Artikel

Apakah aku telah berada di atas jalan yang benar?





Siapakah yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya berupa makhluk-makhluk besar yang tidak dapat dihitung?





Siapakah yang membuat sistem yang rinci nan rapi ini di langit dan bumi?





Siapakah yang menciptakan manusia dan memberinya pendengaran, penglihatan, dan akal, sekaligus menjadikannya mampu menghimpun pengetahuan dan memahami sesuatu?





Siapakah yang membuat ciptaan yang detail ini pada organ-organ tubuhmu serta memberimu rupa paling indah?





Cermatilah penciptaan makhluk hidup dengan berbagai variasi dan jenisnya; siapakah yang menciptakannya dengan ragam rupa yang tiada batas?





Bagaimanakah alam sebesar ini dengan sistem yang mengaturnya sedemikian detail dapat tertata rapi dan stabil sepanjang tahun?





Siapakah yang membuat semua sistem yang mengatur alam ini, terkait hidup dan mati, kembang biak makhluk hidup, siang dan malam, perubahan musim, dan sebagainya?





Apakah alam semesta ini menciptakan dirinya sendiri? Atau ia tercipta dari sebuah ketiadaan? Atau ia ada secara kebetulan? Allah Ta'ala berfirman,﴿أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ (٣٥) "Atau apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَلْ لَا يُوقِنُونَ﴾ Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)."(QS. Aṭ-Ṭūr: 35-36)





Jika kita tidak menciptakan diri sendiri sekaligus mustahil kita ada tanpa asal-usul atau secara kebetulan, berarti hakikat kebenaran yang tidak mengandung keraguan apa pun adalah bahwa alam ini pasti memiliki pencipta yang mahaagung lagi mahakuasa. Alasannya adalah alam ini tidak mungkin menciptakan dirinya sendiri, atau ia ada tanpa asal-usul, ataupun muncul secara kebetulan!





Mengapa manusia mempercayai keberadaan sesuatu yang tidak dilihatnya semisal: pengetahuan, akal, roh, perasaan, dan cinta? Bukankah ia mempercayainya karena melihat jejaknya? Lalu, bagaimana manusia mengingkari keberadaan pencipta alam yang besar ini, padahal ia melihat jejak ciptaannya serta jejak perbuatan dan kasih sayangnya?





Tiada seorang pun yang akan percaya ketika dikatakan: Rumah ini ada tanpa dibangun oleh siapa pun! Atau dikatakan: Yang tiada itulah yang menciptakan rumah ini! Lalu, bagaimana sebagian orang dapat mempercayai orang yang mengatakan: Alam yang besar ini hadir tanpa pencipta? Bagaimana seorang yang berakal dapat menerima ketika dikatakan bahwa keteraturan yang sangat rapi pada alam ini ada secara kebetulan?





Semua ini mengantarkan kita pada satu kesimpulan, yaitu alam ini memiliki satu Tuhan yang agung lagi menguasai dan mengaturnya, Dia semata yang berhak untuk disembah, dan semua yang disembah selainnya maka penyembahan terhadapnya adalah batil karena ia tidak berhak untuk disembah.





Tuhan Yang Maha Pencipta Lagi Mahaagung





Ada satu Tuhan pencipta. Dialah yang memiliki, mengatur, memberi rezeki, sekaligus yang menghidupkan dan mematikan. Dialah yang menciptakan bumi serta menundukkan dan menjadikannya layak huni bagi makhluk ciptaan-Nya. Dialah yang menciptakan langit beserta makhluk-makhluk besar yang ada di dalamnya. Dia juga membuatkan sistem yang detail nan rapi bagi matahari dan bulan serta siang dan malam yang menunjukkan keagungan-Nya.





Dialah yang menundukkan udara bagi kita, tidak akan ada kehidupan bagi kita tanpanya. Dialah yang menurunkan hujan serta menundukkan lautan dan sungai-sungai untuk kita. Dialah yang memberi kita makan sejak berupa janin yang sangat lemah dalam kandungan ibu kita. Dialah yang menjadikan darah mengalir di urat-urat kita dan menjadikan jantung kita terus-menerus berdenyut sejak hari kelahiran kita hingga kita meninggal dunia.





Tuhan Yang Maha Pencipta dan Maha Pemberi Rezeki Itu Adalah Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā-





Allah Ta'ala berfirman,﴿إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ﴾ "Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia beristiwa` di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) juga matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam."(QS. Al-A'rāf: 54)





Hanya Allahlah Tuhan Pencipta segala yang ada dalam alam semesta, yang kita lihat maupun yang tidak kita lihat. Segala sesuatu selain-Nya adalah makhluk di antara makhluk-makhluk-Nya. Hanya Dia semata yang berhak terhadap ibadah. Tidak ada seorang pun yang boleh diibadahi selain-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya di dalam kerajaan-Nya, penciptaan-Nya, pengaturan-Nya, maupun peribadatan kepada-Nya.





