
Merenungi Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Dan tidak ada seorang pun dari padamu, kecuali dia pasti akan
mendatangi neraka itu
Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah salallahu
‘alaihi wa salam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak
disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu
bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan
Nya.. Amma Ba’du:
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi
neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah
ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang
bertakwa dan membiarkan orang-orang yang lalim di dalam neraka dalam
keadaan berlutut. (QS. Maryam: 71-72).
Syekh Abdurrahman Al-Sa’di berkata: Ini adalah pemberitahuan
kepada seluruh makhluk yang baik dan yang buruk, yang beriman dan
yang kafir, bahwa tidak ada seorangpun dari mereka kecuali akan melewati
neraka karena hikmah yang telah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala atas Diri -Nya, Dia mengancam hamba -Nya dengan hal tersebut,
maka hal itu pasti terjadi dan tidak ada jalan untuk meloloskan diri
darinya”.1
Diriwayatkan oleh Imam Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wa
salam bersabda, “Manusia akan melewati neraka, kemudian mereka akan
1 Tafsir Ibnu Sa’di: halaman: 580
4
keluar darinya dengan amal-amal mereka, di antara mereka ada yang
melewatinya secepat kilat, kemudian secepat angin, kemudian secepat lari
kuda, kemudian secepat pengendara, kemudian secepat larinya seseorang
kemudian seperti berjalannya”.2
Hadits ini diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan di dalam as
shahihaini. Dan shirat yang disebutkan di dalam hadits adalah jembatan
yang dipasang di atas neraka jahannam, dia adalah jembatan yang sangat
tipis sekali sebagaimana disebutkan di dalam riwayat Abi Sa’id Al-Khudri
radhiallahu ‘anhu bahwa dia berkata, “Telah sampai kepadaku bahwa
shirath tersebut lebih tipis dari rambut, dan lebih tajam dari pedang”.3
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Sa’id Al-Khudri
radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wa salam
bersabda pada sebuah hadits yang sangat panjang, “Kemudian jembatan
terpasang di atas neraka Jahannam, syafaat diberikan, dan mereka berkata;
Ya Allah selamatkan, dikatakan wahai Rasulullah!, bagaimanakah hakikat
jembatan tersebut?. Dahdu Mazallah. Di dalam kitab Al-Hasyiah disebutkan
Al-Dahdu dan Mazallah memiliki satu makna yaitu tempat tergelincirnya kaki
dan tidak pernah menetap- padanya teradapat besi yang menyambar, dan
cakar besi, serta duri. Maka orang yang beriman akan melewatinya secepat
kilat, angin, burung, kuda tunggangan yang bagus, pengendara, maka orang
muslim akan selamat, dan ada yang tercakar akhirnya terjatuh dan ada
yang tertimbun di dalam api neraka, sehingga lewatlah orang yang terakhir
lalu ditarik dengan sekuat-kuatnya...”.4
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang yang lalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut. (QS. Maryam: 72).
