
RISALAH PENTING UNTUK PARA JAMAAH HAJI
Segala puji bagi Allah yang telah menolong hambanya melaksanakan
ibadah dan memudahkannya. Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad,
keluarganya dan para sabahat-sahabatnya. Amma ba'du:
Sesungguhnya nikmat Allah itu banyak sekali, tidak dapat dihitung dan
dijumlah.
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat
menentukan jumlahnya. (QS.an-Nahl:18)
Nikmat yang paling besar dan agung adalah nikmat Islam yang dengannya Allah
memuliakan kita. Bagi-Nyalah pujian dan sukur atas karunia dan keutamaan
ini.
"Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka.
Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan
keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu
dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang
benar." (QS.al-Hujuraat:17)
Berapa banyak manusia di mungka bumi ini yang diharamkan dari
mendapatkan nikmat Islam. Berapa banyak bangsawan dan orang berpangkat,
saudagar dan penguasa yang ditutup untuk mereka pintu nikmat ini. Segala puji
bagi-Mu, Tuhan kami, sebagaimana yang layak bagi kemuliaan wajah-Mu dan
keagungan kekuasaan-Mu.
Kemudian, di antara nikmat Allah kepada kalian, wahai para jamaah haji adalah
Dia menaungimu dengan rahmat-Nya dan memudahkan jalanmu menunaikan
haji. Penyakit, kekurangan harta dan kekhawatiran diperjalanan tidak mencegah
dan membuatmu menunda pelaksanaan rukun Islam yang kelima ini, yang oleh
Nabi telah diberitakan dengan berita gembira bagi yang menunaikannya,
"Barangsiapa yang berhaji di rumah ini (Mekkah) dan tidak berbuat senonoh dan
kefasikan (kemaksiatan), kembali (dari hajinya) seperti hari pertama dia
dilahirkan (tanpa dosa)." [Mutafak alaih]
4
Sabda Nabi yang lain,
"Dan haji mabrur, tidak ada balasannya selain surga." [Hadits riwayat Muslim]
Menunaikan ibadah haji adalah salah satu dari rukun Islam. Ibadah haji adalah
amal yang paling agung setelah iman dan jihad. Ia merupakan bentuk
pendekatan diri kepada Allah yang paling utama, yang menghapus (dosa)
sebelumnya.
Bergembiralah dihari yang penuh dengan perjuangan dan dimapuninya
kesalahan. Nabi telah bersabda,
"Tidak ada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hambanya dar api neraka
daripada hari arafah." [Hadits riwayat Muslim]
Nikmatilah kebaikan yang besar ini. Ia merupakan hembusan keimanan yang
mencuci kotoran kemaksiatan dan dosa. Aku berwasiat kepadamu dengan takwa
kepada Allah dan ikhlas dalam amal, jauh dari riya dan ujub (takabur). Atas
kalian meminta pertolongan, tunduk dan merendah kepada Tuhan-mu serta
berterimakasihlah atas kesempatan menunaikan rukun yang agung ini.
Berikut hal-hal yang tidak boleh luput dari ingatanmu:
Pertama:
Ingatlah bahwa engkau berada dihari yang agung yaitu sepuluh Zulhijjah. Nabi
bersabda,
"Tidak ada amal (yang dikerjakan) pada setiap harinya yang lebih utama
daripada sepuluh Zulhijjah." Para sahabat bertanya, tidak pula jihad? Nabi
menjawab: "Tidak pula jihad. Kecuali seorang yang keluar sendirian
(mengorbankan dirinya) dengan harta dan jiwanya dan tidak kembali." [Hadits
riwayat al-Bukhari]
Ibnu Taymiah t ditanya manakah yang lebih baik antara sepuluh Zulhijjah dan
sepuluh terakhir bulan Ramadhan?
Beliau menjawab: (Siang) sepuluh Zulhijjah lebih utama dari sepuluh terakhir
Ramadhan. Sedangkan malam-malam di sepuluh hari terakhir Ramadhan lebih
utama dari malam di sepuluh Zulhijjah.
Ibnu Hajar t berkata di dalam kitab al-Fath, "Yang nampak jelas bahwa sebab
keutamaan sepuluh Zulhijjah karena terkumpulnya ibadah-ibadah utama ketika
itu; seperti shalat, puasa, sodaqoh dan haji, yang itu tidak terdapat pada hari
hari selainnya.