Seandainya ada tuhan-tuhan lain bersama Allah ﷻ, maka alam ini pasti rusak, karena tidak mungkin urusan alam akan diatur oleh dua tuhan dalam waktu yang bersamaan. Allah Ta'ala berfirman,{لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا} "Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah rusak."(QS. Al-Anbiyā`: 22)





Sifat-sifat Tuhan Sang Pencipta





Tuhan kita memiliki nama-nama indah yang tidak terhitung dan sifat-sifat agung yang banyak nan mulia yang menunjukkan kesempurnaan-Nya. Di antara nama-Nya: Allah dan Al-Khāliq (Maha Pencipta). Nama "Allah" memiliki makna: yang disembah, satu-satunya yang berhak terhadap ibadah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Di antara namanya yang lain: Al-Ḥayy (Mahahidup), Al-Qayyūm (Maha Mengurus makhluk), Ar-Raḥīm (Maha Penyayang), Ar-Rāziq (Maha Pemberi rezeki), dan Al-Karīm (Maha Pemurah).





Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur`an,﴿اللَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ﴾ "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dia Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak pula tidur. Milik-Nya segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dia juga tidak merasa berat memelihara keduanya dan Dia Mahatinggi lagi Mahabesar."(QS. Al-Baqarah: 255)





Allah Ta'ala juga berfirman,﴿قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) "Katakanlah (Muhammad), 'Dialah Allah Yang Maha Esa.اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) Allah tempat bergantung segala sesuatu.لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ﴾ Tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.'"(QS. Al-Ikhlāṣ: 1-4)





Tuhan yang Berhak Disembah Memiliki Sifat-sifat Kesempurnaan





Di antara sifat-Nya adalah: 1- Dia berhak disembah dan diibadahi. Adapun selain-Nya hanyalah makhluk yang diberikan taklif, diperintah, dan dikuasai.





2- Dia Mahahidup lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Semua makhluk dalam kehidupan ini, Allahlah yang menghidupkan dan mengadakannya dari sebelumnya tidak ada. Dia pulalah yang mengurus keberadaannya, rezekinya, dan kecukupannya. Jadi, Tuhan kita Mahahidup, tidak akan mati, mustahil bersifat fana, terus-menerus mengurus makhluk-Nya, dan tidak tidur. Bahkan, Dia tidak dihinggapi kantuk maupun tidur.





3- Dia Maha Mengetahui; tidak ada sesuatu pun yang samar bagi-Nya di bumi maupun di langit.





4- Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Dia mendengar segala sesuatu dan melihat seluruh makhluk. Dia mengetahui semua bisikan jiwa dan yang disembunyikan oleh dada. Tidak sesuatu apa pun yang samar bagi-Nya, baik di bumi maupun di langit.





5- Dia Mahakuasa; tidak ada sesuatu pun yang mengalahkan-Nya dan tidak seorang pun dapat menolak kehendak-Nya. Dia melakukan semua yang dikehendaki-Nya, menahan apa yang dikehendaki-Nya, Dia pula yang mendahulukan dan mengakhirkan, dan milik-Nya hikmah yang tinggi.





6- Dia Maha Menciptakan, Maha Pemberi rezeki lagi Maha Mengatur; Dia menciptakan makhluk dan mengaturnya. Semua makhluk ada dalam genggaman-Nya dan di bawah kekuasaan-Nya.





7- Dia mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, menolong orang yang tertimpa kesusahan, dan mengangkat kesulitan. Semua makhluk pasti akan meminta kepada-Nya ketika terjatuh dalam kesulitan dan kesempitan.





Ibadah tidak boleh dipersembahkan kecuali kepada Allah Ta'ala. Dialah Yang Mahasempurna, satu-satunya yang berhak terhadap ibadah, tidak ada yang lain. Semua yang disembah selain-Nya adalah sembahan yang batil karena ia adalah makhluk yang memiliki kekurangan serta mengalami kematian dan kefanaan.





Allah ﷻ telah menganugerahi kita akal yang dapat mengetahui sebagian keagungan-Nya. Dia juga menanamkan pada kita fitrah yang mencintai kebaikan, membenci keburukan, dan merasa tenang ketika kembali kepada Allah, Tuhan alam semesta. Fitrah ini menunjukkan kesempurnaan-Nya; bahwa Dia tidak mungkin memiliki sifat kekurangan.





Tidak patut bagi orang yang berakal untuk menyembah kecuali sosok yang sempurna. Bagaimana bisa ia menyembah seorang makhluk yang juga memiliki kekurangan sepertinya atau bahkan lebih hina lagi!





Sembahan yang benar tidak mungkin berupa manusia, berhala, pohon ataupun hewan!





Tuhan berada di atas langit-Nya, bersemayam di atas arasy-Nya, dan terpisah dari makhluk-Nya. Tidak sedikitpun zat makhluk ada pada diri-Nya, dan tidak sedikitpun dari Zat-Nya terdapat pada makhluk-Nya. Dia tidak menitis maupun menyatu pada sebagian makhluk-Nya.





