Artikel




Bagaimana supaya Allah


swt. Mencintai anda? Segala puji bagi Allah swt. Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengampun,


Yang Maha Mulia dan Maha Memaksa, Yang Maha membolak-balikkan


(menguasai) hati dan mata, Yang Maha Mengetahui yang Nampak dan


yang tersembunyi, saya senantiasa memuji-NYa pagi dan petang, saya


bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada


sekutu bagi-Nya, suatu persaksian yang dapat menyelamatkan orang


yang mengatakannya dari api neraka, dan saya bersaksi bahwasanya


Muhammad saw. adalah Nabi-Nya yang terpilih, shalawat Allah Swt.


Atasnya dan kepada keluarganya, isteri-isterinya, serta para sahabatnya yang pantas untuk di muliakan, senantiasa shalawat tersebut tercurahkan siang dan malam.


Amma ba’du….


 Diantara hal yang harus di perhatikan seorang muslim dalam


kehidupan kesehariannya yaitu mempraktekkan sunnah Rasulullah saw.


Dalam seluruh gerak-geriknya, diamnya, perkataannya dan perbuatannya, sehingga ia mengorganisir kehidupannya dengan sunnah Rasulullah saw. Secara keseluruhan dari pagi sampai sore.


Dzu Nnun al Mishry mengatakan:


“ diantara tanda kecintaan kepada Allah swt. Yaitu dengan mengikuti Nabi-Nya Muhammad Saw. Dalam akhlaknya, perbuatannya, perintahnya


dan sunah-sunahnya”.


Allah Swt. Berfirman:


“ Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Ali ‘Imran: 31).


Hasan al Bashry mengatakan:


“Diantara tanda kecintaan mereka kepada-Nya ialah dengan mengikuti


sunnah Rasuln-Nya”.


08


 Sesungguhnya posisi seorang mukmin di perhatikan bagaimana ia mengikuti sunnah Rasulullah saw.


Jika ia senantiasa mempraktekkan Sunnah Rasululullah saw. Maka semakin tinggi dan mulia pulalah posisinya di sisi Allah Swt.


 Oleh karena itu, saya membuat artikel yang singkat ini untuk menghidupkan sunnah Rasullah saw. Dalam kehidupan keseharian


orang-orang muslim, dalam ibadah mereka, dalam tidur mereka, dalam


makan mereka, minum mereka, dalam berinteraksi dengan orang lain,


ketika mereka bersuci, ketika mereka keluar dan masuk rumah, dan ketika mereka memakai pakaian, serta dalam seluruh gerak-gerik mereka.


 Bayangkan jika salah seorang diantara kita kehilangan uang dalam


jumlah yang besar maka kita akan senantiasa dan bersungguh-sungguh


untuk mencarinya agar kita menemukannya kembali, akan tetapi sudah


berapa sunnah Rasulullah saw. telah jatuh dan hilang dari kehidupan


kita, apakah kita bersedih? Dan berusaha untuk menerapkannya dalam


kehidupan kita yang nyata?


 Sesungguhnya diantara musibah yang menimpa kehidupan kita


ialah kita lebih mementingkan dan mengagungkan harta daripada sunnah Rasulullah saw., seandainya di katakan kepada manusia bahwa :


“barangsiapa yang mempraktekkan salah satu sunnah Dari sunnahsunnah Rasulullah saw. Maka akan mendapatkan uang dalam jumlah


besar”.


 maka anda akan mendapati manusia berbondong-bondong menerapkan sunnah Rasulullah saw. Dalam kehidupan keseharian mereka dari


pagi sampai sore, karena dengan mempraktekkan sunah dari sunnahsunnah Rasulullah saw. Mereka akan mendapatkan keuntungan dalam


jumlah yang besar, manfaat apa yang bisa harta berikan untukmu ketika


kamu telah di letakkan dalam kuburmu kemudian kamu di taburi tanah?


Allah swt. Berfirman:


“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al A’la: 16-17).


09


 Yang di maksud dengan sunnah-sunnah dalam


pembahasan ini, ialah: “Hal-hal yang jika di kerjakan


mendapatkan pahala sementara jika di tinggalkan tidak


mendapatkan hukuman atau (tidak ada ganjaran apa-apa)”,


yaitu “hal-hal yang sering terulang-ulang siang dan malam dan


setiap dari kita mampu untuk melaksanakannya”.


 Aku telah mendapati bahwasanya jika setiap muslim bersungguhsungguh untuk menerapkan sunnah Rasulullah saw. Dalam kehidupan


keseharian mereka, maka mereka mampu untuk menerapkan tidak


kurang dari 1000 sunnah dalam kesaharian mereka, sementara artikel ini


hanya untuk menjelaskan sarana termudah untuk menerapkan sunnahsunnah ini dalam kehidupan keseharian yang lebih dari 1000 sunnah.


 Jika seorang muslim berusaha dan bersungguh-sungguh untuk


menerapkan 1000 sunnah dalam kehidupan keseharian mereka siang


dan malam, maka dalam sebulan terkumpul 30.000 sunnah, maka perhatikanlah orang-orang yang tidak mengetahui sunnah-sunnah ini atau


orang-orang yang mengetahuinya tapi tidak mempraktekkannya berapa


banyak derajat-derajat yang mulia dan kebaikan-kebaikan terbuang siasia dari dirinya, sementara ia benar-benar orang yang serba fakir (amal


kebajikan)”.


Beberapa faidah dalam menerapkan sunnah, ialah:


1. Akan sampai kepada derajat (cinta) yaitu cinta Allah Swt. Kepada


hamba-Nya yang mukmin.


2. Dapat menutupi atau menambal kekurangan dari hal-hal yang wajib


(yang telah kita laksanakan seperti shalat fardhu).


3. Dapat menjaga kita agar tidak terjerumus dalam perbuatan bid’ah.


4. Dengan mengerjakan sunnah adalah termasuk mengagungkan


syi’ar-syi’ar (yang bersifat ritual) Allah Swt.


 Wahai umat islam !!!..perhatikanlah sunnah-sunnah Muhammad


Saw. Rasul kalian, terapkan dan hidupkanlah dalam kehidupan keseharian kalian, karena hal tersebut adalah tanda kecintaan yang sempurna


terhadap Rasulullah saw. Serta tanda yang benar sebagai pengikut Nabi


Muhammad Saw.