Ibnu Katsir berkata, “Maksudnya adalah apabila seluruh makhluk melewati
api neraka lalu terjatuh padanya orang-orang kafir, para pelaku
2 Al-Turmudzi: no: 3159
3 Shahih Muslim: no: 183
4 Shahih Muslim: no: 183 dan shahih Bukhari: no: 4581
5
kemaksiatan tergantung kemaksiatan mereka, maka Allah subhanahu wa
ta’ala akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa sesuai dengan
tingkat amalannya, maka lewatnya mereka di atas shirat dan kecepatannya
tergantung pada amal mereka selama di dunia”.5
Di antara pelajaran yang dapat dipetik dari dua ayat di atas adalah:
Pertama: Melewati api neraka merupakan hal yang pasti terjadi bagi
seluruh manusia. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab
Musnadnya dari hadits Ummu Mubasyir, istri Zaid bin Haritsah berkata,
“Rasulullah salallahu ‘alaihi wa salam berada di rumah Hafshah dan
bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang mengikuti perang Badar
dan Hudaibiyah. Hafshah berkata: Tidakkah Allah telah berfirman:
(ﺎﻫ ﻻ ﻢ ﻨﻣ ) maka Rasulullah SAW bersabda: (ﻮﻘ ﻦﻳ ﻨ ﻢ)6
Di dalam As-Shahihaini dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata:
Rasulullah salallahu ‘alaihi wa salam bersabda: Tidaklah mati bagi seorang
muslim tiga anak lalu dia sentuh oleh api neraka kecuali .....”.7
Kedua: Keberadaan shirat itu benar dan wajib diimani, dan harus
mempersiapkan diri menghadapinya dengan amal shaleh. Imam Ahmad bin
Hambal rahimahullah berkata: Shirat itu benar ada, diletakkan di jurang
api neraka Jahannam, manusia akan melewatinya, dan surga berada
dibaliknya, semoga Allah menyelamatkan kita dan kita bisa melewatinya”.8
Ketiga: Bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala adalah sebab
keselamatan di dunia dan akherat, berdasarkan firman Allah subhanahu wa
ta’ala:
Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang yang lalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut. (QS. Maryam: 72).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
5 Tafsir Ibnu Katsir: 3/134
6 Musnad Imam Ahmad: 6/362
7 Shahih Bukhari: no: 6656 dan shahih Muslim: no: 2632
8 Shahih Bukhari: 6656 dan shahih Muslim: no: 2632
6
Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena
kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak
pula) mereka berduka cita. (QS. Al-Zumar: 61)
Keempat: Kezaliman akan mengakibatkan kehancuran baik di dunia dan
akherat berdasarkan firman Allah Azza Wa Jalla:
“...dan membiarkan orang-orang yang lalim di dalam neraka dalam keadaan
berlutut”. QS. Maryam: 72.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan
kelaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat)
pelajaran bagi kaum yang mengetahui”. (QS. Al-Naml: 52)
Di dalam kitab As-Shahihaini dari Abi Musa Al-Asya’ari bahwa Nabi
Muhammad salallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya Allah
mengulur-ulur bagi orang yang zalim sehingga apabila dia menyiksanya
maka dia tidak akan terlepas”, perawi berkata: kemudian Rasulullah
salallahu ‘alaihi wa salam membaca firman Allah subhanahu wa ta’ala:
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri
negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab -Nya itu adalah sangat pedih
lagi keras. (QS. Hud: 102).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah
lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang lalim .Sesungguhnya
Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu
mata (mereka) terbelalak. QS. (Ibrohim: 42)
7
Kelima: Kecepatan seorang mu’min pada saat melewati shirat sebatas amal
shaleh yang pernah mereka kerjakan selama di dunia. Maka seyogyanya
bagi orang yang beriman untuk sesegera mungkin berbuat kebaikan dan
beramal shaleh. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang
orang yang bertakwa. (QS. Ali Imron: 133).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera
dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa
kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang
yang khusyuk kepada Kami . (QS. Al-Anbiya’: 90)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami
pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang
menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang di
pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat
besar . (QS. Fathir: 32)
8
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata, “Orang yang berlomba-lomba dalam
kebaikan akan memasuki surga dengan tanpa hisab”.9
Di antara contoh berlomba-lomba dalam kebaikan adalah bersegera
berangkat menuju mesjid untuk menunaikan shalat jama’ah dan jum’at,
memperbanyak shalat-shalat sunnah, berpuasa, melaksanakan haji dan
umroh, bersedekah kepada orang-orang fakir miskin dan itu adalah salah
satu pintu kebaikan.
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala Tuhan semesta alam,
semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita
Muhammad salallahu ‘alaihi wa salam dan kepada keluarga, shahabat serta
seluruh pengikut beliau.
9 Tafsir Ibnu Katsir: 3/555