Artikel

seorang istri tidak pernah mengenal pergaulan suami isteri yang baik dan sempurna sebagaiamana yang telah di praktekkan oleh rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. (dalam membina rumah tangganya).,yang mana keadaannya dan perkataannya serta perbuatannya adalah merupakan mubayyin (penjelas) terhadap al qur'an.





 rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mempunyai akhlak yang sangat sempurna dan baik dalam bergaul dengan para isterinya, beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. adalah seorang manusia biasa, bercumbu dan berlemah lembut dengan isterinya, memberikan mereka nafkah, membuat isteri-isterinya tertawa atau menyenangkannya, sampai beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mengadakan perlombaan (bermain) dengan isterinya aisyah radhiyallahu 'anha di padang pasir di sebagian perjalanan beliau, hal ini adalah suatu bentuk kasih sayang rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. terhadap aisyah radhiyallahu 'anha.





aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mendahuluiku lalu aku mendahuluinya, kemudian aku tinggal (dalam beberapa waktu)  sehingga aku bertambah gemuk maka beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam mendahuluiku, kemudian beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: ini adalah untuk (kekalahan saya) yang beliau maksud adalah perlombaan yang pertama yang lalu.





(perawi: aisyah radhiyallahu 'anhu, hadits shahih, al muhaddits: syekh al baani, sumber: ghaayatul maram, halaman atau no: 377).





rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mengumpulkan isteri-isterinya di setiap malam di suatu rumah yang akan beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam, tempati menginap, kemudian beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam terkadang mengadakan. jamuan malam bersama dengan mereka, setelah itu mereka pulang kerumahnya masing-masing, beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. tidur dengan salah seorang dari isterinya dalam satu kain (selimut) beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. meletakkan kain di kedua pundaknya dan tidur dengan memakai sarung.





 ketika beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. telah selesai dari melaksanakan shalat isya maka beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. masuk ke rumahnya ngobrol bersama dengan keluarganya (isterinya) sebentar sebelum tidur,  hal tersebut adalah suatu bentuk kasih sayang rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. terhadap mereka.





al hafidz ibn kathier rahimahullah mengatakan tentang hal tersebut: "rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. telah menjadikan ukuran sebaik-baik seorang laki-laki (suami) ialah yang paling bagus pergaulannya dengan isterinya, maka rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: "sebaik-baik kalian (suami) adalah yang paling baik terhadap keluarganya, dan saya sebaik-baik (dari kalian) terhadap keluarga saya".





(perawi: aisyah radhiyallahu 'anha, hadits: hasan gharib shahih, al muhaddits: tirmidzi, sumber: sunan tirmidzi, hal atau no: 3895).





seorang yang hanya berpura-pura melakukan akhlak mulia akan semakin lemah (kelihatan aslinya) ketika ia merasakan  bahwasanya ia mempunyai kekuasan dan pengaruh, kemudian akan semakin lemah akhlaknya yang mulia (yang di buat-buat) ketika ia bergaul dengan orang yang di kuasainya, jika seorang manusia senantiasa menjaga akhlaknya yang mulia di masyarakat yang di kuasai, dan ia bergaul dengannya dan berinteraksi dengan baik, maka ia adalah termasuk orang yang berakhlak mulia.





jika rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya (isterinya), maka pergaulan beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. terhadap isteri-isterinya adalah merupakan contoh yang paling ideal dan nyata, pada setiap yang berkaitan dengan kebaikan dengan akhlak yang sempurna, dan berinteraksi yang baik, yaitu dengan penuh kasih sayang dan candaan mesra, adil dan lemah lembut, serta ikhlas, dan selain dari hal-hal tersebut yang berkaitan dengan kehidupan suami isteri dalam setiap keadaannya dan hari-harinya, sebagaimana yang telah di jelaskan oleh kitab-kitab sunnah dan kitab sejarah  serta karakter rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. (syamaail rrasul)  dan yang telah di jelaskan oleh sunnah dengan banyak hadits-hadits yang mengenai akhlak rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. dan interaksi beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. dengan mereka (para isterinya).





pertama: mengenai kasih sayang rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. terhadap para isterinya,





 





1.     anas bin malik radhiyallahu 'anhu mengatakan: rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: "hal yang aku sukai dari dunia ialah, wanita dan parfum, dan ketentraman dalam shalat.





