Kesyirikan Kaumnya Nabi Ibrahim
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami
memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -
Nya, kami berlindung kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dari
kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.
Barangsiapa yang -Dia beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa
ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya
petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla
semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi
bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam
adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:
Kaumnya nabi Ibrahim 'alaihi sallam.
Inilah rangkaian dari materi yang berkaitan dengan
kesyirikan yang terjadi diumat-umat sebelum kita. Kemudian
setelah berlalunya zaman, Allah ta'ala mengutus utusan -Nya
Ibrahim 'alaihi sallam yang mendapat julukan kekasih Allah
4
Shubhanahu wa ta’alla. Dan awal kisah nabi yang mulia ini datang
didalam urutan kisah para nabi yang ada didalam al-Qur'an
setelah kisahnya nabi Sholeh 'alaihi sallam. Sebagaimana di
kisahkan dalam surat at-Taubah, yang mana disitu Allah
Shubhanahu wa ta’alla memulai kisahnya dengan berfirman:
َ )ٰ ِ ( وَأ "Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang
sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk
Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah?". (QS at-Taubah: 70).
Dan sebagaimana dalam surat Faathir, Allah ta'ala
mengatakan di sana:
"Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang
sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah
datang rasul-rasulnya dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur, dan kitab
yang memberi penjelasan yang sempurna. kemudian Aku azab orang-orang yang
5
kafir; Maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat kemurkaan -Ku".
(Faathir: 25-26).
Bisa dikatakan bahwa nabi Ibrahim 'alaihi sallam adalah
peletak batu pertama bagi agama tauhid beliau sebagai
pembaharunya. Sebab setiap orang yang berada dimuka bumi
pada waktu itu berada dalam kekufuran selain Ibrahim al-Khalil
dan istrinya serta anak saudara lakinya yang bernama nabi Luth
'alaihima sallam. Kita awali kajian kita dari mengenal siapa itu
Ibrahim? Dan beliau di utus untuk kaum apa? Bagaimana kondisi
kesyirikan yang terjadi ditengah kaumnya? Terus seperti apa cara
nabi Ibrahim memperbaiki keadaan mereka? Maka dibawah
paragraf berikut ini pembahasannya secara ringkas:
MENGENAL SIAPA NABI IBRAHIM 'ALIHI SALLAM:
Beliau adalah Ibrahim bin Azar –atau Tarikh- bin Nahur
bin Saarugh bin Raa'u bin Faaligh bin Aabir bin Syaalikh bin
Arfakhsyad bin Saam bin Nuh 'alihi sallam.1
Ada yang mengatakan beliau adalah Ibrahim bin Tarikh bin
Naakhur bin Saarugh bin Arghu bin Faaligh bin Aabir bin Syaalikh
bin Qinan bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh 'alaihi sallam.2
1 . Lihat penjelasannya dalam kitab Bidayah wa Nihayah 1/139 oleh Ibnu
Katsir.
6
Para ulama berbeda pendapat tentang asal muasal
daerahnya serta tempat kelahiran beliau. Ada sebagian ulama
yang mengatakan, "Tempat kelahiran beliau adalah di Suus dari
negeri al-Ahwaz". Ada lagi yang menyatakan, kalau beliau lahir di
Ghuthah, Damaskus di sebuah perkampungan yang dinamakan
dengan Barzah di pegunungan Qasiyun. Pendapat ini
sebagaimana datang dari riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu.3
Ulama yang lain mengatakan, "Beliau di lahirkan di
Warka sebuah daerah yang letaknya berada ditepi az-Zawabi
dekat perbatasan Kaskar. Kemudian ayahnya membawa beliau ke
tempat yang raja Namrud tinggal di situ yakni di tepi Kuutsa". Ada
yang menyebutkan, di Sawad dekat dengan Kuutsa. Ada lagi yang
mengatakan, tempat kelahirannya di Huraan. Akan tetapi,
ayahnya membawa beliau ke negeri Baabal (babilonia).4
Sebagian lagi menyebutkan, 'Tempat kelahiran beliau
berada di Baabal masuk dikawasan negeri Sawaad'. Pendapat ini
yang dikuatkan oleh Imam Ibnu Katsir. Dan diriwayatkan dari Ibnu
Asakir dari beberapa jalur dari Ikrimah, bahwa Ibrahim lahir di
2 . Tarikh Thabari 1/233. al-Kamil fii Tarikh 1/53 oleh Ibnu Atsir.
3 . Lihat penjelasannya dalam kitab Bidayah wa Nihayah 1/140 oleh Ibnu
Katsir.
4 . Tarikh Thabari 1/233. al-Kamil fii Tarikh 1/53 oleh Ibnu Atsir.
7
negeri al-Kaldaniyin (armenia) -yang mereka maksud ialah Baabal-
.5 Selanjutnya para sejarahwan berselisih tentang nama ayah
Ibrahim, apakah bernama Azar atau Tarih. Namun, yang kuat ialah
bernama Azar, berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala:
"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar,
"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?
Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".
(QS al-An'am: 74).
Demikian pula didukung dengan sebuah hadits dimana Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi sallam bersabda:
"Kelak pada hari kiamat Ibrahim akan berjumpa dengan ayahnya
Azar sedang ketika itu diwajah Azar penuh berdebu..".6
5 . Bidayah wa Nihayah 1/140 oleh Ibnu Katsir.
6 . HR Bukhari no: 3350.
