Kesyirikan Kaumnya Nabi Luth
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami
memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya,
kami berlindung kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dari
kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.
Barangsiapa yang -Dia beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya, dan barangsiapa yang -Dia sesatkan, maka tidak
ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla
semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi
bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasul -Nya.
Amma Ba'du.
Kaumnya nabi Luth 'alaihi sallam:
Diantara perkara yang terjadi pada zamannya nabi
Ibrahim 'alaihi sallam ialah perkara besar yang terjadi pada
kaumnya nabi Luth 'alaihi sallam beserta adzab pedih1 dan siksa
yang ditimpakan kepada mereka2.
1 . Dalam teks aslinya dengan mengunakan kata al-Ghamimah dari asal
kata Gham yang berarti keras, pedih, sehingga makna al-Ghamimah ialah
4
Kejadianya berawal tatkala nabi Luth bin Haaran bin Azar
mengimani dakwah yang dibawa oleh pamannya yakni nabi
Ibrahim 'alaihi sallam. Kemudian turut sertanya beliau menemani
hijrah bersama pamannya ke negeri Babilonia, sebagaimana di
kisahkan oleh Allah tabaraka wa ta'ala didalam firman -Nya:
"Maka Luth membenarkan (kenabian) nya. dan berkatalah
Ibrahim: "Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang
diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); Sesungguhnya -Dialah yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS al-Ankabuut: 26).
Yang selanjutnya nabi Luth 'alaihi sallam senantiasa
menemani pamannya pada semua perjalanan yang beliau
lakukan, yang akhirnya dia memilih untuk tinggal di negeri Sodom
yang masih dalam kekuasaan Gharzaghor sekembalinya dari
negeri Mesir. Selanjutnya saya tulis paragraf dibawah ini untuk
menjelaskan tentang keberadaan nabi Luth beserta kaumnya:
keras sekali. Lihat penjelasan tentang masalah ini adalam Mu'jamul
Wasith hal: 663.
2 . Bidayah wa Nihayah 1/176 oleh Ibnu Katsir.
5
NASAB NABI LUTH DAN TEMPAT KELAHIRANNYA:
Beliau adalah nabi Allah ta'ala yang bernama Luth bin
Haaran bin Azar, yang berarti dirinya masih anak dari saudara
lelakinya nabi Ibrahim al-Khalil 'alaihi sallam3. Beliau beriman
kepada nabi Ibrahim 'alaihi sallam dan mendapat petunjuk
melalui perantaranya, lalu Allah Shubhanahu wa ta’alla
mengutusnya untuk mendakwahi penduduk Sodom yang pada
saat itu merupakan sebuah kampung di negeri Urdun (Jordania
sekarang.pent)4.
Para pakar sejarah menyebutkan bahwa kaumnya nabi
Luth 'alaihi sallam adalah kaum besar yang hidup pada zamanya
nabi Ibrahim 'alaihi sallam, mereka tinggal di sebuah kampung
yang bernama Sodom. Yang merupakan kampung terbesar dari
kaumnya nabi Luth diantara empat kampung lainnya, yaitu
Shan'a, Shu'ud, Atsrah, dan Duumaa.5Imam Ibnu Katsir
menuturkan didalam tafsirnya6, "Bahwa kampung ini sekarang
telah berubah dengan sebab adzab dahsyat yang menimpa
3 . Seperti ditegaskan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya 2/230. akan tetapi
dinukil disana nama ayahnya Harun bukan Haraan. Sebagaimana hal ini
juga dikatakan oleh Imam Thabari dalam tarikhnya 1/292.
4 . Dakwatu Tauhid hal: 137 oleh Muhammad Khalil Haras.
5 . Tafsir Ibnu Jarir Thabari 7/98.
6 . 3/357.
6
penduduknya menjadi sebuah danau besar yang sangat berbau
busuk (sekarang terkenal dengan laut mati.pent) dan danau
tersebut terkenal keberadaanya di negeri al-Ghaur, berada
diperbatasan sebuah gunung di baitul Maqdis dan negeri al-Kurk
dan Syuubak".
Ahli sejarah mengatakan bahwa tempat tersebut
sekarang secara pasti berada di laut mati atau danau Luth7.
Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa laut mati
sebelumnya tidak ada wujudnya sebelum adanya kejadian ini,
yaitu gempa dahsyat yang membikin bagian atas terbalik
kebawah, sehingga menjadikan tempatnya lebih rendah dari
permukaan laut sekitar empat ratus meter, dan pada zaman ini
telah berhasil diungkap dalam sebuah penelitian adanya
peninggalan kota kaumnya nabi Luth yang berada di sisi laut
mati.8
KEYAKINAN KAUMNYA NABI LUTH:
Kaumnya nabi Luth 'alaihi sallam merupakan manusia
yang paling fajir, manusia terburuk yang pernah ada dalam
sejarah peradaban manusia, memiliki perilaku yang buruk, plus
7 . Lihat pernyataan ini dalam kitab Ma'al Anbiyaa' fiil Qur'anil Karim hal:
146 oleh Thabarah Afif.
8 . Qashashul Anbiyaa hal: 113 oleh Abdul Wahab an-Najjar.
7
ditambah dari kejelekan tadi adanya kesyirikan yang mereka
kerjakan serta perilaku-perilaku abnormal yang menjadi perilaku
terburuk yang pernah ada, mereka adalah orang-orang yang
memerangi Allah Shubhanahu wa ta’alla dan para nabi -Nya,
banyak melakukan kerusakan dimuka bumi, biasa merampok,
menyamun, mengkhianati teman.
Dan diantara perilaku terburuk yang belum pernah
dikerjakan sebelumnya dalam sejarah manusia ialah dosa liwath
(sodomi/homoseksual) yakni mendatangi laki-laki untuk
memuaskan hasrat biologisnya. Mereka meninggalkan perkara
yang dihalalkan oleh Allah ta'ala untuk mereka, serta
mengacuhkan wanita sebagai istri-istrinya yang sah, yang ada
justru menggantinya dari yang halal menjadi haram, merubah dari
yang baik menjadi buruk, lebih senang dengan perilaku abnormal
dari pada menjaga diri.
Bersamaan dengan ini mereka menyatakan berlepas diri
dari semua fadhilah (perilaku baik), larut dengan sifat yang hina,
merobek semua pintu malu, makanya disepakati kalau mereka
adalah manusia terburuk yang pernah ada dimuka bumi ini, dari
sisi perilaku, perbuatan dan sifat-sifatnya. Mereka tidak lagi
memiliki rasa malu untuk mengerjakan kemungkaran, bahkan
mereka mendatangi secara terang-terangan tanpa rasa malu dan
8
risih, tidak pula menjaga kehormatan dari maksiat, justru mereka
mengerjakan kemungkaran tersebut dihadapan khalayak ramai
tanpa ada agama yang mencegahnya tidak pula ada seorangpun
yang berusaha untuk mengingkarinya9.
Kita ambil faidah kisah ini dari kabar mereka yang Allah
Shubhanahu wa ta’alla kisahkan dalam kitab suci -Nya. Dan
cukuplah sebagai gambaran akan keburukan perilaku mereka
dengan rasa takut yang meliputi nabi Luth 'alaihi sallam terhadap
tamu-tamunya, beliau sangat takut jika kaumnya sampai berhasil
menodai tamu-tamunya, menanggalkan kehormatan mereka dan
dirinya menyaksikan kelaliman mereka kepada tamunya. Seperti
yang Allah ta'ala kisahkan kepada kita didalam firman -Nya:
"Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu
kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya
karena kedatangan mereka, dan Dia berkata: "Ini adalah hari
yang amat sulit". (QS Huud: 77).
9 . Lihat pernyataan ini semua dalam kitab Bidayah wa Nihayah 1/164
oleh Ibnu Katsir. Qashashul Anbiyaa hal: 1112 oleh an-Najjar dan Ma'a al-
Anbiyaa hal: 142-143 oleh Thabarah Afif.
9
Diantara kebiasaan buruk yang mereka kerjakan ialah:
Memanggang rambut, mengurai pakaian, menembak,
melontar dengan pelanting, bermain burung merpati dan
mengundi nasib, permainan domino, catur, bertepuk tangan,
bermain anak panah, memanjangkan pakaian dibawah mata kaki,
mengurai kancing pakaian luar, memendam khamr,
homoseksual10, terkentut dengan suara keras dimajelismajelisnya
11.
