Artikel




التوبة


TAUBAT


Allah  berfirman:





“Barangsiapa yang melakukan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (an Nisaa’:110)


Keutamaan taubat


Segala puji hanya bagi Allah , semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah , keluarga, dan seluruh sahabatnya.


Ada seorang laki-laki datang kepada Ibrahim bin Adham Rahimahullah, lalu ia berkata: “Sesungguhnya aku adalah seorang yang banyak melakukan perbuatan dosa, maka nasehatilah aku.”


Ibrahim berkata: “Jika kamu mau menerima lima perkara dariku dan kamu mampu


TAUBAT


4


melaksanakannya, maka perbuatan maksiat apapun tak akan mencelaka-kanmu.”


Maka orang itu berkata: “Apakah itu?”


Ibrahim berkata: “Jika kamu ingin bermaksiat kepada Allah , maka janganlah makan dari rizki-Nya!”


Orang itu menjawab: “Kalau begitu, dari mana aku makan? Karena semua yang ada di bumi ini adalah pemberian-Nya?”


Ibrahim berkata: “Apakah pantas kamu bermaksiat kepada Allah , sedangkan kamu memakan rizki-Nya?”


Orang itu berkata: “Tidak, kemudian apa yang kedua?”


Ibrahim berkata: “Jika kamu ingin bermaksiat kepada Allah , maka janganlah kamu tinggal di bumi-Nya!”


Orang itu berkata: “Ini lebih besar dari yang pertama, di mana aku harus tinggal?”


Ibrahim berkata: “Apakah pantas kamu bermaksiat kepada Allah , sedangkan kamu memakan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya?”


Orang itu berkata: “Tidak, kemudian apa yang ketiga?”


TAUBAT


5


Ibrahim berkata: “Jika kamu ingin bermaksiat kepada Allah , maka carilah tempat di mana Allah  tidak melihatmu!”


Orang itu berkata: “Kemana aku harus pergi, sedangkan Allah  mengetahui semua yang nampak dan tersembunyi?”


Ibrahim berkata: “Apakah pantas kamu bermaksiat kepada Allah , sedangkan kamu memakan rizki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, serta melihat apa yang kamu lakukan?”


Orang itu berkata: “Tidak, kemudian apa yang keempat?”


Ibrahim berkata: “Jika Malaikat maut datang untuk mengambil ruhmu, maka mohonlah kepadanya: “Berilah aku waktu agar aku dapat bertaubat dan beramal saleh!”


Orang itu berkata: “Tidak akan dikabulkan per-mohonanku, dan mereka tak akan menunda (kematian)-ku.”


Ibrahim berkata: “Jika kamu tidak dapat menghindar dari datangnya kematian agar dapat bertaubat dan beramal soleh, maka kenapa kamu berbuat maksiat kepada-Nya?”


Orang itu berkata: “Lalu apa yang kelima?”


TAUBAT


6


Ibrahim berkata: “Jika di hari kiamat nanti, datang Malaikat penjaga neraka untuk mengirimmu ke neraka, maka janganlah kamu menurutinya!”


Orang itu berkata: “Mereka tidak akan melepas-kanku dan menerima keinginanku.”


Ibrahim berkata: “Jika demikian, bagaimana kamu berharap dapat selamat?”


Orang itu pun berkata: “Cukuplah hal ini bagiku. Sungguh aku memohon ampun kepada Allah , dan bertaubat kepada-Nya.”


Allah  telah memerintahkan hamba-Nya untuk selalu bertaubat kepada-Nya.


Firman Allah :





“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (an-Nur: 31)


Allah  telah membagi manusia ke dalam dua golongan, yaitu: orang yang bertaubat, dan orang yang zalim terhadap dirinya sendiri.


Firman Allah :


TAUBAT


7





“Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Al-Hujuraat: 11)


Manusia selalu membutuhkan taubat, karena tidak pernah lepas dari kealfaan dan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertaubat atas kesalahannya, sebagaimana sabda Rasulullah .


Sungguh kesalahan yang terjadi di kalangan banyak orang adalah meremehkan sebagian perbuatan maksiat. Mereka bermaksiat kepada Allah  siang dan malam, dan sebagian lagi ada yang memandang enteng dan sepele terhadap perbuatan maksiat, bahkan tidak perduli dengannya.