8
Imam Ibnu Jarir menegaskan, "Yang benar nama ayah beliau
adalah Azar. Barangkali dirinya punya dua nama yang biasa ia
dipanggil dengannya, atau kemungkinan yang satu julukannya dan
yang lain nama panggilannya".7
Kemudian Imam Ibnu Katsir mengomentari ucapan
beliau tadi dengan menyatakan, "Apa yang dikatakan oleh Ibnu
Jarir tadi ada benarnya, wallau a'lam".8
KEPADA SIAPAKAH NABI IBRAHIM DIUTUS?
Sebagaimana telah kami singgung sebelumnya bahwa
para ulama sejarah berbeda pendapat tentang tempat kelahiran
nabi Ibrahim 'alaihi sallam. Barangkali sebab perselisihan ini
muncul dari adanya riwayat-riwayat yang menjelaskan kalau nabi
Ibrahim 'alaihi sallam menyeru dakwahnya di negeri al-Kaldaniyin,
sebagaimana beliau juga menyerukan dakwahnya di negeri
Kan'an. Begitu juga adanya riwayat yang menerangkan beliau
berdakwah pada penduduk Huran. Seperti yang sudah di maklumi
bersama kalau para nabi di utus pada umatnya.
7 . Tafsir Thabari 7/160.
8 . Tafsir Ibnu Katsir 1/313.
9
Sehingga para ulama sejarah berbeda pendapat tentang
tempat kelahirannya, manakala mereka mendapati adanya
riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang beberapa tempat
dakwah beliau, akan tetapi, pendapat yang kuat dalam masalah
ini ialah beliau lahir di al-Kaldaniyin yaitu sebuah negeri yang
bernama Baabal dan kaldaniyah masuk dalam wilayah
kekuasaanya. Kemudian beliau melakukan pengembaraan menuju
negeri Kan'an yang lebih dikenal dengan negeri Baitul Maqdis, lalu
beliau tinggal di Hurran, yaitu negerinya Kasydaniyin pada waktu
itu, begitu pula negeri Jazirah serta Syam.9
KESYIRIKAN KAUMNYA NABI IBRAHIM 'ALAIHI SALLAM:
Kaumnya nabi Ibrahim 'alaihi sallam bernama Shabi'ah.10
Yang mana mereka mempunyai dua macam kesyirikan, dan
keduanya masuk dalam syirik rububiyah dan uluhiyah.
Adapun kesyirikan mereka dalam rububiyah ialah klaim
mereka yang mengatakan kalau rajanya yang bernama Namrud
9 . Lihat penjelasannya dalam Bidayah wa Nihayah 1/140.
10 . ash-Shabi'u secara etimologi ialah yang meninggalkan agamanya lalu
pindah ke agama lain. Dan sering diartikan secara bebas dengan para
penyembah bintang dan benda-bendang langit yang besar. Lihat
penjelasannya dalam kitab Lisanul Arab 7/267 oleh Ibnu Mandhur. Al-
Milal wan Nihal 2/5-57 oleh asy-Syihristani. Dan dalam kitab I'tiqodaat
Firaqil Muslimin wal Musyrikin hal: 9 oleh ar-Razi.
10
bin Kuusy mempunyai hak rububiyah –dia adalah seorang yang
lemah yang mengajak manusia untuk beribadah kepadanya-. Dan
Allah ta'ala telah mengabadikan kisah perdebatan antara kekasih -
Nya nabi Ibrahim bersama raja sombong yang lalim ini yang
mengklaim dirinya punya kekuasaan dalam rububiyah. Allah
Shubhanahu wa ta’alla menceritakan dalam firman -Nya:
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang
Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu
pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang
menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan
dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur, maka terbitkanlah Dia dari barat," lalu terdiamlah orang
kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim".
(QS al-Baqarah: 258).
Termasuk diantara jenis kesyirikan mereka dalam
perkara rububiyah ialah keyakinan adanya pengaruh pada
11
beberapa perkara secara samar yang tidak tampak dari mana
sebabnya. Maka jenis kesyirikan ini untuk pertama kalinya muncul
di kalangan al-Kaldaniyun, dimana mereka mempunyai keyakinan
adanya pengaruh bintang-bintang pada makhluk yang berada
dibawah, sebagaimana akan datang penjelasannya.
Adapun muara kesyirikan mereka bersumber pada
peribadatan kepada bintang, matahari dan bulan11, kesyirikan ini
berasal di negeri Babilonia, yang kemudian mereka tambah
bersama kesyirikan lain yaitu dengan menyembah berhala,
dimana mereka beribadah kepada batu yang tuli serta patung
yang bisu, adapun penduduk Huran pada zamannya nabi Ibrahim
'alaihi sallam, mereka biasa beribadah kepada tujuh bintang,
maka beliau mendakwahi penduduk Babilonia terlebih dahulu
untuk beribadah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla semata
baru kemudian beliau mendakwahi penduduk Huran.
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Selanjutnya nabi Ibrahim
bersama keluarganya pindah dengan tujuan negeri Kan'an yaitu
negeri baitul Maqdis, kemudian beliau tinggal di Huran. Adapun
penduduknya mereka memiliki kebiasaan menyembah tujuh
bintang, dan orang-orang yang memakmurkan kota Damaskus
11 . Qawa'idu Jalilah fii Tawasul wal Wasilah hal: 22 dan kitab ar-Radd 'alal
Manthiqiyin hal: 285-286, keduanya oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
12
dahulu berada diatas agama semacam ini, mereka biasa
menghadap ke kutub utara untuk melakukan ritual ibadah, yaitu
menyembah tujuh bintang dengan berbagai macam jenis ritual
ibadah baik yang berbentuk perbuatan maupun ucapan, oleh
karena itu pada setiap pintu masuk menuju kota Damaskus tempo
dulu akan di jumpai disitu kuil untuk acara penyembahan bintangbintang
tersebut, mereka biasa melakukan perayaan dan
penyembelihan, oleh sebab itulah penduduk Huran menyembah
bintang-bintang serta berhala.
