Artikel

Mutiara Nasehat Dzun Nuraian


Utsman bin Affan


radhiyalllahu ‘anhuiyallahu ‘anhu  





Muqodimah


Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam


semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa


sallam beserta keluarga dan seluruh sahabatnya.


Dia adalah Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin


Abdu Syam  al-Qurasyi al-Umawi. Kun-yahnya yang terkenal adalah


Abu Amr.


Dilahirkan di kota Mekkah dan masuk Islam beberapa saat


setelah kebangkitan. Dia adalah seorang yang kaya serta mulia di


masa jahiliyah.


Dia berhijrah ke Habasyah, lari dengan membawa


agamanya, bersama istrinya Ruqayyah binti Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam. Dia adalah kelompok pertama yang berangkat ke


sana dan diikuti oleh kalangan muhajirin lainnya ke negeri Habasyah,


kemudian dia hijrah yang kedua ke Medinah.


Dia termasuk salah seorang tokoh yang Islam bertambah


kuat di masa kemunculannya.


Di antara tindakannya yang terpenting di masa Islam adalah


menyiapkan dana untuk setengah pasukan ‘usrah (perang Tabuk)


dengan hartanya, dia menyumbang tiga ratus ekor unta dengan


segala pelengkapnya dan menyumbang dana seribu dinar.


3


Diangkat menjadi khalifah setelah wafatnya Umar bin


Khaththab radhiyalllahu ‘anhu pada tahun 23 H. Kota kota yang


ditaklukkan di masa kekhalifahannya adalah Armenia, Quqaz,


Khurasan, Karuman, Sijistan, beberapa negara di benua Afrika.


Menyelesaikan pengumpulan al-Qur`an, dia yang pertama tama


melakukan perluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, menyuruh


adzan pertama di hari Jum’at, mendirikan satuan kepolisian, dan lain


lain.


Wafat sebagai syahid, dimana dia terbunuh pada tanggal 18


Dzulhijjah, pada hari Jum’at, tahun 35 H. di usianya yang ke delapan


puluh dua.  


Adapun mutiara mutiara yang diriwayatkan darinya


sangatlah banyak. Barangkali kita memulai dengan nasehat yang


menggambarkan bagi kita sedikit dari kehidupan Utsman


radhiyalllahu ‘anhu bersama Kitab yang turun dari langit, di mana


dia berkata1:


‘Jikalau hati kalian suci niscaya tidak pernah kenyang dari


firman Allah subhanahu wa ta’ala  (al-Qur`an).’


Sesungguhnya ia adalah nasehat yang sangat indah,


menggambarkan penyakit yang menghalangi di antara mayoritas


manusia dan tidak mendapatkan manfaat dari al-Qur`an.


1Zuhd, karya imam Ahmad hal 106


4


Sesungguhnya ia adalah penyakit hati: berupa riya, (iri dengki),


dendam, dan berbagai penyakit lainnya yang menghalangi seseorang


untuk mendapatkan manfaat yang haq dari al-Kitab yang haq (al


Qur`an).


Sesungguhnya hati bagaikan bejana, apabila sudah penuh


dengan sesuatu ia tidak bisa menerima yang lain. Apabila ia dipenuhi


berbagai penyakit ini niscaya lemahlah pengaruh al-Qur`an


terhadapnya, kecuali ia membacanya dengan tujuan mengobati dan


menyembuhkannya, maka ini termasuk tujuan diturunkannya al


Qur`an. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:





 ﴿


 Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan


rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS. al-Isra`:82)


Sesungguhnya Utsman radhiyalllahu ‘anhu dengan katanya:


(tidak kenyang) merupakan ungkapan yang sangat tepat. Di dalam


hati ada rasa lapar yang tidak bisa ditutupi oleh sesuatu


sebagaimana ditutupi  


oleh bergantung dengan al-Qur`an,


membaca, mendengar, tadabbur.


Utsman


radhiyalllahu


‘anhu


mengungkapkan


kecintaannya terhadap Kalam Rabb-nya dan tidak pernah kenyang


dengannya


dengan


ungkapannya:


5


Aku tidak suka bahwa datang kepadaku satu hari dan


satu malam kecuali aku melihat kepada Kalamullah (firman Allah


subhanahu wa ta’ala).’ Dan dalam satu lafazh: ‘Kepada perjanjian


Allah subhanahu wa ta’ala’. Maksudnya adalah membaca mushhaf


(al-Qur`an).2


Ia mengatakan hal ini, sedangkan dia seorang khalifah


kaum muslimin, yang di masa pemerintahannya terjadi penaklukan


berbagai negeri yang sangat luas. Maka di manakah orang orang


yang berlalu atasnya malam dan siang, sementara ia tidak sempat


membuka selembar pun dari al-Qur`an, sedangkan ia tidak terikat


tanggung jawab apa apa?


