Artikel

Hukum Penyihir, Peramal dan yang Semisal Mereka


Serta Hukum Mempercayai Mereka





Hukum Bertanya kepada Penyihir dan Peramal


Segala puji hanya bagi Allah  semata, shalawat dan salam semoga tetap


tercurah kepada nabi dan rasul paling mulia, nabi kita Muhammad , keluarga


dan para sahabatnya. Adapun sesudah itu:


Sudah banyak tersebar di tengah masyarakat bahwa ada orang yang


bergantung dengan dukun, peramal, penyihir dan semisal mereka, untuk


mengetahui masa depan, keberuntungan, mencari pasangan hidup, lulus dalam


ujian dan perkara lainnya yang hanya Allah  yang mengetahuinya.


Sebagaimana firman Allah :





(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan


kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. * Kecuali kepada rasul yang diridhai-


Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka


dan di belakangnya. (QS. al-Jinn:26-27)


Dan firman-Nya:





Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui


perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka


akan dibangkitkan. (QS. an-Naml:65)


Maka para dukun, peramal, penyihir dan semisal mereka, Allah  dan


rasul-Nya telah menjelaskan kesesatan mereka, hukuman mereka di akhirat,


dan sesungguhnya mereka tidak mengetahui yang gaib. Mereka hanya


berbohong kepada manusia dan mengatakan yang tidak benar kepada Allah ,


sedangkan mereka mengetahui. Firman Allah :





Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan


Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir),


padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah


yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan


apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaiu Harut dan


Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun


sebelum mengatakan:"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu


janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa


yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan


isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya


kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu


yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi,


sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya


(kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat


jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka


mengetahui. (QS. al-Baqarah:102)


Dan firman-Nya:





Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir


(belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang". (QS.


Thaha:69)


Dan firman-Nya:





Dan Kami wahyukan kepada Musa:"Lemparkanlah tongkatmu!". Maka sekonyongkonyong


tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. * Karena itu nyatalah


yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. (QS. al-A'raaf:117-118)


Ayat-ayat ini dan semisalnya menjelaskan kerugian penyihir dan akibatnya di


dunia dan akhirat, ia tidak datang dengan kebaikan, dan sesungguhnya yang dia


pelajari dan dia ajarkan kepada yang lain membahayakan pelakunya dan tidak


berguna baginya, sebagaimana Allah  menjelaskan bahwa perbuatan mereka


batil. Dan dalam hadits shahih dari Rasulullah , beliau bersabda:


5





"Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan. Mereka bertanya: apakah itu,


wahai Rasulullah? Beliau  menjawab: 'Menyekutukan Allah , sihir, membunuh


jiwa yang diharamkan Allah  kecuali dengan sebab yang dibenarkan agama,


memakan riba, memakan harta anak yatim, kabur dari medan perang, menuduh


zina terhadap wanita yang terjaga dari perbuatan dosa, tidak tahu menahu


dengannya dan beriman kepada Allah .' Muttafaqun 'alaih.


Hadits ini menunjukkan begitu besarnya dosa sihir, karena Allah 


menyertakannya dengan perbuatan syirik dan mengabarkan bahwa ia termasuk


perkara yang membinasakan. Sihir adalah kafir karena ia tidak bisa sampai


kepadanya kecuali dengan kufur. Sebagaimana firman Allah :





sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum


mengatakan:"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah


kamu kafir". (QS. al-Baqarah:102)


Dan diriwayatkan dari Nabi  bahwa beliau bersabda:





