
Penyakit Sombong
Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada
ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah semata
yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa
Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan
utusanNya. Amma ba'du:
Diantara sifat-sifat tercela yang telah dicela oleh Allah dan
RasulNya ialah sifat sombong. Dan yang dimaksud sombong disini
ialah sebagaimana dikatakan oleh al-Ghazali: "Yang dimaksud
sombong adalah menganggungkan dirinya sendiri dan memandang
dirinya lebih baik dari pada orang lain".1
Adapun para ulama, ada yang menjelaskan pengertian sombong
dengan mengatakan: "Sombong ialah seseorang mengagungkan
dirinya sendiri serta menganggap bahwa dirinya lebih baik dari pada
orang lain, dan merendahkan serta meremehkan orang lain
ditambah sikap membanggakan diri pada kondisi yang seharusnya
dia merasa tawadhu (rendah diri)".2 Dan kalau kita cermati dari dua
pengertian diatas maka kesimpulannya hampir sama dalam hakikat
maknanya.
Dalam sebuah ayat dijelaskan:
1 . Ihya Ulumudin 3/345.
2 . Tahdzibul Akhlak karya al-Jahidh hal: 32.
4
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri". (QS Luqman: 18).
Firman Allah ta'ala: "Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu". Maksudnya membuang muka dan memalingkan wajah
dari orang lain karena sombong, sedangkan makna al-Marahu ialah
berjalan dengan angkuh.
Dan Allah ta'ala pernah berfirman tentang Musa 'alaihi sallam:
"Dan Musa berkata: "Sesungguhnya aku berlindung kepada Rabbku
dan Rabbmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak
beriman kepada hari penghitungan". (QS Ghaafir: 27).
Sedangkan sombong dalam pengertian yang diberikan oleh
syariat adalah orang yang menolak kebenaran dan meremehkan
orang lain, hal itu, seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits yang
dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Abdullah bin Mas'ud
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
"Tidak akan masuk surga orang yang masih memiliki sikap sombong
didalam hatinya walau seberat biji sawi". Maka ada seorang
sahabat yang bertanya pada beliau: 'Sesungguhnya ada orang yang
menyukai kalau pakaianya itu bagus dan sendalnya baru". Maka
Nabi menjawab: "Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai
keindahan. (yang dinamakan) sombong ialah menolak kebenaran
dan meremehkan orang lain". HR Muslim no: 91.
Didalam hadits ini Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan
kepada kita, bahwa sombong itu terjadi pada dua hal:
Pertama: Menganggap dirinya lebih besar dari Allah, atau agama
atau Rasulnya. Seperti anggapan Fir'aun serta orang-orang yang
semisal dengannya, yang congkak enggan untuk menjadi hamba
Allah azza wa jalla. Sedangkan Allah subhanahu wa ta'ala berfirman;
"Dan Musa berkata: "Sesungguhnya aku berlindung kepada Rabbku
dan Rabbmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak
beriman kepada hari penghitungan". (QS Ghaafir: 27).
Karena Nabi Allah Musa telah mengajaknya kepada petunjuk dan
jalan yang lurus, namun, dirinya congkak dan sombong, dan dengan
angkuhnya mengatakan kepada kaumnya:
"(Seraya) berkata:"Akulah Tuhanmu yang paling tinggi". Maka Allah
mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia". (QS an
Nazi'at: 24-25).
Sehingga karena kesombongan Fir'aun yang luar biasa Allah
menjadikan pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahnya.
Sebagaimana yang Allah ta'ala jelaskan dalam firmanNya:
"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda
kekuasaan kami". (QS Yunus: 92).
Inilah akhir perjalanan tiap orang yang sombong dan durhaka,
baik sebelum Fir'aun maupun setelahnya. Semuanya sama akan
mendapat siksaan yang pedih seperti halnya mereka juga sama
didalam meniti jalannya orang-orang sombong terhadap Allah dan
RasulNya. Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala:
"Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam
azab. Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang
orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu apabila
dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang
berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri".
(QS ash-Shaaffat: 33-35).
Dan kesombongan merupakan kekhususan dari kekhususan yang
dimiliki oleh Dzat yang Maha Perkasa, Allah subhanahu wa ta'ala.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits, dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
"Allah azza wa jalla berfirman: 'Kesombongan adalah jubahKu,
sedangkan keagungan adalah pakaianKu, maka barangsiapa yang
mencabut salah satunya dariKu, maka akan Aku lemparkan ia
kedalam neraka". HR Muslim no: 2620. Abu Dawud no: 4090.
