BIOGRAFI KHALID BIN WALID Radhiyallahu’anhu
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada
tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha
Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du:
Tulisan ini adalah bagian kecil dari biografi seorang tokoh terkemuka
umat ini, dia salah seorang pahlawan dan kesatria umat ini, dia salah
seorang tokoh shahabat Rasulullah saw yang mulia, dan dari perjalanan
hidupnya ini kita akan menggali berbagai pelajaran dan ibroh.
Shahabat Rasulullah saw ini masuk Islam pada tahun kedelapan
hijriyah dan telah terjun dalam puluhan peperangan.
Para sejarawan mencatat, dia tidak pernah kalah dalam satu
peperanganpun baik pada saat jahiliyah atau setelah masuk Islam, dia
berkata tentang dirinya: Sungguh dengan tanganku ini telah terpotong
sembilan pedang pada saat peperangan Mu’tah sehingga tidak tertinggal di
tanganku kecuali sebuah pedang yang berasal dari Yaman”.1
Hal ini membuktikan tentang keberaniannya yang brilian dan kekuatan
besar yang telah dianugrahkan baginya oleh Allah pada jasadnya. Dan
beliau adalah komando pasukan kaum muslimin pada perang yang
masyhur yaitu perang Yamamah dan Yarmuk, dan beliau telah melintasi
perbatasan negeri Iraq menuju ke Syam dalam lima malam bersama para
tentara yang mengikutinya. Inilah salah satu keajaiban komandan perang
ini. Nabi saw telah menggelarinya dengan sebutan pedang Allah yang
terhunus, dan beliau memberitahkan bahwa dia adalah salah satu pedang
Allah terhadap orang-orang musyrik dan kaum munafiq.2
1 Shahihul Bukhari: 3/146 no: 4265
2 Musnd Imam Ahmad: 1/8
4
Dia adalah seorang kesatria, Khalid bin Walid bin Al-Mugiroh Al-
Qurosy Al-Makhzumy Al-Makky, anak saudari ummul mukminin Maimunah
binti Al-Harits ra, dia seorang lelaki yang kekar, berpundak lebar, bertubuh
kuat, sangat menyerupai Umar bin Al-Khattab ra. Shahabat memilki sikap
kepahlawanan besar yang mencerminkan dirinya sebagai seorang
pemberani dalam membela agama ini, di antara cerita tentang
kepahlwanan beliau adalah apa yang terjadi pada perang Mu’tah, pada
tahun ke delapan hijriyah, pada tahun dia memeluk Islam. Jumlah tentara
kaum muslimin pada saat itu sekitar tiga ribu personil sementara bangsa
Romawi memilki dua ratus ribu personil, melihat tidak adanya
keseimbangan jumlah tentara kaum muslimin di banding musuh mereka,
terkuaklah sikap kesatria dan kepahlawanan kaum muslimin pada
peperangan ini. Nabi saw telah memerintahkan agar pasukan dipimpin oleh
Zaid bin Haritsah, dan jika dia terbunuh maka kepeminpinan berpindah
kepada Ja’far bin Abi Thalib, dan jika terbunuh maka kepeminpinan
digantikan oleh Abdullah bin Rawahah. Semua peminpin di atas mati syahid
pada peperangan ini, lalu bendera diambil alih oleh Tsabit bin Aqrom, dan
dia berkata kepada kaum muslimin: Pilihlah seorang lelaki sebagai
peminpin kalian, maka mereka memilih Khalid bin Walid, maka pada
peristiwa inilah tanpak jelas keberanian dan kejeniusannya. Dia kembali
mengatur para pasukan, maka dia merubah strategi dengan menjadikan
pasukan sayap kanan berpindah ke sayap kiri dan sebalikanya pasukan
sayap kiri berpindah ke sebelah kanan, kemudian sebagian pasukan
diposisikan agak mundur, setelah beberapa saat mereka dating sekan
pasukan batuan yang baru datang, hal ini guna melemahkan semangat
berperang musuh kemudian kesatuan tentara kaum muslimin terlihat
menjadi besar atas pasukan kaum Romawi sehingga menyebabkan mereka
mundur dan semangat mereka melemah. Dia ra telah memperlihatkan
berbagai macam bentuk keberanian dan kepahlawanan yang tidak bisa
