
Merenungi Firman Allah :
Merenungi Firman Allah dalam Surat At‐Thur
Dan orang-orang yang beriman, serta anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan,
Segala puji hanya bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, dan aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya
selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya… Amma Ba’du:
Allah SWT berfirman:
Dan orang-orang yang beriman, serta anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan
mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya . (QS. Al-Thur: 21)
Ibnu Katsir berkata, “Allah SWT memberitahukan tentang karunia,
pemberian, anugrah dan kasih sayang-Nya kepada makhluk-Nya serta
kebaikan Allah SWT kepada mereka: Apabila orang-orang yang beriman
diikuti oleh keluarga-keluarga mereka dengan keimanan maka mereka akan
mengikuti bapak-bapak mereka dalam tingkatan surga, sekalipun amal
amal mereka tidak sampai pada tingkatan tersebut agar bapak-bapak
mereka merasa senang dengan keberadaan anak-anak mereka bersama
mereka pada tingkatan yang sama, Allah SWT akan mengumpulkan mereka
dengan wajah yang paling baik, Allah SWT mengangkat orang yang kurang
amal shalehnya dengan mereka yang amalanya sempurna dan tidak
mengurangi dari jumlah amal mereka sedikitpun dan tidak pula tingkatan
2
3
mereka, agar tingkatan mereka menjadi sama antara dirinya dengan yang
lain”.1
Ibnu Abbas berkata, “Sesungguhnya Allah Yang Maha Tinggi mengangkat
derajat keturunan orang-orang yang beriman pada tingakatan yang
didapatkannya di dalam surga sekalipun di antara mereka ada yang
amalnya kurang agar mereka senang dengan kebersamaan mereka dengan
para keturunan mereka, kemudian beliau membaca firman Allah SWT:
Dan orang-orang yang beriman, serta anak cucu mereka mengikuti
mereka dalam keimanan,
Ibnu Katsir berkata, “Ini adalah karunia Allah Ta’ala kepada anak-anak
karena keberkahan amal bapak-bapak mereka. Adapun karunia Allah SWT
bagi anak-anak untuk bapak-bapak mereka karena do’a anak-anak mereka
adalah, seperti apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam
musnadnya dari hadits Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT mengangkat derajat seorang hamba
yang shaleh di dalam surga, dan hamba itu bertanya: Wahai Tuhanku
bagaimana aku bisa mendaptakan derajat ini?. Maka Allah berfirman:
Karena istighfar anakmu bagimu”.(2)3
Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah
RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila anak Adam meninggal
maka akan terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara: Shadaqah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak shaleh yang selalu berdo’a
untuk kedua orang tuanya”.4
Allah SWT berfirman:
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (QS. Al
Thur: 21.)
1 Tafsir Ibnu Katsir: 4/241
2 Tafsir Ibnu Katsir: 4/242
3 Musnad Imam Ahmad: 16/356-357 dan para muhaqiqun berkata: Haditsnya hasan, dan
ibnu Katsir berkata di dalam tafsirnya: 4/242, sanadnya hasan.
4 Muslim di dalam kitab shahihnya: no: 1631
Setelah Allah SWT menyebutkan berbagai bentuk karunia -Nya, dan
pengangkatan derajat keturunan kepada tingkat bapak padahal tanpa
dibarengi dengan amal, kemudian Allah SWT menyebutkan bentuk keadilan
Allah SWT, bahwa Dia tidak akan mengazab seseorang karena dosa orang
lain, Allah SWT berfirman:
atau seseorang
tergantung dengan amalnya dan tidak menanggung dosa orang lain, baik
dosa bapak-bapaknya atau anaknya, sebagaimana dijelaskan di dalam
firman Allah SWT:
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
kecuali golongan kanan,berada di dalam surga, mereka saling menanya,
tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa”. (QS. Al-Mudatsir: 38-41).
