Artikel

Merenungi Firman Allah ta'ala  


Dalam Surat al-Haaqqah Ayat: 19-37  





Merenungi Firman Allah dalam surat al-Haaqqah 


       Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam 


semoga tercurah kepada Rasulallah. Aku bersaksi bahwa tidak ada 


ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan Allah semata 


yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa 


Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang hamba dan 


utusanNya. Amma ba'du: 


Allah tabaraka wa ta'ala berfirman: 


 


"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari 


sebelah kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku 


(ini)". Sesungguhnya aku yakin, bahwa Sesungguhnya aku akan 


menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam 


kehidupan yang diridhai, dalam syurga yang tinggi, buah-buahannya 


dekat, (kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan 


 





sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari 


yang telah lalu". Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya 


dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai alangkah baiknya 


kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak 


mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian 


itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak 


memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku. 


(Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke 


lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang 


menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang 


panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak 


beriman kepada Allah yang Maha besar. Dan juga dia tidak 


mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka 


tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada 


(pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. 


Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa".  


(QS al-Haaqqah: 19-37). 


 


Penjabaran makna ayat: 


 


Firmannya Allah dalam ayat yang pertama: 





"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari 


sebelah kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku 


(ini)".  (QS al-Haaqqah: 19). 


 


       Allah azza wa jalla mengabarkan tentang kebahagian orang yang 


catatan amalnya dikasihkan dari sebelah kanannya, sehingga karena 


begitu bahagianya sampai-sampai dalam mengungkapkannya 


 





mengatakan pada tiap orang yang ditemuinya: "Ambillah, bacalah 


kitabku (ini)".  Karena dia sudah tahu kalau isinya penuh dengan 


catatan amal kebajikan dan amal sholeh.  


       Dalam sebuah hadits dijelaskan lebih gamblang keadaan 


mereka-mereka itu kelak pada hari kiamat, sebagaimana hadits yang 


dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Abdullah bin 


Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwasannya beliau pernah ditanya 


tentang an-Najwa, maka beliau mengatakan: "Aku pernah 


mendengar Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 


 


"Sesungguhnya Allah kelak akan mendekatkan seorang mukmin lalu 


menaruh tirai dan menutupinya, kemudian Allah ta'ala berfirman 


padanya: 'Apakah engkau mengetahui dosamu ini dan itu? Ia 


menjawab: 'Betul, wahai Rabbku'. Sampai dia mengakui semua 


perbuatan dosanya, sehingga dia mengira bahwa dirinya tidak akan 


selamat. Selanjutnya Allah berkata padanya: 'Aku telah tutupi dosa


dosamu ini ketika didunia, sedangkan pada hari ini maka Aku 


ampuni kamu". Kemudian dirinya dikasih catatan amal kebaikannya. 


Adapun orang kafir serta munafik, maka Allah berkata kepada 


mereka didepan kumpulan manusia. Sebagaimana firmanNya: 








 


"Dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah 


berdusta terhadap tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah 


(ditimpakan) atas orang-orang yang zalim".  (QS Huud: 18). HR 


Bukhari no: 2441. Muslim no: 2768. 


 


Selanjutnya Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: 


 


"Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui 


hisab terhadap diriku".  (QS al-Haaqqah: 20). 


 


        Maksudnya sungguh dulu ketika didunia aku merasa yakin sekali 


bahwa hari penghisaban amal itu pasti terjadi. Sebagaimana yang 


dikabarkan oleh Allah ta'ala dalam firmanNya: 


 


"(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui 


Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya".  (QS al


Baqarah: 46). 


 


Kemudian Allah melanjutkan firmanNya: 


 





"Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai".  (QS al


Haaqqah: 21). 


 


Artinya dia hidup dibawah keridhoan Allah, dimana mereka pun 


ridho sehingga enggan untuk memilih selainnya. 


 


Lalu Allah ta'ala berfirman: 





 


"Dalam syurga yang tinggi". (QS al-Haaqqah: 22). 


 


      Yaitu dalam surga yang tinggi, istananya, dengan bidadari yang 


jelita, dikelilingi oleh kenikmatan, dan kekal didalamnya. Di sebutkan 


oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa 


Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 


 


"Sesungguhnya didalam surga ada seratus tingkat yang Allah siapkan 


bagi para mujahid yang berperang dijalan Allah. Antara satu tingkat 


dengan yang diatasnya bagaikan setinggi langit dan bumi. Dan, bila 


kalian meminta surga mintalah surga Firdaus. Sesungguhnya Firdaus 


adalah surga yang paling luas dan tinggi". Dan beliau pernah 


diperlihatkan surga Firdaus, lalu menceritakan: "Diatas surga Firdaus 


 





adalah Arsynya Allah, dan dari Arsy tersebut memancar mata air ke 


sungai surga". HR Bukhari no: 2790. 


