Artikel




30 Renungan Seputar Hari ‘Asyura





Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam semoga tecurah atas


Nabi pilihan, Muhammad.


Adapun selanjutnya:


Pada hari-hari ini umat Islam melewati kejadian besar yang berelevansi


(berkaitan) dengan umat terdahulu yaitu hari Asyuro. Dengan senang hati


dalam kesempatan singkat ini akan saya utarakan perkara-perkara yang


saya pandangan penting, yang saya ambil dari sunnah Nabi  terkait hari


Asyuro ini.


. Hari Asyuro adalah kejadian bersejarah sepanjang perjalanan ummat


manusia. Yang porosnya adalah peperangan antara keimanan dan


kekafiran. Karenanya, ummat jahiliahpun memuasainya. Hal ini


sebagaimana yang diberitakan oleh Aisyah –semoga Allah meridhoinyabahwa


bangsa Quraisy dahulu memuasai hari Asyuro di masa jahiliah."





. Hari Asyuro mengikat sebagian ahli iman dengan sebagian yang lain.


Sekalipun berbeda bangsa, bahasa dan zaman. Mulanya adalah ikatan


iman antara Nabi Musa dan orang-orang beriman yang ada


bersamanya, kemudian meluas kepada siapa saja yang menyertai


mereka dalam keimanan itu.


. Mendidik hati-hati kaum mukminin akan kecintaan dan kegelisaahan


yang sama diantara mereka. Dengan memuasainya, manusia menjadi


ingat kejadian bersejarah yang terjadi pada saudara-saudaranya


sekeyakinan bersama Musa –alaihi salam- dahulu, bagaimana pelarian


dan penderitaan mereka akibat penyiksaan yang diperbuat ahli kufur.


. Hari Asyuro menunjukkan bahwa sebagian nabi memiliki keutamaan


yang lebih dibanding sebagian yang lain, sebagaimana yang disebutkan


di dalam riwayat:





"Aku lebih berhak (meneladani) Musa daripada kalian."


Loyalitas ini karena kesamaan keyakinan dan risalah (penugasan).


8. Puasa Asyuro menunjukkan bahwa umat ini lebih berhak terhadap


nabi-nabi dari umat terdahulu daripada kaumnya sendiri yang


mendustakan mereka. Hal ini ditunjukkan oleh riwayat hadits Nabi di


dalam as Shahihain yang mengatakan:





"Kalian lebih berhak kepada Musa daripada mereka."


Ini adalah diantara kelebihan ummat Muhammad di sisi Allah. Mereka


nantinya akan menjadi saksi atas para nabi bahwa nabi-nabi itu telah


penyampaikan agama (yang diembankan) pada hari kiamat.


?. Hari Asyuro mendidik muslim atas persaudaraan di atas agama


semata, karena itulah Nabi  bersabda, "Kalian lebih berhak terhadap


Musa dari pada mereka."


Yang demikian tidak lain karena ikatan agama di antara kita; jika tidak,


tentu Bani Israil lebih dekat kepada Musa –alaihi salam- dari sisi nasab


(keturunan).


@. Hari Asyuro mengingatkan penduduk bumi secara umum akan


pertolongan Allah kepada para walinya. Hal ini memperbaharui dalam


hati pencarian akan pertolongan Allah dan sebab-sebabnya disetiap


tahun.


A. Hari Asyuro mengingatkan penduduk bumi secara umum akan


kekalahan yang Allah berikan kepada musuh-musuh-Nya. Hal ini


memperbaharui dalam hati harapan dan membangkitkan optimisme.


B. Hari Asyuro adalah bukti atas beragamnya pertolongan Allah kepada


kaum muslimin. Bentuk pertolongan Allah tidak musti kekalahan


musuh (dalam perang) dan perolehan ghanimah (harta rampasan


perang). Tetapi terkadang pertolongan bentuknya kebinasaan musuh


dan menyelamatkan kaum muslimin dari keburukan musuhnya,


sebagaimana yang terjadi pada Musa –alaihi salam- dan sebagaimana


yang terjadi pada Nabi  pada perang Khandak.


