Artikel




Kesyirikan Kaumnya Nabi Syu'aib alaihissalam


Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami


memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya,


kami berlindung kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dari


kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.


Barangsiapa yang -Dia beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat


menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa


ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya


petunjuk.


Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak


diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla


semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi


bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam


adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:


Nabi Syu'aib 'alaihi sallam bersama kaumnya:


Kemudian datang giliran kisah penduduk Madyan


bersama nabi mereka Syu'aib 'alaihi sallam. Dimana didalam al-


Qur'anul Karim kisahnya datang bersamaan dengan kisah


kaumnya nabi Luth 'alaihi sallam pada beberapa tempat. Yang


mana Allah azza wa jalla menjelaskan didalam al-Qur'an setelah


4


menyebut tentang kisah kaumnya nabi Luth lalu di iringi dengan


kisah penduduk Madyan, dan Madyan adalah penduduk negeri al-


Aikah menurut pendapat yang kuat dalam masalah ini.


Namun, saya kedepankan kisahnya nabi Yusuf 'alaihi


sallam bersama kaumnya yaitu penduduk Mesir, dalam rangka


menjaga keurutan yang terjadi dalam sejarah, seperti dinyatakan


oleh ahli sejarah, semisal al-Hafidh Ibnu Asakir yang menyebutkan


dalam kitab Tarikhnya, dimana beliau membawakan sebuah


riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu yang mengatakan,


"Sesungguhnya Syu'aib datang setelah nabi Yusuf 'alaihima


sallam"1.


Dan akan datang penjelasan lebih lengkap tentang nasab


nabi Syu'aib beberapa baris dibawah, yang mana beliau secara


khusus di utus oleh Allah azza wa jalla kepada penduduk Madyan,


serta penjelasan kesyirikan yang terjadi ditengah-tengah


kaumnya.


Nasabnya:


1 . Lihat nukilanya dalam kitab Bidayah wa Nihayah 1/191 oleh Ibnu


Katsir. Dan saya tidak menjumpai dalam cetakan kitab Tarikh Ibnu Asakir


yang menerangkan riwayat diatas, dan dijelaskan oleh ulama yang


meneleti kitabnya tersebut bahwa dalam asli kitab tersebut memang


tidak dicantumkan tanggal sejarah manakala menerangkan nabi Syu'aib


'alaihi sallam.


5


Nasab beliau secara lengkap ialah Syu'aib bin Mikyal bin


Yasyjir bin Madyan bin Ibrahim 'alaihi sallam. Akan tetapi, disana


ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh ahli sejarah


berkaitan dengan nasab beliau ini2 yaitu tentang betul tidaknya


nasab beliau sampai kepada nabi Ibrahim 'alaihi sallam, ditambah


adanya kesepakatan dan perbedaan pada beberapa nama yang


berada pada nasab beliau, namun, kebanyakan para ulama


berpendapat kalau nasab beliau sampai kepada nabi Ibrahim


'alaihi sallam.


Kaumnya:


Adapun kaumnya mereka adalah Madyan, dan didalam


al-Qur'an, Allah ta'ala telah menyebut mereka dengan nama


Madyan yaitu manakala menerangkan adanya seorang utusan


yang datang kepada mereka. Allah ta'ala mengkisahkan:





2 . Lihat penjelasannya dalam Tarikh Thabari 1/325 dan dalam Tafsirnya


5/8/166. juga dalam kitab al-Kamil 1/78-88 oleh Ibnu Atsir. Ad-Durarul


Mantsur 3/102 oleh Suyuthi.


6


"Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara


mereka, Syu'aib". (QS al-A'raaf: 85).


Dalam kesempatan lain Allah Shubhanahu wa ta’alla


menyebutnya dengan nama al-Aikah yaitu manakala


menerangkan adzab dan hukuman yang ditimpakan pada mereka.


Allah Shubhanahu wa ta’alla mengatakan dalam firman -Nya:


 ( 'ٰ ُ & أ "Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul". (QS asy-


Syu'araa: 176).


