Rakib Dan Atid Adalah Sifat Kedua Malaikat Pencatat Seorang Hamba

Pertanyaan

Apakah Rakib dan Atid keduanya malaikat, apa tugas keduanya. Apakah jika seseorang masuk ke WC, mereka berdua masuk bersamanya?.

Teks Jawaban

Tema Terkait

Alhamdulillah.

Pertama; Kedua nama itu adalah sifat bagi malaikat yang ditugaskan mencatat amal anak Adam, yang baik maupun yang buruk. Keduanya adalah sifat sebenarnya bagi masing-masing. Malaikat yang berada di sebelah kanan, sifatnya dalah raqib dan atid, sedangkan malaikat yang berada di sebelah kiri, sifatnya adalah raqib dan atid.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ . إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ . مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ) سورة ق/16-18.

“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. SQ. Qoff: 16-18.

Imam Qurthubi rahimahullah berkata, Dalam sifat (الرقيب) ada tiga pemahaman;

Pertama: Bahwa dia selalu memantau perkara.

Kedua: Bahwa dia yang menjaga, hal ini dikatakan oleh As-Suddi.

Ketiga: Dia yang menyaksikan, hal ini dikatakan oleh Ad-Dhahhak.

Sedangkan sifat (العتيد) ada dua pemahaman;

Pertama: Dia selalu hadir tidak pernah absen.

Kedua: Dia adalah penjaga yang dipersiapakan; Apakah untuk menyimpan atau menyaksikan.”

 (Al-Jami Li Ahkamil Quran, 17/11)

Al-Hafiz Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

" ( إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ )

Maksudnya adalah kedua malaikat yang mencatat amal manusia

عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ

Maksudnya adalah yang selalu memantau.

 ( مَا يَلْفِظُ )

Maksudnya oleh anak Adam

مِنْ قَوْلٍ

Maksudnya semua kata yang dia ucapkan.

 إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Maksudnya, kecuali padanya terdapat malaikat yang memantaunya dan siapa mencatatnya, dia tidak meninggalkan satu kata dan gerak pun. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ كِرَامًا كَاتِبِينَ يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ (سورة الانفطار: 10-12)

“Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” SQ. Al-Infitor: 10-12

(Tafsir Al-Quranul Azim, 7/398)

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,

“Rokib, artinya selalu mengawasi siang malam dan tidak terpisah dari manusia.”

Atid, artinya selalu hadir tidak pernah absen dan mewakilkan kepada yang lain. Malaikat tersebut selalu ada dan memantauh, tidak ada sesuatupun yang terlewatkan.”

(Tafsir Surat Qaaf)

Adapun pendapat bahwa salah satu malaikat bernama Raqib dan yang lainnya bernama Atid, hal tersebut bertentangan dengan zahir (teks) ayat.

DR. Sulaiman Al-Asyqar rahimahullah berkata, “Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa ada malaikat yang bernama Raqib dan Atid dengan dalil firman Allah Ta’ala,

( ما يلفظ من قولٍ إلاَّ لديه رقيب عتيدٌ )

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. SQ. Qaaf: 18.

Apa yang mereka sebutkan tidak benar. Raqib Atid di sini merupakan dua sifat bagi masing-masing dari kedua malaikat tersebut yang mencatat amal hamba. Makna Raqib Atid adalah kedua malaikat yang selalu hadir menyaksikan, tidak absen dari kehidupan hamba. Jadi maksudnya adalah bukan merupakan kedua malaikat tersebut.”

 (Aalamul Malaikat Al-Abraar, hal. 12)

Lihat di situs kami dalam soal jawab no. 6523

Kedua:

Adapun masalah apakah malaikat masuk bersama manusia saat buang hajat. Telah dijelaskan masalah ini panjang lebar dalam jawaban soal no. 147161 . Dijelaskan di dalamnya bahwa yang kuat berdasarkan Alquran dan Sunah adalah bahwa kepada seluruh hamba diutus kedua malaikat yang selalu memantau gerak geriknya dan mencatat semua pekerjaannya serta menghitung setiap apa yang dia lakukan, apakah itu perbuatan baik atau maksiat, apakah dia dia di tempat mulia atau di tempat hina.

Akan tetapi, tidak terdapat dalam Alquran dan Sunah tentang tatacara menghitungnya, apakah hal tersebut menuntut masuknya malaikat ke tempat buang hajat dan mendampinginya dalam semua perbuatannya secara terperinci di tempat tersebut, ataukah dia diberi kemampuan oleh Allah Ta’ala sehingga dapat mengetahui apa yang dia lakukan serta mencatatnya tanpa harus mendampingi sang hamba di semua tempat yang dia masuki. Yang wajib adalah kita mencukupi berdasarkan apa yang ada nashnya dan selebihnya kita serahkan kepada Allah Azza wa Jallah atas apa yang tidak disebutkan dalam nash. Sebagaimana dikatakan oleh Said bin Jubair rahimahullah,

قد أحسن من انتهى إلى ما سمع ".

“Sungguh bagus orang yang selesai (bersikap) sesuai apa yang dia dengar (berdasarkan nash yang ada)."

Wallahua’lam.

< PREVIOUS NEXT >