. Hari Asyuro menekankan lagi kewajiban menyelisihi petunjuk orangorang


musyrikin, hingga dalam urusan ibadah. Penyelisihan itu


ditunjukkan dengan:


a. Ketika dikatakan kepada Nabi : "Sesungguhnya kaum Yahudi dan


Nasrani menjadikan Asyuro sebagai hari raya!" Nabi mengatakan,


"Berpuasalah kalian pada hari itu."


b. Nabi  memerintahkan untuk memuasai sehari sebelumnya atau


sehari setelahnya. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dalam


Musnad Ahmad, dan disitu ada pembicaraan.


. Siapa yang merenungkan hadits-hadits hari Asyuro akan jelas


baginya bahwa asal penyelisihan kaum muslimin terhadap kaum


musyrikin adalah sesuatu yang telah menghujam pada diri para


 Hari raya adalah hari kegembiraan yang diantaranya diisi dengan makan-makan. Dengan berpuasa berarti telah


menyelisihi ahlulkitab.





sahabat Nabi. Hal itu dibuktikan bahwa ketika mereka mengetahui


puasa ahlulkitab bersamaan dengan puasa mereka, serta-merta mereka


bertanya kepada Rasulullah  dengan mengatakan: "Sesungguhnya


kaum Yahudi dan Nasrani memuasai hari ini!" Seolah mereka ingin


mengatakan: "Wahai Rasulullah, Engkau mengajarkan kami


menyelisihi kaum Yahudi dan Nasrani, sekarang mereka memuasainya,


maka bagaimana kami menyelisihinya?"





. Hari Asyuro adalah bukti bahwa menjadikan suatu moment sebagai


perayaan adalah kebiasaan sepesial kaum Yahudi sejak dahulu.


Karenanya mereka menjadikan hari Asyuro sebagai hari raya,


sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Musa –semoga Allah


meridoinya-, dia berkata: "Dahulu penduduk Khaibar (Yahudi)


memuasai Asyuro dan menjadikannya hari raya. Pada hari itu para


wanita mengenakan perhiasan-perhiasan dan lencana mereka." [Hadits


riwayat Muslim]


Adapun ummat ini, telah Allah tetapkan bagi mereka dua 'Id (dua hari


raya, Idul Fitri dan Idulu Adha) tanpa ada yang ketiga.


. Hari Asyuro adalah bukti dualisme dalam kehidupan kaum Yahudi


dan Nasrani, dimana mereka konsisten memuasai Asyuro padahal tidak


diwajibkan dalam agama mereka. Mereka hanyalah meniru Nabi Musa –


alaihi salam-, sementara perkara yang paling penting yang berkaitan


dengan pokok agama dan peribadatan kepada Allah mereka tinggalkan


yaitu mengikuti Rasulullah .


. Hari Asyuro adalah bukti bahwa kewajiban dalam syari'at tidak dapat


disebandingkan keutamaan dan kedudukannya (dengan ibadah


lainnya). Oleh karenanya, ketika Allah mensyari'atkan (mewajibkan)


ummat ini untuk berpuasa Ramadhan puasa Asyuru menjadi perkara


yang dikembalikan kepada kehendak. Karenanya Nabi  bersabda di


dalam hadits Qudsi:





"Tidaklah seorang hamba mendekat kepadaku dengan sesuatu yang


lebih aku cintai daripada apa yang telah aku wajibkan atasnya"


[Mutafak alaih]


8. Hari Asyuro adalah bukti bahwa ibadah nawafil (sunnah) sebagiannya


lebih tinggi derajatnya dibanding sebagian yang lain. Penjelasannya:


bahwa orang yang puasa Arafah dihapus dosanya setahun sebelumnya


dan setahun setelahnya. Sedangkan puasa Asyuro hanya dihapus


dosanya setahun sebelumnya. Orang beriman senantiasa


mengupayakan yang lebih utama dan sempurna.


