Apakah benar seorang yang mempercayai bahwa ‘Tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad sallallahu’alaihi wa sallam adalah utusan-Nya’ hal itu cukup baginya untuk masuk surga? Alhamdulillah. Islam itu tidak cukup hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat saja. Bahkan harus merealisasikan syarat kedua syahadat ini agar orang yang mengucapkan itu menjadi muslim yang benar. Rukun Islam itu adalah keyakinan, ucapan dan perbuatan. Dari Ubadah bin Shamit radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda: مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ (رواه البخاري، رقم 28 ومسلم، رقم 3252) “Barangsiapa yang mengucapkan ‘Saya bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah saja dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan sesungguhnya Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya. (Dan meyakini bahwa) Isa adalah hamba Allah anak dari hambanya serta kalimat-Nya yang dihembuskan ke Maryam dan ruh dari-Nya. (Dan meyakini bahwa) sesungguhnya surga itu nyata dan neraka itu nyata. Maka Allah akan masukkan ke dalam surga dari pintunya yang delapan yang dikehendaki.’ (HR. Bukhari, no. 28, dan Muslim, no. 3252) Syekh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah berkata, ‘Ucapan ‘Barangsiapa yang bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah’ yakni orang yang mengucapkan tahu artinya, mengamalkan isinya luar dalam. Dalam dua kalimat syahadat itu harus ada ilmu, keyakinan dan beramal dari (kandungannya). Sebagaimana Firman Allah Ta’ala, ‘Maka ketahuilah bahwa tiada tuhan melainkan Allah.’ Dan firman-Nya, ‘Kecuali orang yang bersaksi dengan kebenaran sementara dia dalam kondisi mengetahuinya.’ Adapun kalau cuma sekedar ucapan saja tanpa mengetahui maknanya, tidak yakin, tidak beramal dengan kandungan yang ada di dalamnya. (termasuk berlepas diri dari kesyirikan, ikhlas dalam ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan. Amalan hati dan anggota tubuh) itu tidak akan bermanfaat menurut kesepakatan (ijma’) ulama’. Al-Qurtubi rahimahullah berkata di kitab ‘Al-Mufhim ‘Ala Shahihil Muslim’ Bab La Yakfi Mujarrod At-Talaffuz Bissyahadatain, Bal Laa budda Min Istikanil Qalbi (bab tidak cukup hanya sekedar mengucapkan dua kalimat syahadat, bahkan harus ada keyakinan dalam hati)’ penjelasan ini mengingatkan akan sesatnya (pemahaman) mazhab Murjiah radikal yang mengatakan bahwa bahwa mengucapkan dua kalimat syahadat itu cukup dalam beriman. Hadits-hadits dalam bab ini menunjukkan akan kesesatannya. Bahkan ia adalah mazhab yang telah diketahui sesatnya dalam syariat bagi orang yang memperhatikan. Karena hal itu berarti dibolehkannya sifat kemunafikan. Sementara menghukumi orang munafik dengan keimanan yang benar itu adalah jelas-jelas salah. Dalam hadits ini ada yang menunjukkan hal itu, yaitu pada ungkapan ‘Man Syahida (barangsiapa yang bersaksi) karena persaksian itu tidak sah kecuali kalau ada ilmu, keyakinan, ikhlas dan kejujuran. ‘Fathul Majid, hal. 36. Syarat ‘Syahadah Lailaha illallahu’ itu ada tujuh syarat, tidak bermanfaat orang yang mengucapkannya kecuali kalau terkumpul semuanya. Secara global (syarat tersebut) adalah; Pertama, ilmu yang menafikan kebodohan. Kedua, yakin yang meniadakan keragu-raguan. Ketiga, penerimaan yang meniadakan penolakan. Keempat, merealisasikan yang meniadakan meninggalkan. Kelima, ikhlas yang meniadakan kesyirikan. Keenam, jujur yang meniadakan kebohongan. Ketujuh, kecintaan yang meniadakan kebalikannnya yaitu kebencian.Pertanyaan
Teks Jawaban