Dan kebiasan-kebiasaan buruk ini semua atau
sebagiannya telah disinggung oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla
didalam firman -Nya dalam surat al-Ankabuut, Allah ta'ala
berfirman:
10 . Lihat penuturan yang disampaikan oleh Imam Suyuti dalam ad-Durar
al-Mantsur 4/323 dan Syaukani dalam Fathul Qadir 4/201. sebuah
riwayat dari sahabat Abu Umamah radhiyallahu 'anhu yang beliau
sandarkan riwayat tersebut kepada Ibnu Asakir, dan riwayat tersebut
disebut oleh al-Haitsami dalam kitabnya az-Zawajir 2/231.
11 . Lihat penuturannya dalam Tafsir Thabari 20/93. dan Ibnu Katsir dalam
tafsirnya 3/411.
10
"Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki,
menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat
pertemuanmu?". (QS al-Ankabuut: 29).
Imam Ibnu Jarir menegaskan, "Yang benar dalam
pendapat ini menurut saya ialah yang berpendapat mereka
banyak melakukan perbuatan keji, menyamun orang-orang yang
dalam perjalanan ke kampung mereka serta mengolokngoloknya".
12
Apapun artinya yang jelas mereka banyak sekali
melakukan perbuatan keji yang belum pernah dikerjakan oleh
seorangpun dimuka bumi, maka saudara mereka nabi Luth 'alaihi
sallam mengajaknya untuk kembali kepada Allah azza wa jalla,
melarang mereka untuk segera meninggalkan perbuatan keji dan
kemungkaran di majelis-majelis mereka. Akan tetapi, jawaban
yang diberikan oleh kaumnya dari dakwah yang jujur ini, serta
nasehat yang penuh kelembutan tadi tidak ada melainkan
penolakan serta berpaling dari ajakannya, bahkan mereka
mengancam akan mengusir dirinya keluar kampung bila masih
melanjutkan dakwahnya, seperti yang Allah Shubhanahu wa
ta’alla nukil kejadiannya dalam firman -Nya:
12 . Tarikh Umamul wal Muluk 1/295 oleh Thabari.
11
"Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak
berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir".
(QS asy-Syu'araa: 167).
Dan mereka memberi alasan kenapa mengusir dirinya,
seperti dijelaskan oleh Allah ta'ala dalam firman -Nya:
"Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan:
"Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena
sesungguhnya mereka itu orang-orang yang sok suci". (QS an-
Naml: 56).
Sebab pengikutnya nabi Luth 'alaihi sallam menyuruh mereka
pada perkara yang baik dan melarang perbuatan mungkar,
mengajak untuk mentauhidkan Allah Shubhanahu wa ta’alla dan
tidak berbuat syirik, serta melarang kita dari homoseksual dan
menjauhi perbuatan keji, aniaya dan dosa.
Maka nabi Luth 'alaihi sallam mengumumkan sikap
berlepas diri pada mereka, seperti yang Allah ta'ala nukil
ucapannya dalam firman -Nya:
"Luth berkata: "Sesungguhnya aku sangat benci kepada
perbuatanmu". (QS asy-Syu'araa: 168).
Beliau berkata ketika sudah melaksanakan perintah dan bersabar
atasnya:
"Luth berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan
azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu". (QS al-Ankabuut:
30).
Kemudian beliau berdoa kepada Allah azza wa jalla agar
menyelamatkan dirinya beserta keluarganya dari apa yang
mereka kerjakan, maka Allah Shubhanahu wa ta’alla
mengabulkan doanya, menyelematkan seluruh keluarganya
kecuali istrinya karena ia lebih memilih untuk beragama seperti
kaumnya. Dia juga berkhianat kepada suaminya dengan
mengabarkan kepada kaumnya tentang keberadaan tamu-tamu
suaminya, maka dia termasuk dari kalangan orang-orang yang
mendapat adzab.
Maka tatkala Allah Shubhanahu wa ta’alla berkehendak
ingin membinasakan mereka, Allah Shubhanahu wa ta’alla
mengutus pasukan -Nya dari kalangan malaikat untuk
menimpakan mereka adzab dengan batu dari tanah yang
13
terbakar yang telah diberi tanda oleh Allah Shubhanahu wa
ta’alla untuk kaum yang telah melampaui batas. Sebagaimana
yang Allah ta'ala rekam kejadiannya didalam firman -Nya:
"Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth
itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani
mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubitubi,
yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu Tiadalah jauh
dari orang-orang yang zalim". (QS Huud: 82-83).
