
Penjelasan Tentang Salah Satu Asmaul Husna (Al-Aziz)
Segala puji hanya bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, dan aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang
Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad
saw adalah hamba dan utusan -Nya… Amma Ba’du:
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim pada sebauh hadits dari
Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Allah SWT
memiliki sembilan puluh sembilan nama, tidaklah seseorang
menghafalnya/menjaganya kecuali dia akan masuk surga, dan Dia ganjil
serta senang dengan bilangan yang ganjil”1, di dalam sebuah riwayat
disebutkan: “Dan barang siapa yang menghitungnya maka dia akan masuk
surga”.2
Di antara nama-nama Allah SWT yang baik adalah Al-Aziz, Al
Qurthubi berkata, “Al-Aziz artinya (yang kuat, yang tidak dijangkau dan
tidak pula dikalahkan)3. Ibnu Katsir berkata, “Al-Aziz, yaitu yang
menundukkan segala sesuatu dan mengalahkannya, yang menaklukkan
segala sesuatu maka tidak seorangpun yang dapat menghina karena
kekuatan, keagungan, keperkasaan dan kebesaran yang dimilikinya.4
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Al-Izzah mengandung tiga hal:
1. Mulia dengan kekuatan, makna ini ditunjukkan oleh asma Allah Al
Qowwi dan Al-Matiin.
2. Mulia dengan kekokohan, Dia adalah Allah Zat Yang Maha Kaya. Dia
tidak membutuhkan seorangpun dan tidak seorangpun yang mampu
memberikan kemudharatan bagi -Nya atau memberikan manfaat kepada -Nya, Dia-lah Allah Yang Maha Kuasa memberikan manfaat dan
mudharat, yang memberi dan mencegah.
1 Al-Bukhari: 6410 dan Muslim: 2677
2 Al-Bukhari: no: 7392
3 Tafsir Al-Qurthubi: 2/131
4 Tafsir Ibnu Katsir: 4/343
4
3. Mulia karena Dia mampu menundukkan segala sesuatu, mengalahkan
segala hal, semuanya tunduk bagi Allah SWT dan takluk pada
kebesaran-Nya, pasrah pada semua kehendak-Nya, tidak ada sesuatu
apapun bergerak di alam ini kecuali dengan kekuasaan dan kekuatan
Allah SWT5 Sebagian mereka berkata, “Kata Al-Aziz di dalam Al-Qur’an
disebutkan sejumlah tujuh puluh dua kali. Allah SWT berfirman:
Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
(QS. Al-Baqarah; 260).
Allah SWT berfirman:
dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa). (QS. Ali
Imron: 4).
Dan Allah SWT juga berfirman:
Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui. QS. Yasin; 38.
Di antara manfaat yang didapatkan dengan beriman kepada nama Allah
SWT ini adalah:
1) Beriman kepada Allah SWT di mana di antara nama -Nya adalah Al
Aziz yang berarti tidak akan pernah dikalahkan, ditundukkan.
Beriman kepada nama ini akan menanamkan rasa berani dan
kepercayaan kepada Allah SWT, sebab makna yang tersirat dari nama
ini adalah bahwa tidak seorangpun yang mampu mencegah dan
menolak perintah Allah SWT, dan apapun yang dikehendaki-Nya pasti
akan terjadi sekalipun seluruh manusia tidak menghendakinya dan
segala sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan pernah terjadi
sekalipun seluruh manusia mengharapkannya terjadi . Dan seorang
5 Mausu’ah Nadhratun Na’im: 7/2821-2822
5
yang merenungkan kisah-kisah para nabi dan rasul akan melihat
kejelasan perkara tersebut, seperti kisah Nabi Musa Alaihis salam,
pada saat Fir’aun berupaya mencegah terlahirnya seorang bayi laki
laki (yang akan mengambil kekuasaannya), dia memerintahkan untuk
membunuh seluruh bayi laki-laki bani Israil yang terlahir, sebab dia
telah mengetahui bahwa bayi yang akan mencabut kekuasaannya
akan terlahir dari kaum bani Israil, namun Allah Yang Maha Mulia
enggan kecuali menyempurnakan cahaya -Nya, sekalipun orang-orang
kafir merasa benci. Maka Musapun terlahir dan besar di dalam istana
Fir’aun, di dalam rumahnya, dalam pengawasannya lalu pada saat dia
berusaha membunuhnya maka Allah-pun membinasakan Fir’aun,
berserta panglima tinggi militernya, Haman dan seluruh tentaranya.