"Hukuman penyihir adalah ditebas dengan pedang."1


Dan dalam riwayat yang shahih dari Amirul Mukminin Umar bin Khathab , ia


menyuruh membunuh sebagian penyihir dari laki-laki dan perempuan. Dan


seperti inilah diriwayatkan dari Jundub al-Khair al-Azdi , salah seorang


sahabat Nabi , bahwa ia membunuh sebagian penyihir. Dan dalam riwayat


yang shahih dari Hafshah radhiyallahu 'anha, ia menyuruh membunuh budak


wanita miliknya yang telah menyihirnya, lalu budak wanita itu dibunuh. Dan


dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: orang-orang bertanya kepada Nabi 


tentang para dukun.' Maka beliau  bersabda: 'Mereka tidak ada apa.' Mereka


bertanya: 'Sesungguhnya mereka terkadang menceritakan sesuatu lalu menjadi


1 HR. at-Tirmidzi 1460, ad-Daruquthni 3/114 (112), ath-Thabrani dalam al-Kabir 2/161 (1665, 1666), al-Hakim 4/360


(8073). At\-Tirmidzi menegaskan shahih mauquf kepada Jundub bin Abdullah .


6


kenyatakan.' Maka Rasulullah  bersabda: 'Itu adalah kata-kata dari al-Haqq


yang dicuri oleh jin, lalu mereka mengulang-ulangnya di telinga kekasihnya, lalu


mereka mencampur padanya lebih dari seratus kebohongan.' HR. al-Bukhari.2


Dan dalam riwayatkan Ibnu Abbas , Nabi  bersabda:





"Barangsiapa yang mengambil satu ilmu dari ilmu nujum (astrologi) niscaya ia


telah mengambil satu cabang dari sihir, setiap bertambah ilmu yang dipelajarinya


bertambah pula dosanya."3 HR. Abu Daud dan isnadnya shahih. Dan dalam


riwayat an-Nasa`i, dari Abu Hurairah , dari Nabi , beliau bersabda:





'Barangsiapa mengikat buhul, kemudian meniup padanya maka sungguh ia telah


menyihir, dan barangsiapa yang menyihir berarti ia berbuat syirik, dan


barangsiapa yang bergantung kepada sesuatu maka dirinya dijadikan Allah 


mengandalkan sesuatu itu."4


Hadits ini menunjukkan bahwa sihir adalah perbuatan syirik karena hal itu


tidak bisa terwujud tanpa menyembah jin dan mendekatkan diri kepada mereka


dengan cara melaksanakan permintaan mereka seperti menyembelih dan


berbagai bentuk ibadah lainnya, dan ibadah kepada mereka adalah perbuatan


syirik.


Dukun: yaitu orang yang mengaku bahwa ia mengetahui sebagian yang


gaib, dan mayoritas hal itu dari orang yang melihat bintang untuk mengetahui


berbagai peristiwa, atau menggunakan orang yang mencuri pendengaran (berita)


dari para jin yang nakal, seperti yang disebutkan dalam hadits di atas. Dan


seperti mereka ada yang menggali di pasir atau melihat di gelas atau di telapak


tangan dan semisal yang demikian itu. Dan seperti ini pula orang yang membuka


buku sebagai pengakuan dari mereka bahwa mereka mengetahui yang gaib, dan


mereka adalah orang kafir dengan keyakinan ini, karena mereka mengaku sama


2 HR. al-Bukhari 7561.


3 HR. Abu Daud 3905, Ibnu Majah 3726, Ahmad 1/311, dan dihasankan oleh Albani dalam Shahih Abu Daud 3305.


4 HR. an-Nasa`i 4079, ath-Thabrani dalam al-Ausath 1469 dari hadits Abu Hurairah  dengan sanad yang layyin.


7


seperti Allah  dalam salah satu sifat khusus-Nya, yaitu mengetahui perkara


gaib, dan karena mereka mendustakan firman Allah :





Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui


perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka


akan dibangkitkan. (QS. an-Naml:65)


Dan firman-Nya kepada nabi-Nya :





Katakanlah:"Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada


padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku


mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa


yang telah diwahyukan kepadaku. (QS. al-An'aam:50)


Barangsiapa yang datang kepada mereka dan mempercayai ucapan mereka


tentang ilmu gaib maka ia kafir, berdasarkan hadits riwayat Ahmad dan ashhab


sunan (empat kitab sunan) dari hadits Abu Hurairah , sesungguhnya Nabi 


bersabda:"Barangsiapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu membenarkan


ucapannya maka sungguh telah kufur (ingkar) dengan wahyu yang diturunkan


kepada Muhammad ."