Dan pada zaman tersebut tidak ada yang mukmin di
muka bumi ini kecuali nabi Ibrahim al-Khalil, istrinya serta anak
saudaranya Luth. Dan melalui nabi Ibrahim lah Allah ta'ala
memusnahkan segala macam kejelekan tersebut, serta
memberangus segala kesesatan".12 Dan kaumnya nabi Ibrahim
'alaihi sallam –yakni penduduk Babilonia- biasa memproduksi
patung yang terbuat dari kayu dan batu, mereka memahatnya
menjadi bentuk patung tertentu, sebagaimana di rekam dengan
jelas oleh Allah ta'ala didalam ayat -Nya tatkala mengkisahkan
nabi -Nya Ibrahim, Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman:
12 . Bidayah wa Nihayah 1/140. oleh Ibnu Katsir.
13
"Ibrahim berkata: "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu
pahat itu ? Padahal Allah -lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu
perbuat itu". (QS ash-Shaaffat: 95-96).
Demikian pula dalam firman -Nya:
"(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patungpatung
apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?". (QS al-
Anbiyaa': 52).
Dan juga di dalam firman yang lain Allah Shubhanahu wa ta’alla
menyebutkan:
"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar,
"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?
Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".
(QS al-An'aam: 74).
14
Selanjutnya dalam ayat yang lain Allah Shubhanahu wa ta’alla
juga menjelaskan:
"Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam al-kitab (al-Qur'an)
ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang
Nabi. ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku,
mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan
tidak dapat menolong kamu sedikitpun". (QS Maryam: 41-42).
Artinya, bahwa pada zaman nabi Ibrahim manusia biasa
menyembah bintang-bintang sebagaimana manusia pada
zamannya nabi Nuh biasa menyembah patungnya orang-orang
sholeh. Akan tetapi, pada zamanya nabi Ibrahim manusia lebih
parah yang mana mereka menyembah patung dan juga bintangbintang
dilangit.
Di jelaskan oleh ar-Razi dalam tafsirnya, faktor yang
menyebabkan manusia beribadah kepada benda-benda dilangit
ini, beliau menjelaskan, "Manakala manusia melihat perubahan
evolusi yang terjadi di alam semesta ini mempunyai keterkaitan
dengan evolusi gugusan bintang di langit, kemudian mereka
meneliti perjalanan bintang-bintang tersebut hingga munculnya
keyakinan (astrologi) bahwa adanya ikatan yang kuat antara
15
kebahagian didunia dengan peredaran bintang-bintang tersebut,
sehingga tatkala keyakinan mereka sampai pada batasan
semacam itu akhirnya mereka mengagungkannya.
Hingga ada diantara mereka yang menyatakan,
'Sesungguhnya benda-benda dilangit suatu benda yang
mengharuskan adanya bentuk dengan sendirinya, dialah yang
menciptakan jagad raya ini'. diantara mereka ada juga yang punya
keyakinan bahwa benda-benda langit tersebut merupakan
makhluknya Tuhan terbesar, akan tetapi, benda-benda tadi yang
menciptakan alam semesta ini.
Generasi pertamanya punya keyakinan kalau bendabenda
langit tersebut merupakan wasilah yang menghubungkan
antara manusia dan Allah ta'ala, sudah tentu mereka akan
menyibukan diri untuk menyembah dan merendahkan diri
kepadanya, kemudian tatkala mereka melihat bintang-bintang
tadi tidak kelihatan pada waktu-waktu tertentu maka mereka
membikin patung untuk bintang tersebut lalu mereka
menyembahnya dengan tujuan peribadatan tersebut sebagai
ganti dari peribadatan kepada benda-benda langit dan
mendekatkan diri padanya tatkala tidak kelihatan. Selanjutnya
tatkala berlalu generasi tersebut dan semakin lama kejadiannya,
akhirnya mereka hanya menyembah patung-patungnya, dan
16
murni hanya menyembah berhala-berhala tadi, maka pada
dasarnya mereka adalah para penyembah bintang-bintang
dilangit".13
Dan Allah azza wa jalla telah menyebut kisah perdebatan
yang terjadi antara nabi Ibrahim ‘alaihissalam bersama kaumnya
para penyembah bintang dilangit. Dimana nabi Ibrahim 'alaihi
sallam menegaskan bagi mereka kalau benda-benda langit yang
bisa disaksikan tersebut tidak pantas untuk menyandang hak
ketuhanan dan jangan sampai menyembahnya bersama Allah
azza wa jalla. Sebab, itu semua bagian dari makhluk yang di atur,
kadang nampak terkadang juga hilang dan tenggelam dari alam
semesta, sedangkan Allah ta'ala tidak pernah hilang dari segala
sesuatu, dan tidak ada yang tersembunyi bagi -Nya walaupun
sekecil atom, Allah ta'ala menegaskan hal tersebut didalam
firman -Nya:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan -Nya ialah malam, siang, matahari
dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah
yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah". (QS
Fushshilat: 37).
13 . Tafsir ar-Razi 2/122.
17
Adapun sikap nabi Ibrahim 'alaihi sallam bersama
kaumnya sangatlah beragam, terkadang beliau mengajak dialog
ayahnya, terkadang beliau mengajak dialog dengan orang banyak,
terkadang beliau mengajak debat rajanya, terkadang beliau
melakukan perkara yang membangkitkan kemurkaan lawan
debatnya, hingga pernah beliau menghancurkan patung-patung
mereka supaya mereka mau berpikir sejenak tentang hakekat
patung tersebut, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk
memasukan beliau ke dalam kobaran api, tapi beliau bisa selamat
setelah dilempar kedalamnya, lalu beliau hijrah meninggalkan
mereka.