?. Puasa Asyuro adalah bukti akan kemudahan agama. Hal ini


sebagaiamana sabda Nabi ,





"Siapa berkehendak memuasainya silahkan memuasainya dan siapa


yang berkehendak meninggalkannya silahkan meninggalkannya."


[Mutafak alaih]


@. Puasa Asyuro adalah bukti atas keagungan Allah . Dimana Allah


memberi balasan yang besar atas amal yang sedikit. Dosa (kecil)


setahun penuh dihapuskan hanya dengan berpuasa satu hari.


A. Puasa Asyuro adalah bukti adanya naskh (penghapusan/pergatian


hukum) dalam syari'at ummat Muhammad  sebelum beliau wafat.


Dimana pada mulanya puasa Asyuro diwajibkan kemudian diganti


menjadi istihbab (disukai).


B. Penetapan adanya Nask (pergantian hukum) puasa Asyuro atau


hukum yang lain adalah bukti hikmah Allah , dimana Dia menghapus


dan menetapkan sehendak-Nya, mencipta dan memilih sekehendak-


Nya.





. Puasa Asyuro adalah bukti bahwa rasa syukur direalisasikan dengan


perbuataan sebagaimana dilakukan juga dengan ucapan hingga pada


ummat terdahulu. Nabi Musa –alaihi salam- memuasai hari Asyuro


adalah sebagai bentuk syukurnya kepada Allah . Inilah manhaj


(perilaku) para nabi. Sebagaimana juga yang dilakukan oleh Nabi


Dawud –alaihi salam- dan ditutup oleh Nabi Muhammad  yang


senantiasa melakukan shalat malam. Ketika ditanya tentang shalat


malamnya beliau menjawab,





"Bukankah sudah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur."


[Mutafakun alaihi]





. Siapa yang merenungkan hadits-hadits yang ada, jelaslah baginya


bahwa orang yang tidak memuasainya tidak diingkari. Dahulu Ibnu


Umar tidak memuasainya kecuali jika bertepatan dengan puasa yang


biasa dilakukannya. [Riwayat al-Bukhari].








. Puasa Asyuro merupakan pendidikan bagi manusia untuk berlombalomba


dan bersaing dalam kebaikan. Setelah Nabi  menjelaskan


keutamaan Asyura, beliau mengembalikannya kepada kehendak


pelakunya. Dengan demikian terlihatlah siapa yang berlomba memburu


kebaikan dan yang tidak.





. Puasa Asyuro mendidik manusia akan adanya perbedaan perbuatan


(aktifitas) dengan tanpa mengingkari sebagian yang satu dengan


sebagian yang lain, selama perkaranya memang terbuka untuk


berbeda. Karenanya dahulu sebagian sahabat memuasainya dan





sebagian lagi tidak. Meskipun demikian tidak ada berita yang


dinukilkan bahwa mereka saling menyalahkan atau menuduh (yang


tidak melakukannya) lemah iman dan lain sebagainya.





. Puasa Asyuro adalah bukti bersegera dalam menyambut perintah


Allah dan Rasul-Nya. Diriwayatkan dalam as-Shahihain dari hadits


Salamah , bahwa Nabi  mengutus seorang lelaki untuk


mengumumkan kepada manusia akan masuknya hari Asyuro, bahwa


'siapa yang sedang makan boleh meneruskan atau menghentikannya


lalu berpuasa, dan siapa yang belum makan maka janganlah dia


makan.'


Seruan itu disambut oleh para sahabat. Mereka tidak lagi bertanyatanya


atau mendiskusikannya, tetapi bersegera melakukannya. Karena


itu wajib bagi seorang muslim dalam lakunya mengejawantahkan


perintah-perintah Allah.