10


Sunnah-sunnah ketika


bangun dari tidur


 Membasuh bekas tidur dari wajah dengan tangan. Ibn Hajar dan an


Nawawi mengatakan bahwasanya hal ini adalah sunnah berdasarkan


hadits yang berbunyi:


“Rasulullah saw. Bangun dari tidurnya kemudian beliau duduk dan membasuh bekas tidur dari wajahnya dengan tangannya”. (HR. Muslim).


· Mengucapkan do’a yaitu: “Al hamdulillah lladzi ahyaana ba’da maa


amaatanaa wa ilaihi nnusyuur”. (HR. Bukhari).


Artinya: “segala puji bagi Allah Swt. Yang telah menghidupkan kami kembali, setelah kami mati (tidur) dan kepada-Nyalah kami akan kembali”.


· Bersiwak (membersihkan mulut dengan kayu siwak), “ketika Rasulullah saw. Bangun dari tidur pada malam hari, beliau menggosok mulutunya dengan siwak”. (HR. Bukhari dan Muslim).


Diantara hikmah dari hal tersebut ialah:


 1. Diantara keistimewaan bersiwak ialah menghilangkan rasa ngantuk


dan membuat orang merasa segar.


2. Menghilangkan bau mulut.


11


Masuk dan keluar dari


toilet


Diantara sunnah-sunnah masuk dan keluar dari wc. Ialah:


· Masuk wc. Dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan.


· Berdo’a sebelum masuk: “Allahumma inni a’udzubika minal khubutsi


wal khabaaitsi”.


 Artinya: Ya Allah ! sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari godaan


syetan laki-laki dan perempuan”. (HR. Bukhari dan Muslim).


· Dan berdo’a ketika telah keluar: “Gufraanak” artinya : “aku minta ampun


kepada-Mu”. (di riwayatkan oleh ashhabu sunan kecuali an Nasaai).


 · Setiap manusia akan masuk wc. Siang dan malam secara berulang-ulang , dan setiap masuk dan keluar ia menerapkan sunnah ini yaitu


dua sunnah ketika masuk dan dua sunnah ketika ia keluar.


12


13


Sunnah-sunnah berwudhu


1. Mengucapkan basmalah (bismillah).


2. Mencuci kedua telapak tangan 3 x pada permulaan berwudhu.


3. Memulai dengan berkumur-kumur dan ber instinsyaaq (memasukkan air kedalam hidung) sebelum mencuci wajah.


4. Ber instintsaar (membuang air dari hidung setelah ber instinsyaaq)


dengan tangan kiri. Sesuai dengan hadits : “lalu Rasulullah saw. Mencuci


kedua telapak tangannya 3 kali, kemudian berkumur-kumur dan memasukkan air kedalam hidungnya dan membuangnya kembali, dan beliau


mencuci wajahnya tiga kali”. (HR. Bukhari dan Muslim).


5. Mubaalaghah (berlebih-lebihan) dalam berkumur-kumur dan memasukkan air kedalam hidung bagi orang yang tidak berpuasa: “ berlebihlebihanlah dalam memasukkan air kedalam hidungmu kecuali jika kamu


sedang berpuasa”. (di riwayatkan oleh sunan yang empat).


Yang di maksud dengan al mubaalaghah (berlebih-lebihan) dalam berkumur-kumur ialah: meratakan air di seluruh bagian-bagian mulut.


Sedangkan yang di maksud dengan al mubaalaghah (berlebih-lebihan)


dalam ber instinsyaaq ialah: menarik air ke dalam hidung sampai bagian


atas.


6. Berkumur-kumur dan berinstinsyaaq dari satu telapak tangan, dengan tidak memisahkan diantara keduanya: “kemudian beliau memasukkan tangannya dan berkumur dan berinstinsyaaq dari satu telapak tangan”. (HR. Bukhari dan Muslim).


7. Bersiwak ketika sedang berkumur-kumur. Dengan dalil yang berbunyi:


“seandainya tidak memberatkan bagi umatku, maka akan kuperintahkan


mereka bersiwak setiap kali mereka berwudhu”. (HR. Ahmad dan an Na-


14


saai).


8. Menyela-nyela jenggot yang tebal ketika mencuci wajah. “Adalah Rasulullah saw. Menyela-nyela jenggotnya


ketika berwudhu”. (HR. Tirmidzi).


9. Cara membasuh kepala:


· Membasuh dari permulaan rambut (ubun-ubun) sampai akhir


tengkuk kemudian dikembalikan lagi basuhannya ke depan (ubun-ubun).


· Adapun basuhan yang wajib ialah: membasuh kepala secara merata


dengan cara yang tidak di tentukan, dan “Rasulullah saw. Membasuh


kepalanya dengan kedua tangannya di mulai dari permulaan rambutnya


(sampai ketengkuk) kemudian beliau mengembalikan lagi basuhannya


(ke depan bagian permualaan rambut)”. (HR. Bukhari dan Muslim).


10. Menyela-nyela jari-jari kedua tangan dan kaki, Rasulullah saw. Bersabda:


“sempurnakanlah wudhu dan sela-selalah jari-jari tangan dan kaki”. (di


riwayatkan oleh sunan yang empat).


11. Memulai mencuci bagian yang kanan dari yang kiri ketika mencuci


tangan dan kaki.


“Rasulullah saw. Senang memulakan sesuatu dengan bagian yang


kanan ketika memakai alas kaki…dan ketika bersuci”. (HR. Bukhari dan


Muslim).


12. Mencuci lebih dari satu kali sampai tiga kali, ketika beliau saw. Mencuci wajah, kedua tangan dan kedua kaki.


13. Mengucpkan syahadatain ketika selesai berwudhu, dengan mengatakan:


“ ً أشهد أن ال إله إال اهلل وحده ال شريك له ، وأشهد أن حممدا عبده ورسوله


Artinya: “Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan kecuali Allah, Yang


Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-NYa”.


Dan faidahnya ialah: akan di bukan untuknya pintu surga yang delapan


dan ia bebas memilih di pintu mana ia akan masuk”. (HR. Muslim).