Ibnu Mas’ud Radhiyallaahu ‘Anhu berkata: “Sesungguhnya orang mu’min melihat dosa-dosanya bagaikan jika ia duduk di bawah sebuah gunung sedang ia takut kalau gunung itu jatuh menimpa dirinya. Namun orang yang durhaka melihat dosa-dosanya bagaikan seekor lalat yang melintas di depan hidungnya, lalu ia mengibaskan tangannya untuk menyingkirkannya.”


TAUBAT


8


Orang mu’min yang berakal tidak melihat kecilnya sebuah perbuatan maksiat, akan tetapi dia melihat keagungan Tuhan yang didurhakainya. Oleh karena manusia tidak ma’shum (terpelihara dari perbuatan dosa), maka Allah  membuka pintu taubat dan memerintahkannya.


Allah  berfirman:





“Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampuan lagi Maha Penyayang.” (az-Zumar:53)


Dan Rasulullah  bersabda:





“Orang yang bertaubat dari dosa laksana orang yang tidak mempunyai dosa.” (HR. Ibnu Majah)


TAUBAT


9


Bukan itu saja, bahkan Allah  akan mengganti semua keburukannya dengan kebaikan jika dia bersungguh-sungguh dalam taubatnya.


Allah  berfirman:





“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka kejahatan mereka Allah ganti dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Furqan: 70)


Dan sungguh termasuk kesalahan amat besar yang terjadi pada seorang muslim adalah menunda-nunda taubat. Sebagian orang ada yang menyadari kesalahan yang dilakukannya, dan mengetahui keharaman mengerjakannya, akan tetapi dia terus mengulur-ulur waktu dan menunda untuk bertaubat. Sedangkan manusia tidak mengetahui kapan dia akan mati. Oleh karena itu wajib bagi seorang hamba untuk segera bertaubat dari segala dosa. Sebagaimana wajib baginya untuk banyak memohon ampunan atas semua kesalahan yang dia ketahui ataupun tidak. Dia harus segera bertaubat dari dosa-dosanya, betapapun besar dosa itu. Dan hendaknya


TAUBAT


10


dia mengetahui bahwa tidak ada kekufuran yang lebih besar daripada menganggap diri sendiri sebagai tuhan. Fir’aun telah berkata kepada kaumnya: “Wahai manusia, aku tidak mengetahui ada-nya tuhan bagimu selain diriku.” Meskipun demikian Allah  tetap mengutus kepadanya Nabi Musa ‘Alaihissalam untuk mengajak dan menyerukannya bertaubat dan beriman kepada Allah.


Firman Allah :





“Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, dan katakanlah (kepada Fir’aun): “Adakah keinginan bagimu untuk membersih- kan diri (dari kesesatan)? Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya.” (an-Naazi’aat:17-19)


Andaikan Fir’aun mau menurut dan bertaubat niscaya Allah  akan mengampuninya.


Perlu diketahui pula, bahwa orang yang bertaubat dari suatu dosa kemudian dia kembali mengerjakan dosa tersebut, maka wajib baginya


TAUBAT


11


bertaubat untuk kedua kalinya. Dan begitu seterusnya, dia harus mengulangi taubatnya selama dia masih mengulangi dosa yang sama atau dosa lainnya, dan tidak berputus asa dari rahmat Allah . Diriwayatkan oleh Anas Radhiyallahu ‘Anhu dia berkata: aku mendengar Rasulullah  bersabda: “Allah  berfirman: (Wahai anak Adam, tidaklah kamu berdo’a dan memohon kepada-Ku melainkan aku mengampuni segala kesalah- anmu dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai anak Adam, walaupun dosamu mencapai setinggi langit kemudian kamu memohon ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai anak Adam, sungguh bila kamu datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh isi bumi, namun ketika menjumpaiku (mati) kamu tidak menyekutukan-Ku dengan suatu apapun, maka Aku akan datang dengan membawa ampunan untukmu).” (HR. Tirmidzi)


Ada di antara manusia yang merasa putus asa dari rahmat Allah  karena banyaknya dosa dan maksiat yang diperbuat. Atau dia pernah bertaubat satu kali atau lebih kemudian kembali melakukan dosa yang sama, dan dia mengira bahwa Allah  tidak akan me- ngampuninya, maka dia tenggelam dalam dosa dan me- ninggalkan taubat serta tidak


TAUBAT


12


kembali kepada Allah . Ini merupakan kesalahan yang sangat fatal sekali, karena sesungguhnya tiada seorangpun yang berputus asa dari rahmat Allah  kecuali orang-orang yang kafir.


