Artikel




Kesyirikan Kaumnya Nabi Ibrahim


Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami


memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -


Nya, kami berlindung kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dari


kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.


Barangsiapa yang -Dia beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat


menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa


ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya


petunjuk.


Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak


diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla


semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi


bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam


adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:


Kaumnya nabi Ibrahim 'alaihi sallam.


Inilah rangkaian dari materi yang berkaitan dengan


kesyirikan yang terjadi diumat-umat sebelum kita. Kemudian


setelah berlalunya zaman, Allah ta'ala mengutus utusan -Nya


Ibrahim 'alaihi sallam yang mendapat julukan kekasih Allah


4


Shubhanahu wa ta’alla. Dan awal kisah nabi yang mulia ini datang


didalam urutan kisah para nabi yang ada didalam al-Qur'an


setelah kisahnya nabi Sholeh 'alaihi sallam. Sebagaimana di


kisahkan dalam surat at-Taubah, yang mana disitu Allah


Shubhanahu wa ta’alla memulai kisahnya dengan berfirman:


َ )ٰ ِ ( وَأ "Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang


sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk


Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah?". (QS at-Taubah: 70).


Dan sebagaimana dalam surat Faathir, Allah ta'ala


mengatakan di sana:





"Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya orang-orang yang


sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasulnya); kepada mereka telah


datang rasul-rasulnya dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur, dan kitab


yang memberi penjelasan yang sempurna. kemudian Aku azab orang-orang yang


5


kafir; Maka (lihatlah) bagaimana (hebatnya) akibat kemurkaan -Ku".


(Faathir: 25-26).


Bisa dikatakan bahwa nabi Ibrahim 'alaihi sallam adalah


peletak batu pertama bagi agama tauhid beliau sebagai


pembaharunya. Sebab setiap orang yang berada dimuka bumi


pada waktu itu berada dalam kekufuran selain Ibrahim al-Khalil


dan istrinya serta anak saudara lakinya yang bernama nabi Luth


'alaihima sallam. Kita awali kajian kita dari mengenal siapa itu


Ibrahim? Dan beliau di utus untuk kaum apa? Bagaimana kondisi


kesyirikan yang terjadi ditengah kaumnya? Terus seperti apa cara


nabi Ibrahim memperbaiki keadaan mereka? Maka dibawah


paragraf berikut ini pembahasannya secara ringkas:


MENGENAL SIAPA NABI IBRAHIM 'ALIHI SALLAM:


Beliau adalah Ibrahim bin Azar –atau Tarikh- bin Nahur


bin Saarugh bin Raa'u bin Faaligh bin Aabir bin Syaalikh bin


Arfakhsyad bin Saam bin Nuh 'alihi sallam.1


Ada yang mengatakan beliau adalah Ibrahim bin Tarikh bin


Naakhur bin Saarugh bin Arghu bin Faaligh bin Aabir bin Syaalikh


bin Qinan bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh 'alaihi sallam.2


1 . Lihat penjelasannya dalam kitab Bidayah wa Nihayah 1/139 oleh Ibnu


Katsir.


6


Para ulama berbeda pendapat tentang asal muasal


daerahnya serta tempat kelahiran beliau. Ada sebagian ulama


yang mengatakan, "Tempat kelahiran beliau adalah di Suus dari


negeri al-Ahwaz". Ada lagi yang menyatakan, kalau beliau lahir di


Ghuthah, Damaskus di sebuah perkampungan yang dinamakan


dengan Barzah di pegunungan Qasiyun. Pendapat ini


sebagaimana datang dari riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu.3


Ulama yang lain mengatakan, "Beliau di lahirkan di


Warka sebuah daerah yang letaknya berada ditepi az-Zawabi


dekat perbatasan Kaskar. Kemudian ayahnya membawa beliau ke


tempat yang raja Namrud tinggal di situ yakni di tepi Kuutsa". Ada


yang menyebutkan, di Sawad dekat dengan Kuutsa. Ada lagi yang


mengatakan, tempat kelahirannya di Huraan. Akan tetapi,


ayahnya membawa beliau ke negeri Baabal (babilonia).4


Sebagian lagi menyebutkan, 'Tempat kelahiran beliau


berada di Baabal masuk dikawasan negeri Sawaad'. Pendapat ini


yang dikuatkan oleh Imam Ibnu Katsir. Dan diriwayatkan dari Ibnu


Asakir dari beberapa jalur dari Ikrimah, bahwa Ibrahim lahir di


2 . Tarikh Thabari 1/233. al-Kamil fii Tarikh 1/53 oleh Ibnu Atsir.


3 . Lihat penjelasannya dalam kitab Bidayah wa Nihayah 1/140 oleh Ibnu


Katsir.


4 . Tarikh Thabari 1/233. al-Kamil fii Tarikh 1/53 oleh Ibnu Atsir.


7


negeri al-Kaldaniyin (armenia) -yang mereka maksud ialah Baabal-


.5 Selanjutnya para sejarahwan berselisih tentang nama ayah


Ibrahim, apakah bernama Azar atau Tarih. Namun, yang kuat ialah


bernama Azar, berdasarkan firman Allah tabaraka wa ta'ala:





"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar,


"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?


Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".


(QS al-An'am: 74).


Demikian pula didukung dengan sebuah hadits dimana Nabi


Muhammad Shalallahu ‘alaihi sallam bersabda:





"Kelak pada hari kiamat Ibrahim akan berjumpa dengan ayahnya


Azar sedang ketika itu diwajah Azar penuh berdebu..".6


5 . Bidayah wa Nihayah 1/140 oleh Ibnu Katsir.


6 . HR Bukhari no: 3350.