Dan kedua nama yang berbeda tadi sejatinya sedang


menjelaskan pada kita tentang hakekat sebuah kaum dimana nabi


Syu'aib 'alaihi sallam menyerukan dakwahnya disitu, serta


menerangkan bahwa kedua nama tadi hakekatnya adalah umat


satu bukan dua umat menurut pendapat yang masyhur


dikalangan ahli tafsir, sebab bagi kedua nama tersebut memiliki


hubungan yang saling menguatkan satu sama lain yang


menjelaskan kalau mereka adalah satu umat.


Sedangkan Madyan ini dia adalah anaknya nabi Ibrahim


'alaihi sallam al-Khalil, maka dengan ini mereka disebut dengan


Bani Madyan (anak keturunan Madyan). Seperti dikatakan


7


Mudhar, maksudnya adalah Bani Mudhar dan mereka dikenal


dengan nama tersebut. Maka jika anda mau silahkan menyebut


mereka dengan Bani Madyan, nisbat kepada kabilahnya, atau jika


anda ingin boleh juga menyebut mereka dengan penduduk


Madyan, nisbat kepada tempat tinggal mereka.


Adapun nisbat mereka kepada al-Aikah maka ketika


dikembalikan kepada negeri mereka yang banyak tumbuh pohon


semak belukar. Sebab mereka adalah penduduk yang tinggal pada


sebuah tempat yang rimba dengan padang rumput yang banyak


sekali ditumbuhi pepohonan, karena begitu banyaknya sampaisampai


menutupi satu sama lainnya.3


Sedangkan al-Aikah dalam bahasa arab artinya ialah


rimba belukar yakni pepohonan yang sangat banyak, bentuk


tunggalnya Aikah, dan mereka dinamakan dengan penghuni al-


Aikah disebabkan karena mereka tinggal dengan dikelilingi semak


belukar dan padang rumput. Dalam salah satu ilmu qiro'ah bisa


dibaca dengan Laikah yang berarti nama sebuah perkampungan.4


Penulis kitab ash-Shihah mengatakan, "Siapa yang


membaca dengan, ashabul Aikah (penduduk Aikah) maksudnya


ialah orang yang tinggal dikelilingi rimba belukar, dan bagi orang


3 . Lihat penjelasannya oleh al-Jauhari dalam kitabnya ash-Shihah 4/1575.


4 . Lisanul Arab 1/286 oleh Ibnu Mandhur. Tafsir Ibnu Katsir 3/345.


8


yang membaca dengan Laikah maksudnya ialah nama sebuah


perkampungan, nama tersebut sama seperti dikatakan pada


Makah dan Bakah".5 Posisi Madyan untuk saat ini ialah sebuah


negeri yang hijau yang padat penduduknya berada di Wadi Afaal


sebelah barat kota Tabuk sekitar 320 Km. Dari sisi sebelah Amur


pantai laut merah sekitar 70 Km. Berada diantara dua jalan pada


jalur cepat sekarang yang dikenal dengan nama al-Bida', sebuah


kota yang indah penuh dengan tanaman dan sangat nyaman


untuk tempat tinggal, disana masih ada bekas-bekas peninggalan


nabi Syu'aib yang lebih dikenal dengan mata air Syu'aib.6


Keyakinan Yang Dipegang Oleh Kaumnya:


Adapun penyelewengan aqidah yang dilakukan oleh


kaumnya nabi Syu'aib 'alaihi sallam bisa diklasifikasikan menjadi


beberapa perkara, yaitu:


a. Beribadah kepada selain Allah Shubhanahu wa ta’alla, dimana


mereka biasa menyembah patung dan berhala, hawa nafsu


serta sesembahan lainnya, dari tuhan-tuhan yang telah


mereka warisi dan disembah oleh nenek moyangnya.


5 . al-Jauhari dalam kitabnya ash-Shihah 4/1575-1576.