 


Selanjutnya Allah berfirman: 





"Buah-buahannya dekat".  (QS al-Haaqqah: 23). 


 


     Bara' bin Azib radhiyallahu 'anhu menjelaskan maksud ayat diatas 


dengan mengatakan: 'Maksudnya sangat dekat untuk dipetik oleh 


salah seorang penghuninya, saking dekatnya dia bisa mengambilnya 


sedangkan dia sambil tiduran diatas tempat tidurnya'.  


 


Selanjutnya Allah menjelaskan: 





 


"(kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap 


disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang 


telah lalu".  (QS al-Haaqqah: 24). 


 


        Maksudnya dikatakan pada mereka seperti itu sebagai bentuk 


pemuliaan, nikmat dan balasan kebaikan atas mereka, kalau bukan 


karena itu tentunya ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh 


Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi 


shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 





 


"Berusahalah agar kalian mendekati dan sesuai dengan sunah, 


sesungguhnya tidak ada seorangpun yang bisa masuk surga dengan 


sebab amalannya". Maka para sahabat bertanya: 'Tidak pula engkau 


ya Rasulallah? Tidak pula saya, kecuali Allah telah melimpahkan 


kepadaku ampunan dan rahmatNya".  HR Bukhari no: 6467. Muslim 


no: 2818. 


 


Dalam ayat berikutnya Allah ta'ala berfirman: 


 


"Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah 


kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak 


diberikan kepadaku kitabku (ini)".  (QS al-Haaqqah: 25). 


 


    Ini adalah berita tentang keadaan orang-orang yang celaka, yaitu 


apabila diberi kepada salah seorang diantara mereka buku catatan 


amalnya dari sebelah kiri, maka pada saat itu dirinya hanya mampu 


menyesali dengan penyesalan yang sangat. Sembari mengatakan: 


"Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku 


(ini)". Karena dia paham bahwa itu sebagai pertanda dirinya adalah 


penghuni neraka. 


 


10 


 


Lalu Allah melanjutkan firmanNya: 


 


"Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku". (QS al


Haaqqah: 26). 


 


       Duhai sekiranya aku menjadi orang yang lupa dan dilupakan, 


sebagaimana yang Allah kabarkan dalam ayatNya yang lain, Allah 


ta'ala berfirman: 





 


"Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang 


kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah 


diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah 


baiknya sekiranya dahulu adalah tanah".  (QS an-Naba': 40). 


 


Selanjutnya Allah berfirman: 


 


 


"Duhai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala 


sesuatu".  (QS al-Haaqqah: 27). 


 


     Imam Adh-Dhahak menjelaskan maksud ayat diatas dengan 


mengatakan: "Yaitu kematian yang tidak ada lagi kehidupan 


setelahnya". Sedangkan Qatadah, beliau menjelaskan: 'Dia 


 


11 


berangan-angan bisa mati sedangkan dahulu ketika masih didunia, 


kematian adalah suatu perkara yang paling dia benci'.  


 


Lalu Allah ta'ala melanjutkan: 


 


 


"Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku". (QS al


Haaqqah: 28). 


 


       Maksudnya hartaku tidak mampu menolak adzab dan siksaan 


Allah azza wa jalla, akan tetapi, justru perkaranya aku selesaikan 


sendiri tanpa ada yang membantu dan meringankan urusanku.  


 


Kemudian Allah berfirman: 





 


"Telah hilang kekuasaanku daripadaku". (QS al-Haaqqah: 29). 


 


     Artinya telah hilang dan pergi, tidak bermanfaat sedikitpun 


pasukannya yang dulu sangat banyak, tidak pula pengikut, 


kedudukan serta kekuasaan. Semuanya hilang tak berbekas ditelan 


kehidupan. Dirinya telah ketinggalan untuk meraih keuntungan yang 


banyak, lalu datang penggantinya kesedihan dan kesusahan. 


 


Selanjutnya Allah berfirman: 


 


 


"(Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke 


lehernya ".  (QS al-Haaqqah: 30). 


 


12 


 


      Allah memerintahkan pada malaikat zabaniyah untuk memegang 


dia ditengah-tengah Mahsyar lalu menaruh belenggu dilehernya, 


kemudian ia dilempar kedalam api neraka yang menyala-yala. Hal itu 


sebagaimana yang Allah ta'ala kabarkan dalam firmanNya: 





 


"Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya 


mereka diseret. Ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka 


dibakar dalam api".  (QS Ghaafir: 71-72). 