Inilah kisah yang Allah azza wa jalla kabarkan kepada kita
tentang keberadaan kaumnya nabi Luth 'alaihi sallam. Tapi,
apakah dari sekian banyak kelaliman yang mereka kerjakan ada
dosa syirik yang mereka lakukan? Para ulama dalam hal ini
berbeda pendapat menjadi dua kubu:
Pendapat pertama: Sebagian ulama mencukupkan diri dengan
mengacu pada tekstual yang Allah Shubhanahu wa ta’alla
kisahkan kepada kita tentang beritanya nabi Luth 'alaihi sallam.
Dimana tekstual dalam ayat-ayat yang hanya berisi larangan bagi
mereka untuk tidak mengerjakan perbuatan keji serta peringatan
14
adanya hukuman yang akan mereka peroleh jika terus
mengerjakannya.
Maka diambil sebuah hukum dari kisah-kisah tersebut
tidak adanya perbuatan syirik ditengah-tengah mereka, sebab
kalau seandainya ada tentu sudah ada larangannya. Dan
menyuruh mereka untuk beribadah hanya kepada Allah
Shubhanahu wa ta’alla semata. Pendapat inilah yang dipegang
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah didalam beberapa tulisan
beliau. Dimana beliau menerangkan, setelah menuturkan
kebinasaan yang menimpa kaumnya nabi Sholeh dan penduduk
Madyan, beliau menjelaskan, "Dan kaumnya nabi Luth 'alaihi
sallam dikisahkan kepada kita kalau mereka menghalalkan
perbuatan keji, dan tidak adanya peringatan bagi mereka untuk
bertauhid berbeda dengan kisah-kisah umat sebelumnya, maka
ini sebagai dalil yang menunjukan bahwa mereka bukan termasuk
orang-orang yang berbuat kesyirikan".13
Pendapat kedua: Sebagian ahli tafsir berpendapat, mengacu pada
pilar dakwah yang dibawa oleh para rasul 'alaihimu sallam secara
umum. Dimana salah satu unsur dakwah mereka yang paling
urgen ialah mengajak untuk mentauhidkan Allah azza wa jalla.
13 . an-Nubuwaat hal: 57 oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
15
Sebagaimana di tegaskan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla
didalam firman -Nya:
"Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas
kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu dengan -Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu
bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena
takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan
kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatanperbuatan
yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun
16
yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar". demikian itu yang diperintahkan kepadamu
supaya kamu memahami(nya). dan janganlah kamu dekati harta
anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga
sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang
melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata,
maka hendaklah kamu berlaku adil, Kendatipun ia adalah
kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. dan bahwa
(yang Kami perintahkan ini) adalah jalan -Ku yang lurus, maka
ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang
lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan -
Nya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa".
(QS al-An'aam: 151-153).
Dan sebagaimana Allah Shubhanahu wa ta’alla terangkan didalam
surat al-Anbiyaa:
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu
sekalian akan aku". (QS al-Anbiyaa': 25).
17
Berdasarkan hal ini maka mereka menyatakan bahwa
nabi Luth 'alaihi sallam juga melarang kaumnya untuk melakukan
perbuatan syirik. Diantara pernyataan tersebut ialah yang
dikatakan oleh Imam Ibnu Katsir didalam tafsirnya14, "Beliau (nabi
Luth) menyeru kaumnya untuk beribadah kepada Allah
Shubhanahu wa ta’alla semata dan tidak menyekutukan -Nya.
Dan mengajak mereka untuk mentaati rasul yang telah Allah
Shubhanahu wa ta’alla utus kepada mereka. Serta melarang
untuk tidak berbuat maksiat kepada –Nya dan mengerjakan
perkara-perkara baru yang mereka bikin dimuka bumi yang belum
pernah dilakukan sebelumnya oleh para makhluk dan melarang
mereka untuk tidak menyalurkan hasrat biologisnya kepada lelaki
tapi kepada wanita".
Dalam kesempatan lain beliau juga menjelaskan, "Maka
nabi Luth 'alaihi sallam mengajak kaumnya untuk beribadah
kepada Allah ta'ala semata tanpa menyekutukan -Nya. Dan
melarang mereka untuk melakukan perbuatan dosa, maksiat dan
keji serta perilaku-perilaku yang melampaui batas".15
Begitu juga Imam Qurthubi membawakan sebuah
riwayat dalam tafsirnya dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu
14 . 3/357.
