Artikel

Sifat Pengecut  





Sifat Pengecut, Awas Bahayanya


Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam


semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam  .


Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan


benar melainkan Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang tidak ada


sekutu bagi -Nya, dan aku juga bersaksai bahwa Muhammad


Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan utusan -Nya.


Amma ba'du:  


Diantara sekian sifat tercela yang Allah Shubhanahu wa


ta’alla dan Rasul -Nya cela secara spesifik adalah sifat pengecut.


Para ulama mengatakan, salah satunya Fairuz Abadi menjelaskan,


"Pengecut adalah lemahnya hati yang seharusnya dalam kondisi


kuat".1 Dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam  


kebiasaan beliau adalah berlindung kepada Allah Shubhanahu wa


ta’alla dari sifat pengecut. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits


yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Anas bin


Malik radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Nabi Muhammad


Shalallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:


1


 . Bashaair dzawi Tamyiz 1/366.





 "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada -Mu dari gundah


hati dan kesedihan, dari rasa lemah dan malas, dari rasa kikir dan


penakut dari lilitan hutang dan penguasaan orang lain". HR Bukhari


no: 6363. Muslim no: 2707.


Al-Qodhi Iyadh mengatakan, "Itulah bentuk berlindungnya


Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau berlindung dari


sifat pengecut dan kikir disebabkan dalam kedua sifat tersebut


terkandung beberapa keburukan, seperti tidak bisa sempurna dalam


melaksanakan kewajiban dan menunaikan hak-haknya Allah


Shubhanahu wa ta’alla, tidak membenci ahli maksiat, serta enggan


merubah kemungkaran, dan menunaikan hak-hak harta. Yang mana


dengan keberanian yang seimbang bisa mengantarkan pada


mengerjakan hak, menolong orang terdhalimi, dan dengan


kelapangan jiwa akan mudah untuk menunaikan haknya harta.


Tanggap untuk mengeluarkan dan menolong orang miskin, serta


membantu orang yang dilanda kesulitan".





 . Ikmal al-Mu'alim bii Fawaidi Muslim oleh Qodhi Iyadh 8/205.





Dan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam  


menjelaskan kalau sifat pengecut merupakan sifat terburuk diantara


sifat-sifat jelek lainnya yang ada pada pribadi seseorang. Hal itu,


seperti dijelaskan dalam sebuah hadits yang dibawakan oleh Imam


Ahmad dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Nabi


Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:





"Sifat terjelek yang ada pada diri seseorang ialah orang yang sangat


pelit dan pengecut". HR Ahmad 13/385 no: 8010.


 


Pengecut juga termasuk ciri khasnya orang munafik.


Sebagaimana disebutkan oleh Allah ta'ala didalam firman -Nya:


 


"Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya),


kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang


terbalik- balik seperti orang yang pingsan karena akan mati". (QS al


Ahzab: 19).


Al-Hafidh Ibnu Katsir menerangkan, "Hal itu disebabkan karena


mereka kaget dan ketakutan yang sangat. Itulah ketakutan mereka


mereka para pengecut yang takut dari peperangan, dan apabila


ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang


tajam, artinya apabila dalam kondisi aman mereka mulai


mengeluarkan statemen yang pedas, tinggi lagi fasih. Dengan


mengklaim bahwa merekalah orang-orang yang berada dikedudukan


para pemberani dan kstaria sedangkan mereka adalah para


pendusta akan hal itu".3


Seorang penyair mengatakan:


Apakah jikalau aman kamu tabiatnya kasar lagi keras


Tapi dalam perang bagaikan wanita pingitan


Lihat pada panutan kita, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi


wa sallam  adalah orang yang paling berani dan paling teguh hatinya


tatkala berhadapan dengan musuh. Dijelaskan dalam sebuah hadits


sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari al-Bara' bin Azib


radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan, "Kami, demi Allah apabila


kami dilanda ketakutan seringkali kami berlindung dibalik beliau,


3


 . Tafsir Ibnu Katsir 11/132-133.





dan sungguh beliau adalah orang paling berani diantara kami". HR


Muslim no: 1776.


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, "Sesungguhnya


semua orang memuji orang yang punya sifat pemberani dan


penderma, sampai kiranya kebanyakan pujian yang dibawakan oleh


para penyair dalam bait syairnya adalah tentang keberanian ini.


Begitu pula banyak orang yang mencela sifat kikir dan pengecut.  