Setelah beliau mencurahkan segala kemampuannya
untuk bisa memberi jalan hidayah kaumnya, dan berusaha untuk
menyakinkan mereka dengan menggunakan segala sarana yang
ada, tapi tidak terlihat banyak perubahan dan manfaat pada
kaumnya, justru balasan yang beliau terima dari kaumnya begitu
kasar, mereka melempar dirinya ke dalam kobaran api, yang
kemudian Allah Shubhanahu wa ta’alla jadikan menjadi dingin
serta menyelamatkan.
Beliau juga mengancam ayahnya dengan neraka jahanam
kalau masih saja menyembah patung-patung tersebut, tapi, tidak
18
ada yang mau beriman kepada beliau dari kaumnya kecuali
istrinya Sarah dan Luth bin Haraan anak dari saudara laki-lakinya.
Nabi Ibrahim pun berlepas diri dari perbuatan ayahnya, lalu beliau
tidak lagi menempuh cara lemah lembut bersama keluarga dan
kaumnya, beliau lalu pergi meninggalkan mereka menuju negeri
kaldaniyin kemudian ke negeri Huran, selanjutnya nabi Ibrahim
pergi menuju negeri Palestina bersama istrinya Sarah serta anak
saudaranya Luth. Dan kejadian tersebut dijelaskan oleh Allah
ta'ala didalam firman -Nya:
"Maka Luth membenarkan (kenabian) nya. dan berkatalah Ibrahim:
"Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku
(kepadaku); Sesungguhnya Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
(QS al-Ankabuut: 26).
Nabi Ibrahim 'alaihi sallam bersama nabi Luth 'alaihi
sallam lalu tinggal di negeri tersebut yaitu negeri Kan'an. Akan
tetapi, beliau tidak lama tinggal disana karena setelah itu beliau
pergi ke Mesir, yang saat itu bertepatan dengan kekuasaan raja
yang lalim, disana beliau menunjukan seakan-akan yang
bersamanya adalah saudaranya, karena raja tersebut ingin
19
mengambil istrinya Sarah akan tetapi tidak sanggup –dengan
pertolongan dan karunia Allah Shubhanahu wa ta’alla- bahkan
istrinya mendapat hadiah seorang budak wanita yang bernama
Hajar, yang beliau hadiahkan kepada suaminya Ibrahim, tatkala
budak tersebut dinikahi oleh beliau maka lahirlah seorang bayi
laki-laki yang di beri nama Isma'il 'alihi sallam, selanjutnya nabi
Ibrahim menempatkan anaknya di sisi rumah Allah Shubhanahu
wa ta’alla, Ka'bah musyarafah, lalu beliau kembali pulang ke
negerinya di Syam.14
AJARAN AGAMA SHABI'AH (PENYEMBAH BINTANG)
Berikut ini penjelasan tentang ajaran serta kepercayaan
yang dipegang oleh pemeluk agama Shabi'ah, sehingga menjadi
jelas sikap yang dipegang oleh nabi Ibrahim 'alaihi sallam ketika
berhadapan dengan mereka. Lalu ditambah penjelasan tentang
kesyirikan yang mereka dilakukan.
Ajaran-ajaran ini merupakan kepercayaan kuno yang
menyebar di seluruh penjuru dunia dan menjadi agama terbesar,
agama ini muncul untuk pertama kalinya di Irak sedang kiblatnya
adalah Huran. Pada dasarnya ajaran tersebut adalah agama yang
menyembah tujuh bintang dan dua belas rasio bintang. Dan
14 . Qashashul Anbiyaa' hal: 81—92 oleh Abdul Wahab an-Najjar.
20
masing-masing bintang tadi memiliki kuil yang punya ciri khas
sendiri, sebagai tempat beribadah yang mereka bikin lambang
tertentu sesuai dengan bintang-bintang tersebut, dan mereka
memiliki kuil tambahan sehingga menjadi delapan yang mereka
beri nama dengan kuil pangkal pertama, dan agama Shabi'ah
mempunyai lima kelompok15, yaitu:
1. Yang menamakan dirinya dengan kelompok Shabi'ah
Mu'tadilah (bersikap netral).
Mereka adalah kelompok yang mencoba
menggabungkan seluruh ajaran agama-agama yang ada,
mereka orang-orang yang mengajarkan fadhilah (berbudi
pekerti yang bagus) dan menerapkan hukuman serta
mempunyai larangan-larangan, mengimani dengan beberapa
kabar berita yang dibawa oleh para nabi, mereka adalah
kelompok yang sangat ekstrim dalam perkara-perkara bersuci,
yaitu suci dari badan dan pakaian.
2. Kelompok Shabi'ah al-Munkirun (yang mengingkari).
15 . Lihat penjabarannya dalam kitab Tariku al-Madzahib wal Adyaan hal:
22 oleh Abdul Aziz ats-Tsa'alibi. Ighatsatul Lahfan 2/663 oleh Ibnu Qoyim.