15


 14. Berwudhu di rumah: Rasulullah saw. Bersabda:


 “Barangsiapa yang berwudhu di rumahnya, kemudian


berjalan menuju salah satu rumah (mesjid) dari rumahrumah Allah Swt. Untuk melaksanakan shalat fardhu dari


shalat-shalat fardhu yang di wajibkan oleh Allah swt. Maka


setiap ia melangkahkan kedua kakinya (akan tercatat) langkah


kaki yang pertama akan menggugurkan dosanya dan langkah kaki yang


kedua akan mengangkat derajatnya”. (HR. Muslim).


15. Menggosok, yaitu: tangan menggosok anggota badan (yang di basahi ketika berwudhu) dengan air.


16. Irit dalam memakai air, “Adalah Rasulullah saw. Berwudhu dengan


satu Mud (Hanafiyah: 1.032 liter = 815,39 gram, Syafiiyyah + Malikiyyah


+ Hanabilah: 0,687 liter = 543 gram). (HR. Bukhari dan Muslim).


17. Melewati batas yang wajib di basuh ketika membasuh empat anggota badan (anggota wudhu), yaitu: kedua tangan dan kedua kaki, (


karena Abu Hurairah Ra. Berwudhu kemudian beliau mencuci tangannya


sampai lengannya, dan mencuci kakinya sampai ke betisnya, kemudian


beliau mengatakan: beginilah aku melihat Rasulullah saw. Berwudhu”.


(HR. Muslim).


18. Shalat dua raka’at setelah berwudhu, Rasulullah saw. Bersabda:


“ Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhu saya ini, kemudian ia shalat


dua raka’at dan ia tidak berhadats pada keduanya, maka akan di ampuni


dosanya yang telah lalu”. Di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan


dalam periwayatan Muslim dari Hadits Uqbah bin ‘Aamir “maka ia akan


di masukkan ke dalam surga”.


19. Menyempurnakan wudhu, yaitu : memberikan setiap anggota badan


(yang akan di cuci atau di basuh ketika berwudhu) haknya dengan pencucian yang sempurna.


20. Seorang muslim mungkin akan berwudhu beberapa kali dalam sehari semalam, sebagian mereka ada yang berwudhu lima kali sehari semalam, dan ada yang lebih dari lima kali ketika ia ingin melaksanakan


shalat dhuha atau shalat malam (tahajjud), maka sesuai dengan berapa 


16


kali seorang muslim berwudhu dalam sehari semalam,


maka ia mempraktekkan sunnah-sunnah wudhu ini dan


mengulanginya, maka ia akan memperoleh pahala yang


besar.


21. Faidah menerapkan sunnah-sunnah ini ketika berwudhu, ialah:


Dia akan tergolong dalam sabda Rasulullah saw. Yang berbunyi:


“Barangsiapa yang berwudhu dan memperbaiki (menyempurnakan)


wudhunya, maka akan keluar dosa-dosanya dari tubuhnya sampai keluar dari bawah kuku-kukunya”. (HR. Muslim).


 


Bersiwak


Ada beberapa waktu seorang muslim di sunnahkan untuk bersiwak


dalam sehari semalam, yaitu:


· Rasulullah saw. Bersabda: “Seandainya tidak memberatkan bagi umatku


maka aku akan memerintahkannya untuk bersiwak setiap hendak shalat”. (HR. Bukhari dan Muslim).


· Jumlah waktu-waktu yang di sunahkan seorang muslim untuk bersiwak


dalam sehari semalam ialah tidak kurang dari 20 kali, yaitu: ia bersiwak untuk melaksanakan shalat lima waktu, untuk shalat sunnah rawatib, shalat dhuha, shalat witir, ketika masuk rumah, karena hal pertama


yang di lakukan oleh Rasulullah saw. Ketika beliau memasuki rumahnya


ialah dengan bersiwak sesuai yang telah di sampaikan oleh Aisyah Ra.


Tentang hal tersebut yang terdapat dalam kitab Shahihul Muslim, maka


setiap kali anda memasuki rumah maka mulailah dengan bersiwak agar


anda memperoleh pahala sunnah, ketika membaca al Qur’an, ketika


bau mulut telah berubah, ketika bangun dari tidur, dan ketika berwudhu


Rasulullah saw. Bersabda: “Besiwak adalah membersihkan mulut Dan di


sukai oleh Allah swt.” (HR. Ahmad).


Faidah dari menerapkan sunnah ini:


· Memperoleh KerelaanTuhan terhadap hamba-Nya.


· Membersih mulut (terbebas dari bau mulut yang tidak segar).


17


sunnah dalam memakai alas kaki


 Rasulullah saw. Bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian memakai alas kaki maka mulailah dengan yang kanan dan jika melepasnya


maka mulailah dengan yang kiri, atau pakailah secara bersamaan atau


lepaslah secara bersamaan”. (HR. Muslim).


 Sunnah ini senantiasa terulang bersama dengan kehidupan keseharian seorang muslim siang dan malam, karena ia akan memakai alas


kakinya ketika pergi ke mesjid, ketika ia masuk dan keluar dari WC. Dan


ketika ia masuk dan keluar dari tempat kerjanya, oleh karena itu sunnah


yang berkaitan dengan cara memakai dan melepas alas kaki akan senantiasa terulang dalam keseharian seoarang muslim siang dan malam,


dan setiap ia memakai dan melepasnya sesuai dengan tuntunan sunnah, kemudian berniat akan hal tersebut (sebagai sunnah) maka ia akan


meraih pahala kebaikan yang sangat besar dan seluruh gerak-geriknya


dan diamnya akan sesuai dengan sunnah.


18


19


Sunnah-sunnah


dalam berpakaian


 Diantara hal-hal yang senantiasa terulang bersama


dengan keseharian seseorang ialah melepas pakaian dan memakainya, terkadang untuk mandi atau untuk tidur atau untuk hal-hal


yang lain.


 Dalam memakai dan melepas pakaian ada beberapa sunnah yang


mengaturnya, yaitu:


1. Membaca “bismillah” ketika ingin memakainya atau ingin melepasnya, Imam an Nawawi mengatakan hal ini di sunnahkan untuk setiap


pekerjaan.


2. Ketika Rasulullah saw. Ingin memakai pakaiannya atau sorbannya


maka beliau mengucapkan:


“Allahumma inni as aluka min khairihi wa khairi maa hua lah, wa a’udzu


bika min syarrihi wa syarri maa hua lah”.


