Kesyirikan Pada Kaumnya Huud
Segala puji hanya bagi Allah, kami memujiNya, memohon
pertolongan dan ampunan kepadaNya, kami berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan
kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan,
maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar kecuali Allah semata, yang tidak ada sekutu
bagiNya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad
adalah hamba dan RasulNya. Amma Ba'du:
Kesyirikan yang terjadi setelah kaumnya nabi Nuh 'alaihi
sallam. Tidak diketahui secara pasti kapan kesyirikan setelah
kaumnya nabi Nuh 'alaihi sallam terjadi, semua yang kita ketahui
dari al-Qur'an yang mulia hanya berbentuk pengabaran dari Allah
yang menerangkan pengganti setelah kaumnya nabi Nuh 'alaihi
sallam dimuka bumi adalah kaum Aad. Allah ta'ala berfirman
melalui lisanya Huud 'alaihi sallam:
"Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan
kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah
lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan
tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah
nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan".
(QS al-A'raaf: 69).
4
Sebagaimana kita juga tidak memiliki referensi yang valid
berapa kurun waktu, jarak antara kaumnya nabi Nuh dan nabi
Huud 'alaihima sallam. Akan tetapi, setidaknya ayat diatas
memberi faidah pada kita bahwa diantara kurun waktu tersebut
tidak ada rasul yang diutus oleh Allah azza wa jalla.
Begitu juga bila kita perhatikan kisahnya kaum Aad maka
senantiasa datang didalam al-Qur'anul Karim setelah kisahnya
kaum nabi Nuh, yang menunjukan kalau apa yang kita paparkan
barusan tadi bisa dibenarkan yaitu kaum Aad sebagai pengganti
dari kaumnya nabi Nuh dimuka bumi, dan tidak ada umat lain
diantara keduanya. Dalam hal ini kita tidak bisa berbicara panjang
lebar dalam masalah ini kecuali sampai di sini.
Sebab perkara-perkara tadi terlalu jauh kejadiannya dan
telah lewat beberapa generasi sebelum di bukukan dalam buku
sejarah, sehinggga tidak boleh berbicara melebihi kapasitas dari
apa yang telah dijelaskan oleh nash, dan dalam hal ini lebih baik
diam dari pada berbicara tanpa mempunyai argumen, dan tidak
mengapa jika kita tidak tahu, karena jika seandainya didalam
masalah ini mengandung faidah niscaya Allah akan mengabarkan
pada kita.
Oleh karena itu sekarang kita langsung masuk pada
pembahasan kondisi kaum nabi Huud 'alaihi sallam dengan
kesyirikan dan kerusakan yang mereka lakukan.
Adapun nama lengkap nabi Huud 'alaihi sallam ialah Huud
bin Abdullah bin Rabah bin al-Khulud bin Aad bin A'was bin Irmi
bin Saam bin Nuh.1
1 . Tarikhul Umam wal Muluk 1/216 dan Jami'ul Bayan 8/153, oleh Imam
Thabari, dalam keterangan yang diberikan oleh Imam Ibnu Katsir di
sebutkan Jarud sebagai ganti al-Khulud, pendapat ini juga dipegang oleh
Ibnu Ishaq.
5
Ada ulama lain yang menjelaskan beliau adalah Huud bin
A'was bin Irmi bin Saam bin Nuh2. Mengacu pada pendapat ini
berarti Aad saudaranya nabi Huud 'alaihi sallam.
Ada pula yang berpendapat bahwa beliau adalah Aabir bin
Syaalikh bin Arfahsyaad bin Saam bin Nuh. Dan Huud biasa di
panggil dengan Aabir3.
Dari beberapa pendapat para ulama diatas, maka Abu Ja'far
Ibnu Jarir ath-Thabari lebih menguatkan pendapat yang pertama.
Barangkali inilah pendapat yang lebih kuat. Sebagaimana telah
diteliti secara mendalam keabsahan riwayat tersebut oleh Doktor
Abdul Wahab an-Najjar dalam kitabnya Qashash al-Anbiyaa'4.
Adapun pendapat kedua maka merupakan pendapat yang paling
jauh dari kebenaran.
Sedangkan Aad dia adalah Aad al-Uulaa (yang pertama)
sebagaimana ditegaskan oleh Allah ta'ala dalam firmanNya:
"Dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum 'Aad yang
pertama, dan kaum Tsamud. maka tidak seorangpun yang
ditinggalkan nya (hidup)". (QS an-Najm: 50-51).
Dinamakan yang pertama karena mereka datang sebelum
kaum Tsamud5. Ada yang berpendapat karena mereka umat
2 . Qashashul 'Anbiyaa hal: 49 oleh Abdul Wahab an-Najjar.
3 . Tarikh Ibnu Jarir Thabari 1/216, Bidayah wa Nihayah 1/120 oleh Ibnu
Katsir.
4 . Hal: 50.
