Beberapa Kesalahan Dalam Bersuci
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada
tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha
Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du:
Sesungguhnya bersuci adalah salah satu syarat bagi sah dan
diterimanya shalat, di mana shalat seseorang tidak akan diterima kecuali
dengan mengerjakannya. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab
shahihnya dari Abdullah bin Umar ra bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi
wasalam bersabda: Allah tidak akan menerima shalat tanpa dibarengi
dengan bersuci dan Allah tidak menerima shadaqah yang dari harta yang
didapatkan melalui jalan pengkhianatan”.1
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah ra bahwa
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersbda: Tidak akan diterima shalat
seseorang yang berhadas sehingga dia berwudhu’2.
Ada beberapa kesalahan yang berhubungan dengan bersuci ini, saya
sangat terpanggil untuk mengingatkannya guna menunaikan hak Allah dan
menegakkan kewajiban memberi nasehat.
Pertama: Sebagian orang bahkan banyak masyarakat yang
menyembah Allah dengan dasar kebodohan, sehingga mereka terjebak
dalam kesalahan yang sangat fatal dalam masalah bersuci, shalat, puasa,
dan berhaji serta berbagai ibadah lainnya bahkan kesalahan tersebut
menjurus kepada kesalahan dalam urusan tauhid dan keimanan, dan
sangat disayangkan kalau mereka yang terjebak dalam kesalahan ini justru
orang yang mengkalaim dirinyanya sebagai cendikiawan, padahal
pengetahuan mereka sangat dangkal, ilmu mereka tidak melampoi apapun
kecuali halaman Koran, majalah dan televise. Yang seharusnya bagi seorang
muslim untuk mengambil agamanya dari Al-Kitab dan sunnah dan bertanya
1 HR. Muslim no: 224
2 HR. Al-Bukhari no: 135 dan Muslim no: 225
4
kepada orang yang berilmu jika ada masalah-masalah yang kurang
dimengertinya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“…maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu
tidak mengetahui, keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan
Kami turunkan kepadamu Al Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan”. QS. Al-Nahl: 43-44.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah di dalam kitab sunannya dari Anas bin Malik
bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: Menuntut ilmu itu wajib
bagi setiap muslim baik yang laki-laki atau yang perempuan”.3
Dirwayatkan oleh Al-bukhari dari Jabir bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi
wasalam bersabda: “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku
shalat”.4
Dan beliau shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda pada saat melakukan haji
sebgaiamana diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Jabir:
Hendaklah kalian mengambil cara mengerjakan manasik kalian dariku,
sebab saya tidak mengetahui apakah saya akan berhaji pada tahun
berikutnya setelah hajiku yang ini”.5
Bahakn sebagian orang sampai kepada tingakatan berpaling dari agama
Allah dan ini adalah bahaya yang sangat besar. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
3 HR. Ibnu Majah no: 224 dan dishahihkan oleh Al-Albani di dalam kitab shahihul jami’
2/727 no: 3913
4 Al-Bukhari no; 631
5 Al-Bukhari no: 1297
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta." Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah
seorang yang melihat?". Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula)
pada hari ini kamu pun dilupakan". QS. Thaha: 124-126.