Artinya: “ Ya Allah! Aku meminta kepada-Mu kebaikannya (pakaian ini)


dan kebaikan yang tercipta untuknya, dan aku berlindung kepada-Mu


dari keburukannya (pakaian ini) dan keburukan yang tercipta untuknya”.


 (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad dan di shahihkan oleh Ibn Hibban


dan al Haakim dan beliau mengatakan sesuai dengan syaratnya Imam


Muslim dan di setujui oleh Imam ad Zahaby).


3. Memulai dengan sisi kanan ketika memakainya, sesuai dengan sabda Rasulullah saw. Yang berbunyi:


 “ Jika kalian memakai (pakaian) maka mulailah dengan sisi kanan kalian”.


(HR. Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah dan hadits ini Shahih).


4. Membuka pakaiannya dan celananya di mulai sisi kiri kemudian sisi


kanan.


20


Masuk dan keluar dari


rumah


Ada beberapa sunnah yang berkaitan dengan masuk dan keluar dari


rumah, yaitu:


1. Imam an Nawawi mengatakan di sunnahkan untuk mengucapkan


“Bismillah” dan memperbanyak mengingat Allah Swt. (dzikrullah) dan


mengucapkan salam.


2. Mengingat (menyebut) Allah Swt. Ketika masuk sesuai dengan sabda


Rasulullah saw. Yang berbunyi:


“ Jika salah seorang diantara kalian masuk ke rumahnya lalu ia menyebut nama Allah Swt. Ketika masuk dan ketika makan maka Syaithan


akan mengatakan saya tidak akan bermalam dengan kalian juga tidak


akan makan malam dengan kalian…”. (HR. Muslim).


3. Berdo’a ketika masuk rumah, sesuai dengan sabda Rasulullah saw.


Yang berbunyi:


“ Allahumma inni as aluka khairil mulij wa khairil makhraj, bismillah wa


lajnaa wa bismillah kharajnaa, wa ‘ala llahi rabbana tawakkalna”.


Artinya: “Ya Allah! Aku meminta kepada-Mu (kebaikan) memasuki (rumah ini) dan (kebaikan) ketika keluar (dari rumah ini), dengan nama Allah kami masuk dan dengan nama Allah kami keluar, dan kepada Allah


Tuhan kami, kami bertawakkal”.


Kemudian mengucapkan salam kepada keluarganya” maka dia akan


merasakan tawakkal kepada Allah Swt. Ketika masuk dan keluar dari


rumah, maka senantiasa ia berhubungan dengan Allah swt.


4. Bersiwak, “Adalah Rasulullah saw. Ketika memasuki rumahnya maka


beliau mulai dengan bersiwak”. (HR. Muslim).


5. Mengucapkan salam, sesuai dengan Firman Allah Swt. Yang berbunyi:


”Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini)


hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti 


21


memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang di


tetapkan dari sisi Allah, yang di beri berkat lagi baik”. (QS.


An Nuur: 61).


· Jika kita menetapkan bahwa setiap muslim akan memasuki


rumahnya setelah mereka shalat fardhu di mesjid, maka jumlah


sunnah yang ia telah praktekkan ketika ia memasuki rumahnya dalam


sehari semalam ialah 20 sunnah.


· Adapun keluar dari rumah maka ia mengucapkan :


 “ Bismillah tawakkaltu ‘ala llahi wa laa haula wa laa quwwata illa billah”.


Artinya: “dengan menyebut nama Allah (aku keluar), aku bertawakkal


kepada-Nya, dan tiada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan


Allah”.


Maka akan di katakan kepadanya kamu telah tercukupi, terjaga dan terpetunjuk serta akan terhindar dari godaan syethan”. (HR. Tirmidzi dan


Abu Daud).


· Setiap muslim akan keluar beberapa kali dari rumahnya dalam sehari


semalam, dia akan keluar menuju tempat kerjanya, keluar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, dan setiap ia keluar dia menerapkan


sunnah ini maka ia akan mendapatkan kebaikan yang banyak dan pahala yang agung.


Faidah menerapkan sunnah ini ketika keluar dari rumah, yaitu:


· Seorang hamba akan mendapatkan kepuasan: dari setiap yang anda


inginkan dari urusan dunia dan akhirat anda.


· Seorang hamba akan mendapatkan penjagaan: dari setiap kejahatan


dan yang tidak di sukai, baik itu datangnya dari jin atau dari manusia.


· Seorang hamba akan mendapatkan petunjuk: yaitu lawan dari kesesatan, Allah Swt. Akan memberikan petunjuk untukmu dalam setiap urusanmu baik itu urusan agama atu urusan dunia.


22


Sunnah-sunnah pergi


ke mesjid


1. Bersegera menuju mesjid, Rasulullah saw. Bersabda:


“Seandainya manusia mengetahui apa yang terdapat dalam panggilan


(adzan) dan pada barisan (shaf) pertama, kemudian mereka tidak menemukannya kecuali dengan berlomba maka mereka akan berlomba untuk hal tersebut, seandainya mereka mengetahui (pahala yang terdapat


) dengan bersegera (ke mesjid untuk melaksanakan shalat fardhu) maka


mereka akan berlomba untuk melakukan hal itu, seandainya mereka


mengetahui (pahala) melaksanakan shalat isya dan subuh (dengan berjamaah di mesjid) maka mereka akan mendatanginya walaupun dengan


merangkak”. (HR. Bukhari dan Muslim).


2. Do’a ketika berangkat ke mesjid, yaitu:


 “Allahumma aj’al fi Qalbi nuuran, wa fi lisaani nuuran, waj’al lii fi sam’ii


nuuran, waj’al fi basharii nuuran, waj’al min khalfii nuuran, wa min amaami nuuran, waj’al min fauqii nuuran, wa min tahti nuuran, allahumma I’tinii


nuuran”. (HR. Muslim).


Artinya: “Ya Allah! Ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya pada pendengaranku, cahaya pada penglihatanku, cahaya dari


belakangku, cahaya dari depanku, cahaya dari atasku dan cahaya dari


bawahku, Ya Allah! Berilah cahaya untukku”.