 





(perawi: anas bin malik radhiyallahu 'anhu, sanadnya kuat, al muhaddits: ad zahaby, sumber: mizanul i'tidal, halaman atau nomor: 177/3).





 





2.     'amru bin ash radhiyallahu 'anhu bertanya kepada rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam ia mengatakan: "siapa yang paling baginda sukai dari manusia? beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. menjawab: aisyah, aku bertanya lagi: kalau dari golongan laki-laki? beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. menjawab: ayahnya, aku bertanya lagi: kemudian siapa? beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. menjawab: umar, kemudian beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. menyebutkan beberapa orang, maka aku diam karena khawatir beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. akan menjadikanku di bagian paling akhir dari mereka".





 





(perawi: abu usman an nahdy, hadits shahih, al muhaddits: bukhari, sumber: al jaami' as shahih, halaman atau nomor: 4358).





 





kedua: adapun mengenai senda gurau rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. dengan isterinya:





 





1.     aisyah radhiyallahu 'anha menceritakan kita tentang hal tersebut beliau mengatakan: "aku bermain dengan boneka-boneka perempuan di sisi rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam., dan saya mempunyai teman-teman yang bermain dengan saya, dan ketika rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. masuk (ke rumah) mereka bersembunyi, lalu rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mengizinkan mereka maka merekapun bermain denganku".





 





(perawi: aisyah radhiyallahu 'anhu, hadits: shahih, al muhaddits: syekh al baani, sumber: shahihul adabul mufrad, halaman atau nomor: 383).





 





2.     aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "aku melihat rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. sementara beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. menutupiku dan saya sedang memandang kepada orang-orang habsyah (ethiopia) yang sedang bermain di mesjid, maka umar radhiyallahu 'anhu mengusir mereka, maka rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: " biarkanlah mereka dengan aman".





 





(perawi: aisyah radhiyallahu 'anhu, hadits: shahih, al muhaddits: bukhari, sumber: al jaami' as shahih, halaman atau nomor: 3539).





 





dalam lafadz yang lain aisyah radhiyallahu 'anha mengatakan:





 





"aku melihat rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. berdiri di pintu kamarku -dan anak-anak habsyah sedang bermain dengan sarung pedang mereka, di mesjid rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam.- dan dia menutupiku dengan kainnya, agar aku bisa melihat permainan mereka, kemudian beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. berdiri di karenakan saya sampai aku yang pergi, mereka adalah anak-anak yang sebaya dengan anak perempuan yang masih berusia belia, yang sangat senang bermain.





 





(perawi: aisyah radhiyallahu 'anha, hadits shahih, al muhaddits: muslim, sumber: al musnad as shahih, halaman atau nomor: 893).





 





3.     telah kita ceritakan mengenai hadits yang menerangkan tentang perlombaan rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. dengan aisyah radhiyallahu 'anha, yang menunjukkan bahwasanya rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. sendiri yang ikut langsung bermain menemani isterinya sebagai bentuk kasih sayang terhadap mereka, serta kelemah lembutan beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. buat mereka, hal ini karena kemuliaan pergaulan beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam., dan keagungan kasih sayang beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam.





 





4.     diantara contoh bagusnya perilaku rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. dan kemuliaan akhlaknya dalam bergaul dengan istri-istrinya, ialah sebagaimana yang di terangkan oleh aisyah radhiyallahu 'anha, beliau mengatakan: "saya minum dan saya sedang dalam keadaan haid, kemudian rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mengambil minuman tersebut, kemudian beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. meletakkan mulutnya di tempat bekas mulut saya lalau beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. minum.