Kedua: Di antara kesalahan yang berhubungan dengan wudhu’
adalah berwudhu’ dengan cara yang tidak sempurna. Maksud
menyempurnakan wudhu’ adalah memberikan setiap anggota wudhu’
haknya secara sempurna. Oleh karenanya, orang yang menjalankan shalat
hendaklah memperhatikan wudhu’nya terutama jika pada anggota wudhu’
tersebut terdapat jam tangan atau cincin atau yang lainnya, air wudhu’
harus sampai ke anggota waudhu’. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam
kitab shahihnya dari Aisyah ra bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam
bersabda: Neraka wail bagi orang yang tidak sempurna dalam memabasuk
tumitnya, sempurnakanlah wudhu’. 6
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam menyebut dengan kata “Al-Aqib” adalah
ujung kaki atau tumit. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya
dari Jabir bin Abdullah ra berkata: Umar ra memberitahukan kepadaku
bahwa seseorang berwudhu’ dan meninggalkan seukuran kuku pada
kakinya tidak terkena basuhan, kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam
meilhat hal tersebut lalu beliau bersabda: Kembalilah dan wadhulah dengan
baik”. Kemudian lelaki tersebut kembali barulah dia shalat.7
6 HR. Al-Bukhari: no: 241
7 HR. Muslim: no: 243
6
Di antara kesalahan yang terjadi saat berwudhu’ adalah tidak
menyempurnakan membasuh kedua tangan hingga mencapai kedua siku.
Yang wajib adalah membasuh seluruh bagian pada kedua tangannya dari
ujung jari-jari sehingga siku, sebab kedua telapak tangan termasuk dalam
kategori siku. Dan hal ini telah diingatkan oleh sebagian ulama kita pada
masa sekarang ini.
Syekh Al-Utsaimin rahimhullah berkata pada saat beliau berbicara tentang
cara-cara berwudhu’: dan membasuk kedua tangan hingga kedua siku yaitu
dari ujung tangan sampai siku-siku dicuci satu kali, dan wajib bagi orang
yang berwudhu’ untuk memperhatikan kedua telapak tangannya pada saat
mencuci kedua kedua lengannya maka dia mencuci kedua telapak
tangannya bersamaan dengan mencuci kedua lengannya, sebagian orang
meremehkan hal ini di mana dia tidak mencuci kecuali kedua lengannya
saja, dan ini adalah perbuatan yang salah.8
Di antara kesalahan yang terjadi pada saat berwudhu’ adalah
sebagian orang tidak memabasuh sisi mukanya secara sempurna, namun
dia membiarkan bagian muka tertentu tidak tersentuh air, bagian telinga
tidak tersentuh air, dan yang benar adalah batas-batas wajah adalah dari
tempat tumbuhnya rambut kepala sehingga kedua rahang dan dagu,
sementara lebarnya adalah kedua pangkal telinga.
Di antara kesalahan yang terjadi pada saat berwudhu’ adalah
sebagian orang hanya mencukupkan dirinya dengan mengusap ujung
kepalanya saja atau mengusap pertengahan kepalanya, dan yang benar
adalah dia harus mencuci seluruh bagian kepalanya. Diriwayatkan oleh Al-
Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Zaid bin Ashim berkata: Kemudian
beliau membasuh kepalanya dengan kedua tangannya, beliau mengusap
dengan menempelkan menjalankan tangan ke depan dan belakang, beliau
memulai dari arah depan kepala dan membawanya ke bagian belakang
menuju bagian tengkuk kemudian mengemablikannya menuju tempat
semula kemudian beliau membasuh kedua kaki”.9
8 Lihat Al-Dhia’ul Lami’ minal Khuthabil Jawami’ 2/52
9 Al-Bukhari: no: 185 dan Muslim no: 235
7
Di antara kesalahan yang sering terjadi adalah tidak menyeling-nyelingi jarijari
kedua tangan dan kaki saat membasuh keduanya. Diriwayatkan oleh
Abu Dawud dari hadits riwayat Al-Mustaurad bin Syaddad ra berkata: Aku
melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam saat berwudhu menggosok
seluruh jari-jari kedua kakinya dengan jari kelingkingnya”.10
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasalam bersabda: Apabila anda berwudhu’ maka hendaklah menyelingnyelingi
antara jari-jari kedua tangan dan kakimu”.11
Di antara kesalahan yang sering terjadi saat berwudhu’ adalah berlebihan
dalam memakai air. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“…dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. QS. Al-An’am: 141.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik ra bahwa
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam mandi dengan air seukuran satu sha’
hingga lima mud dan berwudhu’ dengan air seukuran satu mud”.12
Dan Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam melarang seseorang berwudhu’
melebihi tiga kali. Diiriwayatkan oleh An-Nasa’I dari Amru bin Syu’aib dari
bapaknya dari kekeknya berkata: Seorang badui datang kepada Nabi
shalallahu ‘alaihi wasalam dan bertanya kepadanya tentang wudhu’ maka
beliau memperlihatkannya cara berwudhu dengan membasuh anggota
wudhu’ tiga kali tiga kali dan kemudian beliau bersabda; Seperti inilah tata
cara berwudhu’ dan barangsiapa yang melebihi ini maka sungguh dia telah
berbuat keburukan, melampui batas dan zalim”.13
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan
salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada
keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
10 Abu Dawud no: 148
11 Al-Turmudzi no: 39
12Al-Bukhari no: 201 dan Muslim no: 325
13 HR. An-Nasa’I no: 140
Beberapa Kesalahan Dalam Shalat
Beberapa Kesalahan Dalam Shalat
Segala puji hanya bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, dan aku bersaksi bahwa
tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang
Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan-Nya.. Amma Ba’du.