3. Berjalan dengan tenang, Rasulullah saw. Bersabda:


 “Jika kalian telah mendengarkan Iqamah, maka berjalanlah (ke mesjid) untuk shalat kalian harus berjalan dengan sakiinah dan al waqaar..”.


(HR. Bukhari dan Muslim).


· As Sakiinah ialah: bergerak dengan tenang dan menjauhi hal-hal yang


sia-sia atau yang tidak penting.


· Al waqaar ialah: menundukkan pandangan dan berbicara dengan suara


rendah dan tidak menoleh (kecuali untuk hal yang penting).


4. Pergi ke mesjid dengan berjalan kaki, para ahli Fiqhi telah menegaskan 


23


bahwasanya di sunahkan bagi orang yang berjalan ke


mesjid untuk memperpendek langkah kakinya dan tidak


terlalu terburu-buru berjalan ke mesjid untuk memperbanyak pahala kebaikan berjalan ke mesjid, sesuai dengan teks-teks syar’I yang menunjukkan tentang kemulian


memperbanyak langkah ke mesjid, Rasulullah saw. Bersabda:


 “Apakah kalian ingin saya tunjukkan tentang sesuatu yang Allah


Swt. Akan menghapus dosa-dosa karenanya dan akan menganggkat derajat karenanya, mereka mengatakan iya, ya Rasulullah saw.! Dan beliau


menyebutkan diantaranya ialah memperbanyak langkah ke mesjid…”.


(HR. Muslim).


5. Berdo’a ketika memasuki mesjid:


“Allahumma iftahlii abwaaba rahmatik”.


 Artinya: “Ya Allah! Bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu”.


Jika salah seorang diantara kalian masuk mesjid maka ucapkanlah salam


kepada baginda Rasulullah saw. Dan katakan:


“Allahumma iftah lii abwaaba rahmatik”.


Artinya: “Ya Allah! Bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu”. (HR. an


Nasaai, Ibn Majah, Ibn Khuzaimah dan Ibn Hibban ).


6. Mendahulukan kaki kanan ketika masuk mesjid, sesuai dengan perkataan Anas bin Malik Ra. Yang berbunyi:


“Termasuk sunnah jika kamu masuk mesjid mulailah dengan kaki kananmu, dan jika kamu keluar maka mulailah dengan kaki kirimu”. (di keluarkanlah oleh al Haakim dan beliau mengatakan atsar ini shahih sesuai


dengan syarat Imam Muslim dan di setujui oleh adz Zahaby).


7. Ke depan untuk mendapatkan shaf paling depan. Rasulullah saw.


Bersabda:


“Seandainya manusia mengetahui (pahala yang besar) yang terdapat


pada adzan dan pada shaf (barisan) paling depan, dan mereka tidak


menemukannya kecuali dengan berlomba maka mereka akan berlomba


untuk mendapatkannya…”. (HR. Bukhari dan Muslim).


8. Berdo’a ketika keluar dari mesjid. “ dan jika keluar maka ucapkanlah: 


24


“Allahumma innii as aluka min fadhlik”.


Artinya: ya Allah! Aku memohon kepada-Mu karuniaMu”.


(HR. Muslim, dan terdapat kalimat tambahan dari periwayatan an Nasaai yaitu: bershalawat kepada Rasulullah saw. Ketika keluar).


9. Mendahulukan kaki kiri ketika keluar dari mesjid. Sebagaimana yang


telah di katakan oleh Anas bin Malik di atas pada no 6.


10. Shalat tahiyyatul mesjid (dua raka’at):


“Jika salah seorang diantara kalian masuk mesjid, maka hendaknya ia


jangan duduk sebelum melaksanakan shalat dua raka’at”. (HR. Bukhari


dan Muslim).


· Imam Syafi’I mengatakan bahwa shalat tahiyyatul masjid di syari’atkan


sekalipun pada waktu-waktu yang di larang untuk shalat.


· Al Haafidz mengatakan bahwa ahli Fatwa sepakat bahwa shalat tahiyyatul masjid adalah sunnah.


· Jumlah secara keseluruhan tentang sunnah-sunnah yang seyogyanya praktekkan oleh seorang muslim ketika ia berangkat ke mesjid untuk


melaksanakan shalat lima waktu dan terulang-ulangnya setiap kali ia berangkat ialah 50 sunnah. Wallahu a’lam.


25


Sunnah-sunnah Adzan


 Terdapat lima sunnah untuk adzan, sebagaimana yang telah


di sebutkan oleh Imam Ibn Qayyim al Jauziyah (wafat th 751 H.) di


dalam kitabnya Zaadul Ma’aad yaitu:


1. Orang yang sedang mendengarkan adzan mengatakan seperti apa


yang di ucapkan oleh muadzzin (orang yang sedang adzan), kecuali


pada lafadz (hayya ‘ala sshala) dan (hayya ‘ala lfalah) maka orang yang


mendengarkan adzan mengatakan: “laa haula wa laa quwwata illa billah”.


 Artinya: “Tiada daya dan kekuatan kecuali karena Allah”. (HR. Bukhari


dan Muslim).


· Faidah sunnah ini ialah: anda akan di masukkan surga sebagaimana


yang di terangkan dalam kitab Shahihul muslim.


2. Dan orang yang mendengarkan adzan mengatakan:


“Wa anaa asyhadu alla ilaaha illa llah, wa anna muhammadan rasulullah,


radhitu billahi rabban wa bil islaami diinan, wa bi muhammadin rasuulan”.


(HR. Muslim).


Artinya: “dan saya bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan kecuali AllahSwt., dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah Swt., aku rela Allah Swt. Sebagai Tuhanku, dan islam sebagai agama


dan Muhammad sebagai rasul”. (HR. Muslim).


· Faidah dari sunnah ini ialah: akan di ampuni dosanya sebagaimana


pada hadits yang di riwayatkan oleh Imam Muslim.


3. Bershalawat kepada Rasulullah saw. Setelah menjawab adzan, dan


shalawat yang paling lengkap untuknya ialah (shalawat Ibrahimiyah) tidak ada shalawat yang lebih lengkap darinya. 


26


· Dalilnya, sabda Rasulullah saw. Yang berbunyi:


 “Jika kalian mendengarkan adzan (telah berkumandang) maka ucapkanlah sebagaimana yang telah di


ucapkan oleh muadzin (orang yang sedang adzan), kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa yang


bershalawat kepadaku sekali maka Allah swt. Akan bershalawat kepadanya 10 kali”. (HR. Muslim).