8


Imam Ibnu Jarir menegaskan, "Yang benar nama ayah beliau


adalah Azar. Barangkali dirinya punya dua nama yang biasa ia


dipanggil dengannya, atau kemungkinan yang satu julukannya dan


yang lain nama panggilannya".7


Kemudian Imam Ibnu Katsir mengomentari ucapan


beliau tadi dengan menyatakan, "Apa yang dikatakan oleh Ibnu


Jarir tadi ada benarnya, wallau a'lam".8


KEPADA SIAPAKAH NABI IBRAHIM DIUTUS?


Sebagaimana telah kami singgung sebelumnya bahwa


para ulama sejarah berbeda pendapat tentang tempat kelahiran


nabi Ibrahim 'alaihi sallam. Barangkali sebab perselisihan ini


muncul dari adanya riwayat-riwayat yang menjelaskan kalau nabi


Ibrahim 'alaihi sallam menyeru dakwahnya di negeri al-Kaldaniyin,


sebagaimana beliau juga menyerukan dakwahnya di negeri


Kan'an. Begitu juga adanya riwayat yang menerangkan beliau


berdakwah pada penduduk Huran. Seperti yang sudah di maklumi


bersama kalau para nabi di utus pada umatnya.


7 . Tafsir Thabari 7/160.


8 . Tafsir Ibnu Katsir 1/313.


9


Sehingga para ulama sejarah berbeda pendapat tentang


tempat kelahirannya, manakala mereka mendapati adanya


riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang beberapa tempat


dakwah beliau, akan tetapi, pendapat yang kuat dalam masalah


ini ialah beliau lahir di al-Kaldaniyin yaitu sebuah negeri yang


bernama Baabal dan kaldaniyah masuk dalam wilayah


kekuasaanya. Kemudian beliau melakukan pengembaraan menuju


negeri Kan'an yang lebih dikenal dengan negeri Baitul Maqdis, lalu


beliau tinggal di Hurran, yaitu negerinya Kasydaniyin pada waktu


itu, begitu pula negeri Jazirah serta Syam.9


KESYIRIKAN KAUMNYA NABI IBRAHIM 'ALAIHI SALLAM:


Kaumnya nabi Ibrahim 'alaihi sallam bernama Shabi'ah.10


Yang mana mereka mempunyai dua macam kesyirikan, dan


keduanya masuk dalam syirik rububiyah dan uluhiyah.


Adapun kesyirikan mereka dalam rububiyah ialah klaim


mereka yang mengatakan kalau rajanya yang bernama Namrud


9 . Lihat penjelasannya dalam Bidayah wa Nihayah 1/140.


10 . ash-Shabi'u secara etimologi ialah yang meninggalkan agamanya lalu


pindah ke agama lain. Dan sering diartikan secara bebas dengan para


penyembah bintang dan benda-bendang langit yang besar. Lihat


penjelasannya dalam kitab Lisanul Arab 7/267 oleh Ibnu Mandhur. Al-


Milal wan Nihal 2/5-57 oleh asy-Syihristani. Dan dalam kitab I'tiqodaat


Firaqil Muslimin wal Musyrikin hal: 9 oleh ar-Razi.


10


bin Kuusy mempunyai hak rububiyah –dia adalah seorang yang


lemah yang mengajak manusia untuk beribadah kepadanya-. Dan


Allah ta'ala telah mengabadikan kisah perdebatan antara kekasih -


Nya nabi Ibrahim bersama raja sombong yang lalim ini yang


mengklaim dirinya punya kekuasaan dalam rububiyah. Allah


Shubhanahu wa ta’alla menceritakan dalam firman -Nya:





"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang


Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu


pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang


menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan


dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan


matahari dari timur, maka terbitkanlah Dia dari barat," lalu terdiamlah orang


kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim".


(QS al-Baqarah: 258).


Termasuk diantara jenis kesyirikan mereka dalam


perkara rububiyah ialah keyakinan adanya pengaruh pada


11


beberapa perkara secara samar yang tidak tampak dari mana


sebabnya. Maka jenis kesyirikan ini untuk pertama kalinya muncul


di kalangan al-Kaldaniyun, dimana mereka mempunyai keyakinan


adanya pengaruh bintang-bintang pada makhluk yang berada


dibawah, sebagaimana akan datang penjelasannya.


Adapun muara kesyirikan mereka bersumber pada


peribadatan kepada bintang, matahari dan bulan11, kesyirikan ini


berasal di negeri Babilonia, yang kemudian mereka tambah


bersama kesyirikan lain yaitu dengan menyembah berhala,


dimana mereka beribadah kepada batu yang tuli serta patung


yang bisu, adapun penduduk Huran pada zamannya nabi Ibrahim


'alaihi sallam, mereka biasa beribadah kepada tujuh bintang,


maka beliau mendakwahi penduduk Babilonia terlebih dahulu


untuk beribadah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla semata


baru kemudian beliau mendakwahi penduduk Huran.


Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Selanjutnya nabi Ibrahim


bersama keluarganya pindah dengan tujuan negeri Kan'an yaitu


negeri baitul Maqdis, kemudian beliau tinggal di Huran. Adapun


penduduknya mereka memiliki kebiasaan menyembah tujuh


bintang, dan orang-orang yang memakmurkan kota Damaskus


11 . Qawa'idu Jalilah fii Tawasul wal Wasilah hal: 22 dan kitab ar-Radd 'alal


Manthiqiyin hal: 285-286, keduanya oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.


