Artikel

Strategi Melawan Kristenisasi





Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta


salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi


wa sallam beserta keluarga dan seluruh sahabatnya.


Kristenisasi Adalah Pemurtadan  


Baru-baru ini ada kabar bahwa seorang muadzin suatu


musholla di Bogor telah bunuh diri karena tidak tahan melihat


realitas bahwa bapaknya telah murtad dan tidak bisa diajak


kembali kepada Islam (ruju’ ilal haq).  Tentu ini sangat


memprihatinkan, dan semoga tidak menimpa lagi umat


Islam. Na’udzbillahi mindzalik!


Sebagai sebuah realitas di masyarakat muslim yang


sedang diserang gerakan pemurtadan, hal ini patut dicermati. Dan


seiring dengan isu-isu yang memojokkan umat Islam semacam


kasus GKI Yasmin Bogor, HKBP Ciketing Bekasi, dll, kegiatan


Kristenisasi alias pemurtadan semakin digencarkan. International


Cirisis Gorup (ICG) pernah membuat laporan bahwa pemicu


terjadinya berbagai bentrokan antara umat Islam dengan Kristen


di Indonesia adalah adanya aktivitas Kristenisasi yang sangat


3


 


agresif, khususnya di daerah Jawa Barat yang merupakan basis


umat Islam terkuat di Indonesia.


ICG dalam laporannya mencantumkan berbagai lembaga


Kristen yang aktif melakukan pemurtadan terhadap suku Sunda di


Jawa Barat, seperti Joshua Project, Yayasan Beja Kabungahan


(Lampstand) sebuah  lembaga misionaris Amerika; Partners


International (Mitra Internasional), berbasis di Spokane,


Washington; Frontiers, berbasis di Arizona AS. Dua lembaga


Kristen yang melakukan penginjilan secara radikal di Bekasi Jawa


Barat adalah Yayasan Mahanaim dan Yayasan Bethmidrash


Talmiddin. Baru-baru ini misionaris Kristen membajak program


Mobil Pintar Ani Yudhoyono untuk aksi pemurtadan kepada anak


anak sekolah  SD negeri bahkan SD Islam. Masyaallah!


Sebenarnya sudah ada peraturan yang melarang


penyiaran agama kepada warga negara Indonesia yang telah


beragama (SK Menteri Agama nomor 70 tahun 1978).  Namun SK


itu tak pernah ditaati oleh pihak Kristen, bahkan mereka


menyasar daerah-daerah Islam. Aktivitas pemurtadan di kantong


kantong miskin dengan kedok sosial (diakonia) kerap kali mereka


lakukan.  Kegiatan membawa anak-anak muslim ke Gereja di


daerah basis Islam di Jawa Timur seperti Pasuruan sudah


dilakukan sejak tahun 1970-an.  Anak-anak kaum miskin di kota


4


Pasuruan diajak bersama-sama naik becak setiap minggu ke


Gereja dan pulang diberi oleh-oleh kue-kue dan permen masing


masing satu kantong. Rekaman video penyiaran Kristen oleh


misionaris Amerika dengan pembagian al Kitab (Kitab Injil) dan


uang kepada korban Gempa Padang Pariaman 2009 jelas


menunjukkan pelanggaran peraturan menteri di atas, sebab


penyiaran Kristen itu dilakukan terhadap komunitas Islam yang


ditunjukkan oleh gambar penduduk muslimah yang mengenakan


kerudung sebagai obyek penyiaran.


Di Bekasi mereka melakukan program Bekasi Berbagi


yang ujung-ujungnya adalah pembaptisan seorang nenek


berbusana muslimah.  Itu semua sekedar contoh diakonia yang


mereka jalankan untuk memurtadkan umat Islam dan menarik


mereka ke dalam agama Kristen.  Dan sejalan dengan penyiaran


Kristen dan pemurtadan yang mereka lakukan di kantong-kantong


umat Islam, peningkatan jumlah gereja berkali-kali lipat. Litbang


Depag mencatat bahwa pertumbuhan Gereja sejak tahun 1990


hingga tahun 2008, meningkat sekitar 300 persen, sementara


masjid hanya meningkat sekitar 60%.