21
Mereka adalah orang-orang yang tidak beragama di
muka bumi ini. mereka hanya mengimani adanya pencipta
yang sangat bijak didalam mencipta.16
3. Kelompok Shabi'ah al-Musyrikah (yang berbuat kesyirikan).
Dan sekte ini merupakan kelompok tertua dari
kelompok-kelompok lainnya. Mereka memiliki keyakinan kalau
alam semesta ini memiliki pencipta yang mampu mencipta,
arif dan suci dari segala kotoran, dan manusia sangat butuh
untuk mengetahuinya, dengan kefakiran yang mengharuskan
taat pada segala perintah-perintahnya. Dan hal tersebut
memerlukan sarana yang akan mendekatkan diri kepadanya,
tanpa menggunakan jasmaninya sebab sarana-sarana jasmani
dari kalangan manusia mempunyai maksud dan tujuan,
tunduk bagi hukum-hukum materi.
Adapun sarana-sarana ruhaniyah (rohani) yang dijadikan
sebagai penghubung maka harus dari unsur elemen yang suci
dan sarana-sarana tersebut dinamakan dengan arbab
(tandingan), tuhan, wasilah, dan pemberi syafaat di sisi Allah
Shubhanahu wa ta’alla, sebagai pemilik mutlak tandingan dan
sesembahan tersebut serta Ilahnya tuhan-tuhan itu.
16 . Tarikhu al-Madzahib wal Adyaan hal: 22 oleh Abdul Aziz ats-Tsa'alibi.
Ighatsatul Lahfan 2/663 oleh Ibnu Qoyim.
22
Mereka juga punya keyakinan, bahwa setiap ruh dari
ruh-ruh yang ada diatas merupakan bentuk badan yang ada
dilangit, dialah benda yang harus di puja, yang mengatur serta
mengurusi benda-benda diatas. Mereka menambahkan, tidak
ada jalan ruhani yang tersedia, sehingga mereka
mengharuskan untuk mendekatkan diri kepada benda-benda
besar diatas sana dengan segala macam bentuk peribadatan
serta pemujaan.
Dan mereka menjelaskan tentang konsep tujuh bintang
yang di pertuhankan tersebut dengan memberi nama, Zuhal
(bintang Saturnus), al-Musytari (Jupiter), al-Miriikh (Mars),
matahari, bulan, az-Zuharah (bintang vesper), 'Utharid
(bintang merkuri), yang merupakan kekuatan terbesar yang
mengatur alam semesta ini, yang darinya bersumber perintahperintah
kepada penguasa tertinggi. Lalu mereka membikin
relief-relief yang menyerupai bintang-bintang tersebut.
Kemudian mereka menaruhnya di tempat-tempat peribadatan
yang selanjutnya mereka biasa berdiam diri disekitarnya untuk
beribadah dan menyembahnya17.
17 . Tarikhu al-Madzahib wal Adyaan hal: 22-24 oleh Abdul Aziz ats-
Tsa'alibi.
23
Imam Ibnu Qoyim menjelaskan, "Kaum musyrikin dari
kalangan mereka adalah orang-orang yang mengagungkan
tujuh bintang besar, serta dua belas rasi bintang. Kemudian
mereka menggambarnya ditempat-tempat peribadatan, dan
bagi setiap bintang-bintang tersebut mereka bikinkan kuil
sendiri-sendiri, yang merupakan tempat peribadatan terbesar,
seperti gereja-gereja yang dimiliki oleh orang-orang kristen,
dan al-Biya'u (Sinagog) milikinya orang Yahudi. Mereka punya
kuil besar bagi matahari, dan kuil besar buat bulan, kuil untuk
bintang vesper, kuil untuk bintang Jupiter, kuil untuk bintang
Mars, kuil untuk bintang merkuri, kuil untuk bintang Saturnus,
dan kuil untuk tuhan terbesarnya.
Dan bagi setiap bintang-bintang tersebut ada ritual
ibadah secara tersendiri serta do'a-do'a khusus untuknya,
yang mereka bikin di sisi kuil-kuil tersebut, demikian pula
mereka membuat berhala untuk bintang-bintang tersebut
secara khusus, yang mereka gunakan sebagai sarana untuk
mendekatkan diri kepadanya, dan peribadatan kepada
bintang-bintang tersebut ada yang seperti sholat lima waktu
sehari semalam yang mirip seperti sholatnya kuam
muslimin"18.
18 . Ighatsatul Lahfan 2/661-662 oleh Ibnu Qoyim.
24
Mereka menyatakan, tidak ada sarana bagi kami untuk
bisa sampai pada ke agungan tuhan melainkan melalui
wasilah, oleh sebab itu wajib bagi kamu untuk memberi
sesajian terhadapnya dengan menggunakan wasilah-wasilah
ruhaniyah yang paling dekat dengannya, mereka adalah rohani
yang dekat dengannya dan suci dari partikel serta unsur
jasmani, dan kekuatan jasad.
Bahkan mereka mewajibkan senantiasa dalam keadaan
suci, yakni sarana yang kita gunakan untuk mendekatkan diri
kepada sesembahan tadi, yang selanjutnya sarana tadi akan
menyampaikan kita kepada ilah hakiki, mereka itulah yang kita
namakan tandingan, tuhan, dan pemberi syafaat di sisi Rabb
sebagai pemilik itu semua dan Ilah dari segala tuhan, tidaklah
kami menyembah tuhan-tuhan tadi kecuali untuk
mendekatkan kita sedekat-dekatnya dengan Allah
Shubhanahu wa ta’alla.
Oleh sebab itu, wajib bagi kita untuk senantiasa
membersihkan jiwa-jiwa kita dari segala tabiat kotoran
syahwat, memperbaiki akhlak dari segala keburukan emosi,
sehingga kita mampu menyelaraskan perilaku kita dengan ruh
yang ada dalam diri kita, lalu arwah tersebut kita gunakan
25
bersama mereka, saat itulah kita memohon segala hajat yang
kita butuhkan pada mereka, kita perlihatkan kondisi kita pada
mereka, kita sandarkan segala urusan kepada mereka, niscaya
dengan itu semua mereka akan memberi syafaat kepada kita
dan kepada tuhan kita serta tuhan-tuhan mereka.