Kedua:
Engkau berada di Biladullah al-Haram (tanah suci) Mekkah. Negeri yang setiap
kebaikan dilipatgandakan ( pahalanya ) demikian pula halnya dengan
keburukan, dilipatgandakan dosanya. Allah telah menjanjikan azab yang
pedih bagi mereka yang ingin membuat kerusakan di dalamnya. Firman Allah ,
"Dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim,
niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih." (QS.al
Hajj:25)
Ibnu Katsir t berkata (dalam tafsirnya), "Yaitu mereka yang konsen dalam
perbuatan nista dari kemaksiatan dosa besar."
Ibnu Abbas berkata, "Dari apa yang dikatakan Rasulullah bahwa 'Ada tiga
orang yang paling dimurkai Allah', Beliau menyebutkan satu di antaranya adalah
mulhid (orang yang berbuat kejahatan atau kekufuran) di tanah haram
(Mekkah).[Hadits riwayat al-Bukhari]
Disebutkan di dalam Fath al-Baari: "Yang nampak jelas dari teks hadits bahwa
perbuatan dosa kecil di tanah haram lebih besar dosanya dari pada perbuatan
dosa besar di tempat yang lain."
Ibnu Mas'ud berkata, "Seandainya seseorang terbersit dalam hatinya ingin
berbuat ilhad (kejahatan/kekufuran di tanah haram) dan dia berada di Adan
Abin1, Allah akan merasakan kepadanya azab yang pedih."
Ini bagi siapa yang terbersit dalam hatinya, lalu bagaimana dengan mereka yang
melakukannya.
Berusahalah senantiasa mengagungkan syiar-syiar Allah, firman-Nya ,
"Demikianlah (perintah Allah). Dan Barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar
Allah2, maka Sesungguhnya itu timbul dari Ketakwaan hati." (QS.al-Hajj:32)
Ketiga:
Pada waktu dan tempat seperti ini adalah kesempatan untuk bertaubat kepada
Allah , dan mengintropeksi diri atas apa yang telah dilalaikan. Membelenggu
diri dengan belenggu kembali kepada Allah dan memperbanyak air mata
penyesalan dan taubat. Cukup sudah catatan amal yang penuh dengan dosa dan
1 Satu tempat di Yaman. Maksudnya dari tempat yang jauh. Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa
keinginan di sini adalah keinginan yang kuat. Dan ini hanya khusus pada tanah haram. (pent)
2 Syi'ar Allah Ialah: segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat
mengerjakannya.
6
kesalahan. Cukup sudah umur yang tersiakan serta apa saja yang telah
diperbuat dari kelalaian dan kealpaan. Allah berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…"
(QS.al-Hasyr:18)
Ibnu katsir berkata menafsiri ayat ini, "Maksudnya adalah hitunglah diri kalian
sebelum kalian dihitung. Dan lihat apa yang telah kalian upayakan untuk diri
kalian dari amal-amal shaleh dihari pembalasan dan dihadapkan kepada Tuhan
kalian."
Malik bin Dinar –semoga Allah merahmatinya- berkata, "Allah merahmati
seorang hamba yang berkata kepada jiwanya, 'Bukankah engkau pelaku
perbuatan demikian?!' Kemudian ia membelenggu jiwanya, lalu dijadikannya
mengikuti kitab Allah dan penuntun baginya.
Keempat:
Engkau telah meninggalkan keluarga, rumah, harta dan anak-anak mengharap
apa yang ada di sisi Allah. Jangan sia-siakan waktu yang berharga ini. Bebaskan
dirimu dari bertemu dengan manusia dan banyak bicara. Konsentrasilah untuk
urusan akhiratmu. Rasakanlah pengawasan zat yang Mahamemperhatikan dan
keagungan Tuhan yang Mahaperkasa.
Kelima:
Hendaknya engkau menjadikan sabar sebagai syi'ar dan pilihan. Berhiaslah
dengannya dan jagalah dia. Engkau sedang berada pada ibadah yang agung yang
berisi kesulitan-kesulitan, kelelahan, bekal yang terbatas, sempitnya kendaraan,
kemacetan dan panjangnya perjalanan. Jangan berkeluh kesah dan jangan
menyakiti orang yang ada disekitarmu. Hendaknya berlaku lembut dan tenang.