8. Dahulu para sahabat Nabi  mendidik anak-anak mereka yang belum


balikh untuk memuasai hari Asyuro, sebagaimana yang diriwayatkan


oleh Ar-Robi' binti Ma'udz –semoga Allah meridhoinya-, dia berkata,


"Kami memuasainya demikin pula anak-akan kecil kami." [Mutafak


Alaihi].





?. Upaya para sabahat Nabi –semoga Allah meridhoi mereka semuadalam


membiasakan anak-anak kecil mereka untuk berpuasa Asyuro


adalah bukti bahwa seyogyanya syi'ar agama ditampakkan di tengah


masyarakat, sekalipun kepada mereka yang belum terbebani


melakukan kewajiban, agar terdidik untuk peduli dengan agama ini dan


pemeluknya.





@. Pendidikan yang sungguh-sungguh agar kuat bertahan dan bersabar.


Karenanya para sahabat Nabi membiasakan anak-anak kecil mereka


untuk berpuasa hingga ar-Rabi' binti Ma'udz –semoga Allah


meridhoinya- berkata, "Jika salah seorang dari anak-anak yang


berpuasa itu menangis karena lapar, kami beri dia mainan yang terbuat


dari bulu." [Mutafak alaihi]





A. Hari Asyuro menunjukkan bahwa berita yang datang dari Ahlulkitab


dapat diterima, selama tidak bertentangan dengan syari'at kita. Hal itu


ditunjukkan dari: hari Asyuro adalah hari dimana Nabi Musa (bersama


pengikutnya) diselamatkan dari tenggelam di lautan, dan itu adalah


berita ahlulkitab, meskipun Nabi  bisa jadi diwahyukan akan


kebenaran berita itu. Pada yang demikian itu termasuk keadilan walau


dengan musuh sekalipun dan itu bukan suatu yang tersembunyi.





B. Kita lebih berhak terhadap Nabi Musa daripada Ahlulkitab yang


mendustakannya dari berbagai sisi:


) Kita mepercayainya dan mengimaninya sekalipun belum pernah


melihatnya. Berbeda dengan kaumnya yang mendustakannya.


    





) Nabi Musa menyerukan tauhid (pengesaan Allah) sebagaimana yang


diseru oleh Nabi kita . Bahkan tidak berbeda sedikitpun dari sisi


ini.


) Kita mempersaksikan bahwa Nabi Musa telah menyampaikan agama


Allah yang menjadi tanggung jawabnya dan telah menunaikan


risalah kerasulannya.


) Kita tidak menyakitinya dengan celaan dan tuduhan. Berbeda


dengan mereka yang mengatakan bahwa Nabi Musa aadar


(berpenyakit kulit atau kelamin).


Firman Allah :





"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti


orang-orang yang menyakiti Musa; Maka Allah membersihkannya


dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan." (QS.al-Ahzab:?B)


8) Kita bersaksi bahwa jika Nabi Musa hidup di masa Nabi Muhammad


, tidak ada pilihan baginya selain mengikuti Nabi Muhammad .


?) Kita mengimani dengan apa yang dibawa oleh Nabi Musa –alaihi


salam- dalam perkara aqidah (keyakinan) sekalipun kita belum


pernah membaca atau mengetahuinya.


@) Kita bersaksi bahwa seluruh ummat Nabi Musa yang tidak


mengikuti Nabi Muhammad , Nabi Musa berlepas diri darinya.


A) Apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad  dan yang dibawa oleh Nabi


Musa –alaihi salam- berasal dari sumber yang sama sebagaimana


yang dikatakan oleh An-Najasyi (raja Ethopia).


Inilah beberapa faidah dan renungan. Saya meminta kepada Allah semoga


menjadikannya bermanfaat, dan senantiasa melindungi kita, menolong


agama, al-Quran serta sunah nabi-Nya .



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i