Allah  berfirman:





“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia- lah yang Maha Pengampuan lagi Maha Penyayang.” (az-Zumar:53)


Dan firman Allah :





“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.” (Yusuf: 87)


TAUBAT


13


Ada pula di antara manusia yang meninggalkan taubat dari beberapa macam perbuatan maksiat, karena takut akan perkataan manusia, atau takut kehilangan kedudukan yang dia miliki, atau pekerjaan yang dia geluti di tengah masyarakat. Dia lupa kalau suatu saat nanti akan pergi menuju tempat di mana ia akan dikubur seorang diri, dan akan dibangkitkan kembali untuk dimintai pertanggungjawaban oleh Allah  atas semua yang dia perbuat selama hidup di dunia. Dan tidak berguna sedikitpun bagi dirinya orang-orang yang menghalanginya dari taubat dan menggodanya untuk berbuat maksiat. Setiap manusia harus ingat bahwa barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah , dia akan mendapatkan ganti yang jauh lebih baik dari-Nya.


Dan di antara manusia ada pula yang asyik tenggelam dalam dosa, bahkan ketika dilarang dia mengatakan: “Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Tidak diragukan lagi bahwa hal tersebut adalah kebodohan dan kedunguan, serta merupakan penyesatan dari syaitan kepada sebagian manusia. Karena sesungguhnya rahmat Allah  itu hanya untuk orang-orang yang melakukan kebaikan dan bukan untuk orang-orang jahat yang terus-menerus melakukan dosa.


TAUBAT


14


Allah  berfirman:





“Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (al- A’raf: 56)


Dan Allah  walaupun Maha Pemaaf lagi Maha luas rahmat-Nya, akan tetapi Dia juga sangat pedih siksa-Nya.


Sebagaimana firman Allah :





“Kabarkan kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesung-guhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya adzab-Ku adalah adzab yang sangat pedih.” (al Hijr: 49-50)


TAUBAT


15


Syarat-syarat taubat


Taubat yang benar mempunyai beberapa syarat, sebagaimana telah disimpulkan oleh para ulama dari ayat-ayat al Qur’an dan hadits Nabi . Di antaranya:


Pertama : Segera meninggalkan perbuatan dosa.


Kedua : Menyesali perbuatan dosa yang pernah dilaku- kannya.


Ketiga : Bertekad untuk tidak mengulangi lagi per-buatan dosa tersebut.


Keempat : Mengembalikan hak-hak orang yang telah dizaliminya, atau meminta maaf kepada mereka, atau mohon untuk dihalalkan baginya.


Rasulullah  bersabda:





“Barang siapa yang pernah menzalimi saudaranya berupa harta maupun kehormatan, maka hendaklah ia minta kehalalan darinya hari ini juga, sebelum datang suatu masa yang tidak lagi berguna dinar


TAUBAT


16


ataupun dirham kecuali kebaikan dan keburukan.” (HR. Bukhari)


Akan tetapi, seseorang yang tidak mampu untuk mengembalikan hak-hak orang yang dizaliminya setelah berusaha sekuat tenaga, maka hanya maaf Allah-lah yang diharapkan.


Diantara hak-hak tersebut adalah:


1. Hak yang berkaitan dengan harta: Yaitu dengan mengembalikannya kepada pemiliknya dengan cara apapun, atau minta kehalalan darinya. Apabila dia tidak mengetahui pemiliknya, atau ia tidak menemukan pemiliknya setelah berusaha mencarinya, atau ia lupa jumlah barang yang ia ambil, maka hendaknya ia mengira-ngira kadar-nya kemudian bersedekah atas nama pemiliknya.


2. Hak yang berkaitan dengan badan: Taubatnya adalah dengan memberikan kesempatan bagi orang yang memilki hak tersebut untuk mengambil haknya, baik dengan harta, qisas, atau pemberian maaf. Apabila dia tidak mengetahui orang yang mempunyai hak tersebut, maka hendaknya ia bersedekah untuknya dan mendo’akannya.


TAUBAT


17


3. Kezaliman terhadap kehormatan seseorang: seperti dalam bentuk ghibah, menuduh orang lain berzina (qadzf), mengadu domba (namimah), atau merusak persahabatan, maka ia minta kehalalan dari orang yang dizaliminya, dan memperbaiki apa yang telah ia rusak dengan segala kemampuan yang ada, kemudian berdoa untuk mereka.