6 . Mu'jam Ma'alim al-Hijaz 8/193 oleh A'iq al-Baladi, Mu'jamul Buldan


5/92 oleh Yaqut al-Hamawi.


9


Berkata al-Hafidh Ibnu Katsir menerangkan, "Penduduk


Madyan sebelumnya adalah orang kafir yang biasa merampok


serta menteror orang-orang yang lewat diperkampungannya.


Mereka biasa menyembah al-Aikah yaitu sebuah pohon


semak-semak yang dinamakan dengan ad-Duum yang banyak


berada mengelilingi perkampungannya".7 Pada kesempatan


lain beliau mengatakan, "Penduduk Aikah sejatinya adalah


sama dengan penduduk Madyan menurut pendapat yang


kuat. Sedangkan nabiyullah Syu'aib 'alaihi sallam merupakan


manusia pilihan di tengah-tengah mereka, hanya saja tidak


dinisbatkan nabi Syu'aib sebagai saudaranya mereka, karena


mereka menisbatkan diri kepada sesembahan al-Aikah yaitu


sebuah pohon, ada yang mengatakan dia adalah pohon semak


belukar, yang biasa mereka sembah..".8


Sebagaimana telah tetap bahwa mereka adalah orangorang


yang kufur kepada Allah azza wa jalla. Dan berpaling


dariNya lalu menyembah kepada selain Allah Shubhanahu wa


ta’alla 9. Sebagai bukti akan hal tersebut ialah firman Allah


7 . Bidayah wa Nihayah 1/185 oleh Ibnu Katsir.


8 . Tafsir Ibnu Katsir 3/345.


9 . Tarikh Umam wal Muluk 1/326 oleh Ibnu Jarir ath-Thabari, al-Kamil fiil


Tarikh 23/71 oleh Ibnu Asakir.


10


ta'ala yang menunjukan adanya perintah dan larangan untuk


menyembah Allah Shubhanahu wa ta’alla semata dan


menjauhi kesyirikan, Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman:


< مِ ٱ 9 :ٰ َ 8 لَ َ7 ﴿ ُواْ ُ "> ]  اف:   ﴾ [ ا  ه E F َ Dٰ B إِ ۡ  ِّ ?َ ُ @   ٱ َ


"Syu'aib berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali


tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya". (QS al-A'raaf: 85).


Ini dari satu sisi, terus ditambah dengan perilaku dosa besar


lainnya yang biasa mereka lakukan seperti:


b. Sistem perdagangan mereka yang sangat buruk, baik ketika


berjualan ataupun membeli…mereka apabila menimbang dari


orang lain maka menuntut untuk dipenuhi haknya dan dikasih


tambahan. Namun, apabila mereka yang menimbang untuk


orang lain maka mengurangi takarannya. Seperti direkam oleh


Allah ta'ala didalam firman -Nya melalui lisan nabi -Nya:





"Syu'aib berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali


tiada Tuhan bagimu selain -Dia. dan janganlah kamu kurangi


takaran dan timbangan, Sesungguhnya aku melihat kamu


dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku


khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan


(kiamat)". (QS Huud: 84).


c. Mereka adalah orang yang senantiasa merugikan hak-hak


orang lain. Dan perilaku dosa ini sifatnya lebih umum dari yang


sebelumnya. Karena yang namanya merugikan mencakup


dalam berbagai hal baik mengurangi atau mencela dalam


segala perkara, dan perkara-perkara tersebut juga meluas


daripada hanya sekedar dalam meminta tambahan dan


mengurangi ketika menakar. Hal tersebut seperti dilarang oleh


nabi Syu'aib yang Allah Shubhanahu wa ta’alla rekam dalam


firman -Nya:





"Dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak


mereka". (QS Huud: 85).


Yang mana nabi Syu'aib 'alaihi sallam melarang mereka


dengan larangan ini, supaya mereka tidak lagi merugikan hak


orang lain dalam harta benda.