Shalat adalah tiang agama dan rukun Islam yang kedua, dia adalah
ibadah yang pertama kali akan dipertanggung jawabkan oleh seorang
hamba di hadapan Allah SWT pada hari kiamat. Maka wajib bagi setiap
muslim memperhatikan pelaksanaan shalat ini sebgaimana yang telah
diperintakan oleh Nabi Muhammad SAW dan dengan tata cara yang telah
dijelaskan oleh beliau.
Diriwyatkan dari Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya dari hadits
Malik bin Al-Huwairits bahwa Nabi bersabda: Shalatlah kalian sebagaimana
kalian melihat aku shalat”1.
Diriwayatkan oleh Al-Thabrani di dalam kitab Al-Ausath dari Abdullah bin
Qorth bahwa Nabi bersabda: Amalan hamba yang pertama kali akan dihisab
pada hari kiamat adalah shalat, apabila baik maka baiklah seluruh amalnya
dan apabila rusak maka rusaklah seluruh amalnya”.2
Di dalam shalat terdapat beberapa kesalahan yang sering terjadi pada
orang yang melakasanakan shalat. Perkara ini saya ingatkan guna
memenuhi hak Allah Ta’ala dan menunaikan kewajiban memberikan
nasehat, di antara kesalahan tersebut adalah:
Pertama: Tidak menegakkan tulang punggung pada saat ruku’ atau sujud.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya dari
Abi Mas’ud ra bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Tidak sah
1 Halaman: 137 no: 631
2 Al-Ausath 2/240 no: 1859 dishahihkan oleh syekh Al-Bani rahimhullah di dalam kitab shahihnya no: 1358
4
sholat seseorang di antara kalian sehingga dia menegakkan
punggungnya baik pada saat ruku’ dan sujud”.3
Dan Rasulullah SAW telah menjadikan orang yang mencuri di dalam
shalatnya sebagai pencuri yang paling keji dibanding pencuri harta.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya dari hadits Abi
Qotadah RA bahwa Nabi bersabda: Orang yang paling buruk adalah orang
yang mencuri dari shalatnya”. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah
bagaimanakan seseorang mencuri dari shalatnya?. Beliau bersabda: Dia
tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya”. Atau beliau bersabda: Dia
tidak menegakkan tulang punggungnya pada saat dia ruku’ atau sujud”.4
Adapun pada waktu ruku’ sebagaian orang merendahkan punggungnya
melebihi yang semestinya atau mengangkatnya, dan ini adalah kesalahan,
sebab apabila Nabi melakukan ruku’ maka beliau membentang
punggungnya dan meratakannya sehingga kalau air diletakkan padanya
niscaya dia akan tetap terdiam.5
Diriwayatkan oleh Al-Nas’I dari hadits Abi Humaid dia berkata: Apabila
Rasulullah SAW ruku’ maka beliau ruku’ dengan tegak, beliau tidak
mengangkat kepala dan tidak pula menundukkannya dan beliau
melatakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya”.6
Adapun pada waktu bersujud, sebagaian orang yang bersujud tidak
melatakkan keningnya dengan benar pada tanah, sebgaian orang
mengangkat kedua telapak kakinya dari permukaan bumi. Dan diriwaytkan
oleh Imam Bukhari dari hadits riwayat Ibnu Abbas bin Abdul Muththalib
bahwa Nabi bersabda: Aku diperintahkan untuk bersujud pada tujuh
tulang, yaitu pada kening dan beliau memberi isyarat pada hidung beliau,
dan kedua tangan, kedua lutut serta ujung kedua kaki”.7
Hadits ini menerangkan tentang anggota sujud yang tujuh dan seharusnya
bagi orang yang mengerjakan shalat untuk bersujud pada anggota tubuh
tersebut.
