LEBARAN: IBADAH DAN PENGUNGKAPAN
RASA SYUKUR
Abdul Malik al-Qasim
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya sempurna amal-amal
shalih. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada yang termulia dari
para nabi dan rasul yaitu nabi kita Muhammad , dan terhadap keluarga dan
para sahabatnya, wa ba'du:
Sekarang, lembaran hari telah berlalu dan jam-jam waktu telah lewat.
Baru kemarin kita menyambut kekasih dan pada hari ini kita melepasnya. Baru
beberapa hari terbit hilal Ramadhan dan pada hari ini belalulah hari-harinya.
Sekalipun bangsa-bangsa –di sekitar kita- merasa bangga dengan hari-hari dan
hari besarnya, memberikan perhatian besar padanya dan kebahagiaan yang
palsu, maka sesungguhnya ia dibuat dalam kebingungan dan berjalan dalam
kesesatan. Kebenaran dan petunjuk tetap berada di jalan umat Muhammad .
Segala puji bagi Allah yang memberi petunjuk jalan kepada umat Islam,
memberi ilham kepada petunjuk-Nya, memberikan karunia khusus yang belum
pernah ada sebelumnya. Bukalah lebar-lebar matamu untuk melihat umat yang
mendapat rahmat ini bersama tibanya hari lebaran yang ia beribadah kepada
Allah dengan berbuka, sebagai ia (umat islam) sebelumnya beribadah kepada-
Nya dengan puasa.
Dari Anas , sesungguhnya Nabi , tatkala datang ke kota Madinah,
beliau mendapatkan mereka merayakan dua hari lebaran, beliau bersabda:
"Kamu memiliki dua hari lebaran yang kamu bermain-main padanya, sungguh
Allah telah menggantikan untukmu yang lebih baik darinya, yaitu hari raya
Iedul Fithri dan Iedul Adha." HR. Abu Daud dan an-Nasa`i.
Lebaran merupakan salah satu syi'ar Islam dan penampakan yang paling besar.
Sebagian manusia ada yang meremehkannya dan membuat hari-hari besar yang
bid'ah. Maka engkau melihat orang yang bersiap-siap untuk merayakan hari
lahir, hari ibu dan yang lainnya. Ia dan anak-anaknya merasa bahagia
menyambut kedatangannya dan mengeluarkan uang untuk menghidupkanya.
Adapun hari besar Islam, maka tidak ada nilai baginya. Bahkan mungkin
lebaran berlalu sedangkan dia berpaling darinya, tanpa memperdulikannya.
Firman Allah :
Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan
hati. (QS. al-Hajj
Sesungguhnya hari lebaran adalah hari bahagian bagi yang baik batinnya dan
murni niatnya karena Allah . Lebaran bukanlah bagi orang yang memakai
pakaian baru dan berbangga diri dengan jumlah dan persiapan. Sesungguhnya
lebaran adalah bagi orang yang merasa takut terhadap hari ancaman dan takut
kepada pemilik arsy, menumpahkan air mata karena bertaubat, berharap di hari
pembalasan.
Saudaraku seiman: berikut ini ada beberapa sikap, disertai adab dan
hukum-hukum lebaran:
Pertama: Pujilah Allah yang telah menyempurnakan untukmu hari-hari
di bulan yang agung ini, dan menjadikanmu terhadap orang yang melaksanakan
puasa dan shalat malam. Perbanyaklah berdoa agar Allah menerima puasa
dan shalatmu, serta memaafkan kesalahan dan kekuranganmu.
Kedua: bertakbir, disyari'atkan bertakbir setelah tenggelam matahari di
malam lebaran hingga shalat ied. Firman Allah :
Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah:185)
Dan bacaannya adalah:
Disunnahkan laki-laki menyaringkan suara takbir di masjid, pasar, dan rumah
untuk menyatakan pengagungan Allah dan menampakkan ibadah dan syukur
kepada-Nya.
Kedua: zakat fitrah: Rabb engkau mensyari'atkan kepadamu di penutup
bulan ini untuk menunaikan zakat fitrah, yaitu untuk membersihkan orang yang
puasa dari perbuatan keji dan sia-sia serta memberi makan kepada orang-orang
miskin. Ukurannya adalah sebanyak satu sha', yaitu sekitar 2,40 Kg dari
gandum atau kurma, atau keju atau anggur atau besar atau makanan
sejenisnya, untuk anak kecil dan orang tua, laki-laki dan wanita, orang yang
merdeka dan budak dari kaum muslimin. Waktu paling utama untuk
mengeluarkannya adalah sebelum shalat ied dan boleh mengeluarkannya
sebelum lebaran satu atau dua hari, dan tidak boleh menundanya setelah shalat
ied dan tidak boleh mengeluarkannya, karena hal itu menyalahi perintah
Rasulullah . Zakat fitrah itu dari jenis makanan manusia, dan harus mencari
orang miskin untuk memberikannya kepada mereka. Dan di antara gambaran
pendidikan di rumah keluarga muslim adalah membiasakan keluarganya untuk
mengeluarkannya dengan mengikut sertakan anak kecil.