· Faidah dari sunnah ini ialah : Allah Swt. Bershalawat kepada hambaNya sepuluh kali.


· Arti dari shalawat Allah Swt. Kepada hamba-Nya,ialah: pujian Allah Swt.


Kepadanya di al mala’I al a’la, dan shalawat Ibrahimiyah ialah:


“Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad, kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majiid, allahumma


baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarakta ‘alaa


ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim innaka hamidun majiid”. (HR. Bukhari).


Artinya: “Ya Allah! Berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya,


sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha terpuji dan Maha Agung. Berilah


berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan isteri


atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha


Agung”. (HR. Bukhari).


4. Kemudian mengatakan setelah bershalawat kepadanya:


“Allahumma rabba hadzihi da’wati ttammati, wa shshalatil qaaimati, aati


muhammadan al wasiilata wal fadhiilata, wab’atshu maqaaman mahmudan alladzi wa’adtahu”. (HR. Bukhari).


Artinya: “Ya Allah! Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini


dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al wasilah (derajat di surga,


yang tidak akan di berikan selain kepada Nabi Muhammad Saw.) dan 


27


fadhilah kepada Muhammad Saw., dan bangkitkanlah


beliau sehinnga bisa menempati posisi terpuji yang telah Engkau janjikan”. (HR. Bukhari).


· Faidah dari do’a ini ialah: orang yang mengucapkannya


akan mendapatkan syafaat Nabi Muhammad saw. Pada hari


kiamat.


5. Kemudian setelah itu berdo’a untuk diri sendiri, mintalah karunia


Allah swt. Karena pada saat seperti ini do’a mustajab, sesuai dengan


sabda Rasulullah saw. Yang berbunyi:


“ katakanlah sebagaimana yang di katakan oleh muadzzin (orang yang


sedang adzan), dan jika telah selesai (adzan berkumandang) mintalah


(berdo’alah) maka akan di kabulkan”.


(di riwayatkan oleh Abu Daud, di hasankan oleh Ibn Hajar dan di shahihkan oleh Ibn Hibban).


· Jumlah keseluruhan sunnah-sunnah yang seyogyanya di lakukan oleh


seorang muslim ketika mendengar adzan berkumandang ialah 25 sunnah.


28


Sunnah-sunnah Iqamah


 Di anjurkan untuk memperhatikan sunnah-sunnah berikut ini ketika adzan dan iqamah agar mendapatkan kesempurnaan pahala, insya Allah.,


yaitu:


1. Menghadap ke kiblat ketika adzan dan iqamah.


2. Dalam keadaan berdiri.


3. Ketika adzan dalam keadaan suci, adapun ketika iqamah maka bersuci adalah suatu hal yang di prioritaskan untuk kesahihannya kecuali


jika ia melakukan iqamah hanya untuk mengharapkan pahala iqamah


(kemudian setelah itu ia berwudhu untuk ikut shalat secara berjamaah).


4. Ketika sedang adzan atau iqamah jangan di selingi dengan berbicara,


terlebih khusus antara iqamah dan shalat.


5. Tenang ketika sedang iqamah.


6. Memperjelas huruf alif dan ha pada lafadz (اهلل ,(ketika sedang adzan


harus memisahkan antara lafadz (pertama dengan yang kedua), adapun


ketika iqamah di lakukan dengan cepat dan bersambung-sambung lafadznya.


7. Memasukkan jari ke lubang telinga ketika adzan.


8. Memanjangkan dan mengangkat suara ketika adzan, sedangkan ketika iqamah dengan suara yang lebih rendah.


9. Memisahkan antara adzan dan iqamah, riwayat-riwayat menyebutkan


bahwasanya jarak waktu (setelah adzan dan iqamah) ialah dengan shalat dua raka’at, atau sujud, atau tasbih, atau dengan duduk atau dengan 


29


perkataan, dan ketika pada shalat maghrib (jedah waktu


antara keduanya) cukup dengan bernafas , di makruhkan


untuk ngobrol (yang tidak penting) di perantara keduanya


–sesuai dengan riwayat-riwayat yang ada- pada shalat subuh, sebagian ahli fiqhi mengatakan bahwa jedah waktu keduanya


(antara adzan dan iqamah) dengan satu langkah dan hal itu di bolehkan.


10. Di anjurkan bagi orang yang mendengarkan adzan –baik itu adalah


adzan di radio atau yang di kumandangkan di mesjid- demikianpula


iqamah agar mengikuti atau mengucapkan apa yang di kumandangkan


oleh orang yang sedang adzan dan iqamah, akan tetapi ketika mendengarkan lafadz (hayya ‘ala sshalah) dan (hayya ‘alal falah) juga (qad


qaamati sshalah) ketika iqamah, mengucapkan: laa haula wa laa quwwata illa billah”.


30


Shalat menghadap tirai _


penghalang yang di letakkan


di sebelah kiblat


 Rasulullah saw. Bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian (akan)


shalat, maka shalatlah menghapad tirai (penghalang yang di letakkan di


sebelah kiblat) dan (shalatlah) agak dekat darinya, dan tidak membiarkan orang lain lewat antara dia dengan tirainya”. (HR. Abu Daud, Ibn


Majah dan Ibn Khuzaimah).


· Teks (dalil) ini umum mengenai di sunnahkannya memakai tirai (penghalang) ketika shalat, baik ia shalat di mesjid atau di rumah, baik ia lakilaki atau perempuan, namun sebagian orang yang shalat tidak menghiraukan sunnah ini, maka kita mendapati ia shalat tanpa memakai tirai


(penghalang).


· Sunnah ini akan senantiasa terulang pada keseharian seorang muslim


siang dan malam dengan beberapa kali, hal ini akan senantiasa terulang


pada shalat sunnah-sunnah rawatib, shalat dhuha, tahiyyatul masjid,


shalat witir, dan akan senantiasa terulang pada perempuan ketika shalat


fardhu sendirian di rumahnya, adapun pada shalat jama’ah maka imam


adalah tirai (penghalang) bagi makmumnya.