Kemudian beliau melanjutkan, "Manakala kebaikan anak cucu Adam


tidak mungkin bisa sempurna dalam agamanya melainkan dengan


keberanian dan dermawan maka Allah azza wa jalla menjelaskan


bahwa orang yang diserahi tugas untuk memikul jihad, namun


meninggalkannya maka -Dia akan ganti orang tersebut dengan orang


lain yang mau menegakan syi'ar jihad tersebut. Sebagaimana


disebutkan dalam firman -Nya:





"Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir


sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah


lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang


berkehendak (kepada -Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia


akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak


akan seperti kamu ini". (QS Muhammad: 38).4


Dan diantara perkara yang menunjukan sifat pengecut ini


termasuk menafikan budi pekerti yang luhur ialah sebuah hadits


yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari Jubair bin Muth'im


radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Tatkala aku sedang bersama


Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat lainnya


seusai peperangan Hunain. Datang orang-orang Arab Badui


berdesak-desakan mengerumuni beliau untuk meminta bagian


sehingga beliau terdesak ke suatu pohon yang menyebabkan


jubahnya terlepas. Lalu beliau berkata:





 "Kembalikan jubahku. Demi Allah, jika saja aku memiliki ternak


sebanyak pohon besar niscaya aku akan bagi-bagikan juga kepada


kalian, sehingga dengan begitu tidak ada yang menganggapku


sebagai orang yang kikir, dusta dan pengecut". HR Bukhari no: 3148.


4 . al-Istiqomah 2/263-270.


8


Al-Hafidh Ibnu Hajar menerangkan, "Didalam hadits ini


sebagai dalil tercelanya sifat-sifat yang disebutkan tadi, yakni kikir,


dusta, dan pengecut. Dan tidak sepantasnya bagi seorang pemimpin


kaum muslimin yang mempunyai cabang-cabang sifat tersebut".5


Seorang ulama yang bernama Abu Zinad mengatakan, "Tatkala


Khalid bin Walid dalam kondisi kritis beliau menangis. Kemudian


beliau berkata, "Sungguh aku telah mengikuti (peperangan) ini dan


itu, sehingga tidak menyisakan sedikitpun dari tubuhku ini


melainkan ada bekas sabetan pedang, tusukan tombak atau


lemparan panah. Dan sekarang aku akan meninggal diatas tempat


tidur tergeletak seperti matinya seekor onta, maka tidaklah tertidur


matanya para pengecut".6  


Umar bin Khatab mengatakan, "Sesungguhnya keberanian


dan pengecut adalah sifat dasar yang Allah Shubhanahu wa ta’alla


berikan pada hamba yang dikendaki -Nya. Maka bisa dijumpai ada


seseorang yang berperang dengan tidak mempedulikan bisa kembali


kepada keluarganya atau tidak. Ada juga seseorang yang lari dari


ayah dan ibunya (tidak membelanya). Ada pula yang berperang demi


5


 6


 . Fathul Bari 6/254.


. Siyar a'lamu Nubala 1/382.


9


mencari wajah Allah Shubhanahu wa ta’alla, maka itulah yang


dinamakan syahid".


Seorang penyair mengatakan:


Para pengecut suatu kaum akan lari membela anak ibunya


Sedang pemberani rela membela orang yang tidak memiliki


kedekatan


Diantara kisah-kisah para pemberani yang disebutkan


dalam bukuh sejarah ialah kejadian yang ada dalam peperang Badr.


Kisahnya Mu'adz bin Amr radhiyallahu 'anhu disaat perang


berkecamuk. Beliau berkata, "Aku mempunyai target pada perang


Badr untuk membunuh Abu Jahal. Maka, manakala peluang datang


akupun menyerangnya. Aku layangkan satu pukulan yang mengenai


sekitar kakinya pada pertengahan betisnya. Lalu anaknya Ikrimah


menyabet pundakku, maka lenganku pun terlepas dan menempel


pada kulit sampingku namun peperangan menjauhkan posisiku


darinya. Sungguh, aku telah berperang seharian dan menyeret


lenganku ke belakang. Maka, tatkala ia semakin membuatku


tersiksa, maka aku menginjakkan kakiku ke atasnya kemudian lama


aku melakukan hal itu hingga akhirnya berhasil membuangnya".