Keempat: mandi dan memakai minyak wangi bagi laki-laki serta memakai
pakaian yang paling baik, tanpa berlebihan, tanpa menutup mata kaki serta
tanpa mencukur jenggot, maka ini hukumnya haram. Adapun wanita,
disyari'atkan baginya keluar menuju mushalla ied tanpa tabarruj (membuka
aurat) dan tanpa berminyak wangi. Alangkah ruginya wanita muslimah yang
keluar untuk taat kepada Allah sedangkan ia melakukan maksiat kepada
Allah dengan tabarruj, membuka kepala dan memakai minyak wangi di
hadapan laki-laki.
Kelima: memakan kurma dengan bilangan ganjil, tiga atau lima sebelum
pergi ke mushalla berdasarkan perbuatan Rasulullah .
Keenam: shalat bersama kaum muslimin dan mendengarkan khutbah:
menurut pendapat para ahli tahqiq dari para ulama seperti Syaihul Islam dan
yang lainnya sesungguhnya shalat ied hukumnya wajib dan tidak gugur
kewajibannya kecuali karena uzur. Para wanita juga menghadiri shalat ied
bersama kaum muslimin hingga wanita yang sedang haid, sekalipun ia harus
menjauh dari mushalla.
6
Ketujuh: melewati jalan yang berbeda: disunnahkan pergi ke masjid
melewati satu jalan dan pulang melewati jalan yang lain, berdasarkan perbuatan
Nabi .
Kedelapan: tidak mengapa mengucapkan selamat hari lebaran, seperti
ucapan: 'Semoga Allah ibadah kami dan kamu.'
Kami mengingatkan engkau, wahai saudaraku yang tercinta, beberapa
kesalahan yang sangat disayangkan terhadap di hari dan malam lebaran, agar
menjauhinya. Yang mengherankan sebagian kaum muslimin menutup taat ini
dengan perbuatan maksiat, dan yang lain mengganti istighfar di akhir setiap
ibadah dengan perbuatan sia-sia, dan di antara kesalahan itu:
1. Takbir berjamaah dengan satu suara atau diulangi di belakang satu orang
dengan ucapan 'Allahu Akbar' atau membuat salah satu shighat takbir
yang tidak disyari'atkan.
2. Meyakini disyari'atkan menghidupkan malam lebaran dan mengutip
hadits-hadits yang tidak shahih.
3. Menentukan hari lebaran untuk ziarah kubur dan memberi salam kepada
mayat.
4. Bercampur laki-laki dan perempuan di sebagian mushalla, jalanan, dan
tempat permaianan.
5. Sebagian orang berkumpul di hari lebaran untuk menyanyi, perbuatan siasia
dan percuma, dan ini tidak boleh.
6. Sebagian orang merasa bahagia dengan tibanya lebara karena bulan
Ramadhan telah selesai dan berhenti ibadah padanya, dan seolah-olah ia
merupakan beban berat di atas punggungnya, ini adalah bahaya besar.
7. Tenggelam dalam perkara yang dibolehkan, dari pakaian dan minuman,
hingga mengarah kepada berlebihan dalam hal itu. Firman Allah :
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (QS. al-A'raaf:31)
7
Saudaraku yang tercinta, jangan lupa bahwa Rabb bulan Ramadhan
adalah Rabb semua bulan. Tetaplah selalu dalam taat dan mohonlah ketetapan
dalam agama ini hingga engkau bertemu dengan-Nya. Dan ketahuilah bahwa
berakhirnya waktu taat dan ibadah bukanlah pendorong hari lebaran, seperti
yang disangka sebagian orang, sebagaimana firman Allah :
[
dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS. al-Hijr:99)
yakin adalah kematian. Sebagian salaf berkata: amal ibadah seorang muslim
tidak berakhir sebelum kematian. Al-Hasan berkata: 'Sebagian kaum ada yang
enggan terus menerus ibadah. Demi Allah, bukan seorang mukmin yang beramal
satu atau dua bulan, satu tahun atau dua tahun. Tidak demi Allah, amal ibadah
seorang mukmin tidak ada batas sebelum kematian. Saat khutbah di antara
minbar, Umar bin Khathab membaca:
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:"Rabb kami ialah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):"
(QS. Fushshilat:30)
Ia berkata: demi Allah, mereka istiqamah dengan taat kepada Allah , kemudian
tidak melakukan penyimpangan.