3 Musnad Imam Ahmad: 4/122
4 Musnad Imam Ahmad: 5/310
5 Sunan Ibnu Majah hal: 103 no: 872
6 Al-Nasa’i: no: 1039
7 Al-Bukhari: 812 dan Muslim: 490
5
Di antara kesalahan yang sering terjadi pada orang yang mengerjakan
shalat adalah tidak thuma’ninah di dalam shalat. Dia adalah salah satu
rukun shalat, di mana shalat tidak sah tanpa mengerjkannya. Diriwayatkan
oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Zaid bin Wahb bahwa dia
berkata: Hudzaifah pernah melihat seorang lelaki yang shalat tanpa
menyempurnakan ruku’ dan sujud, maka dia menegur: Engkau belum
shalat dan jika engkau mati dalam keadaan seperti ini maka engkau mati
tidak dalam fitrah yang telah ditetapkan oleh Allah terhadap Nabi
Muhammad SAW”.8
Hadits ini menjelaskan tentang wajibnya thuma’ninah dalam ruku’ dan
sujud dan melalaikannya bisa mengakibatkan batalnya shalat, sebab
Hudzaifah berkata: Engkau belum shalat. Hal ini sama dengan apa yang
dikatakan oleh Rasulullah SAW kepada orang yang buruk dalam shalatnya,
sebagaimana dijelaskan di dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari
hadits Abu Hurairah RA bahwa Nabi memasuki mesjid dan seorang lelaki
masuk setelah beliau lalu mengerjakan shalat. Kemudian lelaki tersebut
mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW dan beliau menegurnya:
Kembalilah dan shalatlah sebab engkau belum shalat”. Akhirnya, dia
kembali dan shalat seperti sebelumnya kemudian dia mendatangi Nabi dan
mengucapkan salam kepada beliau dan Nabi Muhammad SAW tetap
mengatakan: Kembalilah dan shalatlah sebab sesungguhnya engkau belum
shalat”. Beliau menegurnya sampai tiga kali. Lalu lelaki itu bertanya: Demi
Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran aku tidak bisa melakukan
yang lebih baik dari selain itu. Maka ajarkanlah aku!. Maka Nabi bersabda:
Apabila engkau mendirikan shalat maka bertakbirlah, kemudian bacalah
dari bacaan Al-Qur’an yang mudah bagimu, kemudian ruku’lah sehingga
engkau benar-benar thuma’ninah dalam ruku’, kemudian tegaklah sehingga
engkau benar-benar berdiri tegak, kemudian bersujudlah sehingga engkau
benar-benar tenang dalam bersujud, kemudian bangkitlah dari sujud
sehingga dirimu tenang duduk antara dua sujud dan kerjakanlah hal itu
dalam seluruh rangkaian shalatmu”.9
8 Al-Bukhari: 757 dan Muslim: 397
9 Al-Bukahri: 757 dan Muslim: 397
6
Dan di anatara kesalahan yang sering terjadi adalah mendahului
imam. Dan terdapat larangan yang sangat jelas dari Nabi Muhammad SAW
tentang masalah ini. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya
dari Anas bin Malik RA berkata: Rasulullah SAW shalat bersama kita pada
suatu hari lalu pada saat beliau telah selesai shalat beliau menghadapkan
wajahnya kepada kami dan bersabda: Wahai sekalian manusia!.
