Anjuran Berkata Jujur dan Larangan Berbohong
Segala puji bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla yang
telah menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran dan
menjadikan kegelapan dan cahaya.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya
dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya,
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal
perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang
lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang
diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf: 16-18).
4
Aku memuji Allah Shubhanahu wa ta’alla Yang
Maha Suci yang menunjukkan manusia kepada jalan yang
lurus, yang murka kepada para pelaku kejahatan dan dosa,
itulah ketetapan, keadilan dan ketentuan Allah Shubhanahu
wa ta’alla. Sebagaimana firman -Nya:
Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh
maka pahalanya untuk dirinya sendiri dan barang siapa
yang berbuat jahat maka dosanya atas dirinya sendiri; dan
sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba
Nya. (QS. Fushilat: 46).
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang disembah
dengan sebenarnya kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla,
Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya, kesaksian yang
mengangkat derajat orang-orang yang jujur, pada tingkat
orang-orang yang dekat dengan -Nya, sebagai balasan yang
setimpal atas kejujuran mereka terhadap tuhan dan diri
5
mereka sendiri serta sesama manusia, guna memenuhi seruan Allah Shubhanahu wa ta’alla:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang
yang benar. (QS. Al-Taubah: 119).
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan Allah Shubhanahu wa ta’alla, yang jujur lagi terpercaya, yang telah diutus oleh –Nya dengan membawa petunjuk, mengeluarkan hamba dari kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau, para keluarga dan para shahabat yang mulia.
Amma Ba’du: Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan bergaullah bersama orang-orang yang jujur, dan ketahuilah bahwa
6
tidak sama antara yang hak dan batil sebagaimana tidak sama nya antara yang baik dan yang buruk. Kebenaran itu adalah cahaya yang membawa kepada jalan yang lurus dan jalan keberuntungan.
Sementara kebatilan adalah kegelapan yang menyebabkan kehancuran orang yang melakukannya sehingga dirinya tersesat dari jalan yang benar. Allah Subahanahu Wa Ta’ala berfirman:
Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; (QS. AL-Ra’du: 16).
Sesungguhnya kebenaran yang wajib diikuti, baik dalam perkataan atau perbuatan, dan dituntut untuk harus berjalan di atasnya baik lahir atau batin adalah bersikap jujur dalam semua keadaan dan menegakkan kejujuran
7
dalam setiap situasi, guna mengamalkan petunjuk Allah Shubhanahu wa ta’alla bagi para hamba -Nya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa
menaati Allah dan Rasul -Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab: 70-71).
Jujur dalam berbicara terwujud terbuktinya perkataan tersebut dengan realita tanpa ada tambahan atau pengurangan, atau tanpa perubahan dan pengelabuan. Jujur adalam perbuatan terwujud dengan adanya kesesuaian antara penampilan seorang hamba dengan berita yang diceritakannya, perbuatannya membenarkan perkataannya, guna mengamalakan firman Allah Ta’ala:
8
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu
mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?. Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tiada kamu kerjakan. (QS. Al-Shaf: 2-3).
Dan firman Allah Ta’ala:
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya
tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya,
padahal ia adalah penantang yang paling keras. Dan
apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam9
tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahanam. Dan sungguh neraka Jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya. (QS. Al-Baqarah: 204-206).
Maka para ulama sebagai pewaris para nabi harus menjadi tauladan yang baik dalam meperaktikkan kejujuran dalam berkata dan berbuat, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
"Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu
menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap
mempelajarinya.( QS. Ali Imron: 79).
10
Seorang pedagang yang menawarkan barang dagangannya harus berprilaku jujur, jangan sampai menawarkan barangnya secara dusta, dengan sumpah dusta, jangan sampai dia menyembunyikan kerusakan atau aib yang terdapat pada barang tersebut.
Disebutkan di dalam sebuah riwayat bahwa seorang lelaki pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah menawarkan barang di pasar, dan dia bersumpah atas nama Allah Shubhanahu wa ta’alla bahwa dia memberikan harga khusus yang tidak diberikan kepada orang lain guna mendorongnya untuk membeli barangnya, lalu turunlah firman Allah Ta’ala:
Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji
(nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan
harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat kebahagian
11
(pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata
dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka
pada hari kiamat dan tidak (pula) akan menyucikan mereka.