5 . Dakwah ila Allah fii Sura? Huud 1/259 oleh Abdurahman bin Rajaa bin
Rajii al-Ufi.
6
pertama yang dibinasakan oleh Allah setelah kaumnya nabi Nuh
'alaihi sallam6. Mengacu pada firman Allah tabaraka wa ta'ala:
Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orangorang
yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud,
kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah
musnah?". (QS at-Taubah: 70).
Meruntut pada urutan sejarah peradaban umat manusia maka
kaum Tsamud datang penyebutannya setelah kaum Aad yang
pertama.
TEMPAT TINGGAL KAUM AAD:
Mereka adalah orang Arab yang tinggal di al-Ahqaaf yakni
bukit-bukit berpasir, bentul pluralnya ialah Haqfu. Yaitu bebukitan
yang panjang membentang dipenuhi dengan pasir yang sangat
luas, dan kumpulannya di namakan Haqaaf.7
Pemukiman mereka berada di negeri Yaman hingga ke Oman
dan Hadramaut, tempat tinggal mereka lebih dekat dengan laut
yang dinamakan dengan asy-Syahar dan telaga mereka
dinamakan Mughits, dan mereka lebih senang tinggal didalam
perkemahan mereka yang disangga dengan tiang-tiang yang kuat
6 . al-Jami' lii Ahkamil Qur'an 17/12 oleh al-Qurthubi dan pendapat ini di
nisbatkan kepada Ibnu Zaid.
7 . Tafsir al-Qurthubi 16/203.
7
lagi menjulang tinggi. Sebagaimana di terangkan oleh Allah ta'ala
didalam firmanNya:
"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu
berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang
mempunyai Bangunan-bangunan yang tinggi". (QS al-Fajr: 6-7).
Iram ialah ibukota kaum 'Aad, merekalah yang dinamakan Aad
yang pertama.
KESYIRIKAN YANG TERJADI PADA KAUM AAD:
Di pahami dari firmannya Allah tabarakan wa ta'ala:
"Adapun kaum 'Aad Maka mereka menyombongkan diri di muka
bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih
besar kekuatannya dari kami?". (QS Fushshilaat: 15).
Kalau mereka menyekutukan Allah tabaraka wa ta'ala pada
sebagian perkara rububiyah. Akan tetapi, mereka tidak sampai
mengingkari rububiyah yang dimiliki oleh Allah azza wa jalla. Dan
dalil yang menguatkan hal tersebut ialah firman Allah tatkala
mengkisahkan tentang mereka, Allah berfirman:
8
"Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah, dan Kami sekali-kali tidak akan
beriman kepadaNya". (QS al-Mukminuun: 38).
Dipahami dari ayat tadi kalau mereka mengakui adanya Allah
azza wa jalla, namun, mereka melupakan Allah. Mereka
menganggap tinggi dengan kekuasaan dan kekuatan yang mereka
miliki, mereka begitu bangga dengan kebesaran dan kekuasaanya.
Sebagaimana di abadikan oleh Allah didalam firmanNya:
"Adapun kaum 'Aad Maka mereka menyombongkan diri di muka
bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih
besar kekuatannya dari kami?" dan Apakah mereka itu tidak
memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah
lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? dan adalah mereka
mengingkari tanda-tanda (kekuatan) kami". (QS Fushshilaat: 15).
Kalau begitu, apa sejatinya kesyirikan yang terjadi pada kaum
Aad? Para sejarahwan mengatakan, 'Mereka adalah kaum yang
menyembah berhala".8
Akan tetapi para ulama berbeda pendapat tatkala
menerangkan berhala-berhala yang mereka sembah, ada yang
8 . Tarikhul Umam wal Muluk 1/216 oleh Imam Thabari. Bidayah wa
Nihayah 1/121 oleh Ibnu Katsir. Al-Kaamil fiil Tarikh 1/48 oleh Ibnu Atsir.
9
mengatakan, 'Mereka mempunyai tiga patung yang bernama
Shadaa, Shamudaa dan Haraa9.
Sebagian ulama mengatakan, 'Patung-patung mereka
bernama Shada'a, Shamud dan al-Haba'a'.10 ada lagi yang
berpendapat, 'Patung-patung mereka bernama, Dharaa, Dhamur
dan al-Haba'a'.11
Bagaimana pun juga dari riwayat-riwayat diatas menjelaskan
pada kita bahwa mereka telah terjatuh dalam syirik ibadah dan
uluhiyah. Dimana sebelumnya Allah telah mengaruniai mereka
dengan nikmat yang begitu banyak, kebaikan yang tak terhingga,
mata air mengalir dinegeri mereka, sehingga mereka begitu
mudah bercocok tanam, mereka bisa membangun istana-istana
megah, lalu Allah tambah mereka dengan kesempurnaan fisik
serta badan yang kuat, akan tetapi, mereka tidak mau bersyukur
kepada Allah atas segala nikmat tadi, justru sebaliknya mereka
membikin patung dan berhala, lalu menyembahnya dan meminta
pertolongan tatkala mendapat kesulitan hidup.