Sesungguhnya aku adalah imam kalian maka janganlah sekli-kali
mendahuluiku dalam ruku’, sujud, berdiri dan bubar shalat sesungguhnya
aku melihat kalian dari sisi belakangku”. Kemudian beliau bersabda: Demi
Zat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya!, seandainya kalian melihat
apa yang aku lihat niscaya kalian sedikti ketawa dan banyak menangis”.
Para shahabat bertanya: Apakah yang engkau lihat wahai Rasulullah?.
Beliau berabda: Surga dan neraka”.10
Diriwayatkan oleh Imam Bukahri dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari
Abi Hurairah RA bahwa Nabi bersabda: Tidakkah orang yang mengangkat
kepalanya sebelum imam takut jika Allah mengganti kepalanya dengan
kepala himar?.11
Diriwayatkan oleh Bukahri dari Al-Barra’ bin Azib RA berkata: Apabila
Rasulullah SAW bersabda: “Samiallahu liman hamidah” maka salah
seorang di antara kita tidak menundukkan kepalanya sehingga Rasulullah
SAW telah bersujud lalu barulah kami bersujud”.12
Di antara kesalahan yang sering terjadi adalah bahwa sebagaian
orang apabila imam telah salam pada salam yang pertama, dan dia sedang
mengqadha’ shalatnya maka dia tidak menunggu sehingga imam selesai
pada salam yang kedua, dia bangkit secara langsung untuk
menyempurnakan sisa rekaat, dan ini adalah perbuatan yang salah. Yang
lebih utama agar seseorang menunggu sehingga imam selesai mengerjakan
salam yang kedua.13
Di antara kesalahan yang sering terjadi adalah shalat dengan
menggunakan pakaian yang menjulur melebihi mata kaki. Dan
10 Shahih Muslim: 426
11 Muslim: 427 dan Bukhari: 691
12 Al-Bukhari: 690
13 Agar bisa keluar dari pendapat yang mengatakan bahwa dia adalah rukun shalat, dan jika rukun maka batallah
shalat orang yang bangkit sebelum salam kedua.
7
menjulurkan pakian melebihi mata kaki dilarang secara umum.
Berdasarkan sabada Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab
shahihnya dari hadits riwayat Abu Dzar RA bahwa Nabi Muhammad SAW
bersbda: Tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari
kiamat kelak dan tidak pula dilihat serta tidak disucikan dan bagi mereka
azab yang pedih. Rasulullah SAW menyebutkannya tiga kali, Abu Dzar
berkata: Mereka akan kecewa dan merugi, siapakah mereka wahai
Rasulullah? Rasulullah SAW bersabda: Orang yang isbal, orang yang
menyebut-nyebut pemberiannya, dan orang yang menjual barang
dagangannya dengan sumpah yang dusta”.14
Diriwayatkan oleh Imam Bukahri di dalam kitab shahihnya dari Abi
Hurairah bahwa Nabi bersabda: apa yang menjulur di bawah mata kaki dari
kain adalah di neraka”.15
Sebagian ahlul ilmi mempertegas masalah ini, yaitu apabila seseorang
isbal pada waktu shalat, sebab di antara syarat sah shalat adalah menutup
aurat dan orang yang isbal telah menutup auratnya dengan pakaian yang
haram maka dengan demikian shalatnya dalam kondisi bahaya.
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dan shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi kita,
Muhammad SAW juga kepada keluarga dan seluruh orang yang mengikuti
beliau.
14 Muslim: 106
15 Buhkari: 5787