 





 





"saya sedang mengigit (sisa-sisa daging) yang terdapat di tulang) ketika saya sedang haid, kemudian rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mengambilnya, lalu meletkann mulutnya di tempat bekas mulut saya".





 





(perawi: aisyah radhiyallahu 'anha, hadits: shahih, al muhaddits: muslim, sumber: al musnad as shahih, halaman atau nomor: 300).





 





dalam riwayat yang lain di terangkan bahwa:





 





 "saya sedang (menggigit sisa-sisa daging yang terdapat di tulang) kemudian saya memberikannya ke rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam., kemudian beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. meletakkan mulutnya di tempat bekas mulut saya, saya minum dari sebuah gelas, kemudian rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam. mengambilnya lalu beliau shalla llahu ‘alaihi wa sallam. meletakkan mulutnya di tempat bekas aku minum". (hr. abu daud).





bersikap lemah lembut kepada isteri-isterinya





 





diantara sikap bergaul dengan lemah lembut kepada isteri, ialah dengan memanggil nama mereka dengan nama yang paling di sukainya, atau dengan mentashgirkan atau  memendekkan namanya agar penyebutannya lebih indah,  rasulullah saw. memanggil aisyah ra. dengan panggilan: wahai aisy, jibril datang menyampaikan salam untukmu, aisyah menjawab : salam balik atasnya rahmat allah dan berkah-nya, engkau melihat apa yang aku tidak lihat, beliau maksud rasulullah saw. (hadits riwayat aisyah,  muhaddits  muslim (muttafaq 'alaih), hadits shahih, terdapat di dalam kitab: al musnad as shahih , hal: 2447).





beliau juga memanggil aisyah dengan sebutan: 'ya humaira' yang artinya " wahai yang kemerah-merahan".





kata humaira' adalah bentuk tashgir (pengurangan atau diminutif) hamra'  yang berarti putih,  sesuai yang dikatakan oleh ibn katsir dalam kitab annihayah, imam az zahabi mengatakan : kata al hamra' dalam bahasa orang hijaz berarti putih yang agak kemerah-merahan, hal ini jarang pada mereka. oleh karena itu rasulullah saw. bersikap lemah lembut kepada aisyah dan beliau memanggilnya dengan nama-nama yang di pendekkan namun terdengar indah. imam muslim meriwayatkan dari hadits aisyah tentang puasa , aisyah berkata: rasulullah saw. mencium salah satu isterinya ketika beliau sedang berpuasa , kemudian dia (isterinya) tertawa". (hr. muslim, shahih, sumber: musnad shahih hal: 1106).





dalam hadits yang lain yang di riwayatkan oleh aisyah, beliau berkata: rasulullah saw. bersabda: " sesungguhnya diantara kesempurnaan iman orang-orang mukmin ialah mereka yang paling bagus akhlaknya dan bersikap lemah lembut terhadap keluarganya". (hr. tirmidzi, shahih namun tidak diketahui  apakah abi kilabah mendengarnya dari aisyah, sumber: sunan tirmidzi hal: 2612).





dari hadits-hadits ini kita bisa memperhatikan dengan jelas perhatian rasulullah saw. terhadap isteri-isterinya, beliau bergaul dengan mereka dengan baik, salah satu contohnya beliau bergaul dengan aisyah dengan pergaulan yang baik.