12


d. Membikin kerusakan dimuka bumi. Memprovokasi kerusakan,


dengan berbagai sarananya, mulai dari tindakan lalim, berlaku


sewenang-wenang, mengganggu orang lain baik dari segi


harta, kehormatan maupun jiwa. Sebagaimana Allah


Shubhanahu wa ta’alla ceritakan dalam firman -Nya tentang


dakwah nabi -Nya ketika sedang menasehati kaumnya, Allah


Shubhanahu wa ta’alla berfirman:





"Dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi


dengan membuat kerusakan". (QS Huud: 85).


e. Menghalang-halangi manusia dari jalannya Allah azza wa jalla.


Yang mana mereka biasa duduk-duduk ditepi jalan, lalu


memperingatkan setiap orang yang lewat supaya jangan


terpincut dengan dakwahnya nabi Syu'aib 'alaihi sallam. Bukan


hanya itu saja, mereka juga sering mengancam dan menakutnakuti


orang-orang yang telah beriman kepada nabi Syu'aib.


Seperti yang Allah Shubhanahu wa ta’alla kisahkan dalam


firman -Nya ketika menceritkan dakwah nabi Syu'aib, Allah


Shubhanahu wa ta’alla berfirman:





"Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan


menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman


dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu


menjadi bengkok". (QS al-A'raaf: 86).


f. Dan diantara keyakinan batil mereka ialah mengingkari turut


campurnya nabi Syu'aib 'alaihi sallam dalam urusan dunia


serta enggan menerima usulan beliau dalam urusan agama.


Mereka mengatakan seperti yang dinukil oleh Allah


Shubhanahu wa ta’alla dalam firman -Nya:





"Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu


menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah


oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa


yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya


kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal". (QS


Huud: 87).


14


Diriwayatnya dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu


'anhuma bahwa beliau pernah berkata, "Syu'aib adalah seorang


nabi dan juga rasul yang datang setelah nabi Yusuf. Dan diantara


berita beliau dan juga kaumnya yang ada didalam al-Qur'an ialah


firman Allah ta'ala:





"Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara


mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,


sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain -Nya". (QS al-A'raaf: 85).


Dan mereka -bersamaan dengan kesyirikan yang terjadi ditengahtengah


mereka- adalah orang-orang yang suka mengurangi


takaran dan timbangan, ditambah lagi dengan kekufuran yang


mereka lakukan kepada Rabbnya serta mendustakan nabinya,


penduduk yang sudah kelewat batas dan berlaku sewenangwenang,


biasa duduk-duduk di pinggir jalan mengganggu harta


orang yang lewat dihadapannya, hingga akhirnya mereka mampu


membelinya, merekalah pencetus kerusakan semacam tadi, dan


jika ada orang asing yang datang ke kampungnya maka mereka


mengambil uangnya sambil mengatakan, uangnya kami simpan,


15


lalu mereka menimbang dan membelinya dengan cara


mengurangi timbangan, itulah yang dimaksud dengan firman


Allah ta'ala:





"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,


sesudah (Allah) memperbaikinya". (QS al-A'raaf: 56).


Negeri mereka adalah negeri yang kaya, banyak


menyimpan bahan pokok dan makanan sehingga biasa didatangi


banyak orang, dan diantara kebiasaan jeleknya yang lain ialah


duduk-duduk di pinggir jalan untuk mencegah orang-orang yang


ingin mendatangi Syu'aib sambil mengatakan, 'Jangan dengarkan


ucapan Syu'aib, sungguh dia adalah pendusta yang akan menipu


kalian'. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah tabaraka wa


ta'ala:





16


"Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakutnakuti


dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan


Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok".


(QS al-A'raaf: 86).


