APA ALAMAT CINTA ALLAH KEPADA HAMBA
Apa tanda cinta Allah kepada seorang hamba? Dan bagaimana
seorang hamba dalam kondisi yakin sepenuhnya bahwa Allah Jalla
Wa Ala mencintainya dan rido sepenuhnya kepada hamba ini?
Alhamdulillah
Sungguh anda telah bertanya dengan pertanyaan nan
agung, urusan nan mulia, tidak ada yang dapat menggapainya
melainkan diantara hamba-hamba yang sholeh.
Cinta kepada Allah adalah posisi yang orang-orang pada
berlomba-lomba. Kepadanya orang-orang bekerja dan orang
menyingsingkan baju untuk menggapai ilmunya, kepadanya
berbagai macam cara (dilakukannya) dengan ruh nan harum
orang-orang ahli ibadah merasa tenang. Ia adalah bekal hati
dan makanan ruh. Pelipur mata dan orang-orang yang tercinta.
Ia adalah kehidupan, barangsiapa yang terhalang (untuk
mendapatkannya) maka dia termasuk kategori orang yang mati.
(Ia adalah) Cahaya barangsiapa yang kehilangan, maka dia di
lautan kegelapan. Ia obat barangsiapa yang tidak
mendapatkannya, maka dihatinya banyak penyakit. Ia adalah
kenikmatan, berangsiapa yang tidak mendapatkannya, maka
seluruh kehidupannya adalah gelisah dan sakit.
Dan ia adalah ruh keimanan dan amal perbuatan, posisi dan
kondisi. Kapan saja ia hilang darinya, maka bagaikan tubuh
tanpa ruh. Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang
Anda cintai.
Kecintaan kepada Allah ada tanda dan sebab-sebabnya
bagaikan kunci untuk pintu, diantara sebab-sebab itu adalah:
3
1. Mengikuti petunjuk Nabi sallallahu’alaihi wa sallam. Allah
Ta’ala berfirman dalam KitabNya nan Mulia, ‘Katakanlah: "Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.’ SQ. Ali Imron: 31.
2-5. Tunduk terhadap orang-orang mukmin dan merasa jaya
terhadap orang-orang kafir serta berjihad di jalan Allah dan
tidak takut melainkan kepadaNya Subhanahu. Allah telah
menyebtkan sifat-sifat ini dalam satu ayat. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu
yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan
merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap
orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak
takut kepada celaan orang yang suka mencela.” SQ. Al-Maidah:
54. Dalam ayat ini, Allah menyebutkan sifat-sifat kaum yang
dicintai. Sifat pertama adalah tawadhu’ (rendah hati) dan tidak
sombong kepada orang Islam. Dan mereka merasa jaya (lebih
tinggi) kepada orang-orang kafir. Jangan hina dan merendah
kepada mereka. Mereka berjihad di jalan Allah. Berjihad kepada
syetan, orang-orang kafir, orang-orang munafik, orang fasik,
jihad pada diri sendiri. Dan mereka tidak takut terhadap celaan
orang yang mencela. Ketika telah menunaikan perintahperintah
agamanya, maka tidak terpengaruh siapa yang
menghina atau mencelanya.
6. menunaikan yang sunnah-sunnah. Allah Ta’ala berfirman
dalam hadits Qudsi: ‘Dan hambaKu senantiasa mendekatkan
diri kepadaKu dengan sunnah-sunnah sampai Saya
4
mencintainya.’ Diantara yang sunnah-sunnah itu adalah sunnah
shalat, shadaqah, umrah, haji dan puasa.
7-10. cinta, saling mengunjungi, saling memberi dan saling
memberi nasehat karena Allah.
Telah ada sifat-sifat ini dalam satu hadits dari Rasulullah
sallallahu’alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Tuhannya
Azza Wa Jalla berfirman: “Telah terealisasi kecintaan-Ku untuk
orang-orang yang mencintai karena-Ku. Telah terealisasi
kecintaan-Ku bagi orang-orang yang saling berkunjung karena-
Ku. Dan telah terealisasi kecintaan-Ku kepada orang yang saling
memberi karena-Ku, dan telah terealisasi kecintaan-Ku bagi
orang-orang yang saling menyambung karena diri-Ku.’ HR.
Ahmad, 4/386. Dan 5/236. Dan ‘Tanasuh karangan Ibnu Hibban,
3/338. Dan dishohehkan kedua hadits Syekh Al-Bany di shoheh
At-Targib wa At-Tarhib, 3019, 3020, 3021.
Makna ‘Al-Mutazawirina fiyya’ yakni berkunjung sebagian
kepada sebagian lainnya dikarenakan untukNya, mencari
keredoanNya dikarenakan kecintaan kepadaNya atau saling
membantu dalam ketaatan-Nya.
Ungkapan firman tabaroka Wa Ta’ala ‘Wal mutabazilin
Fiyya’ yakni mengdermakan dirinya dalam menggapai
keredoanNya. Dengan sepakat berjihad kepada musuh-Nya
atau selain dari itu dari apa yang diperintahkannya. Selesai dari
kitab ‘AL-Muntaqa Syarkh Al-Muwato’ hadits no. 1779.