Tidak ada sesuatu pun yang semisal dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya. Dia Mahakaya, tidak butuh pada makhluk-Nya, tidak tidur, dan tidak makan. Dia Mahaagung, tidak mungkin memiliki pasangan ataupun anak. Allah Sang Pencipta memiliki sifat-sifat kesempurnaan dan tidak mungkin memiliki sifat butuh dan kekurangan.





Allah Ta'ala berfirman,﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ (٧٣) "Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Bahkan, jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang di sembah.مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ﴾ Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya. Sungguh, Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa."(QS. Al-Ḥajj: 73-74)





Mengapa Kita Diciptakan oleh Sang Pencipta? Apa yang Diinginkan-Nya pada Kita?





Apakah masuk akal bila Allah menciptakan semua makhluk ini tanpa tujuan? Apakah Allah menciptakannya sia-sia, padahal Dia Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui?





Apakah masuk akal, bahwa Tuhan yang menciptakan kita dengan sangat rapi dan sempurna serta menundukkan bagi kita semua yang ada di langit dan bumi, ternyata menciptakan kita tanpa tujuan atau membiarkan kita tanpa jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan paling penting yang menghantui pikiran kita, semisal: Mengapa kita ada di dunia ini? Ada apa setelah kematian? Apa tujuan kita diciptakan?





Apakah masuk akal, bahwa tidak terdapat hukuman bagi orang yang zalim dan ganjaran bagi orang yang berbuat baik?





Allah -Subhānahu wa Ta'āla- berfirman,﴿أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ﴾ "Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"(QS. Al-Mu`minūn: 115)





Allah mengutus para rasul agar kita mengetahui tujuan keberadaan kita, membimbing kita tentang tata cara beribadah dan mendekatkan diri kepada-Nya, serta mengajarkan apa yang diinginkan-Nya dari kita dan cara meraih rida-Nya. Di samping itu, Dia juga mengabari kita tentang ujung perjalanan kita setelah kematian.





Allah mengutus para rasul untuk mengajari kita bahwa Dia semata yang berhak terhadap ibadah dan agar kita mengetahui tata cara beribadah kepada-Nya, menyampaikan kepada kita perintah dan larangan-Nya, dan mengajari kita nilai-nilai luhur yang akan menjadikan kehidupan kita indah sekaligus diliputi kebaikan dan keberkahan jika kita mengamalkannya.





Allah telah mengutus banyak rasul, misalnya: Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Allah memberikan para rasul tersebut tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran mereka dan bahwa mereka diutus dari sisi-Nya. Adapun rasul yang paling terakhir adalah Muhammad ﷺ.





Para rasul telah mengabari kita dengan sangat jelas bahwa kehidupan ini adalah ujian dan bahwa kehidupan sebenarnya akan hadir setelah kematian.





Mereka juga mengajarkan bahwa ada surga yang dipersiapkan bagi orang-orang mukmin yang beribadah hanya kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, serta beriman kepada semua rasul. Sebaliknya, ada juga neraka yang disiapkan oleh Allah bagi orang-orang kafir yang menyembah sembahan-sembahan lain bersama Allah atau yang kafir kepada siapa pun di antara rasul-rasul Allah.





Allah Ta'ala berfirman,﴿يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (٣٥) "Wahai anak cucu Adam! Jika datang kepada kamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, yang menceritakan ayat-ayat-Ku kepadamu, maka siapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾ Tetapi, orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."(QS. Al-A'rāf: 35-36)





Allah Ta'ala juga berfirman,﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (٢١) "Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa.الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٢٢) (Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٢٣) Jika kamu meragukan (Al-Qur`an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar.فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (٢٤) Jika kamu tidak mampu membuatnya dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾ Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, 'Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.' Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya."(QS. Al-Baqarah: 21-25)





Mengapa Jumlah Rasul Itu Banyak?





Allah telah mengutus rasul-rasul-Nya kepada umat manusia. Tidak ada satu umat pun kecuali telah Allah utus kepada mereka seorang rasul untuk mengajak mereka beribadah kepada Tuhan mereka serta menyampaikan perintah-perintah dan larangan-Nya kepada mereka. Tujuan dakwah mereka semua adalah beribadah kepada Allah ﷻ semata. Setiap kali umat tertentu mulai meninggalkan atau mencoreng agama yang dibawa oleh rasul mereka berupa ajakan untuk menauhidkan Allah, maka Allah menugaskan rasul yang lain untuk meluruskan jalan dan mengembalikan manusia pada fitrah yang lurus dengan menauhidkan Allah dan ketaatan kepada-Nya.





Hal itu terus berlangsung hingga Allah menutup para rasul tersebut dengan Muhammad ﷺ yang telah datang membawa agama yang sempurna dan syariat yang kekal dan berlaku umum untuk semua manusia hingga hari Kiamat. Syariatnya menjadi penyempurna dan penasakh syariat-syariat para rasul sebelumnya. Bahkan, Allah ﷻ telah menjamin kekekalan dan keberlangsungan agama ini hingga hari Kiamat nanti."