15 . Bidayah wa Nihayah 1/176-178. oleh Ibnu Katsir.
18
'anhu tentang perbuatan-perbuatan maksiat yang dilakukan oleh
kaumnya nabi Luth, beliau mengomentari setelah menyebut
beberapa maksiat tersebut dengan mengatakan, "Bersamaan
dengan ini semua, mereka masih melakukan perbuatan syirik
kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla, mereka lah pelaku pertama
perbuatan abnormal homoseksual dan lesbian".16
Kemudian nabi Luth a'alaihi sallam menyuruh kaumnya
yang pertama untuk takut kepada Allah azza wa jalla, dan
mengabarkan pada mereka kalau dirinya adalah utusan -Nya,
serta menjelaskan bahwa hak para rasul ialah harus di taati kabar
yang diberitakan kepada kaumnya, tentang metodologi beribadah
kepada Allah azza wa jalla, lalu beliau menerangkan pada mereka
beberapa siksaan bagi orang yang menyelisihi metodologi -Nya.
hal itu, sebagaimana yang Allah ta'ala kabarkan kepada kita
didalam firman -Nya:
"Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul, ketika saudara
mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak
bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan
(yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan
taatlah kepadaku. dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu
atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta
alam. mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,
dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu
untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui
batas". (QS asy-Syu'araa: 160-166).
Nabi Luth 'alaihi sallam menjadikan makna-makna
aqidah dalam muatan dakwah yang pertama kali, lalu
menggandeng kerusakan yang berbahaya sekali dilingkungan
masyarakatnya dengan makna aqidah pula.
Sedangkan Syaikh Muhammad Rasidh Ridho17 berdalil
didalam kitabnya al-Manar18 bahwa nabi Luth 'alaihi sallam telah
17 . Beliau adalah Muhammad Rashid Ridho al-Qalmuni berasal dari
Baghdad al-Husaini. Ahli hadits, tafsir, sejarahwan, sastrawan, dan
poliFkus. Lahir pada tahun 1282 H. dan meninggal pada tahun 1354 H.
berguru kepada Muhammad Abduh pada sekolahannya. Beliau tumbuh
dengan pemikiran rasionalis kemudian beliau berpegang dengan manhaj
salaf, namun, masih ada sisi pemikiran rasionalis dan oreantalisnya yang
20
mengajak kaumnya untuk mentauhidkan Allah ta'ala, dan tidak
meninggalkan perkara urgen ini yakni memperingatkan mereka
agar tidak mengerjakan kesyirikan. Beliau berdalil dengan tekstual
ayat, dimana beliau menegaskan didalam kitabnya tersebut
manakala menafsirkan firman Allah ta'ala:
4َ ِ 6ٰ¹ & ٱ "Dan (kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya).
(ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu
mengerjakan perbuatan faahisyah itu (homoseksual), yang belum
pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?".
(QS al-A'raaf: 80).
Beliau menjelaskan, "Susunan yang ada dengan (ayat)
sebelum ini mengandung konsekuensi bahwa makna ayat ini ialah
dan Kami utus Luth, namun, di sini dihilangkan karena memiliki
keterkaitan dengan pengutusan, dan pilar pertama (dalam
dakwah para rasul) ialah mengesakan ibadah kepada Allah
Shubhanahu wa ta’alla sebagaimana bisa dipahami dari yang
sebelumnya, dari beberapa ayat selain dari surat ini. maknanya,
belum hilang dari beliau pada beberapa kasus. Lihat biografinya dalam
Mu'jamul Mu'alifiin 9/310.
18 . Tafsir al-Manar 8/509-510.
21
Kami utus Luth pada waktu dirinya mengingkari kaumnya untuk
tidak melakukan perbuatan faahisyah seusai tegaknya hujah pada
mereka tentang kandungan dakwah risalah".
Sebagian ulama tafsir menanggapi (pendapat pertama)
dengan adanya kesamaan zaman antara nabi Luth dan Ibrahim
'alaihima sallam, serta keimanan nabi Luth kepada nabi Ibrahim,
seperti dijelaskan oleh Allah ta'ala didalam firman -Nya:
"Maka Luth membenarkan (kenabian) nya. dan berkatalah
Ibrahim: "Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang
diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); Sesungguhnya Dialah yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS al-Ankabuut: 26).