 


Selanjutnya Allah ta'ala berfirman: 



 





 


"Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh 


hasta".  (QS al-Haaqqah: 32). 


 


      Berkata Ka'ab: 'Dan mata rantainya berbentuk bulat yang terbuat 


dari besi neraka'. Ibnu Abbas mengatakan: 'Panjangnya satu hasta 


sama dengan ukuran hastanya para malaikat'. Pada kesempatan lain 


beliau mengatakan: 'Faslukuuh maksudnya dijadikan mata rantai 


tersebut menyatu, mulai dimasukkan dari duburnya lalu tembus 


keluar dari mulutnya, setelah itu baru diikat jadi satu. Dan dirinya 


senantiasa diadzab dengan adzab ini, sungguh celaka adzab dan 


siksa seperti itu'.  


       Dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam 


musnadnya dari Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhuma, dia 


berkata: 'Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: 


 


 


"Kalau sekiranya peluru semisal ini, dan beliau mengisyaratkan 


seperti tengkorak (kepala) dilemparkan dari langit ke bumi, yang 


perjalanannya sama dengan lima ratus tahun, tentu peluru tadi 


akan sampai kebumi sebelum malam hari, dan kalau seandainya 


dilempar ke arah kepala ahli neraka yang dibelenggu dengan rantai, 


tentu peluru tadi melesat selama empat puluh musim, malam dan 


siang, sebelum sampai pada sasaran bagian dalamnya".  HR Ahmad 


11/444 no: 6856. 


 


Selanjutnya Allah ta'ala berfirman: 





"Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah yang Maha 


besar".  (QS al-Haaqqah: 33). 


 


      Artinya mereka kafir dan durhaka terhadap para rasul yang telah 


Allah utus untuk mereka serta menolak apa yang dibawa oleh para 


utusan tersebut. 


 


Kemudian Allah berfirman: 


 


 


"Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan 


orang miskin".  (QS al-Haaqqah: 34). 


 


     Tidak ada dalam hatinya rasa kasih sayang untuk mengasihi 


orang-orang miskin dan fakir, enggan mengeluarkan hartanya untuk 


memberi makan pada mereka, begitu pula tidak mau mengajak 


orang lain untuk memberi makan terhadap orang miskin. 


 


Sehingga Allah tabaraka wa ta'ala berfirman: 





"Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari ini di sini".  (QS 


al-Haaqqah: 35). 


 


      Tidak ada saudara atau teman yang mau memberinya syafa'at 


supaya bisa selamat dari siksaan Allah atau memperoleh 


kemenangan dengan mengambil pahala yang Allah siapkan bagi 


orang yang taat, sebagaimana yang Allah ta'ala jelaskan dalam 


firmanNya yang lain: 





 


"Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun 


dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima 


syafa'atnya".  (QS Ghafir: 18). 


Dan balasannya ialah: 





 


"Dan tidak ada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari 


darah dan nanah".  (QS al-Haaqqah: 36). 


 


       Al-Ghisliin ialah nanah yang bercampur darah dari penduduk 


neraka, yang sangat panas, bau busuk, dan menjijikkan serta pahit. 


 


Yang memakannya hanyalah para pendosa: 



 





"Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa".  


(QS al-Haaqqah: 37). 


 


        Yaitu orang-orang yang telah salah jalan dari jalan yang lurus 


(shirothol mustaqim) dan lebih memilih jalannya para peniti neraka 


jahanam. Oleh karena itu pantas kalau mereka pada akhirnya 


memperoleh adzab yang sangat pedih.  


 


        Inilah sedikit pembahasan tentang tafsir dalam surat al


Haaqqah. Akhirnya kita ucapkan segala puji hanya milik Allah, Rabb 


semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan 


kepada Nabi kita Muhammad, keluarga beliau serta para 


sahabatnya. 



Tulisan Terbaru

Mutiara Nasehat Umar ...

Mutiara Nasehat Umar Al-Faruq  radhiyallahu ‘anhuiyallahu ‘anhu 

Mutiara Nasehat Abu U ...

Mutiara Nasehat Abu Ubaidah   radhiyallahu ‘anhu 

Mutiara Nasehat Abu B ...

Mutiara Nasehat Abu Bakar ash Shiddiq radhiyallahu ‘anhu 

Musibah Umat Yang Mem ...

Musibah Umat Yang Memilukan