Manusia Tidak Dianggap Beriman Sampai Dia Mengimani Semua Rasul





Allahlah yang mengutus para rasul dan memerintahkan semua makhluk-Nya untuk taat kepada mereka. Siapa yang mengingkari kerasulan satu orang di antara mereka, maka ia telah mengingkari semua rasul. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada dosa seseorang mengingkari wahyu Allah. Sebab itu, untuk masuk surga, seseorang harus beriman pada semua rasul.





Setiap orang di masa kini wajib untuk beriman kepada Allah dan semua rasul Allah serta beriman pada hari Akhir. Tetapi, hal itu tidak akan terwujud kecuali dengan mengimani dan mengikuti rasul terakhir dan penutup mereka, Muhammad ﷺ, yang dikuatkan dengan mukjizat abadi, yaitu Al-Qur`an Al-Karim, yang dijamin oleh Allah untuk dijaga hingga Dia tiba waktu Dia mewarisi bumi dan penghuninya (hari Kiamat).





Allah menyebutkan dalam Al-Qur`an Al-Karim bahwa orang yang menolak untuk mengimani siapa pun di antara rasul-rasul-Nya, ia telah kafir kepada Allah dan mendustakan wahyu-Nya. Allah Ta'ala berfirman,﴿إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (١٥٠) "Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya dengan mengatakan, 'Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain),' serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir),أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا﴾ merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan."(QS. An-Nisā`: 150-151)





Oleh karena itu, kita umat Islam beriman kepada Allah dan hari Akhir -sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah- serta kita beriman pada semua rasul dan kitab-kitab terdahulu. Allah Ta'ala berfirman,﴿آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ﴾ "Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur`an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Mereka juga berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.'"(QS. Al-Baqarah :285)





Apa Al-Qur`an Al-Karim itu?





Al-Qur`an Al-Karim adalah firman dan wahyu Allah Ta'ala yang Dia turunkan kepada rasul terakhir, Muhammad ﷺ. Ia merupakan mukjizat paling besar yang menunjukkan benarnya kenabian beliau. Al-Qur`an Al-Karim adalah kitab yang benar di dalam hukum-hukumnya dan juga berita-beritanya.Allah telah menantang orang-orang yang mendustakannya untuk mendatangkan walau satu surah saja yang semisalnya, tetapi mereka tidak mampu melakukannya karena keagungan dan kesempurnaan kandungannya yang mencakup semua yang berkaitan dengan manusia dalam kehidupan dunia dan akhirat. Al-Qur`an berisikan semua perkara keimanan yang wajib diimani.Ia juga mengandung perintah dan larangan yang wajib diikuti manusia antara dia dengan Tuhannya, antara dia dengan dirinya, atau antara dia dengan manusia lainnya. Semua itu dengan menggunakan gaya balagah dan bahasa sastra yang tinggi.Di dalamnya, terdapat banyak dalil logika dan fakta-fakta ilmiah yang menunjukkan kitab ini tidak mungkin merupakan hasil buatan manusia, melainkan sebagai firman Tuhan manusia ﷻ.





Apakah Islam Itu?





Islam bermakna berserah diri kepada Allah Ta'ala dengan ketauhidan, tunduk kepada-Nya dengan ketaatan, menjalankan syariat-Nya dengan penuh kerelaan dan penerimaan, dan mengingkari semua yang disembah selain Allah.





Allah telah mengutus para rasul dengan satu pesan, yaitu mengajak beribadah hanya kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya dan mengingkari semua yang disembah selain Allah.





Islam adalah agama semua nabi. Dakwah mereka satu walaupun syariat mereka berbeda-beda. Hari ini, umat Islam merupakan satu-satunya umat yang berpegang teguh pada agama yang benar yang dibawa oleh seluruh nabi. Hanya risalah Islam yang benar pada zaman ini karena ia adalah risalah penutup dari Allah Sang Pencipta untuk umat manusia.Jadi, Tuhan yang mengutus Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa -'alaihimussalām- adalah juga yang mengutus penutup para rasul, Muhammad ﷺ. Syariat Islam juga datang untuk membatalkan syariat-syariat sebelumnya.





Seluruh agama selain Islam yang dianut manusia hari ini adalah agama hasil buatan manusia atau agama yang dulunya dari Allah kemudian diotak-atik oleh tangan manusia sehingga bercampur dengan tumpukan khurafat, dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun-temurun, dan buah pikiran manusia.