Para ulama tadi menjelaskan, "Bahwa faktor tidak
disebutnya secara spesifik dakwah nabi Luth 'alaihi sallam kepada
kaumnya untuk menyerukan tauhid, karena nabi Luth 'alaihi
sallam mempunyai kaum yang keberadaannya satu masa serta
sama keyakinannya dengan kaumnya nabi Ibrahim, sebagaimana
telah lewat kalau nabi Ibrahim 'alaihi sallam mengusung dakwah
tauhid dan memberangus kesyirikan, beliau berjuang mati-matian
hingga perkaranya menjadi masyhur, akan kandungan dakwah
22
yang beliau bawa diseluruh penjuru negeri, maka tidak
disebutkan dakwah ini melalui lisanya nabi Luth dalam rangka
mencukupkan diri dengan perjuangan yang dilakukan oleh nabi
Ibrahim, hanya saja disebutkan tentang tugas khusus yang
diemban oleh nabi Luth yaitu mencegah kaumnya untuk tidak
melakukan perbuatan abnormal serta perbuatan maksiat lainnya.
Adapun selain beliau dari para rasul yang telah datang
kabar tentang mereka yang secara jelas mendakwahkan tauhid,
karena mereka datang setelah lenyapnya orang-orang yang
menyembah Allah ta'ala sehingga mereka mengajak kaumnya
agar menyembah -Nya, oleh sebab itu setiap rasul mengajak
kaumnya untuk beribadah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla
semata".19
Adapun menurut saya, maka saya lebih condong pada
pendapat yang menyatakan bahwa nabi Luth 'alahi sallam
menyuruh kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah ta'ala,
serta melarang mereka dari kesyirikan, dengan dalil konteks ayatayat
yang ada, juga dengan alasan kesamaan ushul dakwah yang
diemban oleh seluruh nabi ketika berdakwah kepada Allah azza
wa jalla, kemudian Allah tabaraka wa ta'ala juga menafikan
keimanan ketika menimpakan adzab terhadap orang yang
19 . Tafsir Fakhru Razi 13/25/65. Ruhul Ma'ani 20/153 oleh al-Alusi.
23
dibinasakan pada kaumnya nabi Luth 'alaihi sallam. Seperti
tercantum didalam firman -Nya:
g ﴿
"Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di
negeri kaum Luth itu. dan Kami tidak mendapati negeri itu,
kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri". (QS adz-
Dzariyaat: 35-36).
Sebagaimana diketahui, bahwa perbuatan maksiat tidak
sampai mengeluarkan pelakunya dari keimanan, sehingga tidak
tersisa dari pendalilan ayat kecuali kita katakan bahwa mereka
adalah orang-orang musyrik atau mereka telah kafir. Dalam suatu
penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menuturkan,
"Sesungguhnya mereka yakni kaumnya nabi Luth, adalah orangorang
musyrik di samping juga berperilaku abnormal yang biasa
mereka lakukan". Beliau menegaskan, "Adapun keberadaan
kaumnya nabi Luth maka mereka berbuat kesyirikan di samping
juga melakukan homoseksual yang belum pernah dilakukan oleh
penduduk bumi sebelumnya".20
20 . Majmu Fatawa 16/249.
24
Pada kesempatan lain beliau mengatakan, "Dan Allah
ta'ala mengatakan tentang kaumnya nabi Luth 'alaihi sallam
dalam firman -Nya:
"Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatanperbuatan
yang keji". (QS Huud: 78).
Beliau mengatakan, "Mereka adalah orang-orang yang telah kafir
bila di tinjau dari beberapa sisi, dari sisi penghalalan homoseksual,
dari sisi kesyirikan, dari sisi mendustakan para rasul, sedangkan
mereka melakukan ini dan itu, akan tetapi, kesyirikan dan
mendustakan para rasul ada sisi kesamaan antara mereka dan
umat yang lainnya…".21 Imam Ibnu Qoyim juga menyatakan sama
dengan gurunya diatas, dimana beliau menegaskan, "Mereka
adalah orang-orang musyrik".22
Selanjutnya keimanan nabi Luth 'alaihi sallam kepada
nabi Ibrahim 'alaihi sallam tidak menutup kemungkinan kalau
dirinya mendapat tugas khusus untuk menyampaikan risalah
secara tersendiri pada kaum tertentu, karena para rasul di
perintahkan untuk mengimani dengan sebagaian yang lainnya,
dan rasul yang datang belakangan maka harus mengimani kepada
21 . Tafsir Ayaat Usykilat 1/391, Ibnu Taimiyah.