5


Kristenisasi Harus Dilawan


Kenapa pemurtadan dalam bentuk Kristenisasi ini


semakin merajalela?  Sebab disamping didukung oleh militansi


Kristen dan sokongan dana dalam dan luar negeri, juga ada


sokongan opini kebebasan agama dari tokoh dan media sekuler


liberal.  Melihat situasi dan kondisi yang terus mendesak dan


memojokkan Islam dan umat Islam, serta menggerus aqidah umat


Islam, maka hanya satu kata yang harus dilakukan oleh umat


Islam, yaitu: LAWAN!


Kenapa kita harus melawan?  Pertama, kita


mempertahankan hak kita untuk beragama Islam dan


menjalankan kebebasan serta kekhusyu’an kita untuk


menjalankan agama Islam yang haq yang dijamin konstitusi dan


Undang-undang.


Juga


Allah  


Shubhanahu


wa


ta’alamemerintahkan kita untuk mempertahankan aqidah Islam


kita sampai titik darah yang penghabisan. Allah Shubhanahu wa


ta’ala berfirman:





Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa


kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan


beragama Islam. (QS. Ali Imran 102).


Kedua,  Allah Shubhanahu wa ta’alamemberikan warning kepada


kita akan bahaya peperangan yang dilakukan oleh orang-orang


non Islam yang tujuannya adalah memurtadkan kita, paling tidak


membuat kita tidak lagi berpegang teguh pada agama kita, alias


menjadi muslim yang tidak taat, yang biasa-biasa saja, yang


melempem, yang lembek, yang toleran terhadap kemusyrikan dan


kemaksiatan, yang semua itu menggerus aqidah kita yang kalau


tidak disadari akan menghilangkannya sama sekali.  Na’udzubillahi


mindzalik.  Allah Shubhanahu wa ta’alaberfirman:





 Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)


mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka


sanggup... (QS. Al Baqarah 217).


Padahal dalam lanjutan ayat di atas Allah Shubhanahu


wa ta’ala memperingatkan kepada umat Islam tentang betapa


bahayanya orang yang keluar alias murtad dari Islam, orang yang


7


kembali kafir setelah memeluk agama Islam, yakni sia-sia


amalannya dan dipastikan kekal di neraka.  Tentu ini adalah


kerugian dan kemalangan yang sangat besar bagi seorang muslim


dan umat Islam. Allah Shubhanahu wa ta’alaberfirman:





 Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam


kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di


akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.(QS.


Al Baqarah 217).  


Oleh karena itu, bagi kita umat Islam yang percaya kepada


AllahShubhanahu wa ta’ala dan rasul-Nya serta percaya kepada


kebenaran kitab suci Al Quran sebagai kalamullah, firman Allah


Shubhanahu wa ta’ala, dan yakin bahwa kehidupan akhirat


adalah kehidupan yang sebenarnya, mempertahankan iman,


aqidah Islam, adalah harga mati!  Menolak dan melawan


pemurtadan adalah jihad yang mulia!  Allahu Akbar!


8


Strategi Melawan Kristenisasi


Bagaimana caranya umat Islam mewalan Kristenisasi


yang merupakan perang terhadap umat Islam yang bertujuan


untuk memurtadkan umat Islam agar kembali kafir itu?  


Secara umum umat Islam harus menempuh lima strategi induk:


1. Konsolidasi pemikiran dan perasaan umat Islam serta perlunya


mempraktekkan kehidupan Islam secara berjamaah;


2. Menanamkan perasaan yakin dan bangga dengan ajaran Islam


yang diridloi Allah Shubhanahu wa ta’aladalam diri umat serta


tidak minder menghadapi orang Kristen dan kaum kafir


lainnya;


3. Membuka hakikat Kristen menurut Al Quran dan Sunnah Nabi


Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. serta realitas


historis maupun sosial politik keberadaan mereka di


Indonesia;


4. Membuka makar Kristen dan Kristenisasi di Indonesia;


5. Membentuk kesatuan opini dan gerakan umat Islam


menghadapi berbagai serangan dan manuver Kristen dan


Kristenisasi di Indonesia.   