Bagi mereka azab yang pedih. (QS. Ali Imron: 77).
Para pekerja atau orang yang bekerja pada bidang pertukangan harus berlaku jujur dalam perkataan dan perbuatannya, jangan sampai dia menampakkan sesuatu yang tidak dibenarkan oleh kenyataan sebab dengan tindakan seperti itu berarti dirinya telah berbuat dusta dalam dakwaannya. Tindakan seperti ini akan termasuk dalam ancaman yang disebutkan di dalam firman Allah Ta’ala, "Sungguh besar pengkhianatan orang yang berbicara kepada saudaranya dengan pembicraan yang jujur semantara anda membalasnya dengan kebohongan”. HR. Abu Dawud.
Pegawai yang dipercayakan mengurusi kemaslahatan umat, seberapapun tinggi jabatannya dan luas kekuasaannya harus berlaku jujur dalam perkataan dan
12
perbuatannya, sebab kalau tidak demikian maka dia telah menipu umat. Hal ini guna mengamalkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian pasti akan ditanya tentang kepemimpinannya”. Muttafaq aliahi. Serta menjaga diri dari tertimpa keburukan sebagaimanna doa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bagi pejabat yang buruk:
Ya Allah barangsiapa yang Engkau percayakan mengurusi perkara umatku ini lalu dia mempersulit urusan tersebut maka persulitlah baginya”. HR. Muslim.
Jujur dalam berkata dan berbuat memberi pengaruh positif bagi kebaikan pribadi dan masyarakat, dia juga sebagai cahaya bagi orang yang sedang berjalan di dalam kehidupan yang penuh dengan hiruk pikuk ini, yang akan memberikannya petunjuk menuju jalan yang lurus, sehingga dengannya dia masuk dalam kelompok orang-orang yang jujur dan kumpulan orang-orang yang mulia dan
13
orang-orang shaleh serta akan berada dekat dengan orang-orang yang didekatkan kepada Allah Ta’ala dan di dalam surga Na’im:
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul
(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang
yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang
saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya . (QS.
Al-Nisa’: 69).
Dan Allah Ta’ala telah mempersiapkan bagi orang-orang yang jujur ampunan dan pahala yang agung dan menjadikan mereka sebagai hamba-hamba Allah yang beriman. Allah Ta’ala berfirman:
14
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang
muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan
perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan
perempuan yang benar ،laki-laki dan perempuan yang
sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan
perempuan yang bersedekah ،laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak
menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Ahzab:
35).
Sebagaimana hal tersebut diwasiatkan oleh
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam karena jujur memiliki
15
kedudukan yang tinggi dan dampak yang positif. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan yang mengarahkan kepada surga, dan seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha berlaku jujur sehingga termasuk sebagai orang yang jujur di sisi Allah Shubhanahu wa ta’alla, dan jauhilah kedustaan, sebab kedustaan tersebut akan mengarahkan kepada keburukan dan keburukan itu akan membawa kepada neraka, dan seorang lelaki senantiasa berbohong sehingga dia termasuk sebagai pembohong di sisi Allah”. Muttafaq alaihi.
Apakah ada balasan yang lebih baik selain surga, dan apakah ada akhir yang lebih indah selain surga, apakah ada siksa yang lebih buruk dari neraka bagi orang-orang yang menyombongkan dirinya. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah menafikan adanya kedustaan dari orang yang beriman dan beliau menjelaskan bahwa tidak berkumpul antara keimanan dan kedustaan di dalam hati orang yang beriman dan beliau menetapkan bahwa
16
keimanan itu bertolak belakang dalam hakikat dan realitanya dengan keimanan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Seorang yang beriman diberikan segala sifat kecuali khianat dan dusta”. HR. Ahmad.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pernah ditanya, "Apakah orang yang beriman itu bersifat pengecut?. Beliau menjawab, "Ya. Dikatakan lagi kepadanya: Apakah dia bersifat pelit?. Beliau menjawab, "Ya. Dikatakan kepada beliau: Apakah dia berdusta?. Maka beliau menjawab, "Tidak”. Hal ini tidak lain kecuali karena dusta adalah sifat yang buruk dan termasuk kemunafikan.