Dan Muslim meriwayatkan dalam shahihnya, dari sebagian istri Nabi , dari


Nabi , sesungguhnya beliau bersabda:





"Barangsiapa yang mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu


niscaya shalatnya tidak diterima selama 40 hari."


Dan dari Imran bin Hushain , dari Nabi , beliau bersabda:


8





"Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayyur


(menganggap sial dengan sesuatu) untuknya, atau meramal atau meminta diramal


untuknya, atau menyihir atau meminta disihir untuknya, dan barangsiapa yang


mendatangi dukun lalu membenarkan ucapannya, maka sungguh ia telah kafir


dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad ." HR. al-Bazzar dengan


isnad jayyid.5


Dari hadits-hadits yang telah kami sebutkan, jelaslah bagi pencari


kebenaran bahwa ilmu nujum (astrologi), yang dinamakan peramal, membaca


telapak tangan, membaca gelas, mengenal garis dan semisal yang demikian itu


yang diakui oleh para dukun, peramal dan penyihir, semuanya termasuk ilmu


jahiliyah yang diharamkan oleh Allah  dan rasul-Nya , dan dari perbuatan


mereka yang Islam datang untuk membatalkannya, memperingatkan dari


perbuatannya, atau mendatangi pelakunya dan bertanya kepadanya tentang


sesuatu, atau mempercayai ucapannya, karena hal itu termasuk ilmu gaib yang


hanya Allah  yang mengetahuinya.


Nasehat saya bagi setiap orang yang bergantung dengan perkara ini agar ia


bertaubat kepada Allah  dan meminta ampun kepada-Nya, hendaklah ia


berpegang kepada Allah , bertawakal kepada-Nya dalam segala perkara serta


melakukan sebab-sebab yang dibolehkan, dan hendaklah ia meninggalkan


perkara-perkara jahiliyah, menjauh darinya, memperingatkan bertanya kepada


pelakunya atau membenarkan mereka karena taat kepada Allah  dan rasul-


Nya, dan menjaga agama dan aqidahnya, menjaga diri dari kemurkaan Allah 


kepadanya, dan menjauhkan diri dari sebab-sebab kesyirikan dan kufur yang


barangsiapa yang mati atasnya niscaya ia rugi dunia dan akhirat.


Kami memohon afiyat kepada Allah  dari hal itu, kita berlindung kepada-


Nya dari segala hal yang menyalahi syari'atnya atau menjerumuskan dalam


murka-Nya. sebagaimana kami memohon kepada-Nya agar memberi taufik


kepada kita dan semua kaum muslimin untuk memahami agama-Nya dan


5 HR. al-Bazzar (9/52) dari hadits Imran bin Hushain . Al-Haitsami menyebutkan dalam al-Majma' (5/117) dan


berkata: Perawinya adalah para perawi shahih selain Ishaq bin Rabi', dia tsiqah.


9


berpegang teguh atasnya. Dan semoga Dia  melindungi kita semua dari fitnah


yang menyesatkan dan dari kejahatan diri kita dan keburukan amal perbuatan


kita. Sesungguhnya Dia  Yang Mengatur hal itu dan Maha Kuasa atasnya.


Semoga rahmat dan kesejahteraan Allah  selalu tercurah kepada nabi kita


Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.


Syaikh Bin Baz- Majmu' Fatawa wa Maqalat mutanawwi'ah (2/118-122).



Tulisan Terbaru

Keutamaan Puasa Enam ...

Keutamaan Puasa Enam Hari Syawal Shawal