9


 


10


Strategi Pertama: Konsolidasi pemikiran dan perasaan umat


Islam serta perlunya mempraktekkan kehidupan Islam secara


berjamaah;  


Dalam hal ini umat Islam harus berpegang teguh kepada


tali agama Allah Shubhanahu wa ta’aladan tidak bercerai berai.


Allah Shubhanahu wa ta’ala berfirman:


 


Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah


kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu


dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan


hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang


bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah


menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat


ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran 103).  


 


Cara berpegang teguh kepada tali agama -Nya, adalah


dengan mempelajari, memahami secara kaffah, yakni bahwa


ajaran Islam adalah hukum-hukum Allah Shubhanahu wa


ta’alayang -Dia turunkan kepada Sayyidina Muhammad


Shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik yang berkenaan dengan


hubungan seorang manusia dengan Allah Shubhanahu wa ta’alaAl


Khaliq, seperti hukum-hukum tentang aqidah dan ibadat; hukum


hukum yang berkaitan antara hubungan seorang manusia dengan


dirinya sendiri seperti hukum-hukum tentang makanan,


minuman, pakaian, dan akhlaq; maupun hukum-hukum dan


peraturan Allah Shubhanahu wa ta’alayang berkaitan dengan


hubungan seorang manusia dengan sesamanya seperti hukum


hukum tentang muamalat dan jinayat, tentang ekonomi, tentang


politik dalam dan luar negeri, sosial budaya, pertahanan


keamanan, tentang pemerintahan dan hak-hak rakyat, dan lain


lain.


Dengan mempelajari, memahami, dan mempraktekkan


ibadah dan seluruh syariat  Islam secara berjamaah akan


menjadikan konsolidasi umat berjalan sempurna. Allah


Shubhanahu wa ta’ala berfirman:





Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,


dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu


musuh yang nyata bagimu. (QS. Al Baqarah 208).


Oleh karenanya, umat Islam harus meningkatkan kualitas dan


kuantitasnya dalam melaksanakan sholat  berjamaah lima waktu


di masjid-masjid di lingkungannya, meningkatkan komunikasi dan


silaturrahmi serta ukhuwah Islamiyah di antara sesama jamaah


masjid di lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerja


mereka. Juga harus meningkatkan wawasan dan ilmu mereka


tentang aqidah dan syariat Islam dalam berbagai aspek kehidupan


yang bisa diperolehnya melalui pengajian-pengajian tafsir, fiqh,


dan aqidah di masjid-masjid dan musholla di lingkungan tempat


tinggal maupun di kantor mereka. Dengan demikian umat Islam  


paham betul terhadap agamanya sehingga pemahaman yang jelas


dan kaffah itu membentuk benteng pertahanan yang kokoh


dalam diri mereka dari serangan Kristenisasi maupun pemurtadan


model apapun.   


Strategi kedua: Menanamkan perasaan yakin dan bangga


dengan ajaran Islam yang diridloi Allah Shubhanahu wa


ta’aladalam diri umat serta tidak minder menghadapi orang


Kristen dan kaum kafir lainnya.  


12


 


13


Untuk meningkatkan imunitas umat Islam dari serangan


virus pemurtadan, secara spesifik umat Islam harus mempelajari


dan memahami, bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang


sempurna dan diridloi Allah Shubhanahu wa ta’alasebagaimana


firman-Nya:





Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku


cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama


bagimu.. (QS. Al Maidah 3).   


 


Dan agama selain Islam, termasuk Kristen adalah agama yang


tidak diterima oleh Allah Shubhanahu wa ta’ala, sebagaimana


firman-Nya:





 Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal


kepada –Nyalah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik


dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka


dikembalikan. Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa


yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,


Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa


dan Para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun


di antara mereka dan hanya kepada –Nyalah Kami menyerahkan diri."


Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah


akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang


orang yang rugi. (QS. Ali Imran 83-84).