Jika engkau –wahai muslim- meninggalkan bulan taat dan ibadah, musim
kebaikan dan kemerdekaan dari nereka, maka sesungguhnya Allah
menjadikan untuk kita taat dan ibadah yang menenangkan jiwa orang yang
beriman dan mendinginkan mata seorang muslim, berupa berbagai macam
ibadah sunah sepanjang tahun, di antaranya adalah:
1. Puasa enam hari bulan Syawal: dari Abu Ayyub al-Anshari ,
sesungguhnya Nabi bersabda:
"Barangispa yang puasa Ramadhan kemudian meneruskan puasa enam hari
bulan Syawal, ia seperti puasa satu tahun." HR. Muslim.
Jika engkau mempunyai kewajiban mengqadha, maka bayarlah kemudian puasa
Syawal.
8
2. Puasa hari-hari putih dan hari Arafah bagi orang yang tidak berhaji,
demikian pula puasa hari Senin dan Kamis.
3. Shalat malam dan menjaga shalat witir dan ikutilah orang-orang yang
terpilih:
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; (QS. adz-Dzariyat:17)
4. Selalu melaksanakan shalat rawatib yang menyertai shalat fardhu yang
berjumlah 12 rekaat: 4 rekaat sebelum Dhuhur, dua rekaat sesudahnya,
dua rekaat setelah Maghrib, dua rekaat sesudah Isya', dan dua rekaat
sebelum Fajar.
5. Membaca al-Qur`an dan serius atasnya setiap hari, sekalipun hanya satu
juz saja.
6. Bersungguh-sungguh terhadap amal kebajikan dan istiqamah di atas taat.
Firman Allah :
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang
yang telah taubat beserta kamu. (QS. Hud:112)
7. Tadharru' dan merendahkan diri, serta berdoa kepada Rabb-mu agar
menghidupkan engkau di atas Islam dan mematikan engkau atasnya,
mintalah ketetapan di atas kalimah tauhid. Di antara doa nabi umat ini
adalah:
"Wahai Yang Membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku di atas agamamu."
HR. at-Tirmidzi.
Berbagai macam bentuk ibadah sangat banyak dan pahalanya sangat
besar. Firman Allah .
9
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya
akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. (QS.an-Nahl:97)
Bersungguh-sungguhlah, wahai saudara muslimku, untuk selalu melaksanakan
amal shalih dan waspadalah terhadap datangnya kematian saat engkau berbuat
maksiat. Renungkanlah bahwa di antara tanda diterimanya amal ibadahmu di
bulan Ramadhan adalah engkau terus menerus di atas ibadah sesudahnya,
kebaikan diikuti oleh kebaikan dan keburukan diikuti oleh keburukan.
Wahai kekasih, hari-hari lebaran bukanlah hari-hari permainan dan melupakan
diri, tetapi ia adalah hari-hari untuk ibadah dan bersyukur. Seorang mukmin
berbolak balik di dalam berbagai macam ibadah dan tidak ada batas baginya.
Dan di antara ibadah tersebut yang dicintai Allah dan diridhai-Nya adalah:
menyambung tali silaturrahim, mengunjungi keluarga, meninggalkan kebencian
dan kedengkian, kasihan terhadap orang muskim dan anak yatim, dan membuat
senang para janda dan orang fakir.
Renungkanlah perputaran hari yang cepat berlalu, segeralah bertaubat dan kembali kepada
Allah dengan benar. Tanamkanlah, wahai kekasih, di dalam jiwamu untuk selalu taat dan ibadah,
maka sesungguhnya dunia hanyalah hari-hari yang sangat sedikit. Ketahuilah, sesungguhnya hati
seorang mukmin tidak bisa tenang dan tenteram sehingga kakinya menginjakkan surga. Maka
segeralah menuju surga yang lebarnya seperti langit dan bumi. Jauhkanlah dirimu dari api neraka
yang menyala-nyala, tidak ada yang memasukinya kecuali orang yang celaka. Peganglah hadits
Rasulullah :
"Luruskan dan dekatkan, ketahuilah bahwa amal ibadah seseorang darimu tidak
bisa memasukkannya ke dalam surga, dan sesungguhnya amal yang paling
disukai kepada Allah adalah yang terus menerus, sekalipun hanya sedikit.' HR.
al-Bukhari.
10
Ya Allah, tetapkanlah kami di atas iman dan amal shalih. hidupkanlah
kami dalam kehidupan yang baik dan hubungkanlah kami dengan orang-orang
shalih. Wahai Rabb kami, terimalah kami, sesungguhnya Engkau Maha
mendengar lagi Maha Mengetahui. Ampunilah kami dan kedua orang tua kami
serta semua kaum muslimin. Dan akhir doa kami adalah segala puji bagi Allah
Rabb semesta.