Dari Jabir bin Abdullah, bahwa Nabi mendengar suara sangat gaduh,
benturan dan suara onta. Beliau bersabda,
"Wahai manusia tenanglah tenanglah, sesungguhnya kebaikan itu bukan dengan
tergesa-gesa. [Mutafak Alaih]
Nabi juga bersabda,
"Wahai manusia, tenanglah tenanglah." [Hadits riwayat Muslim]
Dan di antara khutbah Umar bin Abdul Aziz –semoga Allah merahmatinya- di
Arafat, "Bukanlah sang pemenang itu dia yang memacu cepat onta dan kudanya,
tetapi pemenang adalah dia yang diampuni (dosa-dosanya).
Keenam:
Ingatlah saudaraku bahwa Allah telah mengharamkan kezaliman atas diri-Nya
dan dia menjadikannya haram. Dia mengharamkan menyakiti muslim dan
muslimah lain. Hindari lidahmu dari melontarkan kalimat yang melukai atau
tangan yang menyakiti jamaah haji lain, tinggi hati, takabur atau sok tahu.
Jauhilah berbuat yang tidak senonoh dan kefasikan ketika berhaji. Allah
berfirman,
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barangsiapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh
rafats (berbuat yang tidak senonoh), berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di
dalam masa mengerjakan haji."(QS.al-Baqarah:197)
Ibnu Sa'di rahimahullah berkata, "Ar-Rafast adalah hubungan kelamin serta
pendahuluannya, baik perbuatan maupun ucapan, khususnya ketika ada para
wanita. Al-fusuk adalah semua maksiat termasuk larangan-larang bagi orang
yang berihram. Al-Jidal adalah saling mencurigai, berselisih dan mendendam,
kerena semuanya itu membekaskan keburukan dan permusuhan. Sedangkan
maksud dari berhaji adalah merendahkan diri, luluh dihadapan Allah dan
mendekatkan diri kepada-Nya dengan apa-apa yang mungkin dari bentuk
bentuk ibadah. Ia merupakan perjalanan untuk memisahkan diri dari
keburukan. Jika ini terpenuhi tentu akan menjadi haji yang mabrur. Haji
mabrur tidak ada balasannya selain surga. Apa yang telah disebutkan, sekalipun
terlarang disetiap waktu dan tempat tetapi ketika berhaji hal itu lebih
ditekankan lagi.
Ketujuh:
Pada hari yang penuh berkah ini rasakanlah bahwa waktu begitu terbatas lagi
cepat berlalu. Berupayalah mendapatkan sabahat yang baik dan teman terbaik.
Pilihlah mereka yang paling menjaga shalat, melakukan ibadah sunnah dan
membaca al-Qur'an. Jadikan dia sebagai penolong dan tempat meminta
bantuan. Agar dia menjadi teman perjalanan yang membantu mengencangkan
tali pinggangmu dalam berbuat taat dan melakukan ibadah.
Kedelapan:
Berdoalah, berdoalah.
Rasulullah bersabda:
د ْא א
"Doa adalah ibadah." [Hadits riwayat Abu Dawud]
Jagalah agar senantiasa berdoa dan memperbanyaknya dengan kehadiran hati
dan berharap dikabulkan, karena sesungguhnya Allah Mahapemurah dan
8
Mahamulia. Telah terkumpul padamu tempat yang suci, waktu yang utama,
sedang berhaji dan musafir. Berupayalah membuka pintu-pintu (terkabulkannya
do'a). Perbanyaklah do'a untuk dirimu, orang tuamu, anak keturunmu dan agar
menjadikanmu termasuk dari orang-orang yang dikabulkan (diterima amal
ibadahnya). Sertakan juga untuk umat Muhammad bagian dari do'amu, agar
Allah memperbaiki keadaan mereka dan memberi mereka petunjuk kepada jalan
yang lurus.
Nabi mengingatakn Ali bin Abi Thalib yang merupakan orang yang bertakwa
dan wara. Nabi berkata kepadanya, "Wahai Ali, sesungguhnya engkau memiliki
harta karun di surga. Janganlah engkau ikuti pandangan dengan pandangan
berikutnya, sesungguhnya bagimu pandangan pertama tetapi tidak yang
setelahnya." [Hadits riwayat Ahmad]
Dan Ibnu Siiriin –semoga Allah merahmatinya- berkata, "Aku melihat wanita
yang tidak halal bagiku di dalam mimpi, maka akupun memalingkan wajahku
darinya…"
Ingatlah wahai engkau yang sedang berada di negeri suci akan besarnya dosa
dan singkatnya perjalanan. Inggatlah akan hari dibagikannya buku-buku
catatan amal yang membuat anak kecil menjadi beruban (tua).