Mereka mengatakan, kalau kalian mengikuti Syu'aib


niscaya kalian akan terkena fitnahnya, lalu mereka juga


mengancam nabi Syu'aib 'alaihi sallam seraya mengatakan,


'Wahai Syu'aib, kamu lebih memilih untuk kami usir dari kampung


kita ini atau memilih engkau kembali ke agama kami', yakni


agama nenek moyang mereka. Maka beliau menjawab seperti


dinukil oleh Allah ta'ala didalam firman -Nya:





"Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan


mengerjakan) apa yang aku larang. aku tidak bermaksud kecuali


(mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan.


dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan)


Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada –


Nya -lah aku kembali". (QS Huud: 88).


Sahabat Ibnu Abbas melanjutkan, "Adapun nabi Syu'aib


maka beliau adalah seorang yang sangat bijak, jujur dan rendah


diri. Dan Rasulallah Shalallahu 'alaihi sallam jika mengingat


17


tentang nabi Syu'aib maka beliau mengatakan, "Beliau adalah


oratornya para nabi". Karena kesabaran beliau bolak-balik untuk


senantiasa menasehati kaumnya dan saking seringnya beliau


ditolak oleh mereka".10


Nabi Syu'aib 'alaihi sallam adalah orang yang banyak


mengerjakan sholat11, konsisten dalam beribadah kepada Allah


ta'ala baik yang fardu maupun yang sunah, tatkala beliau dicegah


oleh kaumnya dan dicela karena banyaknya sholat yang beliau


lakukan sehingga sebagai bahan olok-olok oleh mereka12, sambil


mengatakan seperti yang Allah Shubhanahu wa ta’alla kabarkan


tentang mereka didalam firman -Nya:


"Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh


kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapakbapak


kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami


kehendaki tentang harta kami". (QS Huud: 87).


10 . ad-Durarul Mantsur 3/102 oleh Suyuthi.


11 . Seperti ditegaskan oleh Imam Suyuti dalam kitabnya ad-Durarul


Mantsur 3/346.


12 . Tafsir al-Qurthubi 5/9/58.


18


Artinya kaumnya nabi Syu'aib 'alaihi sallam berkata


padanya, "Wahai Syu'aib, apakah sholatmu yang menyuruhmu


agar kami menginggalkan apa yang disembah oleh nenek moyang


kami dari berhala dan patung, ataukah membiarkan kami


melakukan sesuka hati terhadap harta-harta yang kami miliki dari


melebur dirham atau memotongnya serta merugikan orang lain


dalam timbangan dan takaran".13 Dengan sanggahan seperti


itulah mereka menentang dakwah beliau yang ingin menghapus


praktek kesyirikan ditengah-tengah kaumnya, serta melarang


mereka agar tidak mengurangi timbangan dan takaran.


Adapun perintah beliau yang pertama maka mereka


menentangnya sambil berargumen jika mereka sudah benar


ketika menempuh metode nenek moyangnya dalam beragama


dan keimanan. Sedangkan perintah yang kedua maka mereka


menolaknya sambil berdalil kalau mereka bebas memberlakukan


harta yang mereka miliki, mereka boleh sesukanya untuk


menggunakan hartanya dengan perkara yang bisa mendatangkan


keuntungan14.


13 . lihat dalam Tafsirnya Ibnu Jarir 7/12/62.


14 . Tafsir al-Muraghi 12/72.


19


Mereka sibuk lagi tamak untuk meraup harta dari


kaumnya nabi Syu'aib 'alaihi sallam hingga mereka tidak mampu


lagi mengendalikan emosi dan kelalimannya. Mereka begitu


bangga dengan harta yang mereka usahakan dari hasil perniagaan


yang mereka kira murni dari hasil keringatnya, oleh karena itu


mereka merasa bebas untuk berbuat sesukanya, membelanjakan


semau yang mereka inginkan, dan menolak mentah-mentah


adanya peraturan dagang yang menghalangi kebiasaan mereka


dalam bermuamalah, dimana mereka begitu antusias dan


bersemangat untuk meraup keuntungan sebesar mungkin dengan


modal yang paling sedikit, dan mereka menganggap metode dan


trik dagang seperti ini merupakan trik yang paling jenius dan


brilian dalam sistem perdagangan mereka, sehingga mereka


menganggap adanya campur tangan yang mengkritisi sistem


kebebasan dagang mereka sangat berbahaya bagi kelangsungan


hidup mereka.15


Kesimpulannya:


Bahwa penduduk Madyan menentang nabi Syu'aib 'alaihi


sallam dari dua sisi, sisi ukhrawi dan sisi duniawi. Dengan


anggapan yang dipenuhi dengan perkara syubhat dan hujah yang


15 . Taisir fii Ahadits Tafsir 3/139 oleh Muhammad Makki an-Nashir.