Beberapa macam taubat


1. Taubat seorang pembunuh:


Wajib bagi seorang pembunuh dengan sengaja untuk melaksanakan tiga macam hak:


1. Hak Allah : Pelaksanaannya dengan bertaubat kepada-Nya sebenar-benar taubat dan menyesali dosa besar yang telah ia lakukan itu.


2. Hak ahli waris: Pelaksanaannya dengan menyerah-kan diri kepada mereka agar mereka mengambil hak mereka, baik dengan qisas, diyat, atau pemberian maaf.


3. Hak orang yang dibunuh: Hal ini tidak mungkin dapat dipenuhi di dunia, maka apabila taubat orang yang membunuh itu benar, kemudian ia menyerahkan diri ke ahli waris orang yang dibunuhnya, maka Allah  akan memaafkannya.


TAUBAT


18


Dan bagi orang yang dibunuh, Allah  akan mengganti haknya pada hari kiamat nanti dengan yang lebih baik dari sisi-Nya.


2. Taubat seorang rentenir:


Yaitu dengan meninggalkan riba, dan bertekad untuk tidak mengerjakannya lagi di masa yang akan datang, kemudian menyesali apa yang telah ia lakukan di masa lalu. Adapun harta yang dihasilkan dari usaha riba yang ada padanya, maka terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai hukumnya. Namun Ibnu Taimiyah, Ibnu Sa’di dan Ibnu ‘Utsaimin berpendapat bahwa harta riba yang telah diambil dan diperoleh sebelum bertaubat adalah menjadi miliknya, dan ia tidak harus mengeluarkannya. Akan tetapi ia harus meninggalkan harta riba yang belum diambilnya.


Berdasarkan firman Allah :





“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharam-kan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya


TAUBAT


19


apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.” (Al-Baqaraha: 275).


Taubat yang benar


Agar taubat itu diterima, maka harus dilakukan dengan ikhlas untuk Allah . Maka seseorang tidak dikatakan bertaubat bila dalam meninggalkan perbuatan dosa didasari atas sum’ah (mencari nama atau popularitas) atau karena ingin menjaga kedudukannya dalam pekerjaan. Dan tidak dikatakan bertaubat orang yang meninggalkan maksiat karena takut akan kesehatannya, seperti halnya orang yang meninggalkan zina karena takut akan penyakit yang ditimbulkannya, dan seterusnya.


Tidaklah dikatakan bertaubat orang yang tidak mencuri karena ia tidak mampu melakukannya, atau karena takut kepada penjaga atau lainnya.


Juga tidak dikatakan bertaubat orang yang meninggalkan minuman keras atau narkoba karena telah bangkrut.


Dan tidak pula dikatakan bertaubat orang yang tidak melakukan maksiat karena adanya sesuatu yang menghalangi dirinya dari perbuatan maksiat.


TAUBAT


20


Sebagaimana orang yang bertaubat harus merasa-kan keburukan dosa yang dilakukannya. Ini berarti bahwa taubat yang sebenarnya akan dibarengi penyesalan dan rasa tidak senang bila teringat akan dosa yang pernah ia lakukan, bahkan ia sama-sekali tidak mempunyai keinginan untuk mengulangi perbuatan tersebut di masa yang akan datang.


Sebagaimana ia harus melepaskan diri dari keharaman yang ada, seperti segala yang memabukkan, alat-alat permainan yang melalaikan, gambar-gambar atau film-film yang diharamkan. Juga memisahkan diri dari teman-teman jahat yang dapat mendorongnya kepada perbuatan-perbuatan maksiat. Teman-teman jahat itu, mereka kelak pada hari kiamat akan saling melaknat sesama mereka. Oleh karena itu, bagi orang yang bertaubat harus meninggalkan mereka bila ia tidak mempunyai kemampuan untuk berdakwah kepada mereka dan memperbaiki mereka. Terkadang syaitan menggoda orang yang bertaubat agar kembali kepada teman-temannya yang jahat itu dengan dalih mengajak mereka untuk bertaubat, sedangkan ia sendiri lemah dan tidak mempunyai kemampuan untuk mem-pengaruhi mereka. Justru ini menjadi sebab kembalinya ia kepada lembah kemaksiatan untuk kedua kalinya. Maka ia harus memilih teman-teman


TAUBAT


21


baik yang dapat membantu dan menunjukinya kepada jalan kebaikan.