12


dahulu berada diatas agama semacam ini, mereka biasa


menghadap ke kutub utara untuk melakukan ritual ibadah, yaitu


menyembah tujuh bintang dengan berbagai macam jenis ritual


ibadah baik yang berbentuk perbuatan maupun ucapan, oleh


karena itu pada setiap pintu masuk menuju kota Damaskus tempo


dulu akan di jumpai disitu kuil untuk acara penyembahan bintangbintang


tersebut, mereka biasa melakukan perayaan dan


penyembelihan, oleh sebab itulah penduduk Huran menyembah


bintang-bintang serta berhala.


Dan pada zaman tersebut tidak ada yang mukmin di


muka bumi ini kecuali nabi Ibrahim al-Khalil, istrinya serta anak


saudaranya Luth. Dan melalui nabi Ibrahim lah Allah ta'ala


memusnahkan segala macam kejelekan tersebut, serta


memberangus segala kesesatan".12 Dan kaumnya nabi Ibrahim


'alaihi sallam –yakni penduduk Babilonia- biasa memproduksi


patung yang terbuat dari kayu dan batu, mereka memahatnya


menjadi bentuk patung tertentu, sebagaimana di rekam dengan


jelas oleh Allah ta'ala didalam ayat -Nya tatkala mengkisahkan


nabi -Nya Ibrahim, Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman:


12 . Bidayah wa Nihayah 1/140. oleh Ibnu Katsir.


13





"Ibrahim berkata: "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu


pahat itu ? Padahal Allah -lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu


perbuat itu". (QS ash-Shaaffat: 95-96).


Demikian pula dalam firman -Nya:





"(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patungpatung


apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?". (QS al-


Anbiyaa': 52).


Dan juga di dalam firman yang lain Allah Shubhanahu wa ta’alla


menyebutkan:





"Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar,


"Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?


Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".


(QS al-An'aam: 74).


14


Selanjutnya dalam ayat yang lain Allah Shubhanahu wa ta’alla


juga menjelaskan:





"Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam al-kitab (al-Qur'an)


ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang


Nabi. ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku,


mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan


tidak dapat menolong kamu sedikitpun". (QS Maryam: 41-42).


Artinya, bahwa pada zaman nabi Ibrahim manusia biasa


menyembah bintang-bintang sebagaimana manusia pada


zamannya nabi Nuh biasa menyembah patungnya orang-orang


sholeh. Akan tetapi, pada zamanya nabi Ibrahim manusia lebih


parah yang mana mereka menyembah patung dan juga bintangbintang


dilangit.


Di jelaskan oleh ar-Razi dalam tafsirnya, faktor yang


menyebabkan manusia beribadah kepada benda-benda dilangit


ini, beliau menjelaskan, "Manakala manusia melihat perubahan


evolusi yang terjadi di alam semesta ini mempunyai keterkaitan


dengan evolusi gugusan bintang di langit, kemudian mereka


meneliti perjalanan bintang-bintang tersebut hingga munculnya


keyakinan (astrologi) bahwa adanya ikatan yang kuat antara


15


kebahagian didunia dengan peredaran bintang-bintang tersebut,


sehingga tatkala keyakinan mereka sampai pada batasan


semacam itu akhirnya mereka mengagungkannya.


Hingga ada diantara mereka yang menyatakan,


'Sesungguhnya benda-benda dilangit suatu benda yang


mengharuskan adanya bentuk dengan sendirinya, dialah yang


menciptakan jagad raya ini'. diantara mereka ada juga yang punya


keyakinan bahwa benda-benda langit tersebut merupakan


makhluknya Tuhan terbesar, akan tetapi, benda-benda tadi yang


menciptakan alam semesta ini.


Generasi pertamanya punya keyakinan kalau bendabenda


langit tersebut merupakan wasilah yang menghubungkan


antara manusia dan Allah ta'ala, sudah tentu mereka akan


menyibukan diri untuk menyembah dan merendahkan diri


kepadanya, kemudian tatkala mereka melihat bintang-bintang


tadi tidak kelihatan pada waktu-waktu tertentu maka mereka


membikin patung untuk bintang tersebut lalu mereka


menyembahnya dengan tujuan peribadatan tersebut sebagai


ganti dari peribadatan kepada benda-benda langit dan


mendekatkan diri padanya tatkala tidak kelihatan. Selanjutnya


tatkala berlalu generasi tersebut dan semakin lama kejadiannya,


akhirnya mereka hanya menyembah patung-patungnya, dan


16


murni hanya menyembah berhala-berhala tadi, maka pada


dasarnya mereka adalah para penyembah bintang-bintang


dilangit".13


Dan Allah azza wa jalla telah menyebut kisah perdebatan


yang terjadi antara nabi Ibrahim ‘alaihissalam bersama kaumnya


para penyembah bintang dilangit. Dimana nabi Ibrahim 'alaihi


sallam menegaskan bagi mereka kalau benda-benda langit yang


bisa disaksikan tersebut tidak pantas untuk menyandang hak


ketuhanan dan jangan sampai menyembahnya bersama Allah


azza wa jalla. Sebab, itu semua bagian dari makhluk yang di atur,


kadang nampak terkadang juga hilang dan tenggelam dari alam


semesta, sedangkan Allah ta'ala tidak pernah hilang dari segala


sesuatu, dan tidak ada yang tersembunyi bagi -Nya walaupun


sekecil atom, Allah ta'ala menegaskan hal tersebut didalam


firman -Nya:





"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan -Nya ialah malam, siang, matahari


dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah


yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah". (QS


Fushshilat: 37).


13 . Tafsir ar-Razi 2/122.