tandingi oleh semangat para pahlawan. Selain itu, dengan keahliannya dan
kecerdasannya dia mulai mengarahkan pasukan kaum muslimin untuk
mundur secara teratur dengan cara yang unik, dan cukuplah dengan
peukulan yang seperti itu, dan beliau melihat agar pasukan kaum muslimin
5
tidak terserang pada sebuah peperangan yang tidak sebanding. Dan saw
menyebut hal itu sebagai kemenangan dan beliau bersabda pada saat
menyebut ketiga komandan yang gugur syahid kemudian bendera akan
diambil oleh salah satu pedang Allah sehingga Allah memberikan
kemenangan bagi kaum muslimin atas musuhnya.3
Khalid juga ikut serta dalam peperangan melawan kaum yang murtad,
beliau juga ikut berperang menju Iraq, dan para ulama berbeda pendapat
tentang sebab dipecatnya Khalid sebagai komando perang di Syam, dan
semoga yang benar adalah apa yang dikatkaan oleh Umar bin Khattab ra:
Tidak, aku akan memecat Khalid sehingga masyarakat mengetahui bahwa
sesungguhnya Allah membela agamanya tidak dengan Khalid.4
Di antara ungkapannya yang agung adalah tidaklah sebuah malam di mana
aku bersama seorang pengantin yang aku cintai lebih aku sukai dari sebuah
malam yang dingin lagi bersalju dalam sebuah pasukan kaum muhajirin
guna menyerang musuh.5
Dia pernah menulis sebuah surat kepada kaesar Persia yang mengatakan:
Sungguh aku telah telah datang kepada kalian dengan pasukan yang lebih
mencintai kematian sebagaimana orang-orang Persia menyenangi minum
khamar.
Qais bin Hazim berkata: Aku telah mendengar Khalid berkata: Berjihad
telah menghalangiku mempelajari Al-Qur’anul Karim.6
Abu Zannad berkata: Pada Sa’ad Khlaid akan meninggal dunia dia menangis
dan berkata: Aku telah mengikuti perang ini dan perang ini bersama
pasukan, dan tidak ada satu jengaklpun dari bagian tubuhku kecuali
padanya terdapat bekas pukulan pedang atau lemparan panah atau
tikaman tombak dan sekarang aku mati di atas ranjangku terjelembab
sebgaiamana matinya seekor unta. Janganlah mata ini terpejam seperti
mata para pengecut.7
Sungguh Khalaid mengharapkan mati syahid dan semoga Allah
menyampaikannya pada derjat yang dicita-citakannya.
3 Shahih Bukhari: 3/33 no: 3757
4 Siar A’lamun Nubala’: 1/378
5 Siar A’lamun Nubala’: 1/375
6 Disebutkan oleh Al-Hafiz di dalam kitab Al-Mathalibul Aliyah: 4041
7 Siar A’lamun Nubala’: 1/382
6
Dari Sahl bin Abi Umamah bin Hanif dari bapaknya dari kakeknya dari Nabi
saw bersabda: Barangsiapa yang meminta kepada Allah mati syahid dengan
sebenarnya maka Allah akan menyampaikannya kepada derajat orangorang
yang mati syahid sekalipun dirinya mati di atas ranjangnya.8
Lalu pada saat wafat, dia tidak meninggalkan kecuali kuda, senjata dan
budaknya yang dijadikannya sebagai shadaqah dijalan Allah, pada saat
berita kematian tersebut sampai kepada Amirul Mu’minin, Umar bin Al-
Kattab dia berkata: Semoga Allah meberikan rahmatnya kepada Abu
Sualiaman, sesungguhnya dia seperti apa yang kami perkirakan”.9
Dan disebutkan di dalam hadits riwayat Umar bin AL-Khattab tentang
zakat bahwa Nabi saw bersabda: Adapun Khalid maka dia telah menyimpan
baju besinya dan perlengkapan berperangnya di jalan Allah”.10
Dia wafat pada tahun 21 H di Himsh pada usia 52 tahun, semoga Allah
memberikan kepada Khalid balasan yang lebih baik dan semoga Allah
mempertemukan kita dengannya surga yang mulia, dan segala puji bagi
Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh
pengikut beliau.
8 Shahih Muslim: 3/1517 no: 1909
9 Siar A’lamun Nubala’: 1/383
10 Shahih Bukhari: 1/447 disebutkan secara mu’allaq di dalam bab zakat.