Dan banyak lagi kisah-kisah yang lain.6
2) Orang yang mulia di dunia dan akherat adalah orang yang dimuliakan
oleh Allah. Allah SWT berfirman:
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan
orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali
Imron: 26)
Maka barangsiapa yang menginginkan kemuliaan maka
hendaklah dia memintanya dari Allah SWT Yang memiliki kemuliaan.
Allah Ta’ala berfirman:
6 Al-Minhjul Asma fi syarhi Asmaillhil Husna: An Najdi: 1/136
6
Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah
kemuliaan itu semuanya. (QS. Fathir: 10).
Artinya barangsiapa yang ingin menjadi mulia di dunia dan
akherat maka hendaklah dia selalu taat kepada Allah SWT, dengan itu
segala keinginannya akan tercapai sebab Dia yang menguasai dunia
dan akherat, segala kemuliaan menjadi milik Nya. Allah telah mencela
suatu kaum yang mencari kemuliaan kepada selain Allah, mereka
menjadikan musuh-musuh Allah, dari orang-orang sebagai wali
mereka, mereka menyangka bahwa inilah jalan dan jalur menuju
kemuliaan itu. Allah SWT berfirman:
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi
teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin .
Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka
sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (QS. Al-Nisa’: 139)
Semakin tinggi ketaatan seseorang maka semakin besar
kemuliaannya, orang yang paling mulia adalah para nabi, kemudian
orang-orang yang lebih rendah dari mereka, yaitu golongan orang
orang yang beriman yang mengikuti para nabi itu.
Fakhruddin Al-Rozi berkata, “Dan kemuliaan seseorang
tergantung pada ketinggian mereka dalam beragama, maka setiap kali
sifat ini lebih sempurna maka dorongan kepada yang negatif akan
lebih sedikit dan dia akan lebih mulia dan lebih tinggi.7
Allah SWT berfirman:
7 Al-Minhajul Asma fi syarhi ayatillahil husna: 1/1400
7
Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan
bagi orang-orang mukmin, (QS. Al-Munafiqun: 139)
Nabi Muhammad SAW bersabda kepada kaum Anshar:
“Tidakkah dulunya kalian adalah kaum yang hina kemudian
dimuliakan oleh Allah?”.8
Amirul mu’minin Umar bin Khattab berkata, “Kita adalah kaum
yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, bagaimanapun usaha kita
untuk mencari kemuliaan dengan selain Islam maka kita akan dibuat
hina oleh Allah”.9
Dan di antara dio’a yang selalu dilantunkan oleh ulama salaf
adalah:
Ya Allah muliakan kami dengan ketaatan kepada-Mu dan
janganlah hinakan kami dengan kemaksiatan kepada -Mu.10
Maka orang yang taat akan hidup mulia, dan pelaku maksiat hidup
terhina. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW bersabda di dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad di dalam musnadnya
dari Ibnu Umar, “Dan Allah SWT menjadikan kehinaan dan kehinaan
pada orang yang menyalahi perintahku”.11
3) Kita meminta kepada Allah Ta’ala dan bersimpuh di hadapannya
dengan nama yang agung ini, yaitu nama Al-Aziz. Diriwayatkan oleh
Al-Turmudzi dalam sunannya dari Anas RA bahwa Nabi Muhammad
SAW bersabda, “Apabila engkau mengeluhkan suatu penyakit maka
letakkanlah tanganmu pada bagian tubuh yang sakit lalu bacalah:
“Dengan menyebut nama Allah, aku berlindung dengan kekuatan
Allah dan kekuasaan -Nya dari keburukan yang aku rasakan pada
8 Musnad Imam Ahmad 3/56 dan asalnya terdapat di dalam ashihaini.
9 Mustadrokul hakim: 1/130
10 Al-Jawabul Kafi, halaman: 53
11 Musnad Imam Ahmad: 2/92
8
penyakitku ini”. Kemudian hendaklah dia mengangkat tangannya dan
ulangilah hal itu dalam jumlah yang ganjil”.12
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas RA
bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Ya Allah aku berlindung dengan kekuatan -Mu, tidak ada Tuhan
yang patut disembah dengan sebenarnya kecuali Dirimu, janganlah
sesatkan aku ini, Engakau Maha Hidup sementara jin dan manusia
akan mati semua”.13
4) Di antara sebab kemuliaan seseorang dan kedudukannya yang tinggi
adalah memaafkan dan merendahkan diri. Diriwayatkan oleh Muslim
dari hadits Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Tidaklah suatu harta itu berkurang karena shedekah, dan tidaklah
Allah SWT menambahkan bagi seorang hamba yang bersifat pemaaf
kecuali dengan kemuliaan, dan tidaklah seorang hamba merendah diri
kecuali Allah akan mengangkatnya”.14 Maka barangsiapa yang
memaafkan kesalahan seseorang padahal dia mampu membalas maka
dia akan menjadi orang yang besar di dalam hati saat hidup di dunia
ini dan di akherat dia akan mendapat pahala yang besar dari Allah.
Begitu pula sikap merendah diri, dia adalah kedudukan yang tinggi di
dunia dan akherat.
5) Apa yang menimpa kaum muslimin berupa kelemahan, kehinaan,
kerendahan dan tertinggal dari umat yang lain pada zaman sekarang
ini adalah sebab langsung dari dosa-dosa dan kemaksiatan mereka,
mereka menjauhi agama Allah SWT, seandainya mereka berpegang
degan ajaran agama ini dan mengamalkan apa yang ada padanya
maka Allah SWT pasti memuliakan dan menolong mereka atas
musuh-musuh mereka, dan umat Islam pasti menjadi pemimpin
dunia, bangsa-bangsa seperti yang terjadi pada para shahabat
12 Al-Turmudzi di dalam sunannya: no: 3588
13 Bagian dari hadits riwayat Al-Bukhari no: 7383 dan Muslim,: no: 2717
14 Muslim, no: 2586
9
radhiallahu anhum, di mana kemenangan-kemenangan mereka telah
mencapai belahan timur dan barat dunia. Allah SWT berfirman:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia
sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan
menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa
yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang
yang fasik. (QS. Al-Nur: 55).
Diriwayatkan oleh Ahmad di dalam musnadnya dari hadits
Tamim Ad-Dari bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sesungguhnya perkara agama ini pasti sampai meliputi apa yang
diliputi oleh siang dan malam dan Allah SWT tidak meninggalkan satu
rumah pun baik di perkotaan atau pedesaan kecuali Allah akan
memasukkan padanya perkara agama ini dengan menguatkan orang
yang mulia dan menghinakan orang yang hina, yaitu kemuliaan yang
dengan Islam menjadi mulia dan kehinaan yang dengan kekufuran
menjadi terhina.
Tamim Ad-Dari berkata, “Aku telah mengetahui realita ini dari
keluargaku, sebab orang yang telah masuk Islam dari mereka
mendapat kebaikan, kemuliaan dan kekuatan sementara orang yang
10
kafir dari mereka mendapat kehinaan, kerendahan dan diwajibkan
membayar jizyah.15
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam
tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad saw dan kepada keluarga,
shahabat serta seluruh pengikut beliau.
15 Musnad Imam Ahmad bin Hambal: 4/103