22 . Ighatsatu Lahfan 2/571 oleh Ibnu Qoyim.
25
nabi yang sebelumnya. Dimana Allah Shubhanahu wa ta’alla
menjadikan bagi orang yang mendustakan seorang rasul sama
dengan mendustakan seluruh rasul. Seperti yang Allah ta'ala
tegaskan didalam firman -Nya:
"Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul". (QS asy-Syu'araa:
160).
Dan tidaklah nabi Ibrahim 'alaihi sallam berdiskusi
dengan para malaikat perihal nabi Luth, seperti tercantum dalam
firman -Nya:
"Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira
telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikatmalaikat)
Kami tentang kaum Luth". (QS Huud: 74).
Tidaklah beliau melakukannya kecuali setelah mengetahui kalau
hujah telah tegak secara sempurna pada mereka, dari perintah
untuk beribadah kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla semata,
26
serta melarang untuk melakukan seluruh perbuatan abnormal
dan dosa.23
Adapun tidak adanya kisah yang sampai kepada kita dari
Allah azza wa jalla tentang kesyirikan mereka serta sesembahansesembahannya
sebagaimana di opinikan oleh ulama yang
berpendapat tidak adanya kesyirikan pada kaumnya nabi Luth
'alaihi sallam, maka kita sanggah dengan ucapan, 'Taruhlah
mereka tidak sampai menyembah kepada selain Allah
Shubhanahu wa ta’alla, semisal menyembah berhala, patung,
bintang dan yang lainya, akan tetapi, jelas mereka telah
menyembah hawa nafsunya, tidak kah engkau sadari pada ucapan
mereka, seperti telah di abadikan oleh Allah ta'ala didalam firman
-Nya:
"Mereka berkata: "Dan bukankah Kami telah melarangmu dari
(melindungi) manusia?". (QS al-Hijr: 70).
Dan firman Allah tabaraka wa ta'ala tentang mereka:
23 . Lihat pernyataan ini yang disampaikan oleh D. Abdurahman Raja al-
Ufi dalam kitabnya Dakwah Ilallah fii SuraF Huud hal: 323.
27
"(Allah berfirman): "Demi umurmu (Muhammad), Sesungguhnya
mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)".
(QS al-Hijr: 72).
Maka dapat diketahui kalau mereka begitu mendewakan
hawa nafsunya (untuk berbuat homoseksual), mereka lebih
mengedepankan hawa nafsu seksnya dari pada perintah Allah
azza wa jalla, mabuk kepayang pada perilaku tersebut, maka ini
merupakan bentuk sesembahannya mereka24. Selaras dengan
firman Allah ta'ala terhadap orang-orang semacam ini, seperti
Allah berfirman:
ٱ إِ "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Tuhannya". (QS al-Jaatsiyah: 23).
Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa tidak ada
seseorang yang mengatakan, sesungguhnya tuhannya adalah
hawa nafsunya. Akan tetapi, yang di maksud ialah kalau dirinya
berjalan sambli mengekor hawa nafsunya, seakan dirinya seperti
sedang beribadah kepadanya dari segi keterikatan hati dengan
kecintaan, tunduk dan mabuk kepayangnya.
24 . Lihat pembahasannya secara luas dalam kitab Ighatsatu Lahfan oleh
Ibnu Qoyim.
28
Inilah keadaan kaumnya nabi Luth 'alaihi sallam didalam
perilakunya, melakukan perbuatan keji, dari sisi ini maka selaras
dengan pernyataan bahwa mereka adalah orang-orang yang telah
menyekutukan Allah Shubhanahu wa ta’alla dengan beribadah
kepada hawa nafsunya25. Maka Allah Shubhanahu wa ta’alla
menyuruh mereka agar beribadah kepada -Nya semata, yaitu
dengan meninggalkan pengagungan terhadap hawa nafsu yang
mengantarkan mereka para perilaku abnormal. Wallau 'alam.
25 . Fiqhul Ibadaat hal: 74-76 oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh al-
Utsaimin.