20


ompong16. Adapun bentuk pertanyaan mereka yang tercantum


dalam ayat, yang artinya, "Apakah sembahyangmu". Adalah


sebagai bentuk pengingkaran dan olok-olok pada beliau.


Sebab ketika mereka melihat beliau banyak mengerjakan


sholat, mereka mengira dengan kepandirannya, kalau sholat ini


merupakan hasil dari was-was dan perbuatan gila. Sehingga


mereka menegaskan, "Apa hubungan sholatmu dengan agama


dan keyakinan kami yang telah kami warisi dari nenek moyang


kami, dari generasi ke generasi? Apa kaitan sholatmu dengan


harta benda dan perniagaan kami yang merupakan hak kami


untuk berkreasi sesuka kami dengan menerapkan bea ataupun


mengurangi takaran? Maka mereka mengatakan seperti yang


Allah tabaraka wa ta'ala nukil dalam firman -Nya:





" Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi


berakal". (QS Huud: 87).


Mereka mengucapkan hal itu sebagai bentuk ejekan


kepada nabi Syu'aib 'alaihi sallam.17 Hanya saja mereka


16 . Tafsir al-Muraghi 12/73.


17 . Tafsir Ibnu Katsir 2/456. lihat apa yang dikatakan oleh Shidiq Hasan


Khan dalam kitabnya Fathul Bayan dan Imam Suyuthi dalam ad-Durar


21


mengatakan hal tersebut karena tidak paham dengan makna


dakwah yang dibawa oleh nabi Syu'aib 'alaihi sallam, seperti yang


Allah Shubhanahu wa ta’alla nukil kan ucapan mereka didalam


firman -Nya:





"Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti


tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami


benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami".


(QS Huud: 91).


Mereka mengira jika agama yang di pegang oleh nabi Syu'aib


'alaihi sallam, dari mengerjakan sholat, membaca, berdoa dan


ritual ibadah lainnya, mereka menyangka bahwa larangan untuk


beribadah kepada selain Allah Shubhanahu wa ta’alla dan


membelanjakan harta dengan cara yang batil tidaklah dilakukan


kecuali karena adanya was-was yang dihasilkan dari ibadah sholat


tersebut. Mereka tidak mengerti apa tauhid, tidak pula


mengetahui gambaran agama secara utuh.


3/347, beliau menyandarkan riwayat ini pada Ibnu Abi HaAm dari Ibnu


Abbas.


22


Oleh sebab itu, mereka mulai mengejek beliau dengan


perkataannya, "Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat


penyantun lagi berakal". Artinya mereka mengata-ngatai beliau


itu sebagai orang yang pandir dan bodoh.18 Akan tetapi,


nabiyullah Syu'aib 'alaihi sallam yang mendapat julukan ahli


pidatonya para nabi, menjawab olok-olok umatnya tersebut


dengan jawaban yang baik dan penuh kelembutan. Dimana beliau


menjawab, seperti yang Allah Shubhanahu wa ta’alla abadikan


didalam firman -Nya:





18 . Tafsir Ibnu Jarir ath-Thabari 7/12/62.


23


"Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku


mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahkan


padaku dari pada -Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi


perintah -Nya)? dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu


(dengan mengerjakan) apa yang aku larang. aku tidak bermaksud


kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih


berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan


(pertolongan) Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan


hanya kepada –Nya -lah aku kembali. Hai kaumku, janganlah


hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu)


menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab


seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Huud atau kaum


shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari


kamu. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian


bertaubatlah kepada -Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha


Penyayang lagi Maha Pengasih". (QS Huud: 88-90).