Dan seharusnya orang-orang Kristen, kalau mereka


benar-benar beriman kepada kitab Injil yang diturunkan oleh


Allah Shubhanahu wa ta’alakepada Nabi Isa ‘Alaihissalam  yang


disebut-sebut dalam QS. Ali Imran ayat 84 di atas, tentunya


mereka mengimani Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa


sallam. karena Beliau adalah Ahmad yang disebut-sebut oleh Nabi


Isa ‘Alaihissalam sebagai kabar gembira yang akan datang


sesudah beliau, sebagaimana disebut dalam firman Allah


Shubhanahu wa ta’ala:





Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil,


Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab


sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya)


seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad


(Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan


membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang


nyata." (QS. As Shaff 6).


 


Dan Allah Shubhanahu wa ta’alamenegaskan bahwa orang-orang


Kristen, sebagai ahli Kitab, sebagaimna Yahudi, adalah lebih baik


masuk Islam. Allah Shubhanahu wa ta’alaberfirman:





Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara


mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang


fasik. (QS. Ali Imran 110).


Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa yang dimaksud


dengan beriman dalam ayat di atas adalah beriman kepada apa


 


16


yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa


sallam, yakni dinul Islam, AL Quran dan As Sunnah.   


Oleh karena itu, umat Islam harus bangga sebagai umat


Islam. Tidak boleh minder dengan kehebatan bangsa-bangsa


Kristen dan Yahudi di AS dan Eropa maupun bangsa-bangsa kafir


lainnya semacam China, Jepang, dan India, yang hari ini


menguasai politik dan ekonomi dunia serta sumber-sumber


kekuasaan dan kekuatan dunia; dan juga merajalelanya mereka di


seluruh dunia, termasuk di negeri-negeri kaum muslimin di


seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia.   


Itu sekedar kesenangan sementara saja untuk mereka,


sampai umat ini bangkit kembali berjuang merebut kedaulatan


mereka atas negara dan tanah air mereka beserta segala


kekayaan yang ada di dalamnya. Allah Shubhanahu wa


ta’alamenegaskan hal itu dalam firman-Nya:





Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir


bergerak di dalam negeri.  Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian


tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang


seburuk-buruknya. (QS. Ali Imran 196-197).


 


17


 


Umat Islam adalah umat yang tinggi derajatnya jika


benar-benar memegang agamanya. Dan umat Islam sudah pernah


membuktikan ketinggiannya dengan mengalahkan Romawi dan  


Persia, dua adidaya dunia pada saat itu,  pada tahun 15H, lima


tahun ba’da wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


yang berhasil membina umat Islam dalam tempo 23 tahun, 28


tahun ba’da turunnya ayat Al Quran yang pertama, yakni pada


masa Khalifah Umar bin Khatthab sebagai amirul mukminin.  


Dan setelah itu Negara Umat Islam menjadi Negara


adidaya dan pusat peradaban dunia selama berabad-abad hingga


Eropa bangkit dengan Revolusi Industrinya pada abad 19. Kalau


hari ini umat Islam di seluruh dunia masih terpuruk dan tertinggal


jauh dari bangsa-bangsa Yahudi dan Nasrani dan bangsa-bangsa


lainnya,  itu adalah ujian agar umat ini mau bangkit dan berjuang


untuk menegakkan izzah Islam dan kaum muslimin hingga bisa


mencapai kejayaannya kembali.  Allah Shubhanahu wa


ta’alaberfirman:





 Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,


Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu


orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka,


Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka


yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan


diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); … (QS. Ali Imran


139-140).


Jadi ketinggian, keunggulan dan kehebatan umat Islam


tidak datang begitu saja. Tapi diperoleh dengan perjuangan,


kesungguhan, jihad, bahkan peperangan yang beresiko luka atau


terbunuh sebagaimana disebut ayat di atas.  Hal itu telah


ditempuh dan didapatkan oleh generasi para sahabat yang


berjuang bersama baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa


sallam., Sayyidul Anbiya wal Mursalin, Imamul Mujahidin, yang


berkuasa di Darul Muhajirin yang beribukota di Madinatur Rasul,


Al Madinah al Munawwarah.