Allah telah membukakan pintu-pintu kebaikan yang banyak untukmu,
diantaranya:
1. Menjaga pelaksanaan shalat tepat pada waktunya. Biasakanlah datang ke
masjid bersamaan dengan adzan. Saat ini engkau sedang berlibur dari
kesibukan duniawi, khusus untuk berbuat ketaatan dan ibadah. Ibadah yang
paling utama setelah syahadatain adalah melaksanakan shalat. Nabi bersabda,
"Seandainya manusia tahu apa yang ada pada panggilan adzan dan shaf
pertama, lalu mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan mengundinya,
nisacaya mereka akan mengundinya." [Mutafak Alaih]
2. Amar makruf nahi munkar memiliki tempat yang agung di dalam Islam.
Sebagian ulama mengkatagorikannya sebagai rukun keenam dari rukun-rukun
Islam. Allah mendahulukan penyebutannya sebelum iman di dalam al-Qur'an,
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah." (QS.Ali 'Imran:110)
Di dalam surat at-Taubah Allah mendahulukan penyebutannya sebelum
menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Firman Allah,
9
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka
(adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana."(QS.at-Taubah:71)
Pendahuluan ini merupakan penjelasan akan urgennya amar makruf dan nahi
munkar3, agungnya kedudukanya dan akibat buruk jika meninggalkannya.
Tingkatan amar makruf dan nahi munkar disebutkan oleh Nabi dengan
sabdanya,
"Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaknya merubahnya dengan
tangannya. Jika tidak bisa maka dengan lisannya. Jika tidak bisa juga
hendaknya dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman."
[Hadits riwayat Muslim]
Bidang garap amar makruf banyak sekali di musim-musim haji, diantaranya:
meluruskan shaf ketika shalat, mengingatkan orang yang lalai, mengajarkan
orang yang tidak tahu, memisahkan lelaki dengan perempuan (yang bukan
mahrom), memerintahkan untuk mengenakan hijab dan memperingatkan
bahaya bersolek (di depan umum). Bagi kaum muslimah dapat mengajar para
wanita bagaimana cara shalat yang benar, hukum bersuci, memperingatkan
mereka dari (bahaya) syirik dan bid'ah, mengajak mereka untuk mengenakan
hijab (jilbab) dan lain sebagainya.
3. Berdakwah kepada Allah adalah pintu yang agung dari pintu-pintu
kebaikan. Rasulullah bersabda:
"Siapa yang menyeru kepada huda (kebaikan), baginya pahala seperti pahala
orang yang mengikutinya, tidak mengurangi sedikitpun pahala orang yang
mengerjakannya."[Hadits riwayat Muslim]
Hal itu dilakukan dengan mengajari orang yang jahil (tidak tahu) dan lalai,
membagikan buku-buku syari'at dan kaset-kaset islami, menunjukkan tempat
belajar, pengajian dan banyak lagi yang lainnya.
Saya sarankan kepada saudara-saudara yang memiliki ilmu syar'i atau wawasan
untuk turut serta dalam acara-acara perkemahan. Berapa banyak orang yang
3 Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
10
mendapat petunjuk dari perjalanan ini. Keikutsertaan menjadikan jamaah haji
lebih dekat dan terikat, juga menjauhkan mereka dari pembicaraan yang tidak
ada dasarnya (sia-sia).
4. Di antara amal ibadah haji yang dikenal sejak dahulu adalah memberi makan,
terkhusus di waktu-waktu sangat ramai. Memberi makan memiliki pahala yang
besar. Allah berfirman,
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak
yatim dan orang yang ditawan." (QS.al-Insan:8)
Dahulu Salafussoleh antusias dalam memberi makan. Sama saja apakah dalam
memberi makan orang kelaparan atau menjamu saudaranya yang shaleh. Nabi
bersabda,
"Mukmin manapun yang memberi makan mukmin lain yang kelaparan, akan Allah
beri dia makanan dari buah-buahan surga." [Hadits riwayat at-Turmudzi]
5. Manfaatkan waktu dalam berbagai bentuk ibadah dan ketaatan. Hari-hari haji
hanya sedikit, jangan menyia-nyiakannya dengan pembicaraan yang tidak
berdasar, menyindir, mencela, menggosipi manusia, mengkritik makanan,
minuman, kemah juga pendingin ruangan. Hendaknya jauhkan dirimu dari
perkara-perkara dunia.
6. Bersegera membantu orang-orang lanjut usia dan melayani mereka. Pada yang
demikian itu adalah bentuk penghormatan dan memuliakan orang tua serta
bentuk kasih kepada mereka.