17


Adapun sikap nabi Ibrahim 'alaihi sallam bersama


kaumnya sangatlah beragam, terkadang beliau mengajak dialog


ayahnya, terkadang beliau mengajak dialog dengan orang banyak,


terkadang beliau mengajak debat rajanya, terkadang beliau


melakukan perkara yang membangkitkan kemurkaan lawan


debatnya, hingga pernah beliau menghancurkan patung-patung


mereka supaya mereka mau berpikir sejenak tentang hakekat


patung tersebut, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk


memasukan beliau ke dalam kobaran api, tapi beliau bisa selamat


setelah dilempar kedalamnya, lalu beliau hijrah meninggalkan


mereka.


Setelah beliau mencurahkan segala kemampuannya


untuk bisa memberi jalan hidayah kaumnya, dan berusaha untuk


menyakinkan mereka dengan menggunakan segala sarana yang


ada, tapi tidak terlihat banyak perubahan dan manfaat pada


kaumnya, justru balasan yang beliau terima dari kaumnya begitu


kasar, mereka melempar dirinya ke dalam kobaran api, yang


kemudian Allah Shubhanahu wa ta’alla jadikan menjadi dingin


serta menyelamatkan.


Beliau juga mengancam ayahnya dengan neraka jahanam


kalau masih saja menyembah patung-patung tersebut, tapi, tidak


18


ada yang mau beriman kepada beliau dari kaumnya kecuali


istrinya Sarah dan Luth bin Haraan anak dari saudara laki-lakinya.


Nabi Ibrahim pun berlepas diri dari perbuatan ayahnya, lalu beliau


tidak lagi menempuh cara lemah lembut bersama keluarga dan


kaumnya, beliau lalu pergi meninggalkan mereka menuju negeri


kaldaniyin kemudian ke negeri Huran, selanjutnya nabi Ibrahim


pergi menuju negeri Palestina bersama istrinya Sarah serta anak


saudaranya Luth. Dan kejadian tersebut dijelaskan oleh Allah


ta'ala didalam firman -Nya:





"Maka Luth membenarkan (kenabian) nya. dan berkatalah Ibrahim:


"Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku


(kepadaku); Sesungguhnya Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".


(QS al-Ankabuut: 26).


Nabi Ibrahim 'alaihi sallam bersama nabi Luth 'alaihi


sallam lalu tinggal di negeri tersebut yaitu negeri Kan'an. Akan


tetapi, beliau tidak lama tinggal disana karena setelah itu beliau


pergi ke Mesir, yang saat itu bertepatan dengan kekuasaan raja


yang lalim, disana beliau menunjukan seakan-akan yang


bersamanya adalah saudaranya, karena raja tersebut ingin


19


mengambil istrinya Sarah akan tetapi tidak sanggup –dengan


pertolongan dan karunia Allah Shubhanahu wa ta’alla- bahkan


istrinya mendapat hadiah seorang budak wanita yang bernama


Hajar, yang beliau hadiahkan kepada suaminya Ibrahim, tatkala


budak tersebut dinikahi oleh beliau maka lahirlah seorang bayi


laki-laki yang di beri nama Isma'il 'alihi sallam, selanjutnya nabi


Ibrahim menempatkan anaknya di sisi rumah Allah Shubhanahu


wa ta’alla, Ka'bah musyarafah, lalu beliau kembali pulang ke


negerinya di Syam.14


AJARAN AGAMA SHABI'AH (PENYEMBAH BINTANG)


Berikut ini penjelasan tentang ajaran serta kepercayaan


yang dipegang oleh pemeluk agama Shabi'ah, sehingga menjadi


jelas sikap yang dipegang oleh nabi Ibrahim 'alaihi sallam ketika


berhadapan dengan mereka. Lalu ditambah penjelasan tentang


kesyirikan yang mereka dilakukan.


Ajaran-ajaran ini merupakan kepercayaan kuno yang


menyebar di seluruh penjuru dunia dan menjadi agama terbesar,


agama ini muncul untuk pertama kalinya di Irak sedang kiblatnya


adalah Huran. Pada dasarnya ajaran tersebut adalah agama yang


menyembah tujuh bintang dan dua belas rasio bintang. Dan


14 . Qashashul Anbiyaa' hal: 81—92 oleh Abdul Wahab an-Najjar.


20


masing-masing bintang tadi memiliki kuil yang punya ciri khas


sendiri, sebagai tempat beribadah yang mereka bikin lambang


tertentu sesuai dengan bintang-bintang tersebut, dan mereka


memiliki kuil tambahan sehingga menjadi delapan yang mereka


beri nama dengan kuil pangkal pertama, dan agama Shabi'ah


mempunyai lima kelompok15, yaitu:


1. Yang menamakan dirinya dengan kelompok Shabi'ah


Mu'tadilah (bersikap netral).


Mereka adalah kelompok yang mencoba


menggabungkan seluruh ajaran agama-agama yang ada,


mereka orang-orang yang mengajarkan fadhilah (berbudi


pekerti yang bagus) dan menerapkan hukuman serta


mempunyai larangan-larangan, mengimani dengan beberapa


kabar berita yang dibawa oleh para nabi, mereka adalah


kelompok yang sangat ekstrim dalam perkara-perkara bersuci,


yaitu suci dari badan dan pakaian.


2. Kelompok Shabi'ah al-Munkirun (yang mengingkari).


15 . Lihat penjabarannya dalam kitab Tariku al-Madzahib wal Adyaan hal:


22 oleh Abdul Aziz ats-Tsa'alibi. Ighatsatul Lahfan 2/663 oleh Ibnu Qoyim.