31


Permasalahan-permasalahan


mengenai sitar _ penghalang


1. setiap apa yang di tegakkan menghadap kiblat oleh orang yang akan


shalat dikategorikan tirai (penghalang), seperti dinding, tongkat, tiang,


dan tidak ada ketentuan mengenai lebar tirai (penghalangnya).


2. Adapun tinggi tirai (penghalang) sekitar sejengkal.


3. Jarak antara kedua kaki dengan tirai (penghalang) ialah sekitar tiga


siku, agar ia bisa sujud di perantaraan keduanya.


4. Memasang tirai (penghalang) hanya di sunnahkan bagi orang yang


sedang shalat sendirian dan bagi imam (baik itu shalat sunnah atau fardhu).


5. Tirai (penghalang) untuk imam adalah termasuk tirai juga untuk makmumnya, maka boleh lewat di depan makmun ketika ada keperluan.


 Faidah menerapkan sunnah ini, ialah:


· Menjaga agar shalat tidak terputus jika yang lewat termasuk yang dapat


memutuskan (membatalkan) shalat, atau mengurangi kesempurnannya.


· Dia dapat menghalangi pandangan dari orang-orang dan godaangodaan yang lain, karena orang yang shalat (memakai tirai) pada umunya akan mengarahkan pandangannya ke depan tirainya, maka fikirannya


akan senantiasa terfokus pada makna-makna shalat.


· Orang yang shalat (memakai tirai) akan memberikan sarana bagi orang


yang ingin lewat, sehingga mereka tidak lewat di depannya (akan


tetapi dia dapat lewat di depan tirainya).


32


Shalat-shalat sunnah yang di


laksanakan dalam sehari semalam


1. Sunnah-sunnah rawatib, Rasulullah saw. Bersabda:


“Tidak seorangpun dari hamba yang melaksanakan shalat sunnah 12


raka’at dalam setiap hari, kecuali Allah Swt. Akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga, atau akan di bangunkan rumah untuknya


di surga”. (HR. Muslim).


· Shalat sunnah tersebut ialah: 4 raka’at sebelum dzuhur dan 2 raka’at


sesudahnya, 2 raka’at sesudah maghrib, 2 raka’at sesudah isya, dan 2


raka’at sebelum fajr (shalat subuh)”.


· Saudaraku yang tercinta…! Apakah anda tidak ingin mendapatkan sebuah villa di surga? Peliharalah nasihat Nabi ini dan shalat sunnahlah 12


raka’at.


Shalat Dhuha: sebanding dengan 360 sedekah, karena pada tubuh


manusia terdapat 360 tulang, lalu setiap dari tulang tersebut perlu untuk


di sedekahkan setiap harinya agar hal tersebut menjadi suatu tanda kesyukuran terhadap nikmat ini dan hal tersebut cukup dengan dua rak’at


Shalat Dhuha.


Faidahnya:


sebagaimana yang terdapat dalam shahihul muslim dari Abi Dzar Ra.


Dari Nabi Saw. Bahwasanya beliau bersabda: 


33


“Setiap persendian salah seorang diantara kalian akan


menjadi sedekah, maka setiap tasbih adalah sedekah,


amar makruf sedekah, melarang suatu kemungkaran


adalah sedekah, dan hal tersebut sebanding (cukup)


dengan melaksanakan dua raka’at yang di kerjakan pada


waktu shalat dhuha…”.


Dari Abu Hurairah Ra. Beliau berkata: “Aku di wasiatkan oleh sahabatku


Muhammad Saw. Dengan berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, dua


raka’at dhuha, dan melaksanakan shalat witir sebelum tidur”. (HR.


Bukhari dan Muslim).


Waktu shalat dhuha, ialah: di mulai dari setelah matahari terbit sekitar ¼


jam sampai sebelum masuk waktu shalat dhuhur sekitar ¼ jam.


Waktu yang paling mulia untuk melaksanakannya, ialah: ketika sinar matahari sudah sangat panas.


Jumlah raka’atnya, ialah: sekurang-kurangnya 2 raka’at.


Maksimalnya 8 raka’at, ada yang berpendapat: tidak ada batas maksimalnya.


2. Sunnah shalat Ashar: Rasulullah saw. Bersabda:


“Allah swt. Merahmati orang yang shalat sunnah 4 raka’at sebelum waktu shalat ashar”. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).


3. Sunnah shalat maghrib: Rasulullah saw. Bersabda:


“Shalatlah sebelum maghrib, kemudian ke tiga kalinya beliau mengatakan bagi yang ingin (mengerjakannya)”. (HR. Bukhari).


4. Sunnah shalat Isya: Rasulullah saw. Bersabda: 


34


“Setiap di perantara dua adzan terdapat shalat sunnah, setiap di perantara dua adzan terdapat shalat sunnah, setiap di perantara dua adzan


terdapat shalat sunnah, kemudian beliau mengatakan di yang ketiga kalinya bagi yang ingin (mengerjakannya)”. (HR. Bukhari dan Muslim).


· Imam an Nawawi mengatakan: “yang di maksud dengan kalimat “dua


adzan” ialah: adzan dan iqamah”.


35


Sunnah-sunnah Qiyaamullail _Tahajjud


 Rasulullah saw. Bersabda: “Sebaik-baik puasa setelah bulan ramadhan


adalah (berpuasa ) pada bulan Allah Swt. Muharram, dan sebaik-baik


shalat setelah shalat fardhu ialah shalat malam (tahajjud)”. (HR. Muslim).


1. Sebaik-baik jumlah bilangan shalat malam ialah 11 raka’at atau 13


raka’at dengan bacaan yang panjang, sesuai dengan dalil yang berbunyi. :


“Adalah Rasulullah saw. Shalat sunnah 11 raka’at seperti itulah shalat


beliau”. (HR. Bukhari ).


Dalam riwayat yang lain, “ adalah Rasulullah saw. Shalat sunnah 13


raka’at..” (HR. Bukhari).


2. Dan di sunnahkan jika melakukan shalat malam supaya bersiwak dan


membaca ayat-ayat yang terakhir dari surah al Imran, yang berbunyi:


(QS. Ali ‘Imran: 190)


Sampai akhir surah ali ‘Imran.


