang didengki tanpa berupaya untuk memindahkannya dari orang yang
didengki, dan bagian ini yang paling terburuk dan paling jelek. Dan inilah
hasad yang tercela dan dilarang. Itulah dosa Iblis, di mana dia dengki
melihat Adam alaihis salam setelah melihat bahwa dia melebihi para
malaikat karena Allah mencipatakan -Nya dengan tangan -Nya,
memerintahkan para malaikat bersujud di hadapannya, mengajarkannya
nama segala sesuatu, dan menempatkannya di sisi -Nya. Lalu Iblis
senantiasa berupaya mengeluarkan Adam dari surga sehingga dia
dikeluarkan darinya. Di antara manusia ada yang sengaja mendatangkan
hasad itu kepada dirinya lalu dia mengelolanya di dalam jiwanya dengan
tenang agar nikmat yang ada pada orang lain itu menjadi hilang, maka ini
sama dengan orang yang bertekad mengerjakan kemaksiatan, dan kelompok
yang lain ada yang hasad namun dia tidak berangan-angan agar nikmat itu
hilang dari orang yang didengki, namun dia berupaya untuk meraih
keunggulan seperti yang diraih oleh orang lain itu, namun jika keunggulan
orang yang didengki berupa keunggulan duniawi maka dengki terhadapnya
tidak memberikan kebaikan, sebagaimana firman Allah SWT:
Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: semoga
kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun;
sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar ." (QS.
Al-Qoshos: 79)
Namun jika kelebihan itu dalam urusan agama maka hasad dalam
perkara ini sangat baik. Dan Nabi Muhmmad SAW berangan-angan agar
beliau di matikan sebagai mati syahid di jalan Allah SWT. Nabi Muhmmad
SAW bersabda, “Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: Seorang lelaki
yang diberikan oleh Allah Al-Qur’an dan dia beribadah dengannya pada
waktu malam dan siang, dan seorang lelaki yang diberikan oleh Allah SWT
harta dan dia menafakahkanya pada waktu siang dan malam”.4
4 Muslim: 815 dan Al-Bukhari: 5025
6
Inilah yang disebut dengan gibthoh, dan dinamakan dengan hasad
sebagai bentuk majaz semata. Dan kelompok yang lain ada orang yang
merasakan kedengkian di dalam dirinya dan dia berusaha
menghilangkannya dengan berbuat baik kepada orang yang didengki,
berdo’a baginya, dan menyebarkan keunggulan orang yang dihasadi, selain
itu dia berusaha menghilangkan rasa dengki yang terdapat pada dirinya
sehingga Allah SWT menggantikan perasaan hatinya dengan keinginan agar
saudaranya semuslim yang dengki itu lebih baik dan lebih utama darinya,
ini adalah tingakatan iman yang tertinggi, dan merupakan pelakunya
seorang mu’min yang sempurna”.5
Ibnu Sirin berkata, “Aku tidak pernah dengki kepada seorangpun dalam
urusan duniawi; sebab jika dia termasuk penghuni surga maka bagaimana
mungkin aku hasad kepadanya pada urusan dunia yang hina di banding
surga, dan jika dia termasuk penghuni neraka bagaimana mungkin saya
dengki kepadanya dalam urusan dunia kalau akhirnya dia berujung pada
neraka”.6
Abu Darda berkata, “Tidaklah seseorang memperbanyak mengingat
mati kecuali kesenangan dan hasadnya akan menjadi sedikit”. Ibnu Abbas
berkata, “Sesungguhnya aku membaca ayat-ayat di dalam kitab Allah SWT
dan aku berangan-angan agar semua manusia mengetahui seperti apa yang
aku ketahui”. Mu’awiyah RA berkata, “Setiap manusia mampu untuk
merelakan orang lain kecuali orang yang dengki terhadap kenikmatan orang
lain, maka dia tidak rela kecuali dengan hilangnya nikmat tersebut dari
orang lain”. Dikatakan:
Setiap permusuhan bisa diharapkan kepadamannya
Kecuali permusuhan yang didasarkan pada dengki
Diriwayatkan oleh Turmudzi dari Al-Zubair bin Al-Awwam bahwa Nabi