Hal-hal yang membantu dalam bertaubat


1. Ikhlas karena Allah : Ini merupakan sarana yang sangat bermanfaat untuk meninggalkan perbuatan dosa. Jika seorang hamba bersikap ikhlas karena Allah  dan bersungguh-sungguh dalam taubatnya, Allah  tentu menolongnya dan menyingkirkan segala rintangan yang akan menghalanginya dari taubat.


2. Kesungguhan hati: Apabila seseorang bersungguh-sungguh dalam meninggalkan maksiat, Allah  akan menolongnya.


Firman Allah :





"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, bener-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan


TAUBAT


22


sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (al-‘Ankabut: 69)


3. Mengingat akhirat: Apabila seseorang menyadari betapa singkat dan cepatnya kehidupan dunia, dan mengetahui berbagai macam nikmat yang disediakan bagi orang-orang yang taat, serta adzab yang pedih bagi orang-orang yang berbuat maksiat di akhirat kelak, maka hal itu merupakan penghalang yang amat kuat bagi dirinya untuk melakukan berbagai macam dosa.


4. Menghindari kesendirian dan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif: Karena kekosongan merupakan salah satu penyebab penting yang dapat menjerumuskan seseorang ke jurang maksiat, maka jika ia sibuk dengan sesuatu yang bermanfaat untuk agama dan dunianya, tidak akan ada kesempatan baginya untuk melakukan kerusakan.


5. Menjauhkan diri dari hal yang merangsang dan mengingatkan kepada kemaksiatan: Yaitu dengan menjauhi semua hal yang dapat merangsang perbuatan maksiat dan membangkitkan birahinya, seperti menonton film, mendengarkan lagu-lagu yang erotis, dan membaca buku-buku atau majalah-majalah porno.


TAUBAT


23


6. Bergaul dengan orang-orang baik dan menjauhkan diri dari orang-orang yang berakhlak buruk: Karena berteman dengan orang baik memotivasi diri untuk selalu berbuat baik, dan mengikuti pola kehidupan mereka yang dekat dengan kesalehan dan jauh dari kerusakan.


7. Doa: Doa adalah obat yang sangat bermanfaat, dan merupakan senjata orang mu’min, serta termasuk salah satu sarana yang paling kuat dalam merealisasikan semua keinginan dan dipenuhinya segala kebutuhan oleh Allah .


Firman Allah :





“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Ghafir: 60)


Dan firman-Nya:





“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.” (al-A’raf: 55)


Dan firman-Nya:


TAUBAT


24





“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-ku, maka hendak-lah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (al-Baqarah: 186).


Hal-hal yang dapat menghapus dosa


Di antara rahmat Allah  terhadap hamba-Nya, bahwa sebagian ibadah yang diwajibkan merupakan penghapus dosa-dosa kecil. Di antaranya:


1. Shalat lima waktu: Rasulullah  bersabda:





TAUBAT


25





“Apa pendapat kalian, apabila di depan pintu seseorang di antara kalian ada sungai yang mengalir deras airnya, kemudian ia mandi di sana sebanyak lima kali setiap hari, apakah masih tersisa kotoran (di badannya) meski sedikit?” Mereka menjawab: “tentu tidak, wahai Rasulullah.” Rasulullah  bersabda: “Demikian pula dengan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus segala dosa dan kesalahan .” (HR.Bukhari dan Muslim)


2. Shalat Jum’at: Rasulullah  bersabda:





“Barangsiapa yang berwudhu dan membaguskan wudhunya , kemudian dia pergi menunaikan shalat Jum’at, lalu diam dan mendengarkan khutbah, maka diampuni baginya dosa-dosa antara jum’at yang lalu


TAUBAT


26


dan jum’at yang sedang ia laksanakan ditambah tiga hari.” (HR. Muslim)


3. Puasa Ramadhan: Rasulullah  bersabda:





arangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan didasari keimanan dan mengharap pahala (dari Allah), diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)


4. Haji: Rasulullah  bersabda:





“Barangsiapa yang menunaikan haji, dalam keadaan tidak berkata kotor dan berbuat kefasikan, maka dia kembali (bersih) dari segala dosanya laksana ketika dilahirkan dari perut ibunya.” (Muttafaqun ‘Alaih)


5. Puasa ‘Arafah: Rasulullah  bersabda:





TAUBAT


27


“Puasa hari ‘Arafah menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang tersisa.” (HR. Ahmad)