Ya, umat Islam bilamana benar-benar mempercayai


kebenaran seluruh ajaran Allah Shubhanahu wa ta’ala, yakni


hukum-hukum Islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan


dan berjuang mewujudkannya dalam realitas kehidupan nyata


18


seperti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. dan para


sahabatnya, pasti memperoleh predikat dari -Nya sebagai khairu


ummah alias  sebaik-baik umat (QS. Ali Imran 110) dan ummatan


wasathan alias umat yang adil dan pilihan (QS. Al Baqarah 143).    


Strategi Ketiga:  Membuka hakikat Kristen menurut Al Quran


dan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


serta realitas historis maupun sosial politik keberadaan mereka


di Indonesia.  


Untuk menangkis dan bila perlu melakukan pukulan balik


kepada para penyerang aqidah umat Islam, maka umat Islam  


harus membekali diri dengan memahami berbagai ayat al Quran


yang menerangkan hakikat orang-orang Kristen dan


penyimpangan yang mereka lakukan dari agama Allah


Shubhanahu wa ta’alayang sebenarnya diturunkan kepada Nabi


Isa ‘alaihissalam Misalnya, firman Allah Shubhanahu wa ta’ala:   


19


 


Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah


itu ialah Al masih putera Maryam". Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan)


yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika -Dia hendak


membinasakan Al masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang


orang yang berada di bumi kesemuanya?".. (QS. Al Maidah 17).


 


Juga firman-Nya:





Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah


salah seorang dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari


Tuhan yang Esa... (QS. Al Maidah 73)


 


Dari dua ayat di atas jelaslah bahwa telah kafirlah orang yang


 


21


mempertuhankan Nabi Isa alaihissalam  dan mereka yang


mempertuhankan tiga tuhan (trinitas).  


Oleh karena itu, tidak benar apa yang diajarkan kepada


para pejabat, para politisi, dan para petinggi militer di Indonesia


bahwa yang di maksud orang kafir di dalam Al Quran adalah orang


musyrikin Quraisy, bukan orang Kristen. Memang orang-orang


kafir Quraisy alias musyrikin Quraisy adalah orang kafir. Tapi yang


kafir tidak hanya mereka, juga orang-orang Ahli Kitab, Yahudi dan


Nasrani alias Kristen.  Allah Shubhanahu wa ta’alaberfirman:


 


Sesungguhnya orang-orang yang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang yang


musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.


mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS. Al Bayyinah 6).    


 


Demikian juga tidak bisa dibenarkan orang-orang yang


mengatakan bahwa orang Kristen dengan kita sama saja, mereka


juga dijamin masuk surga. Mereka berdalil dengan firman Allah


Shubhanahu wa ta’ala:





Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani


dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman


kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima


pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak


(pula) mereka bersedih hati. (QS. Al Baqarah 62).


Dalam tafsir terjemah Depag disebutkan catatan kaki “yang


beriman kepada AllahShubhanahu wa ta’ala” dalam ayat tersebut


adalah orang-orang mukmin, orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin


yang beriman kepada -Nya termasuk beriman kepada


Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, percaya kepada hari


akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh, yakni perbuatan


yang baik yang diperintahkan oleh agama Islam, baik yang


berhubungan dengan agama atau tidak.


Dalam tafsir Jalalain diterangkan bahwa siapapun


mereka yang disebut dalam ayat di atas bilamana beriman kepada -Nya dan hari akhir di zaman kita, dan beramal salih dengan


syariat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Imam Ibnu


Katsir dalam tafsirnya mengutip suatu riwayat dari Ibnu Abbas


radhiyallahu ‘anhu  bahwa tidak diterima dari seorang pun suatu


22


cara atau perbuatan kecuali yang sesuai dengan syariat


Muhammad  Shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah diutusnya


beliau dengan membawa dinul Islam. Adapun sebelum diutusnya


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, siapa saja yang mengikuti


Rasul di zamannya maka dia berarti berjalan di atas petunjuk dan


jalan selamat.   