Ditambah lagi dengan kesyirikan tadi, mereka mengklaim
kalau berhala dan patung yang mereka miliki dapat menurunkan
mara bahaya dan memberi manfaat, di mana mereka sesumbar
dengan mengatakan hal tersebut, seperti dinukil oleh Allah
didalam firmanNya:
Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan
kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu". (QS Huud: 54).
9 . Bidayah wa Nihayah 1/121 oleh Ibnu Katsir.
10 . Tarikhul Umam wal Muluk 1/216 oleh Imam Thabari.
11 . Al-Kaamil fiil Tarikh 1/48 oleh Ibnu Atsir.
10
Jelas ini merupakan kesyirikan kepada Allah azza wa jalla dalam
masalah rububiyah.
Ketika keadaan mereka yang sudah begitu memprihatinkan,
aqidahnya yang rusak maka Allah subhanahu wa ta'ala mengutus
kepada mereka saudaranya Huud 'alaihi sallam. Beliau merupakan
orang yang mempunyai nasab pertengahan diantara mereka,
memiliki akhlak yang baik, serta akal yang cerdas.
Beliau mengajak kaumnya untuk mau menyembah Allah
semata, serta meninggalkan peribadatan mereka terhadap batu
yang tidak mampu memberi mereka manfaat sedikitpun tidak
pula mencegah mara bahaya.
Namun, jawaban yang diberikan oleh para pembesar
kaumnya menolak dengan penolakan yang sangat jelek, dan
menuduh dirinya dengan berbagai macam tuduhan tak mendasar,
sebagaimana Allah ta'ala abadikan kisah mereka didalam
firmanNya:
Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata:
"Sesungguhnya kami benar benar memandang kamu dalam
keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu
termasuk orang orang yang berdusta". (QS al-A'raaf: 66).
Begitu juga Allah ta'ala sebutkan didalam firmanNya:
"Kaum 'Ad berkata: "Hai Huud, kamu tidak mendatangkan
kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak
akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena
perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai
kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian
sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu."
Huud menjawab: "Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan
saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas
diri dari apa yang kamu persekutukan". (QS Huud: 53-54).
Tatkala kamu Aad bertambah kufur, sudah tidak mempan
lagi peringatan tidak pula nasehat, maka Allah menurunkan adzab
atas mereka dengan angin kencang lagi dingin yang amat kencang
yang membinasakan mereka semua. Sebagai pelajaran bagi orang
yang masih memiliki hati atau ditimpa pendengaran sedang
dirinya menyaksikan. Allah ta'ala menjelaskan adzab atas mereka
didalam firmanNya:
"Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan
angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah
menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan
12
delapan hari terus menerus; maka kamu Lihat kaum 'Aad pada
waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul
pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak
melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka". (QS al-
Haaqqah: 6-8).
Mereka adalah kaum yang sudah sampai pada tingkat
kepandiran yang sangat, dimana tatkala mereka melihat awan
yang datang bergulung-gulung, mereka begitu senang, dan
mengira kalau hujan deras akan segera mengguyur negerinya
setelah sebelumnya Allah menahan air hujan selama beberapa
tahun atas mereka, maka tatkala awan hitam tersebut berada
diatasnya mereka begitu kaget, ditambah lagi kekagetan mereka
manakala awan tersebut menurunkan angin kencang yang
teramat dingin. Allah ta'ala telah gambarkan hal tersebut didalam
firmanNya:
"Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang
menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah
awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!)
bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan
segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih". (QS al-
Ahqaaf: 24).
Selanjutnya Allah ta'ala menyelematkan nabi Huud beserta
orang-orang yang beriman kepadanya dan tidaklah yang beriman
kepadanya kecuali sangat sedikit. Allah ta'ala menyebut hal
tersebut didalam firmanNya:
13
"Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan
orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari
kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab
yang berat". (QS Huud: 58).
Sedangkan kaum Aad maka mereka mendapat laknat dari
Allah para malaikat dan seluruh manusia. Dikarenakan mereka
telah menyekutukan Allah azza wa jalla serta mengingkari ayatayatNya,
memaksiati rasul yang diutus kepada mereka, dan lebih
memilih untuk mengikuti dan mentaati para pemukanya yang
sombong lagi berlaku sewenang-wenang. Allah ta'ala mengatakan
didalam firmanNya:
"Dan itulah (kisah) kaum 'Aad yang mengingkari tanda-tanda
kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai Rasul-rasul Allah dan
mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenangwenang
lagi menentang (kebenaran). Dan mereka selalu diikuti
dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat.
ingatlah, sesungguhnya kaum 'Aad itu kafir kepada Tuhan
mereka. ingatlah kebinasaanlah bagi kaum 'Aad (yaitu) kaum
Huud itu". (QS Huud: 59-60).