Perbaikan diri dan pensucian jiwa seperti ini tidak
mungkin bisa tercapai melainkan dengan cara mencari
bantuan dari sisi ruhaniyah yaitu dengan menggunakan sarana
merendahkan diri kepadanya, berdoa dengan sepenuh hati,
mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat, menyembelih
terlebih dahulu sebagai persembahan, menyalakan dupa dan
membakar kemenyan serta membaca mantera-mantera yang
telah ditentukan.
Ketika kita sudah melakukan rangkaian ritual tersebut
maka jiwa kita akan sampai pada tingkatan suci yang tidak lagi
membutuhkan sarana seorang rasul. Sehingga kita bisa
langsung mengambil dari sumber tempat para rasul
mengambil, maka pada kondisi seperti itu keadaan kita sama
dengan para rasul. Kita dan mereka berada pada satu
tingkatan.
Diantara pernyataan mereka, 'Para nabi adalah sama
seperti kita semua baik dari sisi bentuk ciptaan maupun
26
perkara-perkara lainnya, rupa kita sama dengan mereka,
mereka makan seperti apa yang kita makan, kita minum
seperti apa yang mereka minum, tidaklah mereka melainkan
manusia seperti kita yang ingin mendapat kedudukan dan
kemulian ditengah-tengah kita'.
Maksud dari ucapan mereka ialah bahwa mereka telah
mengingkari dua pondasi yang dibawa oleh para rasul dan
nabi, mulai dari rasul pertama hingga yang terakhir. Pondasi
pertama ialah beribadah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla
semata tanpa menyekutukan -Nya, dan mengingkari seluruh
peribadahan yang dilakukan kepada selain Allah Shubhanahu
wa ta’alla.
Pondasi kedua ialah beriman kepada utusan Allah
Shubhanahu wa ta’alla, dan mengimani apa yang mereka
bawa dari sisi -Nya, dalam rangka membenarkan, mengakui,
tunduk dan melaksanakan perintahnya.19 Bukan hanya ini saja
yang dilakukan oleh musyirikin Shabi'ah –seperti dikatakan
oleh kebanyakan para penulis artikel- akan tetapi, ajaran ini
merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seluruh kaum
musyrikan diseluruh umat, namun, kesyirikan yang dilakukan
19 . Ighatsatul Lahfan 2/663-665 oleh Ibnu Qoyim.
27
oleh kaum Shabi'ah lebih spesifik dari sisi penyembahan
mereka kepada bintang-bintang yang ada dilangit.
Mereka adalah kaumnya nabi Ibrahim 'alaihi sallam, yang
pernah diajak berdebat oleh beliau tentang kebatilan
kesyirikan yang mereka lakukan, dan mematahkan hujah
mereka dengan ilmu yang beliau miliki, dan menghancurkan
berhala yang mereka miliki dengan kedua tangannya, sehingga
mereka marah besar dan menuntut supaya beliau dibakar
dalam kobaran api besar.
Itulah kepercayaan kuno yang pernah ada dimuka bumi
yang dikerjakan oleh penghuninya di berbagai belahan dunia,
semisal para penyembah matahari, yang mengklaim kalau
matahari adalah salah satu dari malaikat-malaikat yang ada,
yang mempunya jiwa dan akal, meyakini kalau matahari
merupakan sumber dari segala cahaya bulan dan bintang, dan
meyakini kalau keberadaan benda-benda dibumi semuanya
berasal darinya, dan disisi mereka, matahari adalah malaikat
orbit yang berhak untuk diagungkan, bersujud dan berdoa
kepadanya.
Diantara bentuk syariat mereka yang mereka miliki
dalam peribadatan ialah mengambil sebuah patung untuk
dijadikan sebagai wasilah lalu meletakan ditangannya
28
perhiasan yang berwarna emas, dan patung tersebut
dibuatkan tempat sendiri yang mereka beri nama dengan
namanya, mereka jadikan sebagai tempat menaruh jamuan
sesaji dan minyak wangi, setiap patung memiliki juru kunci
yang melayani dan mengatur jalanya ritual ibadah, mereka
biasa mendatangi tempat peribadatan tersebut sehari tiga kali
untuk mengerjakan sholat didalamnya, didatangi oleh orangorang
yang sedang terkena penyakit, mereka biasa
mengerjakan puasa untuknya, sholat dan berdoa disisinya
serta meminta hujan.
Apabila matahari terbit maka mereka semua langsung
sujud kepadanya, begitu pula tatkala matahari terbenam dan
ketika sampai dipertengahan. Oleh sebab itulah, setan muncul
pada tiga waktu tersebut, agar peribadatan dan sujud mereka
bertepatan kepadanya, itulah kenapa Nabi Muhammad
Shalallahu 'alaihi wa sallam melarang kita untuk mengerjakan
sholat pada waktu-waktu tersebut, sebagai bentuk sikap
menyelesihi orang kafir, dan sebagai penutup celah perbuatan
syirik dan beribadah kepada patung.