Orang-orang Yahudi yang mengikuti Nabi Musa


‘Alaihissalam yang dahulu berhukum kepada Taurat di zaman


mereka; tatkala diutus Isa‘Alaihissalam maka Bani Israil wajib


mengikut dan terikat kepada beliau dan menjadi Nashara; dan


tatkala diutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam


menjadi rasul bagi seluruh anak Adam  mereka wajib


membenarkan dan meyakini apa yang beliau kabarkan dan


mentaati apa yang beliau perintahkan.   


Tidak benar juga orang yang mengatakan bahwa semua


agama sama.  Islam, Kristen, dan Yahudi sama-sama agama


keturunan Nabi Ibrahim‘Alahissalam.  Mereka berdalil bahwa kita


diperintahkan mencari kesamaan di antara agama Islam, Yahudi,


dan Nasrani atau Kristen dengan firman Allah Shubhanahu wa


ta’ala:





Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat


(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak


kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan -Dia dengan


sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain


sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling Maka Katakanlah


kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah


diri (kepada Allah)". (QS. Ali Imran 64).


Ayat ini sering dipakai untuk persatuan antar agama, dengan


maksud agar umat Islam tidak menonjolkan Islam, dan agar umat


Islam tidak menuntut diterapkannya syariat Islam demi


persatuan.


Demi persatuan nasional umat Islam harus


menanggalkan syariat Islam, bahkan menanggalkan sekedar cita


cita untuk penerapan syariat Islam secara formal oleh Negara.


Negara ini Negara nasional, bukan Negara Islam. Negara nasional


yang mengadopsi hukum kolonial warisan penjajah Belanda, dan


hukum-hukum baru yang dibuat dengan mengadopsi hukum


nasional bangsa-bangsa Kristen di Amerika dan Eropa, harus


diterima oleh umat Islam yang mayoritas warga Negara NKRI  


 


25


demi menyenangkan umat Kristen yang minoritas agar persatuan


nasional tetap terjaga.


Jelas ini adalah pemahaman yang tidak benar dan tidak


adil.  Dan berkaitan dengan penggunaan ayat di atas ini adalah  


pemahaman yang salah dan tidak ada asal usulnya dalam Islam.  


Sebab, baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam justru


menggunakan ayat di atas untuk mengajak Raja Heraclius, Raja


Rumawi yang beragama Nasrani untuk masuk Islam. Marilah kita


baca surat dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


kepada Kaisar Heraclius:





 Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad bin Abdillah kepada


Heraclius, pembesar Rumawi, semoga keselamatan diberikan


kepada siapa saja yang mengikuti hidayah Allah.   Amma ba’du.   


Sungguh aku mengajak anda dengan seruan Islam.  Masuklah


Islam niscaya anda selamat dan niscaya Allah akan memberikan


pahala dua kali kepada kepada anda.   Namun jika anda menolak


ajakan ini, maka anda menanggung dosa seluruh Al Arisiiyyin


(rakyat anda),  Dan  "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada


suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara


Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak


kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)


sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan


selain Allah". Jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada


mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang


berserah diri (kepada Allah).  (Sahih al Bukhari Juz 1/7).


Jadi jelaslah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa


sallam tidak membiarkan Kaisar Heraclius yang Nasrani,


melainkan beliau ajak masuk Islam, dan beliau beri kabar kalau


dia masuk Islam akan mendapatkan dua pahala, yakni pahala


dirinya masuk Islam dan pahala seluruh rakyatnya yang masuk


Islam. Namun beliau juga memperingatkan bahwa kalau dia


menolak masuk Islam, maka dia berdosa dan menanggung pula


dosa seluruh rakyatnya. Artinya, beliau tidak mengatakan Islam


26


dan Kristen sama saja; atau masuk Islam dan tidak masuk Islam itu


sama saja; atau apalagi masuk Islam dan keluar dari Islam boleh


boleh saja karena itu hak asasi manusia. Tidak.