7. Membagikan minuman dingin (as-sukya) ketika penuh kemacetan dan
kehausan. Rasulullah bersabda,
"Siapa yang memberi minum seorang mukmin yang kehausan, akan Allah beri
dia minum dari ar-Rahiq al-makhtum4." [Hadits riwayat at-Turmudzi dengan
sanad yang baik]
8. Bersedekah dengan harta. Berinfak termasuk pendekatan diri yang paling
agung dan ketaatan yang mulia. Ayat-ayat dan hadits-hadits tentang keutamaan
sedekah banyak sekali.
Di antara kumpulan jamaah haji yang penuh berkah itu ada orang-orang fakir
dan membutuhkan. Berinfak kepada mereka berarti menghilangkan lapar
mereka dan memenuhi kebutuhan mereka sehingga dapat mencegah mereka
meminta-minta, walaupun dengan jumlah sedikit. Rasulullah bersabda,
4 Ahlul ilmu mengatakan Ar-Rahiiq adalah khamr disyurga atau nama sungai khar disyurga.
11
"Berlindunglah dari api neraka walaupun hanya dengan kulit biji kurma."
Pinjamkanlah kepada Allah yang Mahakaya agar dilipatgadakan ganjaran dan
pahalanya. Firman Allah ,
"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak." (QS.al-Baqarah:245)
Ibnul Qoyyim t berkata, "Sedekah memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam
menolak bala (bencana) sekalipun dari pelaku dosa, palaku zalim bahkan
sekalipun dari orang kafir. Sungguh Allah menolak dengan sedekah berbagai
macam bala (bencana)."
9. Menebar salam.
Pada saat manusia berkumpul dan di tengah kemacetan yang silih berganti serta
udara yang sangat panas, senyum tentu menjadi jalan kasih sayang. Ia dapat
menghilangkan keluhan dan menampakkan keterikatan dan saling kasih. Nabi
bersabda,
"Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan
beriman sampai saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada sesuatu yang
jika kalian kerjakan kalian akan saling mencintai?! Sebarkan salam di antara
kalian." [Hadits riwayat Muslim]
10. Bermungka cerah dan tersenyum.
Nabi bersabda,
"Janganlah kalian meremehkan kebaikan meskipun sedikit, sekalipun engkau
bertemu dengan saudaramu dengan wajah ceria." [Hadits riwayat Muslim]
Abdullah bin al-Harits berkata, "Aku belum pernah melihat orang yang lebih
banyak tersenyum dari pada Rasulullah . [Riwayat Ahmad]
Jangan memperbanyak tertawa dan bergurau, sesungguhnya hari-hari ini adalah
hari-hari ibadah dan kesungguhan, bukan waktu santai dan tawa.
11. Membantu orang yang kesusahan.
Dalam perjalanan terdapat kesulitan kelelahan dan musibah. Membantu kaum
muslimin dan menyelesaikan kesusahan mereka adalah kebaikan yang besar.
Rasulullah bersabda,
"Barangsiapa menyelesaikan satu kesusahan dari seorang muslim, Allah akan
selesaikan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahannya pada hari kiamat."
[Mutafak alaihi]
12. Berkorban dan mendahulukan orang lain.
Di antara kebiasaan sahabat Rasulullah adalah berkorban dan mendahulukan
saudara muslim yang lain dari pada diri mereka sendiri dalam makanan dan
minuman, serta bertahan dalam kesederhanaan dan keprihatinan.
13. Menjadi teman yang baik.
Dalam pertemanan memiliki adab (etika) yang sebaiknya diketahui. Engkau saat
ini berada di perjalanan. Dengan safar (perjalanan) diketahui akhlak seseorang.
Hindarilah banyak bertanya dan mendetailkanya serta berbicara tentang segala
sesuatu. Nabi bersabda,
"Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang bukan
urusannya (tidak bermanfaat)." [Hadits riwayat at-Turmudzi]
14. Meminta izin ketika keluar atau masuk.
Jika hendak pergi menuju Mekkah atau melempar jumroh atau selainnya,
hendaknya memberitahu penanggung jawab (rombongan), agar dia tahu tujuan
setiap aggotanya dan mudah pengaturannya. Yang demikian tentu lebih dapat
menghindarkan perpecahan dan tersesat jalan.
15. Jadikan pada hari-hari yang penuh berkah ini jadwal untuk menghafal surat
dari al-Qur'an. Seperti surat al-Baqarah, surat al-Kahfi atau surat an-Nuur.