21


Mereka adalah orang-orang yang tidak beragama di


muka bumi ini. mereka hanya mengimani adanya pencipta


yang sangat bijak didalam mencipta.16


3. Kelompok Shabi'ah al-Musyrikah (yang berbuat kesyirikan).


Dan sekte ini merupakan kelompok tertua dari


kelompok-kelompok lainnya. Mereka memiliki keyakinan kalau


alam semesta ini memiliki pencipta yang mampu mencipta,


arif dan suci dari segala kotoran, dan manusia sangat butuh


untuk mengetahuinya, dengan kefakiran yang mengharuskan


taat pada segala perintah-perintahnya. Dan hal tersebut


memerlukan sarana yang akan mendekatkan diri kepadanya,


tanpa menggunakan jasmaninya sebab sarana-sarana jasmani


dari kalangan manusia mempunyai maksud dan tujuan,


tunduk bagi hukum-hukum materi.


Adapun sarana-sarana ruhaniyah (rohani) yang dijadikan


sebagai penghubung maka harus dari unsur elemen yang suci


dan sarana-sarana tersebut dinamakan dengan arbab


(tandingan), tuhan, wasilah, dan pemberi syafaat di sisi Allah


Shubhanahu wa ta’alla, sebagai pemilik mutlak tandingan dan


sesembahan tersebut serta Ilahnya tuhan-tuhan itu.


16 . Tarikhu al-Madzahib wal Adyaan hal: 22 oleh Abdul Aziz ats-Tsa'alibi.


Ighatsatul Lahfan 2/663 oleh Ibnu Qoyim.


22


Mereka juga punya keyakinan, bahwa setiap ruh dari


ruh-ruh yang ada diatas merupakan bentuk badan yang ada


dilangit, dialah benda yang harus di puja, yang mengatur serta


mengurusi benda-benda diatas. Mereka menambahkan, tidak


ada jalan ruhani yang tersedia, sehingga mereka


mengharuskan untuk mendekatkan diri kepada benda-benda


besar diatas sana dengan segala macam bentuk peribadatan


serta pemujaan.


Dan mereka menjelaskan tentang konsep tujuh bintang


yang di pertuhankan tersebut dengan memberi nama, Zuhal


(bintang Saturnus), al-Musytari (Jupiter), al-Miriikh (Mars),


matahari, bulan, az-Zuharah (bintang vesper), 'Utharid


(bintang merkuri), yang merupakan kekuatan terbesar yang


mengatur alam semesta ini, yang darinya bersumber perintahperintah


kepada penguasa tertinggi. Lalu mereka membikin


relief-relief yang menyerupai bintang-bintang tersebut.


Kemudian mereka menaruhnya di tempat-tempat peribadatan


yang selanjutnya mereka biasa berdiam diri disekitarnya untuk


beribadah dan menyembahnya17.


17 . Tarikhu al-Madzahib wal Adyaan hal: 22-24 oleh Abdul Aziz ats-


Tsa'alibi.


23


Imam Ibnu Qoyim menjelaskan, "Kaum musyrikin dari


kalangan mereka adalah orang-orang yang mengagungkan


tujuh bintang besar, serta dua belas rasi bintang. Kemudian


mereka menggambarnya ditempat-tempat peribadatan, dan


bagi setiap bintang-bintang tersebut mereka bikinkan kuil


sendiri-sendiri, yang merupakan tempat peribadatan terbesar,


seperti gereja-gereja yang dimiliki oleh orang-orang kristen,


dan al-Biya'u (Sinagog) milikinya orang Yahudi. Mereka punya


kuil besar bagi matahari, dan kuil besar buat bulan, kuil untuk


bintang vesper, kuil untuk bintang Jupiter, kuil untuk bintang


Mars, kuil untuk bintang merkuri, kuil untuk bintang Saturnus,


dan kuil untuk tuhan terbesarnya.


Dan bagi setiap bintang-bintang tersebut ada ritual


ibadah secara tersendiri serta do'a-do'a khusus untuknya,


yang mereka bikin di sisi kuil-kuil tersebut, demikian pula


mereka membuat berhala untuk bintang-bintang tersebut


secara khusus, yang mereka gunakan sebagai sarana untuk


mendekatkan diri kepadanya, dan peribadatan kepada


bintang-bintang tersebut ada yang seperti sholat lima waktu


sehari semalam yang mirip seperti sholatnya kuam


muslimin"18.


18 . Ighatsatul Lahfan 2/661-662 oleh Ibnu Qoyim.


24


Mereka menyatakan, tidak ada sarana bagi kami untuk


bisa sampai pada ke agungan tuhan melainkan melalui


wasilah, oleh sebab itu wajib bagi kamu untuk memberi


sesajian terhadapnya dengan menggunakan wasilah-wasilah


ruhaniyah yang paling dekat dengannya, mereka adalah rohani


yang dekat dengannya dan suci dari partikel serta unsur


jasmani, dan kekuatan jasad.


Bahkan mereka mewajibkan senantiasa dalam keadaan


suci, yakni sarana yang kita gunakan untuk mendekatkan diri


kepada sesembahan tadi, yang selanjutnya sarana tadi akan


menyampaikan kita kepada ilah hakiki, mereka itulah yang kita


namakan tandingan, tuhan, dan pemberi syafaat di sisi Rabb


sebagai pemilik itu semua dan Ilah dari segala tuhan, tidaklah


kami menyembah tuhan-tuhan tadi kecuali untuk


mendekatkan kita sedekat-dekatnya dengan Allah


Shubhanahu wa ta’alla.


Oleh sebab itu, wajib bagi kita untuk senantiasa


membersihkan jiwa-jiwa kita dari segala tabiat kotoran


syahwat, memperbaiki akhlak dari segala keburukan emosi,


sehingga kita mampu menyelaraskan perilaku kita dengan ruh


yang ada dalam diri kita, lalu arwah tersebut kita gunakan


25


bersama mereka, saat itulah kita memohon segala hajat yang


kita butuhkan pada mereka, kita perlihatkan kondisi kita pada


mereka, kita sandarkan segala urusan kepada mereka, niscaya


dengan itu semua mereka akan memberi syafaat kepada kita


dan kepada tuhan kita serta tuhan-tuhan mereka.