Dan dalam sebuah hadits  dari Abi Musa radhiyallahu


‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:





 Siapa saja di antara umatku atau seorang Yahudi, atau seorang


Nashrani (Kristen), yang mendengar tentang aku,lalu tidak


beriman kepadaku, dia pasti masuk neraka” (Musnad Ahmad Juz


4/398).


Juga perlu didalami makna-makna kandungan dari Surat


Maryam yang pernah dibacakan oleh Ja’far bin Abi Thalib


radhiyallahu ‘anhu dan membuat menangis kepada Raja Najasyi


yang Kristen dan para pembesarnya serta pendeta Kristen di


istananya.   Perlu juga diperdalam makna-makna kandungan Surat


Yasin yang pernah dibacakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi


wa sallam kepada delegasi utusan Raja Najasyi  yang beragama


Nasrani yang datang ke kota Madinah. Sejarah mencatat raja


Najasyi masuk Islam dan para utusannya juga masuk Islam.     


27


Strategi Keempat: Membuka makar Kristen dan Kristenisasi di


Indonesia;


Makar-makar Kristen dan Kristenisasi di Indonesia harus


dibuka. Merekalah yang mendorong orang-orang muslim yang


kurang pemahaman Islam mereka untuk bersikap nasionalis, yang


maknanya adalah menolak Islam. Ancaman keluar dari NKRI bagi


Indonesia Timur yang banyak dihuni orang-orang Kristen untuk


menolak 7 kata dalam Pembukaan UUD 1945 yang sudah


diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Tujuh kata itu  


dalam pembukaan UUD 1945 adalah anak kalimat dengan


menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya dalam


pembukaan UUD 1945 yang merupakan hasil kompromi (Bung


Karno menyebutnya sebagai “Gentleman Agreement”) setelah


proposal para ulama dan tokoh umat Islam di BPUPKI agar negara


ini dibangun berdasarkan Ketuhanan dengan menjalankan Syariat


Islam, yakni kembali kepada status hukum pra penjajah Belanda,


hukum para Sultan di Nusantara.   


Dengan menolak Syariat Islam, maka NKRI dijalankan


dengan hukum warisan Penjajah Belanda yang beragama Nasrani


yang telah mengkristenkan sebagian umat Islam Indonesia


khususnya di daerah belahan timur Indonesia. Dan selanjutnya


orang-orang Kristen mendorong kaum muslimin yang berhaluan


28


nasionalis untuk selalu menolak RUU yang dianggap berbau


Syariat Islam seperti RUU Perkawinan, RUU Peradilan Agama,


RUU Sisdiknas, RUU APP, dan lain-lain. Mereka juga menolak


berbagai UU dan Peraturan pemerintah/Menteri yang


memungkinkan ajaran Islam dinodai atau umat Islam murtad dan


atau dimurtadkan seperti judicial review atas UU No 1/PNPS/1965


yang melarang penodaan agama, semacam kasus Ahmadiyah


tahun lalu di MK.  


Juga mereka kerapkali melanggar PBM tentang pendirian


rumah ibadah seperti kasus HKBP Ciketing Bekasi dan GKI  Yasmin


Bogor. Mereka melanggar secara arogan PBM yang disusun oleh


para pemuka agama termasuk dari Kristen, namun mengopinikan


kepada dunia bahwa kebebasan mereka beribadah dan beragama


dilanggar oleh umat Islam yang mereka tuduh intoleran. Dengan


enaknya mereka membuat  berbagai kebohongan untuk


menyudutkan Islam dan umat Islam agar mendapatkan simpati


publik dengan dukungan media massa yang jelas-jelas pro


mereka. Jelas ini makar yang nyata kepada umat Islam!  


Dan mereka terus agresif melakukan kristenisasi alias


pemurtadan kepada umat Islam. Kita umat Islam tidak perlu sedih


dengan sikap mereka. Yang jelas Allah Shubhanahu wa ta’alapasti


membalas makar mereka dan siapapun kepada umat


29


Islam. Namun yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa


pemurtadan oleh Kristen terhadap umat Islam harus dihadapi


dengan rasional dan sistematis sesuai dengan petunjuk syariat


Islam. Dan siapapun di antara umat Islam harus memiliki


kesadaran ini supaya dimanapun dan kapanpun umat Islam siap


menghadang Kristenisasi yang sangat membahayakan aqidah


umat itu.