Wahai hamba Allah Subhanahu wa ta’alla, bertaqwalah kepada -Nya dan berlaku jujurlah di dalam segala sisi kehidupan dan keadaan maka segala perkara kalian akan menjadi lurus, maka Allah Subhanahu wa ta’alla akan membuat perkara kalian menjadi baik dan kalian akan sampai kepada ridha -Nya, Tuhan kalian. Allah Ta’ala berfirman:
17
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa
menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab: 70-71).
Semoga Allah Subhanahu wa ta’alla memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah Shubhanahu wa ta’alla memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Subhanahu wa ta’alla Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa saya sampaikan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah
18
ampun kepada -Nya dan bertaubatlah kepada Allah Subhanahu wa ta’alla, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah kedua
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’alla Tuhan semesta alam. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah, yang Maha Esa, dan tiada sekutu bagi -Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul -Nya, yang jujur dan terpercaya semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada beliau, keluarga dan para shahabat beliau, serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai hari kiamat.
Amma Ba’du: Wahai sekalian hamba Allah Subhanahu wa ta’alla, nash-nash yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan sunnah menjelaskan bahwa kejujuran adalah dasar ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta’alla yang tiada
19
sekutu bagi-Nya, yang telah menciptakan kita untuk mewujudkan sifat tersebut, yang menghimpun segala perkara yang dicintai serta diridhai oleh Allah Subhanahu wa ta’alla, dan pondasi bagi ketaqwaan kepada -Nya yang telah memerintahkan kita untuk mewujudkannya. Dengan kejujuran, maka akan terhimpun kebaikan dunia dan akhirat bahkan menjadi dasar bagi semua akhlak yang mulia dan norma yang luhur yang menjadi pondasi bagi masyarakat Islam, yang hidup saling tolong menolong, saling mempercayai. Tidak ada akhlak yang lebih pantas mendapat prioritas di dalam bangunan masyarakat muslim selain kejujuran dan tidak ada prilaku yang lebih buruk dari kedustaan.
Dengan kejujuran hak-hak menjadi terjaga dan jiwa menjadi tentram, dan akan terwujud segala hal yang dibutuhkan oleh masyarakat di dalam kehidupan mereka berupa keamanan dan kemakmuran serta kenyamanan.
Tetapi jika mereka benar (imannya (terhadap Allah,
niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. (QS.
Muhamad: 21).
Maka tidak mengherankan jika sifat jujur ini sebagai dasar bagi sifat para pengemban risalah Allah Subhanahu wa ta’alla, yaitu para rasul -Nya, para pengikut mereka dengan kebaikan hingga hari kiamat, mereka adalah kaum yang telah dipersiapkan oleh Allah Subhanahu wa ta’alla untuk memimpin manusia secara keseluruhan dan menjadi khilafah di muka bumi ini. Allah Ta’ala berfirman:
Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di
dalam Al Kitab) Al Qur'an) ini. Sesungguhnya ia adalah
seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi . (QS.
Maryam: 41).
Allah Ta’ala berfirman:
21
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik, agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Az zumar: 33-35 ).
"Suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang
yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang
22
dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka
dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan
yang paling besar ." (QS. Al-Maidah: 119).
Wahai sekalian hamba Allah Subhanahu wa ta’alla, bertaqwa dan jujurlah kepada -Nya niscaya kalian akan berlaku jujur, jujurlah kepada Allah Subhanahu wa ta’alla dalam keyakinan, perkataan dan perbuatan serta pergaulan kalian niscaya kalian akan mendapat balasan atas kejujuran kalian, kalian akan masuk ke dalam tempat yang benar dan keluar dari tempat yang benar dan Allah akan menjadi penolong bagi kalian, selain itu kalian akan selamat dari sifat orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok mereka yang terjerumus ke dalam kerak api neraka yang paling dalam dan kalian tidak akan mendapatkan bagi mereka seorang penolongpun, yaitu orang-orang yang hanya berkata dengan mulut-mulut mereka apa-apa yang tidak ada di dalam hati-hati mereka.
23
Hanya ini yang bisa aku sampaikan, ucapkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam, pembawa berita gembira dan ancaman sebagaimana Allah Subhanahu wa ta’alla memerintahkan hal yang demikian itu.