Beberapa faedah yang dapat dipetik dari ayat ini adalah:
Pertama: Diikutkannya keturunan seorang mu’min kepada derajat
bapaknya dengan syarat keimanan. Adapun jika tidak beriman maka anak
keturunan tidak mendapat manfaat apapun dengan kesalehan bapaknya,
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi
mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula)mereka masuk surga, hingga unta
masuk ke lubang jarum Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada
orang-orang yang berbuat kejahatan . (QS. Al-A’rof: 40)
Allah SWT berfirman:
Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang
memberikan syafaat. (QS. AlMudatsir: 48)
4
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya dari
hadits Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ibrahim
bertemu dengan bapaknya, Azar pada hari kiamat dan pada wajah Azar
terdapat bintik hitam dan kusam seperti abu maka Ibrahim berkata
kepadanya: Bukankah aku telah berkata kepadamu agar engkau tidak
menolak ajakanku?. Bapaknya berkata: Pada hari ini aku tidak menolak
ajakanmu. Ibrahim berkata: Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah
menjanjikan kepadaku bahwa Engkau tidak menghinakanku pada hari
mereka dibangkitkan, dan adakah kehinaan yang lebih hina dari kehinaan
ayahku yang dijauhkan (dari rahmat-Mu?) maka Allah berfirman: Aku telah
mengharamkan surga atas orang-orang kafir, lalu dikatakan: Wahai Ibrahim
apa yang ada di bawah kedua kakimu?, lalu Ibrahim menoleh dan tiba-tiba
seekor anjing hutan yang telah berlumuran dengan najis yang menjijikkan
lalu diambillah kaki tangannya lalu dicampakkan ke dalam api neraka”.5
Kedua: Sesungguhnya karunia Allah SWT itu amat luas, Dia tidak
memberikan pengurangan sedikitpun dari amal seorang yang beriman
bahkan Allah SWT melipat gandakannya dengan lipatan yang banyak. Allah
SWT berfirman:
“…dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka.
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Al-Thur: 21)
Allah SWT berfirman:
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan
berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang
beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian
kamu adalah turunan dari sebagian yang lain”. (QS. Ali Imron: 195).
Allh SWT berfirman:
ﺎﻤﻀﻫ ﻻ
5 Shahih Bukhari: 2/459 no: 3350
5
“Dan barang siapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam
keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil
(terhadapnya) dan tidak (pula) akan ada pengurangan haknya”. (Thaha: 112.)
Allah SWT berfirman:
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka
tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika ( amalan itu) hanya
seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah
Kami sebagai Pembuat perhitungan”. (QS. Al-Anbiya’: 47)
Ketiga: Keadilan Allah SWT. Dia tidak akan menyiksa seorang hamba
karena dosa orang lain. Allah SWT berfirman:
Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan
bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta
pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al
Baqarah: 141).
Allah SWT berfirman:
(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain,( Al-Najm: 38).
Keempat: Ayat ini sebagai kabar gembira yang besar sehingga orang-orang
yang beriman bergembira dengannya. Allah SWT berfirman:
Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat -Nya, hendaklah
dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus: 58)
6
Kelima: Memperhatikan pendidikan anak dengan pendidikan yang islami,
seperti mengajarkan kepada mereka tata cara beribadah, menganjurkan
secara kontinyu, memasukkan mereka ke sekolah tahfizul Qur’an dan
mengajarkan mereka adab-adab yang baik, akhlak yang mulia, menjauhkan
mereka dari perbuatan yang diharamkan serta mendo’akan mereka agar
selalu mendapat kebaikan dan petunjuk, sehingga mereka, mendapat
kebaikan di dunia dan akherat. Allah SWT berfirman:
Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah
kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati
(kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al
Furqon: 74).
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari
kakeknya bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perintahkanlah anak
anak kalian mengerjakan shalat pada saat usia mereka tujuh tahun dan
pukullah mereka pada saat telah mencapai usia sepuluh tahun dan
pisahkanlah antara mereka dalam ranjang tidur mereka”.6
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Utsman bin
Affan RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang yang terbaik di
antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya”.7
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan
salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad saw dan kepada
keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
.
6 Sunan Abu Dawud: 1/133 no: 495
7 Al-Bukhari: no: 5027
7