Dalam hadits yang lain Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
mengabarkan kepada kita bahwa sombong merupakan salah satu
sifat dari sifat-sifatnya penghuni neraka. Sebagaimana hadits yang
dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
"Surga dan neraka pernah berdebat. Neraka mengatakan: 'Aku
disiapkan untuk orang-orang yang sombong dan angkuh'. Surga pun
mengatakan: 'Akan dimasukkan kesini orang-orang yang lemah dan
miskin'. Maka Allah ta'ala menengahi, dan berfirman pada neraka:
'Engkau adalah adzabKu, yang Aku mengadzab denganmu siapa
saja yang Aku kehendaki'. Barangkali Allah mengatakan: 'Aku akan
mengadzab denganmu siapa orang yang Aku kehendaki". Lalu
berfirman pada surga: "Engkau adalah rahmatKu, yang akan Aku
sayangi denganmu siapa saja orang yang Aku kehendaki, dan tiap
dari kalian akan penuh dengan penghuninya". HR Bukhari no: 2620.
Muslim no: 2846.
Disebutkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya sebuah kisah
dari Abu Salamah bin Abdurahman bin Auf, dia menceritakan:
'Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Amr bin Ash pernah bertemu
di Marwah, lalu keduanya terlihat dalam sebuah obrolan. Setelah
itu, Abdullah bin Amr pergi, tinggal Abdullah bin Umar yang terlihat
menangis, ketika melihat hal tersebut maka salah seorang
sahabatnya bertanya heran: 'Wahai Abu Abdurahman kenapa
engkau menangis? Beliau menjawab: 'Orang tadi, maksudnya
Abdullah bin Amr mengatakan pernah mendengar kalau Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Barangsiapa yang masih ada didalam hatinya seberat biji sawi dari
sifat sombong, maka Allah akan mencampakkan dengan wajahnya
ke dalam neraka". HR Ahmad 11/590 no: 7015.
Orang-orang yang sombong adalah seburuk-buruk makhluk disisi
Allah, dan mereka akan dikumpulkan kelak pada hari kiamat dengan
membawa kerendahan dan kehinaan diwajah-wajah mereka.
Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala:
"Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang
berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah
dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang
menyombongkan diri?. (QS az-Zumar: 60).
Dan penjelasan Allah dalam ayat yang lain:
"Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam
keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan
pandangan yang lesu". (QS asy-Syuura: 45).
Adapun siksa yang akan mereka terima kelak pada hari kiamat
adalah seperti yang digambarkan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abdullah bin Amr bin Ash
10
radhiyallahu anhuma, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
pernah bersabda:
"Kelak pada hari kiamat orang-orang yang sombong akan digiring
seperti semut bermuka manusia, yang dikelilingi kehinaan pada
setiap tempat, kemudian mereka digiring menuju penjara didalam
neraka yang bernama Bulas, sedangkan diatas mereka ialah neraka
An,yar. Dan minuman mereka adalah nanah darah yang mengalir
dari kulitnya penduduk neraka". HR at-Tirmidzi no: 2492. Dan beliau
menyatakan hadits hasan shahih.
Dan diantara bentuk kesombongan ialah tatkala sampai pada
seseorang, suatu kebenaran dari al-Qur'an ataupun haditsnya Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam lalu dirinya enggan menerima serta
tunduk kepadanya, namun, dirinya justru bersikap congkak dan
sombong. Maka Allah ta'ala memperingatkan akan hal tersebut
dengan firmanNya:
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut
akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih". (QS an-Nuur:
63).
Maka bagi orang yang menyalahi perintah Allah dan RasulNya ada
sebuah ayat yang diturunkan berkenaan dengan mereka, yaitu:
"Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati
mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan,
dan mereka menerima dengan sepenuhnya". (QS an-Nisaa': 65).
Ada sebuah hadits yang menceritakan akan kebenaran hal
tersebut, sebagaimana yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari
haditsnya Salamah bin al-Akwa' radhiyallahu 'anhu, bahwa ayahnya
pernah bercerita, pernah ada seorang yang makan dihadapan Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam dengan tangan kirinya, maka Nabi
menyuruh padanya: 'Makanlah dengan tangan kananmu". Namun
orang tersebut menjawab: 'Aku tidak bisa'. Lalu Nabi menimpali:
'Kamu tidak akan bisa'. Dan tidak ada yang mencegahnya untuk
mentaati perintah Rasul melainkan kesombongannya. Pada akhir
hadits ayahnya mengatakan: 'Maka dirinya betul-betul tidak bisa
makan dengan tangan kanannya". HR Muslim no: 2021.