6. Musibah dan penyakit: Rasulullah  bersabda:





“Tidak ada sesuatupun yang menimpa diri seorang muslim, baik kelelahan, penyakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya, dan kegelisahan, sampai duri yang mengenainya, melainkan Allah ampuni dengannya sebagian dari kesalahannya.” (Muttafaqun ‘Alaih)


Sabda Rasulullah :





“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah timpakan musibah kepadanya.” (HR. Bukhari)


TAUBAT


28


7. Istighfar: Sesungguhnya istighfar adalah salah satu sebab terbesar datangnya ampunan Allah  terhadap dosa-dosa yang dilakukan seseorang.


Allah  berfirman:





“Dan Allah sekali-kali tidak akan meng’adzab mereka, sedang mereka meminta ampun (beristighfar).” (al-Anfal:33)


Sabda Rasulullah :





“Beruntunglah orang yang mendapatkan dalam buku catatannya istighfar yang banyak.” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)


Pertanyaan dan jawaban


Pertanyaan: Saya ingin bertaubat, tetapi dosa saya terlalu banyak, saya tidak tahu apakah Allah  akan mengampuni semua kesalahan yang telah saya lakukan di tahun-tahun yang lalu?


Jawaban: Allah  berfirman:


TAUBAT


29





“Katakanlah: “Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampuan lagi Maha Penyayang.” (az-Zumar:53)


Dan firman-Nya dalam hadits qudsi: “Wahai anak Adam, tidaklah kamu berdo’a dan memohon kepada-Ku melainkan Aku mengampuni segala kesalahanmu, dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai anak Adam, walaupun dosamu mencapai setinggi langit kemudian kamu memohon ampun, pasti Aku ampuni dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai anak Adam, sungguh bila kamu datang kepada-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh isi bumi namun ketika kamu menjumpai-Ku (mati) dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan suatu apapun, maka Aku akan datang dengan membawa ampunan untukmu.” (HR. Tirmidzi).


TAUBAT


30


Bahkan kebaikan Allah  jauh lebih besar dari itu semua, karena siapa saja yang bersungguh-sungguh dalam bertaubat, maka Allah  akan mengganti keburukannya yang lalu dengan kebajikan.


Sebagaimana firman Allah :





“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka Allah ganti dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-Furqan: 70)


Pertanyaan: Saya ingin bertaubat, akan tetapi teman-teman yang jahat tidak melepaskan saya, dan saya merasa belum punya kekuatan untuk menolak. Apa yang harus saya lakukan?


Jawaban: Anda harus sabar dan terus bertekad untuk bertaubat. Ini merupakan ujian apakah anda benar-benar dalam bertaubat atau tidak. Di samping itu anda harus hati-hati, jangan sampai anda menuruti kemauan teman-teman lama anda.


Allah  berfirman:


TAUBAT


31





“Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkanmu.” (ar-Ruum: 60)


Hendaknya setiap orang menyadari bahwa teman-teman yang tidak baik itu akan terus berusaha dengan berbagai macam cara untuk mengembalikan dirinya kepada kehidupan mereka. Kemudian setelah mereka mengetahui kesungguhan dan keteguhan hatinya mereka akan meninggalkannya.


Pertanyaan: Saya ingin bertaubat, akan tetapi teman-teman lama saya mengancam akan membeber-kan segala kejelekan dan aib yang pernah saya lakukan di tengah masyarakat. Mereka mempunyai foto-foto dan dokumen, dan saya takut nama baik saya menjadi hancur. Lalu apa yang harus saya perbuat?


Jawaban: Pertama, anda harus melawan para pendukung syaitan, dan ketahuilah bahwa tipu daya syaitan itu lemah. Kemudian ketahui pula bahwa jika anda menuruti mereka, mereka akan semakin


TAUBAT


32


gila mencari sesuatu yang dapat memberatkan anda, maka di sini anda telah rugi dua kali. Akan tetapi tawakkallah kepada Allah , dan bacalah (Hasbiyallaahu Wa Ni’mal Wakil). Rasulullah  apabila merasa takut kepada suatu kaum, beliau membaca do’a:


))اَللَّ مَُُّ لِنَّانَجْعَلُكَ فِيْ نُ وْرِهِمْ، وَنَعُوْذُبِ وكَ مِ ونْ شُ ورُوْرِهِمْ((