Muhmmad SAW bersabda, Telah merasuk kepada kalian penyakit umatumat
sebelum kalian yaitu penyakit hasad dan saling membenci, dialah yang
memangkas, aku tidak katakan memangkas rambut namun memangkas
agama, demi yang jiwaku berada ditangan -Nya, kalian tidak akan masuk
5 Jami’ul Ulum Wal Hikam, halaman: 260-263
6 Halaman: 408 no: 2510
7
surga kecuali dengan beriman, dan tidak akan beriman sehingga kalian
saling mencintai, dan tidakkah aku beritahukan kepada kalian suatu perkara
yang bisa menegakkan hal itu bagimu?. “Sebarkanlah salam di antara
kalian”.7
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Anas bin
Malik bahwa Nabi Muhmmad SAW bersabda, “Akan lewat di hadapan kalian
seorang lelaki dari penghuni surga”, lalu datanglah seorang lelaki dari kaum
Anshor yang jenggotnya telah meneteskan air karena berwudhu’, dia
memegang sandalnya dengan tangan kirinya, di dalam kisah ini Abdullah
bin Amr bin Ash RA mengikutinya menuju rumahnya dan berkata
kepadanya, “Wahai Abdullah, aku menginap dirumah mu agar aku melihat
amalmu agar aku bisa mentauladaninya, namun aku tidak melihatmu
berbuat amal ibadah yang banyak, lalu perbuatan apakah yang
membuatmu seperti apa yang diberitakan oleh Rasulullah SAW?. Maka dia
berkata, “Tidak ada perbuatan apapun kecuali apa yang engkau lihat,
kemudian dia berkata: Pada saat aku meninggalkannya pergi dia
memanggilku dan dia berkata, “Tidak ada amal yang aku kerjakan kecuali
apa yang telah aku lihat dan aku tidak mendapatkan dalam diriku penipuan
terhadap kaum muslimin dan tidak tidak pula rasa dengki terhadap salah
seorang mereka karena kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT
kepadanya. Lalu Abdullah berkata: Perbuatan yang telah menyampaikanmu
ke dalam surga itulah yang tidak bisa kami lakukan”.8
Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata: Kejahatan orang yang dengki akan
tertolak dengan beberapa perkara yaitu:
1. Berlindung kepada Allah SWT dari kejahatannya dan meminta
pengawasan dan kembali kepada Allah SWT.
2. Bertqwa kepada Allah dengan menjaga perintah dan larangan -Nya,
Allah SWT berfirman:
7 HR. Turmudzi no: 2510
8Musnad Imam Ahmad: 3/166
8
Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka
sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu . (QS. Ali
Imron: 120)
3. Bersabar atas permusuhan seseorang atas dirinya, dia tidak
melawannya, tidak pula mengeluh atau mengembangkan sikap buruk
hasad terhadap dirinya
4. Bertawakkal kepada Allah, barangsiapa yang bertawakkal kepada
Allah SWT maka cukuplah Allah bagiNya.
5. Kembali kepada Allah, ikhlas dalam beribadah kepada -Nya dan
menjadikan cinta dan rela kepada -Nya sebagai tujuan pribadinya.
6. Bertaubat dari segala dosa yang diupayakan oleh musuh-musuhnya
terhadap dirinya
7. Berusaha bersedeqah dan berbuat baik, sebab hal itu memberikan
pengaruh yang sangat positif dalam mencegah penyakit ain (yang
ditimbulkan oleh mata jahat) dan kejahatan orang yang dengki.
8. Dan ini adalah kiat yang sangat sulit, yaitu memadamkan api
kedengkian orang yang hasad dengan berbuat baik kepadanya.
9. Mentauhidkan Allah SWT dengan sebenarnya dan mengembalikan
pemikiran tentang suatu sebab kepada Zat Yang Menciptakan sebab,
yaitu Allah Yang Maha Perkasa dan Bijaksana, sebab segala kendali
dan perkara di tangan Allah SWT.9
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan
salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada
keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
9 Al-Tafsirul Qoyyim karangan Ibnul Qoyyim, halaman: 585-593