Mintalah tolong kepada Allah, semoga Allah membukakan hatimu (untuk
menghafal).
16. Berusahalah sedapat mungkin untuk menjaga kebersihan tempat
dimanapun kita singgah dan di jalan yang kita lalui. Di antara sedekah yang
dianjurkan adalah menghilangkan gangguan dari jalan.
17. Di antara adab (etika) safar yang syar'i (memenuhi ketentuan syari'at) adalah
mengangkat amir (pemimpin) kelompok perjalanan. Nabi bersabda,
"Jika tiga orang keluar melakukan perjalanan, hendaknya mengangkat salah
seorang dari mereka menjadi amir (pemimpin perjalanan)." [Hadits riwayat Abu
Dawud]
Yang demikian lebih menjaga persatuan dan lebih menghindari perselisihan dan
perbedaan pendapat.
Saudaraku yang terhormat.
Hindari ujub (takabur) dan berbangga dengan amalmu, karena sesungguhnya
Allah -lah yang telah memberimu taufik dan membantumu. Dialah yang telah
13
memberimu hidayah. Jangan takjub dengan amal perbuatanmu, karena itu
sesungguhnya hanya sedikit di sisi Allah . Bahkan hendaknya rasakan
keagungan penciptamu dan keluasan pengampunan-Nya. Mintalah kepada Allah
agar tidak bergantung (bangga) kepada amal perbuatanmu, tidak pula kepada
dirimu sekejappun.
Hindari riya (berharap mendapat perhatian) dan sum'ah (berharap mendapat
pujian) ketika telah kembali (dari pelaksanaan haji), berbangga diri serta
menyiarkannya kepada orang-orang agar mengagungkanmu.
Jangan rusak amal baikmu dengan ungkapan yang tidak baik. Jangan tiru
perkataan sebagian mereka yang jahil (bodoh): 'melelahkan!', 'macet!', 'udara
panas!' atau 'aku rugi demikian!', tetapi bersabar dan berharaplah mendapat
ganjaran pahala. Ibadah ini berisi dengan kesulitan-kesulitan, perjalanan
panjang dan penuh dengan keramaian. Tentu ketika itu terlihat perkara-perkara
yang tidak lumrah di negerimu.
Terbayangkan olehmu keterasinganmu di Mekkah padahal itu hanyalah hari
hari yang singkat dan media komunikasi masih terbuka. Lalu bagaimana dengan
keterasinganmu di alam kubur beserta kengeriannya. Ketahuilah bahwa engku
akan mati seorang diri, dihitung amalmu seorang diri dan akan dibangkitkan
seorang diri. Bersiaplah untuk hari ini dan yang setelahnya. Perbanyaklah do'a
agar Allah menerima ibadah hajimu dan menulis pahalamu serta
meneguhkanmu di atas agama-Nya sampai bertemu dengan-Nya.
Kodisi setelah kembali
Apakah engkau sudah berhaji ke Baitullah al-Haram dan telah Allah muliakan
dengan menunaikan syi'ar agama yang agung ini. Mohonlah kepada Allah
semoga engkau telah keluar dari dosa-dosamu seperti kali pertama dilahirkan.
Aku kabarkan berita gembira melalui ungkapan seorang yang jujur lagi tidak
berbicara dengan hawa nafsunya,
و ْ
"Tidaklah bertalbiah5 orang yang bertalbiah atau bertakbir6 orang yang bertakbir
melainkan diberikan berita gembira kepadanya dengan syurga." [Shahih al-Jami'
as-Shaghir no:5445]
Nabi bersabda,
"Tidaklah onta tunggangan orang yang berhaji mengangkat kaki belakang atau
menurunkan kaki depannya, melainkan Allah catat (bagi penunggangnya) sebagai
satu kebaikan, atau dihapuskan darinya satu keburukan, atau diangkat satu
derajatnya." [Shahih al-Jami as-Shaghir no.572]
5 Mengumandangkan labaik allahumma labaik..dst.
6 Mengumandangkan takbir (ucapan "Allahu akbar").
Demikianlah, catatan amalmu telah kembali putih. Maka apa setelah
pengampunan dan pembebasan ini? Apakah engkau ingin mengulang apa yang
telah engkau lalui sebelumnya, yang penuh dengan dosa dan kesalahan? Atau
bersegera mengisi catatan itu dengan ketaatan dan memperbanyak ibadah?!
Semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian amal-amal yang shaleh dan
menjadikannya benar lagi murni mengharap wajah Allah yang mulia.
Shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
14