)رواه أحمد وأبوداود(


“Ya Allah, Sungguh kami menjadikan-Mu (sebagai pelindung kami) di hadapan mereka, dan kami ber-lindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)


Memang benar, kondisi yang anda hadapi ini sangatlah berat, akan tetapi Allah  selalu bersama orang-orang yang bertaqwa, Dia sekali-kali tidak akan menghinakan mereka. Anda dapat menyimak kisah ini sebagai bukti pertolongan Allah  terhadap orang-orang yang bertaqwa:


“Adalah seorang sahabat bernama Martsad bin Abi Martsad, ia bertugas menyelundupkan orang-orang muslim yang lemah dari kota Mekkah menuju kota Madinah. Ia pernah mempunyai seorang teman wanita sebagai pelacur di kota Mekkah yang


TAUBAT


33


bernama ‘Inaq, dan ia telah berjanji kepada seseorang untuk membawa-nya pergi ke kota Madinah. Martsad berkata: “Tatkala aku sampai dan berada di bawah bayangan sebuah dinding, pada malam bulan purnama, maka datanglah ‘Inaq dan ia melihatku, ketika ia menghampiriku iapun mengenaliku. Lalu ia berkata: “Mari kita tidur bersama malam ini?!”, Akupun menjawab: “Wahai ‘Inaq, Allah telah mengharamkan zina”. Maka ‘Inaq pun berkata: “Wahai kaum, orang ini akan membawa tawanan kalian!!”. Martsad berkata: “Maka ada delapan orang yang mengejarku hingga aku sampai di sebuah gua, lalu aku masuk ke dalamnya, merekapun datang sehingga berada tepat di atas kepalaku. Namun Allah  menghalangi penglihatan mereka terhadap diriku, kemudian mereka pergi dan aku kembali ke tempat sahabatku dan membawanya pergi menuju kota Madinah.”


Demikianlah Allah  membela orang-orang yang beriman dan bertaubat kepada-Nya. Kemudian apabila terbongkar semua yang anda takuti, dan memerlukan klarifikasi, hendaknya anda jelaskan sikap anda kepada orang lain, dan katakan bahwa dulu anda memang orang yang berdosa, namun sekarang anda telah bertaubat kepada Allah . Dan harus kita sadari bahwa hakekat pengungkapan


TAUBAT


34


seluruh kejahatan yang pernah dilakukan adalah di akhirat nanti, yaitu di hadapan Allah  dan seluruh makhluk-Nya yang terdiri dari para malaikat, jin dan manusia.


Pertanyaan: Saya pernah melakukan dosa, dan saya telah bertaubat, kemudian saya tergoda dan mengerjakannya lagi. Apakah batal taubat saya yang pertama dan kembalikah dosa saya yang lalu, dan yang lainnya?


Jawaban : Orang yang bertaubat dari dosanya, maka Allah  mengampuninya, dan jika ia kembali melakukan pekerjaan itu untuk kedua kalinya, maka seperti orang yang baru melakukan pekerjaan itu pertama kali. Dan ia harus kembali bertaubat atas kesalahannya yang baru, sedangkan taubatnya yang pertama maka hukumnya sah.


Pertanyaan: Apakah sah taubat saya dari suatu dosa namun saya terus melakukan dosa yang lain?


Jawaban: Taubat dari suatu dosa hukumnya sah walaupun dibarengi dengan perbuatan dosa lainnya, asalkan dosa tersebut bukan termasuk dari jenis dosa yang anda telah bertaubat darinya. Seperti orang yang bertaubat dari usaha riba namun ia belum bertaubat dari minuman keras, maka


TAUBAT


35


taubatnya dari usaha riba hukumnya sah. Akan tetapi orang yang bertaubat dari minuman keras namun ia terus mengkonsumsi obat-obatan terlarang, atau ia bertaubat dari zina dengan seorang perempuan namun ia masih melakukan zina dengan perempuan lain, maka taubatnya tidak sah.


Pertanyaan: Saya telah meninggalkan beberapa kewajiban di masa lalu, seperti shalat, puasa, dan zakat. Apa yang harus saya lakukan?


Jawaban: Mengenai shalat maka anda tidak wajib mengqadhanya, akan tetapi diganti dengan taubat yang benar dan mendirikan shalat dengan baik, serta memperbanyak istighfar. Dengan begitu semoga Allah  mengampuni kesalahan-kesalahan anda dalam mening-galkan shalat.