diantara contoh kasih sayang, senda gurau terhadap keluarga ialah memberikan makanan, dalam satu riwayat di terangkan: " rasulullah saw. datang berziarah kepada saya (yang di maksud di sini adalah sa'ad bin abi waqqash) ketika saya berada di mekkah, beliau tidak senang meninggal di tempat di mana beliau berhijrah, beliau bersabda: (semoga allah merahmati ibn afra'), saya mengatakan : wahai rasulullah, apakah saya boleh mewasiatkan seluruh hartaku? beliau menjawab: jangan, saya bertanya: setengahnya?, beliau menjawab: jangan, saya bertanya: sepertiga? , beliau menjawab: (maka sepertiga dan sepertiga itu banyak, sesungguhnya jika engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya adalah lebih baik dari pada engkau tinggalkan mereka dalan keadaan miskin dan meminta-minta kepada orang-orang, dan sesungguhnya apapun yang engkau nafkahkan adalah termasuk sedekah, walaupun itu hanya sesuap nasi yang engkau suapkan kemulut isterimu, semoga allah mengangkat derajatmu, lalu setiap orang akan mengambil manfaat dari kamu ….) pada waktu itu beliau masih anak-anak. (di riwayatkan oleh sa'ad bin abi waqqash, hadits sahih, al muhaddits bukhary, sumber: al jaami' sshahih, hal: 2742).





walaupun hanya sesuap nasi yang anda suapkan kemulut isteri anda, hal itu akan di nilai sebagai sedekah, bukan hanya sekedar usaha hati,atau bergaul dengan bagus terhadap isteri-isteri, namun semua hal tersebut akan di balas dengan nilai sedekah oleh allah swt.





oleh karena itu di antara sikap kasih sayang terhadap isteri ialah memberi mereka makan, berapa banyak isteri karena hal semacam ini dia menjadi simpatik, saya ingin bertanya kepada anda wahai saudaraku, wahai kaum pria…apa yang membebani anda melakukan hal tersebut?  tidak ada, kecuali mengikuti teladan yang bagus , mencari pahala, bergaul dengan baik dan untuk membangun jiwa. bergaul dengan baik yang di sertai kasih sayang adalah suatu hal yang mana syariat memerintahkan anda untuk melakukannya yang akan menimbulkan rasa kasih sayang di hati.





kita banyak membaca mengenai sejarah rasulullah saw. dalam berbagai bidang di antaranya bidang pendidikan, iman, politik, militer atau ekonomi…namun sedikit kita temukan mengenai  sejarah rasulullah saw. di rumahnya dan cara-cara interaksi beliau dengan para isterinya. sesungguhnya orang yang secara cermat mengamati sejarah rasulullah saw. dalam hal hubungan keluarga beliau dia akan menemukan bahwasanya di sana terdapat banyak makna, yang kita sangat membutuhkannya di saat-saat sekarang ini, dan jika kita mengaplikasikan hal tersebut maka akan tercipta hubungan suami istri yang harmonis atau rumah tangga yang harmonis. kami akan memberikan beberapa contoh dalam artikel ini mengenai sikap hormat rasulullah saw. terhadap perasaan isteri-isterinya dan penjelasan bagaimana besar rasa cinta beliau terhadap isteri-isterinya.





seorang suami mempunyai tabiat atau cara tersendiri untuk mengungkapkan perasaannya yang berbeda dengan cara dan tabiat seorang isteri. karena seorang istri jika ingin mengungkapkan perasaannya maka dia akan mengungkapkannya dengan mengatakan "saya mencintai kamu" atau "saya rindu kepadamu" …"saya sangat membutuhkanmu"..dll. kalimat-kalimat seperti ini sering sekali di ucapkan oleh seorang isteri kepada suaminya. akan tetapi seorang suami mempunyai cara tersendiri ketika ingin mengungkapkan perasaannya maka dia  mengungkapkannya melalui perbuatan  sedikit sekali yang mengungkapkannya dengan perkataan. jika seorang suami ingin mengabarkan kepada isterinya bahwa dia mencintainya, maka dia akan membeli apa yang di inginkan sang isteri atau membeli beberapa makanan dan minuman atau barang-barang mewah…inilah praktek seorang suami dalam mengungkapkan rasa cintanya.