Perbaikan diri dan pensucian jiwa seperti ini tidak


mungkin bisa tercapai melainkan dengan cara mencari


bantuan dari sisi ruhaniyah yaitu dengan menggunakan sarana


merendahkan diri kepadanya, berdoa dengan sepenuh hati,


mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat, menyembelih


terlebih dahulu sebagai persembahan, menyalakan dupa dan


membakar kemenyan serta membaca mantera-mantera yang


telah ditentukan.


Ketika kita sudah melakukan rangkaian ritual tersebut


maka jiwa kita akan sampai pada tingkatan suci yang tidak lagi


membutuhkan sarana seorang rasul. Sehingga kita bisa


langsung mengambil dari sumber tempat para rasul


mengambil, maka pada kondisi seperti itu keadaan kita sama


dengan para rasul. Kita dan mereka berada pada satu


tingkatan.


Diantara pernyataan mereka, 'Para nabi adalah sama


seperti kita semua baik dari sisi bentuk ciptaan maupun


26


perkara-perkara lainnya, rupa kita sama dengan mereka,


mereka makan seperti apa yang kita makan, kita minum


seperti apa yang mereka minum, tidaklah mereka melainkan


manusia seperti kita yang ingin mendapat kedudukan dan


kemulian ditengah-tengah kita'.


Maksud dari ucapan mereka ialah bahwa mereka telah


mengingkari dua pondasi yang dibawa oleh para rasul dan


nabi, mulai dari rasul pertama hingga yang terakhir. Pondasi


pertama ialah beribadah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla


semata tanpa menyekutukan -Nya, dan mengingkari seluruh


peribadahan yang dilakukan kepada selain Allah Shubhanahu


wa ta’alla.


Pondasi kedua ialah beriman kepada utusan Allah


Shubhanahu wa ta’alla, dan mengimani apa yang mereka


bawa dari sisi -Nya, dalam rangka membenarkan, mengakui,


tunduk dan melaksanakan perintahnya.19 Bukan hanya ini saja


yang dilakukan oleh musyirikin Shabi'ah –seperti dikatakan


oleh kebanyakan para penulis artikel- akan tetapi, ajaran ini


merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seluruh kaum


musyrikan diseluruh umat, namun, kesyirikan yang dilakukan


19 . Ighatsatul Lahfan 2/663-665 oleh Ibnu Qoyim.


27


oleh kaum Shabi'ah lebih spesifik dari sisi penyembahan


mereka kepada bintang-bintang yang ada dilangit.


Mereka adalah kaumnya nabi Ibrahim 'alaihi sallam, yang


pernah diajak berdebat oleh beliau tentang kebatilan


kesyirikan yang mereka lakukan, dan mematahkan hujah


mereka dengan ilmu yang beliau miliki, dan menghancurkan


berhala yang mereka miliki dengan kedua tangannya, sehingga


mereka marah besar dan menuntut supaya beliau dibakar


dalam kobaran api besar.


Itulah kepercayaan kuno yang pernah ada dimuka bumi


yang dikerjakan oleh penghuninya di berbagai belahan dunia,


semisal para penyembah matahari, yang mengklaim kalau


matahari adalah salah satu dari malaikat-malaikat yang ada,


yang mempunya jiwa dan akal, meyakini kalau matahari


merupakan sumber dari segala cahaya bulan dan bintang, dan


meyakini kalau keberadaan benda-benda dibumi semuanya


berasal darinya, dan disisi mereka, matahari adalah malaikat


orbit yang berhak untuk diagungkan, bersujud dan berdoa


kepadanya.


Diantara bentuk syariat mereka yang mereka miliki


dalam peribadatan ialah mengambil sebuah patung untuk


dijadikan sebagai wasilah lalu meletakan ditangannya


28


perhiasan yang berwarna emas, dan patung tersebut


dibuatkan tempat sendiri yang mereka beri nama dengan


namanya, mereka jadikan sebagai tempat menaruh jamuan


sesaji dan minyak wangi, setiap patung memiliki juru kunci


yang melayani dan mengatur jalanya ritual ibadah, mereka


biasa mendatangi tempat peribadatan tersebut sehari tiga kali


untuk mengerjakan sholat didalamnya, didatangi oleh orangorang


yang sedang terkena penyakit, mereka biasa


mengerjakan puasa untuknya, sholat dan berdoa disisinya


serta meminta hujan.


Apabila matahari terbit maka mereka semua langsung


sujud kepadanya, begitu pula tatkala matahari terbenam dan


ketika sampai dipertengahan. Oleh sebab itulah, setan muncul


pada tiga waktu tersebut, agar peribadatan dan sujud mereka


bertepatan kepadanya, itulah kenapa Nabi Muhammad


Shalallahu 'alaihi wa sallam melarang kita untuk mengerjakan


sholat pada waktu-waktu tersebut, sebagai bentuk sikap


menyelesihi orang kafir, dan sebagai penutup celah perbuatan


syirik dan beribadah kepada patung.