Adapun orang yang meninggalkan puasa, jika ketika meninggalkan puasa berada dalam keadaan Islam maka wajib baginya mengqadha puasa yang ditinggalkan, disertai dengan memberi makan seorang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkannya. Adapun zakat yang dulu tidak dikeluarkan, maka wajib ia keluarkan.


Pertanyaan: Dulu saya pernah mencuri harta orang lain, kemudian saya bertaubat kepada Allah , namun saya tidak mengetahui alamat mereka.


TAUBAT


36


Jawaban: Anda harus mencari mereka dengan usaha yang maksimal, jika anda menemukan mereka kembalikanlah barang yang pernah anda curi darinya, akan tetapi jika mereka telah meninggal dunia berikanlah barang itu ke ahli waris mereka. Namun apabila setelah usaha yang maksimal ternyata anda tidak menemukan mereka, bersedekahlah atas nama mereka walaupun mereka orang kafir, karena Allah  memberi mereka di dunia dan tidak di akhirat.


Pertanyaan: Saya pernah tergelincir ke dalam perbuatan zina. Bagaimana saya harus bertaubat? Dan apabila wanita yang saya zinahi itu hamil, apakah anak yang dikandungnya adalah anak saya?


Jawaban: Apabila zina tersebut atas persetujuan wanita dan ridha darinya, maka tidak wajib bagi anda kecuali taubat, dan anak yang dikandungnya bukan anak anda, juga tidak wajib bagi anda memberi nafkah kepadanya, karena ia merupakan anak zina yang dinasabkan kepada ibunya.


Dan tidak boleh bagi orang yang bertaubat menikahi wanita tersebut untuk menutupi aib. Namun jika ia dan wanita itu bertaubat dengan sebenar-benar taubat, maka boleh baginya menikahi


TAUBAT


37


wanita tersebut setelah benar-benar bersih dari kehamilan.


Adapun jika zina itu terjadi karena pemerkosaan, maka wajib bagi laki-laki membayar mahar mitsli (mas kawin yang pantas untuk wanita sepertinya) sebagai kompensasi atas penderitaan yang dialaminya. Kemudian ia harus bertaubat dengan sebenar-benar taubat, disertai pelaksanaan had atasnya jika permasalahannya telah sampai kepada penguasa.


Pertanyaan: Saya telah menikah dengan seorang laki-laki yang saleh, sedangkan saya dulu pernah melakukan hal-hal yang tidak diridhai oleh Allah . Apa yang harus saya perbuat?


Jawaban: Wajib bagi anda bertaubat kepada Allah  dengan sebenar-benar taubat, dan tidak wajib bagi anda menceritakan kepada suami anda apa yang pernah anda lakukan di masa lalu.


Pertanyaan: Apa yang harus dilakukan oleh seorang yang bertaubat dari dosa homoseks?


Jawaban: Wajib bagi kedua belah pihak (yang mengerjakan dan yang dikerjai) untuk bertaubat kepada Allah  dengan taubat ‘azhimah (taubat besar). Karena Allah  tidak pernah menurunkan berbagai macam azab kepada suatu kaum


TAUBAT


38


sebagaimana yang telah Dia turunkan kepada kaum Luth, dan itu disebabkan begitu hinanya dosa yang mereka lakukan. Azab mereka adalah:


1. Allah  membutakan penglihatan mereka.


2. Lalu menimpakan atas mereka suatu suara keras yang mengguntur.


3. Lalu mencabut dan mengangkat negeri mereka ke atas serta menjungkir balikkannya.


4. Kemudian menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi sehingga membinasakan mereka seluruhnya.


Oleh karena itu Rasulullah  bersabda:





“Jika kamu mendapati seseorang melakukan apa yang dilakukan kaum Luth, maka bunuhlah pelaku dan patnernya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)


Maka wajib bagi orang yang melakukan dosa homoseksual bertaubat dengan sebenar-benar taubat, dan memperbanyak istighfar (permohonan ampunan) kepada Allah  atas dosa yang ia perbuat.


TAUBAT


39


Penutup


Ingatlah wahai saudaraku, sesungguhnya kasih sayang Allah  kepada hamba-Nya jauh melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam taubatnya, maka Allah  akan mengampuninya, dan pintu taubat masih terbuka dan belum tertutup.


وصلى الله على محمد وآله وصحبه أجمعين


TAUBAT



 



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i