Ada satu kelompok lagi di kalangan mereka yang
membikin sebuah patung yang mereka dedikasikan untuk
bulan kemudian menyembahnya, mereka mengklaim jika
29
bulan berhak untuk diagungkan dan di ibadahi, dan baginya
disandarkan kekuasaan untuk mengatur alam semesta yang
berada dibawah. Diantara bentuk syariat dalam
peribadatannya ialah mereka membikinkan untuk bulan
sebuah patung berbentuk seekor anak sapi betina dengan
empat tali kekang, dan ditangan patung tersebut diletakan
perhiasan, lalu mereka menyembah dan sujud kepadanya,
mereka juga melaksanakan ibadah puasa untuknya beberapa
hari yang telah ditentukan setiap bulannya, kemudian mereka
mendatanginya sambil membawa makanan dan minuman lalu
bersenang-senang disisinya, jika mereka telah selesai,
memakan perjamuan tersebut maka mereka langsung
bersenang-bersenang sambil bernyanyi dan berjoged di iringi
dengan alat-alat musik yang mereka pegang.
Diantara mereka ada juga yang menyembah patung yang
mereka bikin dengan bentuk bintang sesuai dengan rasi yang
mereka bikin, selanjutnya mereka membikin tempat ibadah
lalu meletakan patung-patung tersebut disana, bagi setiap
bintang mempunyai tempat peribadatan khusus, dan patung
khusus, serta peribadatan khusus yang mereka buat.20
20 . Ighatsatul Lahfan 2/627-628 oleh Ibnu Qoyim.
30
4. Ada lagi sekte Shabi'ah al-Hunafa'u (yang lurus).
Mereka adalah kelompok yang mempunyai agama,
kembali pada keyakinan kalau manusia sangat membutuhkan
pada ketaatan serta pengetahuan wasilah dari kalangan
manusia yang mempunyai kedudukan suci, terjaga dari dosa,
mukjizat, dan hikmah diatas sukma. Dia sama dengan kita dari
sisi kemanusiaanya, akan tetapi, dirinya mempunyai
kelebihan rohani yang membedakan dengan kita, dia
memperoleh wahyu dengan sebab amalan ruhaniyahnya,
kemudian menyampaikan kepada manusia secara umum
dengan sifat kemanusiaan yang dimilikinya.
Kelompok ini mempunyai ritual ibadah semisal sholat
dan puasa seperti yang dikerjakan oleh kaum muslimin,
mereka juga memiliki hari raya tatkala turunnya lima bintang
yang mereka anggap mulia yaitu bintang Zuhal (bintang
Saturnus), al-Musytari (Jupiter), al-Miriikh (Mars), az-Zuharah
(bintang vesper), dan 'Utharid (bintang merkuri).
Mereka juga masih mengagungkan ka'bah di Makah,
serta mempunyai kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji
ke sana21. Dan dalam keyakinan mereka bahwa yang
21 . Tarikhu al-Madzahib wal Adyaan hal: 28-29 oleh Abdul Aziz ats-
Tsa'alibi
31
membangun Ka'bah adalah Hurmus atau nabi Idris 'alaihi
sallam. Serta meyakini kalau ka'bah tersebut adalah rumah
bagi bintang Saturnus yang merupakan bintang terbesar yang
bergerak, dan di nukil dari orang yang paham tentang mereka
bahwa mereka mengetahui sifat nabi Muhammad Shalallahu
'alaihi sallam ketika membaca kitab suci mereka, yang mereka
namakan nabi tersebut dengan Rajanya orang Arab22.
Mereka inilah kelompok yang masih lurus yang ada
dikalangan mereka. Namun, ada ulama yang mengatakan,
kelompok ini sudah musnah, dan yang tersisa tinggal
kelompok Shabi'ah yang lainnya.23 Lebih khusus kelompok
Shabi'ah musyrikah yang paling mendominasi.
Imam Abu Muhammad, Ibnu Hazm menyatakan, "Dan
ajaran ini (musyrikah) merupakan keyakinan yang paling
banyak dianut oleh kelompok Shabi'ah yang merupakan
agama tertua yang pernah ada sepanjang sejarah, yang paling
luas di muka bumi, hingga sampai pada inovasi-inovasi baru
yang mereka bikin, mereka telah merubah dan mengganti
dengan syariat baru.
22 . Dakwatu Tauhid hal: 133 oleh D. Muhammad Khalil Haras.
23 . Seperti dijelaskan oleh ats-Tsa'alabi dalam Tarikhul Madzahib wal
Adyan hal: 29.
32
Maka pada waktu itulah Allah ta'ala mengutus kekasih –
Nya nabi Ibrahim 'alaihi sallam dengan membawa agama
Islam, agama yang kita sekarang ini berada diatasnya, beliau
membersihkan segala kerusakan yang mereka buat, dengan
agama lurus yang datang kepada kita seperti yang dibawa oleh
nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dari sisi
Allah ta'ala. Dan mereka itulah yang ada pada zaman tersebut
dan yang setelahnya yang dinamakan dengan kelompok
Shabi'ah al-Hunafa'u (yang lurus)"24.
Dan mengacu pada kepercayaan-kepercayaan seperti
tadi ada kelompok yang menamakan dirinya dengan nama
tersebut di Baghdad, dan sumber agama mereka –tentunya
dengan persangkaan mereka- mengambil serta merangkum
seluruh kebaikan-kebaikan yang ada dalam setiap ajaran
agama serta keyakinan yang ada diseluruh dunia. Mereka
menyatakan keluar dari keburukan yang mereka kerjakan
ataupun yang mereka ucapkan. Oleh karena itu, mereka
dinamakan dengan Shabi'ah artinya keluar dari agama.
Dimana mereka telah keluar untuk tidak terikat dengan
agama tertentu secara keseluruhan atau secara terperinci,
24 . Lihat nukilannya oleh Imam Ibnu Qoyim dalam kitab Ighatsatul Lahfan
2/667.