Adapun agama umat Islam adalah agama yang satu dan jelas, tidak berubah-ubah. Sebagaimana ibadah yang mereka gunakan beribadah kepada Allah juga satu. Mereka semua mengerjakan salat lima waktu, menunaikan zakat harta, dan berpuasa di bulan Ramadan. Lihatlah undang-undang mereka, yaitu Al-Qur`an Al-Karim yang merupakan kitab yang sama di seluruh negeri umat Islam. Allah Ta'ala berfirman,﴿ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِي مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٖ لِّإِثۡمٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ﴾ "Pada hari ini, telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. Al-Mā`idah: 3)





Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur`an,﴿قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (٨٤) "Katakanlah (Muhammad), 'Kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.'وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ﴾ "Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi."(QS. Āli 'Imrān: 84-85)





Agama Islam adalah pedoman lengkap untuk kehidupan, sejalan dengan fitrah dan akal, serta diterima oleh jiwa yang lurus. Ia disyariatkan oleh Sang Pencipta Yang Mahaagung bagi makhluk-Nya. Islam merupakan agama kebaikan dan kebahagiaan bagi seluruh manusia di dunia dan akhirat. Ia tidak membeda-bedakan antara satu ras di atas ras lainnya ataupun satu warna kulit di atas warna kulit lainnya. Manusia di dalamnya setara. Tidak ada orang yang istimewa di dalam Islam atas selainnya kecuali dengan kadar amal salehnya.





Allah Ta'ala berfirman,(مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ) "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."(QS. An-Naḥl: 97)





Islam Adalah Jalan Kebahagiaan





Islam adalah agama semua nabi sekaligus agama yang disyariatkan Allah bagi semua manusia, bukan agama yang khusus bagi bangsa Arab.





Islam adalah jalan kebahagiaan hakiki di dunia dan sebab kenikmatan abadi di akhirat.





Islam adalah satu-satunya agama yang mengakomodir kebutuhan roh dan jasad manusia serta mengurai seluruh problematika mereka. Allah Ta'ala berfirman,﴿قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى (123) "Dia (Allah) berfirman, 'Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah) siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى﴾ Sebaliknya, siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.'"(QS. Ṭāhā: 123-124)





Apa yang Akan Aku Dapatkan dengan Masuk Islam?





Masuk ke dalam Islam akan mendatangkan berbagai manfaat besar, di antaranya:





1- Meraih kesuksesan dan kemuliaan di dunia dengan menjadi hamba bagi Allah; jika tidak, maka ia akan menjadi hamba bagi hawa nafsu, setan, dan syahwat.





2- Meraih kesuksesan di akhirat di mana Allah mengampuninya, meridainya, dan memasukkannya ke dalam surga serta meraih rida Allah dan kenikmatan abadi, sekaligus selamat dari siksa neraka.





3- Pada hari Kiamat, orang beriman akan dikumpulkan bersama para nabi, orang-orang sidik, syuhada, dan orang-orang saleh. Sungguh, merekalah seindah-indah teman. Sebaliknya, orang yang tidak beriman akan dikumpulkan bersama sembahan selain Allah, orang-orang buruk, para penjahat, dan perusak.





4- Orang yang dimasukkan ke dalam surga oleh Allah akan hidup dalam kenikmatan abadi tanpa merasakan kematian atau jenis apa pun di antara penyakit, rasa sakit, ketuaan ataupun kesedihan. Allah akan mengabulkan semua yang mereka inginkan. Sebaliknya, orang yang masuk neraka akan berada dalam siksa abadi yang berkelanjutan tanpa henti.





5- Di dalam surga terdapat berbagai kenikmatan yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah tebersit dalam hati siapa pun. Di antara dalilnya ialah firman Allah Ta'ala,﴿مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴾ "Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan padanya dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan."(QS. An-Naḥl: 97)Allah Ta'ala juga berfirman,﴿فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ﴾ "Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupa (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan."(QS. As-Sajadah: 17)





Apa Saja Kerugianku Jika Aku Menolak Islam?





Orang yang menolak Islam akan mendapatkan kerugian ilmu dan pengetahuan yang paling agung, yaitu pengetahuan dan ilmu tentang Allah, sekaligus akan rugi keimanan kepada Allah yang memberi rasa aman dan tenteram di dunia serta kebahagiaan abadi di akhirat.





Dia akan kehilangan kenikmatan membaca kitab paling agung yang Allah turunkan kepada manusia serta manfaat mengimani kitab yang agung ini.





Dia akan kehilangan iman kepada nabi-nabi yang mulia sekaligus tidak dapat menyertai mereka di dalam surga kelak di hari Kiamat. Bahkan, ia akan menemani para setan, penjahat, dan tagut-tagut di dalam neraka Jahanam. Sungguh, Jahanam adalah seburuk-buruk tempat tinggal dan mereka itu seburuk-buruk pendamping.





Allah Ta'ala berfirman,﴿قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلا ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ (15) "Katakanlah, 'Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.' Ingatlah! Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ﴾ Di atas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan di bawahnya juga ada lapisan-lapisan yang disediakan bagi mereka. Demikianlah Allah mengancam hamba-hamba-Nya (dengan azab itu). 'Wahai hamba-hamba-Ku, maka bertakwalah kepada-Ku.'"(QS. Az-Zumar: 15-16)





Siapa yang menginginkan keselamatan di akhirat, hendaklah ia masuk ke dalam Islam dan mengikuti Nabi Muhammad ﷺ.