Strategi Kelima: Membentuk kesatuan opini dan gerakan umat


Islam menghadapi berbagai serangan dan manuver Kristen dan


Kristenisasi di Indonesia.  


Umat Islam harus menetapkan satu pendapat bahwa


pemurtadan oleh pihak Kristen tidak bisa ditoleransi.  Harus


dilawan dengan jihad menolak pemurtadan.  Sudah waktunya


umat Islam, dalam hal ini para ulama, habib, dan para pimpinan


partai, ormas, pesantren, maupun lembaga-lembaga Islam


lainnya,


termasuk pimpinan majelis-majelis taklim dan


menyatukan visi dan misi perjuangan Islam. Termasuk


menyatukan visi misi bersama umat Islam dalam menghadang


Kristenisasi, walau mungkin agak terlambat. Para pimpinan umat


Islam termasuk di dalamnya para pejabat di Kementerian Agama  


harus membuat strategi bersama melawan Kristenisasi yang


30


memurtadkan umat Islam, yang jelas melanggar SK Menteri


Agama tentang larangan penyiaran agama kepada warga negara


NKRI yang sudah beragama (SK Menteri Agama nomor 70 tahun


1978).    


Para pengurus DKM masjid dan musolla sebagai ujung


tombak perjuangan menghadang pemurtadan umat oleh pihak


Kristen harus menyelenggarakan berbagai pengajian dan


pelatihan untuk jihad menghadapi pemurtadan dan meminta para


ulama dan ahli Kristologi untuk memberikan pelajaran yang


efektif dan efisien untuk bekal para mujahid yang menghadapi


serangan pemurtadan.  


Para ulama diminta menerangkan kepada para pemuda


pejuangan penghadang pemurtadan bagaimana sirah Nabi


Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengahadapi kaum


Kristen, bagaimana penjelasan para mufassir terhadap ayat-ayat


yang menerangkan hakikat Kristen dan orang-orang kafir ahli


kitab, juga bagaimana bahaya tindakan murtad, serta bagaimana


hukum Islam mendudukkan orang-orang Kristen sebagai


minoritas yang dalam istilah fiqh disebut ahlu dzimmah. Juga para


Kristolog dan mantan pendeta diminta menerangkan bagaimana


strategi, taktik, dan modus operandi pemurtadan oleh pihak


31


 


32


Kristen di Indonesia, termasuk lembaga-lembaga missi Kristen


yang harus diwaspadai.  


Dan tentunya adalah bagaimana menjalin ukhuwah


Islamiyyah secara riil untuk tegaknya kehidupan Islam di tengah


kehidupan umat secara nyata. Mudah-mudahan dengan langkah


tersebut, aqidah umat islam diselamatkan dan izzah umat agar


berdaulat di negerinya sendiri ditegakkan. Allah Shubhanahu wa


ta’alaberfirman:





Dialah yang telah mengutus Rasul -Nya (dengan membawa) petunjuk (Al


Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan   -Nya atas segala agama,


walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (QS. At Taubah 33)


 


Allah Shubhanahu wa ta’alajuga berfirman:


 


-Dia


Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah,


niscaya


akan


menolongmu dan meneguhkan


kedudukanmu. (QS. Muhammad 7).


Hasbunallah wani’mal wakil Ni’mal maula wani’man nashiir laa


haula


walaa quwwata illa billaahil ‘aliyyilazhiim!


Bogor, 16 Dzulhijjah 1432 H


Penulis : Al Bayyan


 macam informasi.


~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai


33



Tulisan Terbaru

Syarat-Syarat Orang Y ...

Syarat-Syarat Orang Yang Meruqyah Dan Yang Diruqyah

Syarah Makna Salah Sa ...

Syarah Makna Salah Satu Asmaul Husna (As-Syafi)