Di antara mutiara nasehat yang disampaikannya dalam


khutbah menjelang akhir hayatnya adalah3:


‘Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah


memberikan (kenikmatan) dunia kepadanya untuk mencari akhirat


dengannya dan Dia subhanahu wa ta’ala tidak memberikannya


kepadamu agar kamu menjadi cenderung kepadanya. Sesungguhnya


dunia adalah fana, janganlah yang fana membuatmu sombong dan


jangan sampai membuat engkau lupa dari yang kekal (akhirat).


Utamakannya sesuatu yang kekal terhadap yang fana, karena


2Fadhailu Utsman, karya Abdullah bin Ahmad hal. 115.


3Al-Bidayah wan Nihayah 7/241.


6


sesungguhnya dunia akan terputus dan sungguh tempat kembali


adalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Bertaqwala kepada Allah


subhanahu wa ta’ala, karena sesungguhnya taqwa kepada-Nya


merupakan perisai dari siksa-Nya, memberi kedudukan yang tinggi di


sisi-Nya. Tetaplah kamu berada dalam jama’ah (kaum muslimin,


jangan memberontak) dan janganlah kamu menjadi berkelompok


kelompok:





 Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa


Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,


lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang yang bersaudara.


(QS.ali Imran:103)


Dan karena sudah begitu jelasnya pengertian yang


disebutkannya radhiyalllahu ‘anhu dalam bab zuhud di dunia, maka


tidak perlu dijelaskan secara panjang lebar.


Namun perlu dipertegas tentang nasehatnya yang


terkait keharusan bersama jama’ah kaum muslimin, dia sudah


melihat benih benih fitnah (kekacauan) sudah mulai bersemai, dia


juga pernah merasakan pahitnya perpecahan di masa jahiliyah dan


7


menikmati manisnya persatuan di dalam Islam lewat kedua tangan


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apakah orang orang yang terlahir


dalam umat yang bersatu memahami makna ini dan ingin memecah


belah jama’ah umat Islam serta menggali lobang neraka –karena


kebodohan mereka-.?


Di antara mutiara nasehatnya adalah4:  


“Tidak ada seorangpun yang melakukan amal


perbuatan kecuali Allah subhanahu wa ta’ala memberikan


kepadanya selendang amal perbuatannya.’


Dan diriwayatkan  darinya bahwa ia berkata: ‘Tidak ada


seseorang yang menyembunyikan rahasia kecuali Allah subhanahu


wa ta’ala menampakkanya lewat raut wajahnya dan gerakan


lisannya.’


Dan ia juga berkata: ‘Jikalau seorang hamba memasuki


rumah yang paling tersembunyi, lalu ia menekuni satu amal


perbuatan di sana, tidak berselang waktu lama manusia akan


membicarakannya. Tidak ada seorangpun yang melakukan amal


perbuatan kecuali Allah subhanahu wa ta’ala memberikan


kepadanya selendang amal perbuatannya, jika baik maka balasannya


juga baik dan jika buruk maka balasannya juga buruk.’5


4Fadha`il Utsman bin Affan radh, karya Abdullah bin Ahmad hal. 116.


5Az-Zuhd wa ar-Raqa`iq karya Ibnu Mubarak dan Zuhd karya Nu’iam bin Hammad


2/17.


8


Sesungguhnya yang disebutkan oleh Amirul Mukminin


Utsman bin Affan radhiyalllahu ‘anhu dalam mutiara nasehatnya,


merupakan petunjuk untuk kita agar bertaqwa kepada Allah


subhanahu wa ta’ala dalam kesendirian kita, hendaklah kita


beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan jujur dan tidak


menyekutukan-Nya dengan yang lain, karena tidak ada keselamatan


di dunia dan akhirat kecuali dengannya. Firman Allah subhanahu wa


ta’ala:





 Allah berfirman:"Ini adalah suatu hari yang bermanfaat


bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga


yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal di


dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka, dan


merekapun ridha terhadapnya. Itulah keberuntungan yang paling


besar". (QS. al-Maidah:119)


Dan


sebaliknya,


jika


seseorang


berusaha


menyembunyikan  sesuatu yang berbeda dengan penampilan


lahiriyahnya, sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala akan


9


menampakkannya, jika baik maka baiklah hasilnya dan jika buruk


maka buruklah hasilnya, seperti yang dikatakan oleh Khalifah


Utsman radhiyalllahu ‘anhu. Renungkanlah yang disebutkan Allah


subhanahu wa ta’ala tentang orang orang munafik:





 Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami tunjukkan


mereka kepadamu sehingga kamu benar-benar dapat mengenal


mereka dengan tanda-tandanya.Dan kamu benar-benar akan


mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah


mengetahui perbuatan-perbuatan kamu (QS. Muhammad:30)


Orang munafik ini berusaha menyembunyikan sifat


nifaqnya maka Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwa Dia


akan menampakkan perkara mereka dalam kesalahan ucapan


mereka. Demikian pula seorang mukmin yang berusaha


menyembunyikan imannya, seperti seorang mukmin dari keluarga


Fir’aun dan istri Fir’aun, Allah subhanahu wa ta’ala akan


menampakkan imannya lewat lisannya di hadapan orang orang yang


menyimpang, maka celakalah bagi orang orang munafik dan


bergembiralah bagi orang orang yang jujur.!