Di antara fakta yang disepakati oleh para nabi dan rasul -'alaihimussalām- bahwa tidak akan selamat di akhirat kecuali orang-orang muslim yang beriman kepada Allah Ta'ala, tidak menyekutukan-Nya dengan siapa pun dalam ibadah, serta beriman kepada semua nabi dan rasul. Sebab itu, seluruh pengikut para rasul yang beriman dan membenarkan mereka akan masuk surga dan selamat dari api neraka.





Orang yang hidup di zaman Nabi Musa serta beriman kepadanya dan mengikuti ajarannya adalah umat muslim yang beriman dan saleh. Tetapi, setelah Allah mengutus Nabi Isa, para pengikut Nabi Musa wajib mengimani Nabi Isa dan mengikutinya.Siapa yang beriman kepada Nabi Isa, mereka itulah orang muslim yang saleh. Sedangkan orang yang menolak beriman kepada Isa dan mengatakan: Aku akan tetap di atas agama Nabi Musa, maka ia bukan mukmin karena ia menolak beriman kepada nabi yang diutus oleh Allah.Setelah Allah mengutus rasul terakhir, Muhammad ﷺ, maka semua manusia wajib mengimaninya karena Tuhan yang mengutus Musa dan Isa adalah yang juga mengutus penutup para rasul, Muhammad. Siapa yang mengingkari kerasulan Muhammad ﷺ dan mengatakan: Aku akan tetap mengikuti Musa atau Isa, maka orang itu tidak beriman.





Seseorang tidak dianggap beriman dengan hanya mengatakan bahwa ia menghargai orang Islam. Bahkan, untuk keselamatannya di akhirat, ia tidak cukup dengan hanya bersedekah dan membantu orang miskin. Tetapi, ia harus beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Akhir agar Allah menerima semua amal baiknya. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada syirik dan kafir kepada Allah serta menolak wahyu yang diturunkan oleh Allah atau menolak kenabian nabi-Nya yang terakhir, Muhammad ﷺ.





Orang Yahudi dan Nasrani yang mendengar kerasulan Muhammad Rasulullah ﷺ lalu menolak beriman kepadanya dan menolak masuk ke dalam agama Islam, ia akan masuk ke dalam neraka Jahanam dan akan kekal di dalamnya selamanya. Ini merupakan keputusan Allah, bukan keputusan manusia. Allah Ta'ala berfirman,﴿إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَـٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّة﴾ "Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk."(QS. Al-Anbiyā`: 6)





Ketika agama terakhir dari Allah ini telah turun kepada manusia, maka setiap orang yang mendengar beritanya dan berita Nabi terakhir Muhammad ﷺ, wajib beriman kepadanya, mengikuti syariatnya, serta menaati perintah dan larangannya. Oleh karena itu, orang yang telah mendengar agama Islam namun menolaknya, maka Allah tidak akan menerima amalnya sedikit pun dan akan menyiksanya di akhirat.





Di antara dalilnya ialah firman Allah Ta'ala,﴿وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ﴾ "Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi."(QS. Āli 'Imrān: 85)





Allah Ta'ala juga berfirman,﴿قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ﴾ "Katakanlah (Muhammad), 'Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, yaitu bahwa kita tidak menyembah selain Allah, kita tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah.' Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka), 'Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim.'"(QS. Āli 'Imrān: 64)





Apa yang Harus Aku Lakukan Agar Menjadi Muslim?





Untuk masuk ke dalam Islam, wajib mengimani keenam rukun Islam berikut:





1- Beriman kepada Allah Ta'ala; bahwa Dia yang menciptakan, memberi rezeki, mengatur, dan yang memiliki segalanya. Tidak ada sesuatu pun yang semisal dengan-Nya. Dia tidak memiliki istri maupun anak. Dia semata yang berhak terhadap ibadah. Tidak boleh menyembah yang lain bersama-Nya dan wajib meyakini bahwa peribadatan kepada semua yang disembah selain Allah adalah ibadah yang batil.





2- Beriman kepada para malaikat; bahwa mereka adalah hamba Allah Ta'ala yang Dia ciptakan dari cahaya. Di antara tugas yang Allah berikan kepada mereka adalah membawa wahyu kepada nabi-nabi-Nya.





3- Beriman kepada semua kitab yang Allah turunkan kepada nabi-nabi-Nya, seperti Taurat, Injil, dan kitab yang paling terakhir, yaitu Al-Qur`an Al-Karim.





4- Beriman kepada semua rasul, seperti: Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan yang paling terakhir ialah Muhammad. Mereka semua dari kalangan manusia, Allah menguatkan mereka dengan wahyu dan memberikan mereka bukti dan mukjizat-mukjizat yang menunjukkan kebenaran mereka.