Ada satu kelompok lagi di kalangan mereka yang


membikin sebuah patung yang mereka dedikasikan untuk


bulan kemudian menyembahnya, mereka mengklaim jika


29


bulan berhak untuk diagungkan dan di ibadahi, dan baginya


disandarkan kekuasaan untuk mengatur alam semesta yang


berada dibawah. Diantara bentuk syariat dalam


peribadatannya ialah mereka membikinkan untuk bulan


sebuah patung berbentuk seekor anak sapi betina dengan


empat tali kekang, dan ditangan patung tersebut diletakan


perhiasan, lalu mereka menyembah dan sujud kepadanya,


mereka juga melaksanakan ibadah puasa untuknya beberapa


hari yang telah ditentukan setiap bulannya, kemudian mereka


mendatanginya sambil membawa makanan dan minuman lalu


bersenang-senang disisinya, jika mereka telah selesai,


memakan perjamuan tersebut maka mereka langsung


bersenang-bersenang sambil bernyanyi dan berjoged di iringi


dengan alat-alat musik yang mereka pegang.


Diantara mereka ada juga yang menyembah patung yang


mereka bikin dengan bentuk bintang sesuai dengan rasi yang


mereka bikin, selanjutnya mereka membikin tempat ibadah


lalu meletakan patung-patung tersebut disana, bagi setiap


bintang mempunyai tempat peribadatan khusus, dan patung


khusus, serta peribadatan khusus yang mereka buat.20


20 . Ighatsatul Lahfan 2/627-628 oleh Ibnu Qoyim.


30


4. Ada lagi sekte Shabi'ah al-Hunafa'u (yang lurus).


Mereka adalah kelompok yang mempunyai agama,


kembali pada keyakinan kalau manusia sangat membutuhkan


pada ketaatan serta pengetahuan wasilah dari kalangan


manusia yang mempunyai kedudukan suci, terjaga dari dosa,


mukjizat, dan hikmah diatas sukma. Dia sama dengan kita dari


sisi kemanusiaanya, akan tetapi, dirinya mempunyai


kelebihan rohani yang membedakan dengan kita, dia


memperoleh wahyu dengan sebab amalan ruhaniyahnya,


kemudian menyampaikan kepada manusia secara umum


dengan sifat kemanusiaan yang dimilikinya.


Kelompok ini mempunyai ritual ibadah semisal sholat


dan puasa seperti yang dikerjakan oleh kaum muslimin,


mereka juga memiliki hari raya tatkala turunnya lima bintang


yang mereka anggap mulia yaitu bintang Zuhal (bintang


Saturnus), al-Musytari (Jupiter), al-Miriikh (Mars), az-Zuharah


(bintang vesper), dan 'Utharid (bintang merkuri).


Mereka juga masih mengagungkan ka'bah di Makah,


serta mempunyai kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji


ke sana21. Dan dalam keyakinan mereka bahwa yang


21 . Tarikhu al-Madzahib wal Adyaan hal: 28-29 oleh Abdul Aziz ats-


Tsa'alibi


31


membangun Ka'bah adalah Hurmus atau nabi Idris 'alaihi


sallam. Serta meyakini kalau ka'bah tersebut adalah rumah


bagi bintang Saturnus yang merupakan bintang terbesar yang


bergerak, dan di nukil dari orang yang paham tentang mereka


bahwa mereka mengetahui sifat nabi Muhammad Shalallahu


'alaihi sallam ketika membaca kitab suci mereka, yang mereka


namakan nabi tersebut dengan Rajanya orang Arab22.


Mereka inilah kelompok yang masih lurus yang ada


dikalangan mereka. Namun, ada ulama yang mengatakan,


kelompok ini sudah musnah, dan yang tersisa tinggal


kelompok Shabi'ah yang lainnya.23 Lebih khusus kelompok


Shabi'ah musyrikah yang paling mendominasi.


Imam Abu Muhammad, Ibnu Hazm menyatakan, "Dan


ajaran ini (musyrikah) merupakan keyakinan yang paling


banyak dianut oleh kelompok Shabi'ah yang merupakan


agama tertua yang pernah ada sepanjang sejarah, yang paling


luas di muka bumi, hingga sampai pada inovasi-inovasi baru


yang mereka bikin, mereka telah merubah dan mengganti


dengan syariat baru.


22 . Dakwatu Tauhid hal: 133 oleh D. Muhammad Khalil Haras.


23 . Seperti dijelaskan oleh ats-Tsa'alabi dalam Tarikhul Madzahib wal


Adyan hal: 29.


32


Maka pada waktu itulah Allah ta'ala mengutus kekasih –


Nya nabi Ibrahim 'alaihi sallam dengan membawa agama


Islam, agama yang kita sekarang ini berada diatasnya, beliau


membersihkan segala kerusakan yang mereka buat, dengan


agama lurus yang datang kepada kita seperti yang dibawa oleh


nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam dari sisi


Allah ta'ala. Dan mereka itulah yang ada pada zaman tersebut


dan yang setelahnya yang dinamakan dengan kelompok


Shabi'ah al-Hunafa'u (yang lurus)"24.


Dan mengacu pada kepercayaan-kepercayaan seperti


tadi ada kelompok yang menamakan dirinya dengan nama


tersebut di Baghdad, dan sumber agama mereka –tentunya


dengan persangkaan mereka- mengambil serta merangkum


seluruh kebaikan-kebaikan yang ada dalam setiap ajaran


agama serta keyakinan yang ada diseluruh dunia. Mereka


menyatakan keluar dari keburukan yang mereka kerjakan


ataupun yang mereka ucapkan. Oleh karena itu, mereka


dinamakan dengan Shabi'ah artinya keluar dari agama.


Dimana mereka telah keluar untuk tidak terikat dengan


agama tertentu secara keseluruhan atau secara terperinci,


24 . Lihat nukilannya oleh Imam Ibnu Qoyim dalam kitab Ighatsatul Lahfan


2/667.