10


Di antara obat untuk menangani kekurangan dalam


urusan rahasia, yaitu yang disebutkan oleh Salman radhiyalllahu


‘anhu: ‘Apabila engkau melakukan keburukan dalam kesendirian


maka lakukanlah kebaikan dalam kesendirian, dan apabila engkau


melakukan keburukan secara terang terangan maka lakukanlah


kebaikan secara terbuka, agar hal ini sebanding dengan hal ini.’6


Di antara mutiara nasehatnya dalam persoalan jawaban


kepemimpinan7:  


‘Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala membuat


takut dengan kekuasan sesuatu yang tidak menjadi takut dengan al


Qur`an.’


Maksudnya ungkapan ini adalah: bahwa sebagian orang


ada yang tidak terpengaruh dengan perintah dan larangan,


rangsangan dan ancaman, akan tetapi tidak membuatnya berubah


dengan ancaman penguasa/pemerintah dengan cambuk atau


pedangnya, menurut kondisinya! Dari sinilah disyari’atkan hudud


(hukuman), karena sebagian orang ada yang tidak bisa menerima


nasehat, maka hukumanlah yang membuatnya berhenti, untuk


menahan keburukannya dari dirinya dan manusia lainnya.


6At-Taubah karya ibnu Abi Dun-ya 121.


7Al-Bidayah 1/12, al-Kamil fil Lughah 1/214.


11


Di antara mutiara nasehatnya tentang minuman keras


adalah8:


‘Hindarilah minuman keras, sesungguhnya ia adalah


kunci segala keburukan! Dibawa seorang laki laki, lalu dikatakan


kepadanya: ‘(Kamu harus melakukan salah satu dari beberapa


perkara ini), bisa jadi membakar kitab ini, membunuh anak kecil ini,


memperkosa wanita ini, meminum gelas berisi minuman keras ini


dan sujud kepada salib ini! Ia berkata: maka ia tidak melihat


padanya sesuatu yang paling ringan selain meminum arak. Tatkala


ia meminumnya, ia sujud kepada salib, membunuh anak kecil,


memperkosa wanita, dan membakar kitab!


Sesungguhnya ia adalah nasehat yang sarat pesan pesan


penting, jikalau direnungkan oleh mereka yang biasa meminum


induk segala keburukan, maka ia merusak agama, akal, dan harta


mereka dan mencerai beraikan perkara mereka, niscaya mereka


mendapatkan diagnosa untuk penyakit...cukuplah bagi seorang


mukmin bahwa ia merenungkan dampak buruknya agar ia


meninggalkannya, terlebih lagi dari ancaman al-Qur`an dan sunnah,  


yang jikalau peminumnya memikirkan bahwa ia dikutuk lewat lisan


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam niscaya ia akan berhenti


melakukannya.


8At-Tamhid 15/10.


12


Dikatakan kepada Utsman radhiyalllahu ‘anhu: apakah


yang menghalangimu meminum arak di masa jahiliyah, padahal


tidak mengapa melakukannya di masa itu? Ia menjawab:


‘Sesungguhnya aku melihatnya menghilangkan akal secara


menyeluruh, dan aku tidak melihat sesuatu yang menghilangkan


secara menyeluruh dan kembali lagi secara menyeluruh.


Dan kita tutup dengan ungkapan yang dikatakannya


dalam salah satu khuthbahnya:


“Wahai manusia, bertaqwalah kepada Allah subhanahu


wa ta’ala, sesungguhnya taqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala


adalah keberuntungan, sesungguhnya manusia paling cerdas adalah


yang menghisab dirinya dan beramal untuk sesudah kematian, serta


berusaha untuk mendapatkan cahaya untuk kegelapan di alam


kubur dari nur Allah subhanahu wa ta’ala. Hendaklah hamba merasa


takut bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menggiringnya dalam


kondisi buta padahal sebelumnya dia melihat. Ketahuilah,


sesungguhnya siapa yang Allah subhanahu wa ta’ala berpihak


padanya niscaya ia tidak takut sesuatu, dan siapa yang Allah


subhanahu wa ta’ala memurkainya, maka siapakah yang bisa


diharapkannya sesudah-Nya?


13


Semoga Allah subhanahu wa ta’ala meridhai Khalifah ar


Rasyid Dzin Nuraian dan mengumpulkan kita dengannya di surga


Adn.


14



Tulisan Terbaru

Perjalanan Hidup SA’D ...

Perjalanan Hidup SA’D BIN MU’ADZ r.a

Kejadian-kejadian pen ...

Kejadian-kejadian penting yang terjadi setelah Fathu Makkah sampai Rasulullah saw. Wafat. Bagian 1 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.

Peperangan Rasulullah ...

Peperangan Rasulullah saw. Bagian 3 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.

Peperangan Rasulullah ...

Peperangan Rasulullah saw. Bagian 1 Oleh: DR. Mustafa as Siba’i.