5- Beriman kepada hari Akhir, yaitu hari ketika Allah membangkitkan seluruh umat manusia, memberikan keputusan di antara para hamba-Nya, serta memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dan orang-orang kafir ke dalam neraka.





6- Beriman kepada takdir; bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang telah terjadi di waktu lampau dan yang akan terjadi di waktu mendatang, dan bahwa Allah telah menulis semuanya, menghendakinya, dan menciptakan segala sesuatu.





Jangan Mengulur Keputusan!





Dunia bukanlah negeri yang kekal abadi ...





Semua keindahan di dalamnya akan sirna dan segala kesenangannya akan berakhir ...





Akan datang hari yang menjadi momen engkau dihisab terkait semua yang telah engkau lakukan, yaitu hari Kiamat. Allah Ta'ala berfirman,﴿وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لاَ يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلاَ كَبِيرَةً إِلاَّ أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلاَ يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا﴾ "Lalu diletakkan kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya seraya mereka berkata, 'Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya.' Mereka mendapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Sungguh, Tuhanmu tidak menzalimi seorang pun."(QS. Al-Kahf: 49)





Allah ﷻ telah mengabarkan bahwa tempat kembali orang yang tidak masuk Islam adalah hidup kekal di neraka Jahanam selama-lamanya.





Kerugian ini tidak sederhana, melainkan kerugian yang sangat besar. Allah Ta'ala berfirman,﴿وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ﴾ "Siapa yang mencari agama selain Islam, sekali-kali (agamanya) tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi."(QS. Āli 'Imrān: 85)





Islam adalah satu-satunya agama yang diterima oleh Allah.





Jadi, Allah menciptakan kita lalu kepada-Nya kita akan kembali. Adapun dunia ini adalah ujian bagi kita.





Seseorang harus yakin bahwa kehidupan ini singkat seperti mimpi. Tidak seorang pun yang tahu kapan ia akan meninggal!





Lalu, apa jawabanmu kepada Sang Pencipta ketika Dia bertanya: Mengapa tidak mengikuti kebenaran? Mengapa tidak mengikuti Sang Penutup para nabi?





Dengan apa engkau akan menjawab pertanyaan Tuhanmu kelak pada hari Kiamat, padahal Dia sendiri telah memperingatkanmu tentang dampak kufur terhadap Islam sekaligus mengabarimu bahwa ujung perjalanan hidup orang kafir ialah siksaan di dalam neraka selama-lamanya?





Allah Ta'ala berfirman,﴿وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾ "Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya."(QS. Al-Baqarah: 39)





Tidak Ada Uzur bagi Orang yang Meninggalkan Kebenaran dan Mengikuti Agama Nenek Moyang





Allah ﷻ mengabari kita bahwa banyak orang yang menolak masuk Islam karena takut terhadap masyarakat yang hidup di lingkungan tempat tinggalnya.





Ada banyak juga yang menolak Islam karena tidak mau mengubah keyakinan dan kebiasaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka atau yang mereka dapatkan dari lingkungan dan masyarakat mereka. Ada juga yang dihalangi oleh sikap taasub dan fanatisme pada kebatilan yang mereka warisi.





Mereka semua tidak akan mendapatkan uzur dalam hal itu dan akan berdiri di hadapan Allah tanpa memiliki hujah apa pun.





Bukanlah uzur bagi seorang ateis untuk mengatakan: Aku akan tetap di atas keyakinan ateisme karena dilahirkan dalam keluarga ateis! Melainkan ia harus menggunakan akal yang Allah berikan padanya, merenungkan keagungan langit dan bumi, dan memikirkan dengan akal yang diberikan oleh Sang Khalik untuk mengetahui bahwa alam ini memiliki pencipta.Demikian juga orang yang menyembah batu dan berhala, ia tidak mendapatkan uzur dalam mengikuti agama nenek moyangnya. Sebaliknya, ia berkewajiban mencari kebenaran dan bertanya dalam dirinya: Bagaimana aku menyembah benda mati yang tidak dapat mendengar, melihat, dan membantuku sedikit pun?!





Demikian juga orang Nasrani yang percaya terhadap perkara-perkara yang menyelisihi fitrah dan akal, ia harus bertanya pada dirinya: Bagaimana mungkin Tuhan membunuh anaknya yang tidak berdosa demi menebus dosa-dosa orang lain! Ini merupakan kezaliman! Bagaimana mungkin manusia menyalib dan membunuh anak Tuhan! Bukankah Tuhan mampu mengampuni dosa manusia tanpa harus memperkenankan mereka membunuh anak-Nya? Bukankah Tuhan mampu membela anak-Nya?





Sebab itu, orang yang berakal wajib untuk mengikuti kebenaran dan tidak mengikuti nenek moyang pada kebatilan.





