Adab di Dalam Rumah
· Ketahuilah bahwa Rasulullah SAW berada dalam tuntunan
yang paling sempurna, jalan beliau adalah jalan yang paling
terbaik, pada saat beliau menyadari bahwa dunia adalah
tempat untuk berjalan bukan tempat menetap, maka beliau
menjadikannya tempat tinggal sebatas kebutuhan, baik
untuk menutupi diri dari pandangan orang, menghindarkan
diri dari bahaya panas, dingin, hujan dan angin serta
menjaga apa yang hidup padanya dari binatang piaraan dan
yang lainnya, beliau tidak menghiasi dan membangunnya,
rumah beliau bukanlah rumah yang megah sehingga orang
lain takut jika dia hancur dan tidak pula menjulang tinggi
sehingga menjadi tempat bagi sarang binatang, menjadi
sasaran hembusan angin kencang, dan bukanlah ia rumah
bawah tanah sehingga menyerupai rumah para diktatordiktator
terdahulu, bahkan mungkin mengganggu orang yang
tinggal padanya karena minim dan kosongnya oksigen, sinar
matahari dan diselimuti kegelapan atau menjadi hunian
mahluk-makhluk, rumah Nabi Muhammad SAW adalah
rumah sederhana yang baik, harum karena keringat atau
bau beliau sendiri.1
· Umar RA berkata di atas mimbar: Wahai sekalian manusia
perbaikilah tempat tinggalmu, dan jauhilah binatang yang
selalu bersembunyi ini (ular) sebelum dia menjadikan kamu
takut…)
· Sesungguhnya Allah SWT menjadikan bagi rumah-rumah
tersebut kehormatan, firman Allah SWT:
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit.
Katakanlah: “Waktu bagi manusia dan (bagi ibadat hajji); Dan
bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari
belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orangorang
bertaqwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari
pintu-pintunya, dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu
beruntung”.2
· Saat keluar dari rumah dianjurkan membaca:
1 Al-Adabu Syar’iyah 3/411.
2 QS.Al-Baqarah: 189.
“Dengan menyebut nama Allah, aku berserah diri
kepada Allah dan tiada daya dan upaya kecuali seizin
Allah”.3
· Saat memasuki rumah mengucapkan:
“Dengan menyebut nama Allah kami memasuki rumah,
dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada Allah
kami berserah diri”. Kemudian mengucapkan salam kepada
keluarganya.4
· Tidak bermegah-megah dalam membangun rumah,
berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:
“Hari kiamat tidak akan terjadi sampai manusia
bermegah-megahan dalam membangun”.5
· (Dianjurkan) membangun rumah yang luas, berdasarkan
sabda Nabi:
“Kebahagian seseorang pada rumah yang luas, tetangga
yang shaleh dan kendaraan yang menyenangkan”.6
· Aktifitas seorang lelaki di rumahnya, Aisyah radhiallahu
anha pernah ditanya tentang: Apakah yang dikerjakan oleh
Nabi Muhammad SAW di dalam rumah keluarganya? “Beliau
mengerjakan apa yang dikerjakan oleh keluarganya dan jika
waktu shalat telah tiba maka beliau keluar (menuju shalat)”.7
Jawab Aisyah. Beliau juga berkata: “Beliau adalah seorang
manusia biasa, mencuci pakaiannya dan memerah susu
kambingnya”.8
· Nabi Muhammad SAW bersabda:
3 HR. Abu Dawud no: 4349, Al-Turmudzi no: 3666.
4 HR. Abu Dawud no: 1091.
5 Dishahihkan oleh Albani dalam kitab shahihul adab no: 350.
6 Dishahihkan oleh Albani dalam kitab Shahihul Adab no: 355.
5 Dishahihkan oleh Albani dalam kitab Shahihul Adab no: 418
6 Dishahihkan oleh Albani dalam kitab As-Silsilatus Shahihah no: 671.
“Barangsiapa yang memberikan nafkah bagi keluarganya
dan dia mengharapkan pahala dengannya maka hal itu
shadaqah baginya”.9
· Beliau juga bersabda:
“Sesungguhya kalian tidak memberikan nafkah (kepada
keluargamu) untuk mengharap pahala dari Allah kecuali
engkau pasti diberikan pahala karenanya sampai pada apa
yang engkau letakkan pada mulut istrimu”.10
· Mematikan lampu, berdasarkan sabda Nabi muhammad
SAW:
“Tutuplah pintu, baringkanlah botol tempat minummu, baliklah
bejanamu, padamkanlah lampu, sesungguhnya setan tidak
membuka yang tertutup, tidak menempati tempat minum (yang
dibaringkan) dan tidak pula membuka bejana (yang dibalik)
sesungguhnya bintang kecil yang nakal (tikus) bisa menybebkan
kebakaran pada rumah seseorang”.11
· Tidak membiarkan api menyala di dalam rumah pada waktu
akan tidur, suatu malam sebuah rumah penduduk kota
Madinah terbakar, lalu Nabi menceritakan tentang kejadian
tersebut, maka beliau mengingatkan:
“Sesungguhnya api ini adalah musuh bagimu, maka jika
kalian tidur padamkanlah api tersebut dari rumahmu”.12
· Dianjurkan menggantungkan cemeti di rumah,
sesungguhnya Nabi memerintahkan untuk menggantungkan
cemeti di rumah.
9 Dishahihkan oleh Albani dalam kitab Shahihul Adab no: 576
10 Dishahihkan oleh Albani dalam kitab Shahihul Adab
11 Dishahihkan oleh Albani dalam kitab Shahihul Adab no: 927
12 Dishahihkan oleh Albani dalam kitab Shahihul Adab no: 931
· Menutup pintu pada malam hari tiba, sebab Nabi SAW
bersabda:
“Tahanlah anak-anakmu berkeliaran pada saat kegelapan
waktu isya’ dan berjaga-jaga setelah tenangnya gerakan kaki,
sesungguhnya kalian tidak mengetahui apa yang
dimunculkan oleh Allah dari mahluk ciptaan -Nya, maka
tutuplah pintu-pintu, matikanlah lampu-lampu, baliklah
bejana-bejanamu dan baringkanlah botol-botol minummu”.13
· Menahan anak-anak kecil pada waktu isya’, berdasarkan
sabda Nabi Muhammad SAW:
“Tahanlah anak-anakmu sampai berlalunya malam atau
menghilangnya waktu isya’; pada saat setan-setan sedang
bergentayangan”.14
· Imam Bukhari rahimhullah menulis: Babut Tabarruz fil
Buyut (Bab membuang hajat di dalam rumah). Ibnu Hajar
rahimhullah berkata: Pengarang menulis bab ini untuk
memberikan penjelasan bahwa keluarnya wanita untuk
membuang hajat di luar rumah tidak berlangsung secara
terus menerus, akan tetapi pada masa selanjutnya
dibangunlah WC di dalam rumah, akhirnya tidak dibutuhkan
kembali keluar rumah untuk membuang hajat.
13 Sanadnya shahih dengan syarat Muslim, dan dishahihkan oleh Albani dalam Al-Silsilatus
Shahihah no: 3454.
14 Dishahihkan leh Albani dalam kitab Shahihul Adab