11. Ujian, musibah dan cobaan untuk seorang hamba. Ia
adalah merupakan tanda kecintaan Allah kepadanya. Yang
mana ia seperti obat, meskipun pahit, akan tetapi anda
hidangkan kepada pahitnya itu kepada orang yang anda cintai. –
Maha suci Allah dari contoh yang agung- dalam hadits shoheh:
“Sesungguhnya agungnya balasan dari besarnya cobaan. Dan sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla ketika mencintai suatu kaum, maka Dia akan diujinya. Barangsiapa yang redo, maka dia mendapatkan keredoaan. Barangsiapa yang murka, maka dia mendapatkan kemurkaan. HR. Tirmizi, 2396 dan Ibnu Majah, 4031 dan dishohehkan oleh Al-Albany.
Turunnya ujian itu kebaikan untuk orang mukmin daripada disimpan untuk siksaan di akhirat. Bagaimana tidak, karena di dalamnya dapat meninggikan derajat dan menghapus kesalahan. Nabi sallallahu’alaihi wa sallam:
“Kalau Allah menghendaki kebaikan kedapa hambaNya, maka akan disegerakan hukumannya di dunia, kalau mengingikan kepada hambaNya kejelekan, maka ditahan (siksanya) dikarenkan dosanya sampai terpenuhi nanti di hari kiamat.” HR. Tirmizi, 2396. Dishohehkan oleh Syekh AL-Albny.
Ahli ilmu menjelaskan bahwa siksa yang ditahan adalah orang munafik, karena Allah menahannya di dunia agar ditunaikan secara sempurna dosanya nanti di hari kiamat. Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang Anda cintai.
Kalau Allah telah mencintai anda, maka anda jangan bertanya kebaikan yang akan anda peroleh. Keutamaan yang akan anda dapatkan. Cukup bagi anda bahwa anda termasuk kekasih Allah. Diantara buah yang agung kecintaan Allah kepada hambaNya adalah berikut ini:
Pertama, kecintaan orang kepadanya dan mendapatkan penerimaan di bumi. Sebagaimana dalam hadits Bukhori, 3209.
6
“Kalau Allah mencintai seorang hamba, Jibril menyeru ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia. Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru penduduk langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia. Maka penduduk langit mencintainya. Kemudian ditaruh baginya penerimaan di bumi.”
Kedua, apa yang disebutkan oleh Allah Subhanahu dalam hadits Qudsi dari keutamaan-keutamaan nan agung yang didapatkan oleh orang dicintainya.
“Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Barangsiapa yang memusuhi kekasih-Ku, maka Saya izinkan kepadanya untuk memeranginya. Dan apa yang (dipersembahkan) hambaKu dengan mendekatkan diri dengan sesuatu yang lebih Saya cintai dari apa yang Saya wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku senantiasas mendekatkan diri kepada-Ku dengan (ibadah-ibadah) sunnah sampai Saya mencintainya. Kalau sudah Saya cintai, maka Saya (memberikan taufik) kepada pengdengarannya yang digunakan untuk mendengar. Dan penglihatannya yang digunakan untuk melihat.
7
Tangannya yang digunakan untuk memukul. Dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Kalau dia meminta kepadaKu, (pasti) akan Saya beri. Kalau dia meminta perlindungan kepadaKu, pasati akan Saya lindungi. Dan Saya tidak mengakhirkan serta berhenti seperti berhenti keraguan dalam urusan Saya yang melakukannya kecuali ketika mencabut jiwa hambaKu orang mukmin, (Saya berhenti agar mudah dan hatinya condong untuk rindu menggapai jalan orang-orang yang mendekatkan diri di golongan orang-orang tinggi (kedudukannya). Dan Saya tidak ingin menyakitinnya (dengan mencabut nyawanya agar mendapatkan rakmat dan pengampunan dan menikmati kenikmatan surga). HR. Bukhori, 6502.
Hadits Qudsi ini mengandung berbagai macam manfaat terkait kecintaan Allah kepada hambaNya:
1. Saya pendengarannya yang digunakan untuk mendengar, maksudnya adalah tidak mendengarkan kecuali apa yang dicintai oleh Allah.
2. ‘Dan penglihatannya yang digunakan untuk melihat’ yakni tidak melihat kecuali apa yang dicintai oleh Allah
3. ‘Tangannya yang digunakan untuk memukul’ yakni tangannya tidak digunakan kecuali apa yang Allah redoi
4. ‘Kakinya yang digunakan untuk melangkah’ maka tidak pergi kecuali apa yang Allah cintai
5. ‘Kalau dia memintaku, pasti akan Saya berikan’ maka doanya di dengarkan dan permintaannya akan dikabulkan
6. ‘Kalau dia meminta perlindunganKu, maka akan Saya lindungi’ dia terjanga dengan penjagaan Allah dari segala kejelekan.
Kami memohon kepada Allah agar mendapatkan taufik dan keredoan-Nya.
Wallahu’alam .