Namun, apalah daya jika umat tersebut telah tebal dan


mengeras hatinya sehingga kecil kemungkinan untuk mau


mendengar nasehat yang diberikan, justru sebaliknya mereka


mengancam akan merajam nabi Syu'aib 'alaihi sallam,


sebagaimana yang Allah Shubhanahu wa ta’alla jelaskan tindakan


nekat tersebut didalam firman -Nya:





"Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti


tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami


benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami;


kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam


kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi


kami. Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih


terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah


kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?.


Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu


kerjakan. Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut


kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak


kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang


menghinakannya dan siapa yang berdusta. dan tunggulah azab


(Tuhan), sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu". (QS


Huud: 91-93).


Kebinasaan Serta Nasib Mereka:


Tidak bosannya nabi Syu'aib 'alaihi sallam untuk


mendakwahi mereka, maka tatkala mereka bersikap angkuh


kepada Allah jalla wa 'ala mereka ditimpa dengan gempa yang


dahsyat, yaitu ketika malaikat Jibril turun lalu berdiri ditengahtengah


mereka lalu terdengarlah suara yang mengguntur yang


25


membikin gunung-gunung meletus serta bumi bergoncang,


setelah itu keluarlah nyawa mereka satu persatu, meregang


merasakan sakitnya adzab. Itulah yang disinyalir oleh Allah ta'ala


didalam firman -Nya:





"Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayatmayat


yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka".


(QS al-A'raaf: 91).


Kejadiannya, manakala mereka mendengar lengkingan


suara mereka terbangun dan sangat terkejut dan panik, maka


seketika itu gempa dahsyat mengoncang negerinya lalu mereka


berjatuhan satu persatu mati. 19 Hal ini sebagaimana Allah


Shubhanahu wa ta’alla jelaskan didalam firman -Nya:





"Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan


orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan


19 . ad-Durarul Mantsur 3/102 oleh Suyuthi.


26


rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh


satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati


bergelimpangan di rumahnya". (QS Huud: 94).


Artinya orang-orang kafir dari kalangan kaumnya nabi Syu'aib


ditimpa adzab rajfah yaitu gempa bumi yang menggoncang


mereka sebagai siksaan dari Allah Shubhanahu wa ta’alla.


Dan sifat adzab yang menimpa mereka kelak, manakala


mereka meminta diturunkan adzab maka Allah Shubhanahu wa


ta’alla buka untuknya pintu neraka Jahanam, maka mereka


disiksa dengan apinya yang luar biasa panasnya, tidak ada air


minum tidak pula tempat untuk berteduh, kemudian datang


mendung yang membawa angin yang sejuk, namun mereka


merasakan dingin yang luar biasa, maka ketika datang mendung


tersebut mereka diseru, 'Ini tempat berteduh untuk kalian'.


Tatkala mereka telah berkumpul dibawah mendung -laki-laki dan


perempuan serta anak-anak kecil- seketika itu mereka dikunci


maka merekapun mati. Seperti yang Allah ta'ala terangkan


didalam firman -Nya:





"Kemudian mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa


azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya azab itu


adalah aazab hari yang besar. Sesungguhnya pada yang demikian


itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi


kebanyakan mereka tidak beriman". (QS asy-Syu'araa': 189-


190)20.


Imam al-Qurthubi menjelaskan, "Kaumnya nabi Syu'aib


'alaihi sallam di siksa dengan suara yang mengguntur diatas


mereka"21. Berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala:





"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat


tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak


beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah yang


Maha Perkasa lagi Maha Penyayang". (QS asy-Syu'araa': 190-


191).


20 . Tafsir Ibnu Jarir 6/9/4. Durarul Mantsur 4/404 oleh SuyuA.


21 . Tafsir al-Qurthubi 9/62.



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i