33


kecuali jika mereka berpendapat ada perkara yang benar baru


mereka ambil, oleh sebab itu, orang kafir Quraisy menjuluki


nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi sallam ketika itu dengan


ash-Shabi'u dan menjuluki para sahabat yang mengimani


beliau dengan ash-Shaba'ah.


Maksud dari apa yang kami paparkan bahwa umat ini


yakni Shabi'ah telah disamai hampir kebanyakan umat-umat


yang ada beserta sekte-sektenya, adapun al-Hunafa'u diantara


mereka telah disamai oleh pemeluk agama Islam dari sisi


hanafiyahnya, adapun kelompok musyrik yang ada diantara


mereka maka telah disamai oleh para penyembah patung


yang mengklaim dirinya berada diatas kebenaran25.


Dan nabi Ibrahim 'alaih sallam sebagai imam panutan


dalam kelurusan aqidah yang dimiliknya, telah mendebat


tentang kebatilan, peribadatan yang mereka lakukan kepada


selain Allah Shubhanahu wa ta’alla sebagaimana -Dia


ceritakan kejadian tersebut didalam surat al-An'aam. Dengan


perdebatan yang paling bagus, yang langsung membungkam


lawan debatnya, sambil menunjukan hujah yang kuat serta


menyanggah keyakinan batil mereka.


25 . kitab Ighatsatul Lahfan 2/662-663. oleh Ibnu Qoyim.


34


Selanjutnya beliau menjelaskan tentang batilnya


sesembahan bintang, bulan dan matahari karena benda-benda


tersebut selalu terbenam dan terbit, sebab tuhan yang


disembah tidak pantas untuk sesekali tenggelam dan muncul,


namun, harus senantiasa terlihat tidak hilang, mempunyai


madharat dan manfaat bagi hamba yang menyembahnya,


mendengar ucapannya, tetap pada suatu tempat, mampu


memberi hidayah dan petunjuk, menolak mara bahaya dan


gangguan dari orang-orang yang menyembahnya, dan itu


semua tidak mungkin bisa dilakukan kecuali oleh Allah azza wa


jalla semata, sebab setiap peribadatan yang dikerjakan kepada


selain Allah Shubhanahu wa ta’alla adalah batil.


Maka tatkala nabi Ibrahim 'alaihi sallam melihat matahari


dan bulan serta bintang tidak sesuai dengan keyakinan


tersebut maka beliau langsung melayangkan kepada pencipta


yang hakiki, sebagai Dzat yang mencipta serta mengurusi


makhluk. Seperti dijelaskan oleh Allah ta'ala didalam firman -


Nya:





"Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang


menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada


agama yang benar, dan aku bukanlah Termasuk orang-orang


yang mempersekutukan tuhan". (QS al-An'aam: 79)26.


5. Shabi'ah al-Falasifah (filsafat).


Mereka adalah kelompok yang tidak menyakini dengan


suatu syariat tertentu, tidak pula memegang salah satu


madzhab tertentu, mereka hanya mengimani dengan


rohaninya bintang-bintang tersebut. Mereka menjadikan


kebaikan-kebaikan yang ada sesuai dengan akal pikirannya,


baik perkara tersebut sesuai dengan syariat agama ataupun


tidak, dan hal itu hanya mereka tandai dengan efeknya, jika


efeknya melahirkan keselamatan, rahmat dan mencegah dari


perilaku buruk maka itulah kebenaran, jika melahirkan


kerusakan, kelaliman maka itulah kebatilan27.


Imam Ibnu Qoyim menjelaskan, "Dan kebanyakan


keyakinan dari kelompok ini ialah filsafat, dan filsafat ini ialah


kelompok yang penganutnya mengambil dari setiap agama –


menurut persangkaan mereka- kebaikan-kebaikan yang sesuai


dengan akal pikiran, dan para pembesar mereka


26 . Ibid.


27 . Tarikhu al-Madzahib wal Adyaan hal: 29-30 oleh Abdul Aziz ats-


Tsa'alibi


36


mengharuskan untuk mengikuti para nabi dan syariatnya, dan


sebagian mereka tidak sampai mewajibkan tidak pula


melarangnya, apapun orang-orang pandir dan bodoh diantara


mereka maka mencegah untuk mengikuti nabi dan syariat


yang dibawanya".28


Mereka adalah kelompok Dahriyah yang mengatakan,


"Tidaklah kehidupan yang sedang kita jalani ini melainkan


hanya hari-hari, dan yang akan membinasakan kita hanyalah


waktu". Maka dari keyakinan yang dungu, melalui metode


filsafat yang mereka anut inilah, muncul keyakinan


menghilangkan ciptaan dari yang menciptanya, dalam hal ini


ialah Allah tabaraka wa ta'ala29.


Imam Ibnu Qoyim menjelaskan, "Maksud dari ini semua


ialah bahwa agama Shabi'ah mempunyai berbagai macam firqoh,


ada shobi'ah yang lurus, ada yang musyrik, ada pula shabi'ah


filsafat, serta shabi'ah yang hanya mengambil kebaikan-kebaikan


dari seluruh agama dan kelompok, tanpa mengikat pemeluknya


dengan agama dan sekte tertentu, kemudian diantara mereka ada


yang secara global menetapkan adanya kenabian, adapula yang


secara rinci, dan diantara mereka ada juga yang meyakini adanya


28 . Ighatsatul Lahfan 2/663. oleh Ibnu Qoyim.


29 . Ibid 2/667-669.


37


kenabian secara global dan rinci, ada juga yang sebaliknya


mengingkari secara total dan rinci"30. Inilah hakekat kesyirikan


yang terjadi dikaumnya nabi Ibrahim 'alaihi sallam.


30 . Ighatsatul Lahfan 2/663. oleh Ibnu Qoyim.



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i