Kedua: Sombong terhadap makhluk, adapun pengertiannya telah
kita jelaskan diatas, yaitu meremehkan, merendahkan dan
memandang hina orang lain. Dan biasanya hal ini hanya muncul dari
kalangan orang-orang yang rendah martabat dan memiliki
kekurangan, karena mereka ingin mengganti kekurangannya dengan
menampakkan yang memang bukan menjadi bagiannya, sehingga
timbul sikap sombong dari mereka. Oleh karena itu, telah datang
12
sebuah penjelasan dari Nabi yang mulia agar kita semua bersikap
rendah diri (tawadhu), sebagaimana yang beliau katakan dalam
sabdanya:
"Sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu padaku: 'Hendaknya
kalian bersikap tawadhu jangan sampai salah seorang (diantara
kalian) sombong dihadapan yang lain, karena itu tidak pantas
dilakukan". HR Abu Dawud no: 2765.
Al-Ghazali pernah mengatakan: 'Kesombongan adalah penyakit
akut yang sangat ganas, yang bisa membinasakan orang-orang yang
terkemuka dari kalangan para makhluk. Dan sedikit sekali yang bisa
selamat darinya, baik kalangan ahli ibadah, zuhad maupun para
ulama, terlebih orang-orang awamnya.
Bagaimana tidak bahaya sedangkan Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda: 'Tidak akan masuk surga orang yang masih
ada didalam hatinya sifat sombong walau hanya seberat biji sawi'.
Sehingga sifat sombong yang dimilikinya sebagai penghalang untuk
masuk surga, karena kesombongan akan membelokkan antara
seorang hamba dan akhlak kaum muslimin secara umum.
Sedangkan akhlak mulia adalah pintu dari pintu-pintu surga, adapun
kesombongan maka dia akan menutup pintu-pintu tersebut.
Disamping itu, orang yang sombong biasanya tidak mungkin sanggup
untuk mencintai saudaranya sesama mukmin seperti halnya dia
mencintai untuk dirinya sendiri.
Maka tidak heran, kalau akhlak yang tercela melainkan pasti
orang yang sombong berusaha dengan keras untuk bisa menjaga
kesombongannya, dan sebaliknya tidak ada akhlak yang terpuji
melainkan dirinya tidak mampu untuk melakukannya karena takut
13
akan kehilangan kehormatannya. Dari sini, menjadi jelas mengapa
orang yang masih mempunyai sifat sombong walau seberat biji sawi
tidak akan masuk surga.
Dan antara sifat sombong dengan akhlak yang tercela adalah
suatu hal yang saling bergandengan, yang saling mengajak satu sama
lain. Dan diantara jenis kesombongan yang teramat buruk ialah yang
menghalangi pelakunya untuk mengambil ilmu dan menerima
kebenaran serta tunduk pada kebenaran tersebut". 3
Dan yang perlu menjadi catatan disini ialah bahwa sifat sombong
ini mencakup mensucikan diri dan membanggakan diri dihapan
orang lain, bangga dengan nasab, harta, kedudukan, kekuatan serta
kecantikan.
Misalkan, yang dari keturunan mulia sombong dihadapan orang
yang keturunannya rendah, walaupun kalau dilihat dari sisi amalnya
lebih tinggi. Orang yang kaya merasa sombong didepan si miskin
yang tidak punya apa-apa. Orang yang punya jabatan sombong
dihadapan orang yang tidak bekerja, wanita yang cantik sombong
terhadap wanita yang pas-pasan. Maka ingatlah bahwa ukuran
manusia itu dilihat dari ketakwaanya, sebagaimana yang Allah
katakan dalam firmanNya:
"Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu". (QS al-Hujuraat:
13).
3 . Ihya Ulumudin 3/345.
14
Dikeluarkan oleh Imam Tirmidzi dalam sunannya sebuah hadits
dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
"Kelak pasti akan ada sekelompok orang yang berbangga-bangga
dengan nenek moyangnya yang telah mati. Mereka terancam
menjadi penghuni neraka, karena perbuatan tersebut sangatlah
besar disisi Allah, tidak seremeh seperti halnya kalian mengusap
kotoran dari hidungnya. Sesungguhnya Allah telah menghilangkan
kebiasaan Jahiliyah yang membanggakan dan sombong dengan
nenek moyang, akan tetapi, seseorang itu hanyalah seorang yang
beriman dan bertakwa atau seorang fajir yang celaka. Setiap kalian
adalah anak cucu Adam sedangkan Adam diciptakan dari tanah". HR
at-Tirmidzi no: 3955. Dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam shahih
sunan at-Tirmidzi 3/254 no: 3100.
Sebagai penutup kita ucapkan segala puji hanya milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau serta
para sahabatnya.