Allah Ta'ala berfirman,﴿وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ﴾ "Apabila dikatakan kepada mereka, 'Marilah (mengikuti) apa yang diturunkan Allah dan (mengikuti) Rasul.' Mereka menjawab, 'Cukuplah bagi kami apa yang kami dapati nenek moyang kami (mengerjakannya).' Apakah (mereka akan mengikuti) juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?"(QS. Al-Mā`idah: 104)





Apa yang Harus Dilakukan oleh Orang yang Ingin Masuk Islam Tetapi Mengkhawatirkan Adanya Penentangan Keluarga terhadap Dirinya?





Orang yang ingin masuk Islam tetapi khawatir terhadap masyarakat di lingkungan sekitarnya, ia bisa masuk Islam dengan tetap menyembunyikan keislamannya hingga Allah mudahkan baginya jalan kebaikan untuk hidup mandiri dan menampakkan keislamannya.





Seorang manusia wajib untuk segera masuk Islam, tetapi ia tidak wajib mengabarkan orang sekitarnya tentang keislamannya atau mengumumkannya jika hal tersebut akan mendatangkan mudarat pada dirinya.





Ketahuilah! Jika engkau masuk Islam, maka engkau menjadi saudara bagi jutaan umat Islam. Engkau bisa menghubungi masjid atau kantor urusan Islam di negaramu untuk meminta saran dan bantuan mereka. Mereka pasti bahagia dengan hal itu.





Allah Ta'ala berfirman,﴿وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا "Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِب﴾ Lalu Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka."(QS. Aṭ-Ṭalāq: 2-3)





Pembaca yang Budiman...





Bukankah meraih rida Allah, Sang Pencipta, yang telah memberikan kita semua nikmat-Nya, yaitu memberi kita asupan sejak masih berupa janin dalam kandungan ibu kita serta menganugerahi kita udara yang kita hirup sekarang, itu lebih penting daripada rida manusia pada kita?





Bukankah kesuksesan dunia dan akhirat pantas dikejar dengan mengorbankan semua kenikmatan lainnya berupa kenikmatan dunia yang fana? Tentu, demi Allah!





Oleh karena itu, tidak patut seseorang membiarkan masa lalunya menghalanginya dari memperbaiki jalan hidupnya yang salah dan mengerjakan sesuatu yang benar.





Hendaknya seseorang menjadi orang yang beriman sejati sejak hari ini! Jangan biarkan setan menghentikanmu dari mengikuti kebenaran!





Allah Ta'ala berfirman,﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنزلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا (174) "Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang.فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا﴾ Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh pada (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan karunia dari-Nya (surga) dan menunjukkan mereka jalan yang lurus kepada-Nya."(QS. An-Nisā`: 174-175)





Apakah Engkau Siap untuk Mengambil Keputusan Terbesar dalam Hidupmu?





Jika semua yang dikemukakan ini logis dan seseorang telah mengakui fakta ini dalam hatinya, ia harus mengayunkan langkah pertama untuk menjadi seorang muslim.





Siapakah yang menginginkan bantuan untuk mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya dan untuk menuntunnya agar menjadi seorang muslim?





Janganlah dosa-dosanya menghalanginya masuk Islam. Allah telah mengabari kita dalam Al-Qur`an bahwa Dia mengampuni seluruh dosa manusia jika ia masuk Islam dan bertobat kepada-Nya. Bahkan setelah masuk Islam, secara alami ia akan melakukan sebagian dosa karena kita manusia, bukan malaikat yang bersifat maksum.Tetapi, yang dituntut dari kita saat berdosa ialah memohon ampunan kepada Allah dan bertobat kepada-Nya. Jika Allah melihat kita bersegera menerima kebenaran, masuk Islam, dan melafalkan dua kalimat syahadat, maka Dia akan membantu kita untuk meninggalkan dosa-dosa yang lain. Orang yang datang kepada Allah untuk mengikuti kebenaran, Allah akan memudahkannya pada tambahan kebaikan. Sebab itu, seseorang tidak boleh ragu untuk masuk Islam sekarang juga.





Di antara dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:﴿قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَنْتَهُوا يُغْفَرْ لَهُمْ مَا قَدْ سَلَفَ﴾ "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, 'Jika mereka berhenti (dari kekafiran), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu.'"(QS. Al-Anfāl: 38)





Apa yang Harus Aku Lakukan untuk Menjadi Muslim?





Urusan masuk Islam sangatlah mudah, tidak butuh seremoni, acara formal, atau kehadiran seseorang. Cukup seseorang melafalkan dua kalimat syahadat disertai dengan mengetahui maknanya dan mengimaninya, yaitu dengan mengucapkan: asyhadu allā ilāha illallāh wa asyhadu anna muḥammadar-rasūlullāh (Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Jika engkau bisa melafalkannya menggunakan bahasa Arab, tentunya lebih bagus. Tetapi jika kesulitan, engkau dapat melafalkannya menggunakan bahasamu. Dengan hal itu, engkau telah menjadi muslim. Selanjutnya, engkau wajib mempelajari agama barumu yang menjadi sumber kebahagiaanmu di dunia dan keselamatanmu di akhirat.





 



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i