hal seperti ini adalah suatu cara yang berlainan dengan cara yang di lakukan rasulullah saw.karena rasulullah saw. mengungkapkan cinta dan kasih sayangnya melalui perkataan kepada aisyah ra. hal ini berarti beliau bersikap lemah lembut kepada isterinya dan memberikan kepada isteri hal yang sangat ingin ia dengarkan dari suaminya secara langsung , hal ini adalah suatu  posisi yang tinggi dalam hal interaksi antar suami isteri, ibn asaakir meriwayatkan dari aisyah ra. bahwasanya rasulullah saw. berkata kepadanya: " apakah engkau rela menjadi isteriku dunia akhirat? beliau menjawab: ya aku rela. lalu rasulullah saw. berkata: engkau adalah isteri saya dunia dan akhirat". (perawi: aisyah, hadits shahih, al muhaddits al bany, sumber: silsilatus sahih hal: 2255).





akan bagaimanakah jiwa dan perasaan aisyah ra. ketika beliau mendengar kalimat-kalimat tersebut yang akan memberinya rasa aman dengan cinta dan kasih sayang dunia akhirat?............





beberapa buku menerangkan sikap hormat orang barat terhadap isterinya. seperti seorang suami membukakan pintu mobil untuk isterinya, secara dzahir hal ini adalah bentuk penghormatan, akan tetapi di sisi lain para pengamat mengungkapkan bahwasanya sebenarnya mereka itu menghina dan tidak menghormat perempuan. kita sebagai orang muslim tidak mempunyai pengadilan pertentangan antara suami dan isteri, akan tetapi setiap dari keduanya saling melengkapi, oleh karena itu sikap saling menghormati di tuntut dari kedua pasangan suami isteri, kami akan memberikan contoh dari rasulullah saw.  ketika beliau di kungjungi oleh isterinya shafiyah dan beliau sedang melakukan i'tikaaf di sepuluh hari terakhir dari ramadhan. shafiyah ngobrol bersama dengan rasulullah saw. setelah itu beliau pamit pulang, rasulullah saw.pun berdiri lalu mengantarnya sampai kepintu, dalam riwayat yang lain beliau berkata kepadanya: " jangan terlalu cepat-cepat supaya saya bisa mengantarmu" , rumah shafiyah berada di dar usamah, rasulullah saw.pun keluar mengantarnya, lalu beliau bertemu dengan dua orang dari anshar, keduanya memandang ke arah rasulullah saw. lalu melintas, kemudian rasulullah saw. berkata kepada kedua orang tersebut: " silahkan kesini dia ini adalah shafiyah binti hayy ", kemudian keduanya berkata: " maha suci allah ya rasulullah, rasulullah saw. bersabda: sesungguhnya syaithon mengalir pada diri manusia  seperti mengalirnya darah, dan saya khawatir hal tersebut terjadi pada diri kalian berdua ". (perawi: shafiyah binti hayy, hadits shahih, al muhaddits: imam bukhary, sumber: al jaami' shahih musnad hal: 2038).





oleh karna itu kami berharap semoga tercipta  sikap saling menghormati dalam kehidupan rumah tangga, karena sikap saling menghormati adalah suatu rahasia terciptanya rasa kasih sayang sehingga menghasilkan rumah tangga yang sakinah.





alangkah indahnya kehidupan berumah tangga jika suami dan isteri saling menghormati? dan kita sangat butuh untuk membuka halaman-halaman sejarah kehidupan rasulullah saw.  dan islam agar kita bisa menemukan teori-teori  yang bagus dalam hal rumah tangga



Tulisan Terbaru

Perjalanan Hidup SA’D ...

Perjalanan Hidup SA’D BIN MU’ADZ r.a

Kejadian-kejadian pen ...

Kejadian-kejadian penting yang terjadi setelah Fathu Makkah sampai Rasulullah saw. Wafat. Bagian 1 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.

Peperangan Rasulullah ...

Peperangan Rasulullah saw. Bagian 3 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.

Peperangan Rasulullah ...

Peperangan Rasulullah saw. Bagian 1 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.