Imam Dzahabi mengomentari kisah ini dengan mengatakan,


"Ini demi Allah, inilah yang dinamakan pemberani sejati. Bukan


seperti orang hanya tergores anak panah lalu nyalinya menciut dan


10


menyembelih ketegarannya".7 Pernah ditanyakan kepada Abdul


Malik, "Siapakah orang Arab yang paling berani dalam bait syairnya?


Beliau menjawab, "Abas bin Murdas tatkala mengatakan:


Kondisi terberat ialah ketika menghadapi pasukan yang bersenjata


lengkap


Namun, ku tak peduli apakah aku mati disitu ataukah


selamat darinya


Inilah lantunan bait syair yang paling berani yang diucapkan


oleh orang Arab. Adapun bait syair kepada para pengecut adalah


seperti perkataan seorang penyair:


Aku mengira ketika lari dari peperang menyebabkan panjang umur


Tapi aku tidak menjumpai seperti ketika maju kemedan


pertempuran


Bukanlah kesudahan perang yang menyebabkan berdarah


Namun, kaki kami yang berdarah karena lari tunggang


langgang


Penyair lain mengatakan:


Kondisi terberat yang aku alami disaat perang adalah telapak kaki


Lari terpacu dari genderang perang tatkala diumumkan


Mengapa tidak seperti kijang betina yang pemberani


7


 . Siyar a'lamu Nubala 12/276.





Itu karena hatimu menciut berada disayap burung


Kisah seorang wanita muda al-Khariji yang dikatakan oleh


Ibnu Katsir, "Dirinya adalah seorang wanita kuat yang turut serta


dalam perang yang sedang berkecamuk, yang barangkali tidak bisa


disetarai oleh para pemberani laki-laki. Sampai kiranya Hajaj takut


sekali dari sepak terjangnya. Sehingga diungkapkan oleh sebagian


penyair tentang kejadian tersebut". Lalu beliau menyebutkan dua


bait syair tersebut.8


 


Dampak buruk sifat pengecut:


Pertama: Pengecut termasuk sifatnya para munafik yang seharusnya


dihilangkan dari dalam diri orang beriman.  


Kedua: Sifat pengecut tidak bisa menjadikan ajal semakin menjauh,


tidak pula mendekatkan rizki dan manfaat. Allah Shubhanahu wa


ta'ala berfirman tentang orang-orang munafik:





"Mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak


campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh


(dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di


                                                             


8 . Bidayah wa Nihayah 12/276.


 


13


rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati


terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". (QS al


Imran: 154).


 


Ketiga: Orang yang memiliki sifat pengecut menunjukan akan lemah


imannya. Rasa tawakalnya kepada Allah Shubhanahu wa ta'ala.


sebagaimana dijelaskan oleh Allah Shubhanahu wa ta'ala dalam


firman -Nya:





"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa


yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung kami, dan


hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal".


(QS atTaubah: 51).


 


Keempat: Pengecut akan mengantarkan pada kealpaan dalam


menunaikan kewajiban. Menunaikan hak-hak Allah Shubhanahu wa


ta'ala, dan yang terburuk dari itu semua ialah tidak berani


memerangi ahli bathil dan merubah kemungkaran.


Kelima: Pengecut mewariskan kehinaan dan sempitnya hati. Imam


Ibnu Qoyim mengatakan, "Sesungguhnya keberanian menjadikan


lapang dada dan hati menjadi tentram adapun pengecut maka


dijumpai dia adalah manusia yang paling sempit dadanya, hatinya


tertawan tidak ada tawa dan kebahagian. Tidak ada kelezatan hidup


melainkan seperti yang dirasakan oleh binatang ternak, sedang


kebahagian jiwa, kelezatan, kenikmatan, serta berkobarnya maka


semua itu terhalang bagi para pengecut sebagaimana terlarang pula


bagi orang yang kikir".9


Keenam: Pengecut menyebabkan terjajahnya sebuah negeri,


terampasnya harta benda serta pelanggaran kehormatan lainnya.


Akhirnya kita ucapkan segala puji bagi Allah Shubhanahu


wa ta’alla Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga Allah


Shubhanahu wa ta’alla curahkan kepada Nabi kita Muhammad


Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau serta para


sahabatnya.


9


 . Zaadul Ma'ad 2/25.


14



Tulisan Terbaru

Syarat-Syarat Orang Y ...

Syarat-Syarat Orang Yang Meruqyah Dan Yang Diruqyah

Syarah Makna Salah Sa ...

Syarah Makna Salah Satu Asmaul Husna (As-Syafi)