33
kecuali jika mereka berpendapat ada perkara yang benar baru
mereka ambil, oleh sebab itu, orang kafir Quraisy menjuluki
nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi sallam ketika itu dengan
ash-Shabi'u dan menjuluki para sahabat yang mengimani
beliau dengan ash-Shaba'ah.
Maksud dari apa yang kami paparkan bahwa umat ini
yakni Shabi'ah telah disamai hampir kebanyakan umat-umat
yang ada beserta sekte-sektenya, adapun al-Hunafa'u diantara
mereka telah disamai oleh pemeluk agama Islam dari sisi
hanafiyahnya, adapun kelompok musyrik yang ada diantara
mereka maka telah disamai oleh para penyembah patung
yang mengklaim dirinya berada diatas kebenaran25.
Dan nabi Ibrahim 'alaih sallam sebagai imam panutan
dalam kelurusan aqidah yang dimiliknya, telah mendebat
tentang kebatilan, peribadatan yang mereka lakukan kepada
selain Allah Shubhanahu wa ta’alla sebagaimana -Dia
ceritakan kejadian tersebut didalam surat al-An'aam. Dengan
perdebatan yang paling bagus, yang langsung membungkam
lawan debatnya, sambil menunjukan hujah yang kuat serta
menyanggah keyakinan batil mereka.
25 . kitab Ighatsatul Lahfan 2/662-663. oleh Ibnu Qoyim.
34
Selanjutnya beliau menjelaskan tentang batilnya
sesembahan bintang, bulan dan matahari karena benda-benda
tersebut selalu terbenam dan terbit, sebab tuhan yang
disembah tidak pantas untuk sesekali tenggelam dan muncul,
namun, harus senantiasa terlihat tidak hilang, mempunyai
madharat dan manfaat bagi hamba yang menyembahnya,
mendengar ucapannya, tetap pada suatu tempat, mampu
memberi hidayah dan petunjuk, menolak mara bahaya dan
gangguan dari orang-orang yang menyembahnya, dan itu
semua tidak mungkin bisa dilakukan kecuali oleh Allah azza wa
jalla semata, sebab setiap peribadatan yang dikerjakan kepada
selain Allah Shubhanahu wa ta’alla adalah batil.
Maka tatkala nabi Ibrahim 'alaihi sallam melihat matahari
dan bulan serta bintang tidak sesuai dengan keyakinan
tersebut maka beliau langsung melayangkan kepada pencipta
yang hakiki, sebagai Dzat yang mencipta serta mengurusi
makhluk. Seperti dijelaskan oleh Allah ta'ala didalam firman -
Nya:
"Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang
menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada
agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk orang-orang
yang mempersekutukan tuhan". (QS al-An'aam: 79)26.
5. Shabi'ah al-Falasifah (filsafat).
Mereka adalah kelompok yang tidak menyakini dengan
suatu syariat tertentu, tidak pula memegang salah satu
madzhab tertentu, mereka hanya mengimani dengan
rohaninya bintang-bintang tersebut. Mereka menjadikan
kebaikan-kebaikan yang ada sesuai dengan akal pikirannya,
baik perkara tersebut sesuai dengan syariat agama ataupun
tidak, dan hal itu hanya mereka tandai dengan efeknya, jika
efeknya melahirkan keselamatan, rahmat dan mencegah dari
perilaku buruk maka itulah kebenaran, jika melahirkan
kerusakan, kelaliman maka itulah kebatilan27.
Imam Ibnu Qoyim menjelaskan, "Dan kebanyakan
keyakinan dari kelompok ini ialah filsafat, dan filsafat ini ialah
kelompok yang penganutnya mengambil dari setiap agama –
menurut persangkaan mereka- kebaikan-kebaikan yang sesuai
dengan akal pikiran, dan para pembesar mereka
26 . Ibid.
27 . Tarikhu al-Madzahib wal Adyaan hal: 29-30 oleh Abdul Aziz ats-
Tsa'alibi
36
mengharuskan untuk mengikuti para nabi dan syariatnya, dan
sebagian mereka tidak sampai mewajibkan tidak pula
melarangnya, apapun orang-orang pandir dan bodoh diantara
mereka maka mencegah untuk mengikuti nabi dan syariat
yang dibawanya".28
Mereka adalah kelompok Dahriyah yang mengatakan,
"Tidaklah kehidupan yang sedang kita jalani ini melainkan
hanya hari-hari, dan yang akan membinasakan kita hanyalah
waktu". Maka dari keyakinan yang dungu, melalui metode
filsafat yang mereka anut inilah, muncul keyakinan
menghilangkan ciptaan dari yang menciptanya, dalam hal ini
ialah Allah tabaraka wa ta'ala29.
Imam Ibnu Qoyim menjelaskan, "Maksud dari ini semua
ialah bahwa agama Shabi'ah mempunyai berbagai macam firqoh,
ada shobi'ah yang lurus, ada yang musyrik, ada pula shabi'ah
filsafat, serta shabi'ah yang hanya mengambil kebaikan-kebaikan
dari seluruh agama dan kelompok, tanpa mengikat pemeluknya
dengan agama dan sekte tertentu, kemudian diantara mereka ada
yang secara global menetapkan adanya kenabian, adapula yang
secara rinci, dan diantara mereka ada juga yang meyakini adanya
28 . Ighatsatul Lahfan 2/663. oleh Ibnu Qoyim.
29 . Ibid 2/667-669.
37
kenabian secara global dan rinci, ada juga yang sebaliknya
mengingkari secara total dan rinci"30. Inilah hakekat kesyirikan
yang terjadi dikaumnya nabi Ibrahim 'alaihi sallam.
30 . Ighatsatul Lahfan 2/663. oleh Ibnu Qoyim.