3. Dan di sunnahkan untuk berdo’a sesuai apa yang terdapat dalam hadits Rasulullah saw. Yang berbunyi:


4. Termasuk dari sunnah juga memulai shalat malam dengan shalat dua


rakaat (dan tidak terlalu lama), agar bisa menjadi penyemangat untuk


melaksanakan shalat Qiyamullail yang lain setelahnya, Rasulullah saw.


Bersabda:


“Jika salah seorang diantara kalian bangun di waktu malam (untuk shalat


malam) maka mulailah shalat dengan dua rakaat yang ringan (tidak terlalu lama)”. (HR. Muslim).


5. Dan di sunnahkan juga memulai shalat malam dengan berdo’a, ses-


36


uai yang di riwayatkan dari Rasulullah saw.


Artinya: “Ya Allah! Tuhan Jibril, Mikail dan Israfil, wahai


pencipta langit dan bumi, wahai Yang menciptakan langit


dan bumi, wahai Tuhan Yang Mengetahui yang ghaib dan nyata. Engkau Yang menjatuhkan hukum (untuk memutuskan) apa yang


mereka (orang-orang Kristen dan Yahudi) pertentangkan. Tunjukkanlah


aku pada kebenaran apa yang di pertentangkan dengan seizin dari-Mu,


sesungguhnya Engkau menunjukkan pada jalan yang lurus bagi orang


yang Engkau kehendaki”. (HR. Muslim).


6. Di sunnahkan memanjangkan shalat malam, Rasulullah saw. Di Tanya:


“Shalat apa yang paling mulia? Beliau menjawab: shalat yang panjang


(lama) qunutnya “. (HR. Muslim).


Yang di maksud dengan kata Qunuut disini ialah: lama berdiri (bacaannya panjang).


7. Di sunnah berta’udz ketika membaca ayat-ayat tentang azab, dengan membaca:


Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari Azab-Nya”.


Dan meminta kasih sayang ketika membaca ayat-ayat tentang kasih


sayang, dengan membaca:


Artinya: Ya Allah aku meminta kepada-Mu karunia-Mu”


Dan bertasbih kepada Allah ketika membaca ayat-ayat tentang mensucikan Allah Swt.


37


Shalat witir dan


sunnah-sunnahnya


1. Di sunnahkan bagi orang yang ingin shalat witir dengan jumlah tiga


raka’at, agar membaca pada raka’at pertama setelah surah al Fatiha:


surah al A’la , dan rakaat kedua: surah al Kaafiruun, kemudian rakaat


ketiga: Surah al Ikhlash. Sebagaimana yang telah di riwayatkan oleh Abu


Daud, Tirmidzi dan Ibn Majah.


2. Dan ketika selesai dari shalat witir dengan mengucapkan salam, maka


di sunnahkan mengucapkan 3 kali, dan yang ketiga kalinya terdapat


tambahan dari Daraquthny di ucapkan dengan suara yang agak keras


dan panjang, yaitu:


di shahihkan oleh Syekh al Arnauut sebagaimana yang telah di riwayatkan oleh Abu Daud dan An Nasaai.


38


1. Meringankannya (tidak terlalu panjang bacaannya): dari Aisyah Ra.


Ia berkata:


 “Adalah Rasulullah saw. Shalat dua rakaat dengan tidak terlalu lama


(ringan) di perantaraan adzan dan iqamah di waktu shalat Fajr (subuh)”.


(HR. Bukhari dan Muslim).


2. Surah yang di baca di kedua rakaat tersebut: pada rakaat pertama


Rasulullah saw. Membaca ayat yang terdapat pada surah al Baqarah


ayat: 136, yang berbunyi:


Kemudian dalam riwayat yang lain, pada rakaat yang kedua beliau saw.


Membaca ayat yang terdapat dalam surah ali ‘Imran ayat: 52, yang berbunyi:


Terkadang beliau saw. Membaca surah ali ‘Imran ayat: 64, yang berbunyi:


(HR. Muslim).


Dalam riwayat yang lain di sebutkan bahwa surah yang di baca Rasulullah saw. Di kedua rakaat sunnah shalat fajr, ialah: surah al kaafiruun


dan surah al Ikhlash. (HR. Muslim).


3. Berbaring: “Adalah Rasulullah saw. Jika telah selesai dari shalat (sunnah) dua rakaat fajr, maka beliau berbaring dengan sisi kanannya”. (HR.


Bukhari).


Sunnah shalat Fajr


_ shalat subuh


39


 Maka jika anda telah selesai Melaksanakan shalat sunnah dua


raka’at fajr di rumah anda, maka cobalah untuk berbaring setelahnya


walaupun hanya sebentar agar anda memperoleh pahala sunnah.


40





 Jika Rasululllah saw. Telah usai dari melaksanakan shalat fajr


(subuh) maka beliau duduk di tempatnya (tempat shalatnya) sampai matahari terbit“. (HR. Muslim).


Duduk setelah


shalat _ fardhu


sunnah-sunnah Qauliyah


dalam shalat


41


سنن الصالة القولية


sunnah-sunnah Qauliyah dalam shalat


1.Do’a Istiftah: di ucapkan setelah takbiratul ihram:


.سبحانك اللهم وبحمدك, وتبارك اسمك, وتعالي جدك, والإله غريك


Artinya: “Maha Suci Engkau Ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah akan


nama-Mu, Maha Tinggi Kekayaan dan Kebesaran-Mu, tiada Tuhan yang


layak di sembah selain-Mu”. (HR. sunan yang empat).


di sana terdapat do’a yang lain yaitu:


اللهم باعد بيني وبني خطاياي, كما باعدت بني املشرق واملغرب, اللهم نقني من


خطاياي كما ينقي الثوب األبيض من الدنس, اللهم اغسلني من خطاياي باملاء


.والثلج والربد


Artinya: “Ya Allah! Jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat, Ya, Allah! Bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku, sebagaimana baju putih di bersihkan dari kotoran, ya, Allah! Cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku


dengan salju, air dan air es”. (HR. Bukhari dan Muslim).


Anda bisa memilih do’a-do’a istiftah yang anda inginkan.


2.Berta’udz sebelum membaca al Fatiha, dengan mengatakan:


.أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم


Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terlaknat”.


3.Mengucapkan basmalah, yaitu:


.بسم اهلل الرحمن الرحيم


Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha


Penyayang”.


4.Mengucapkan آمني) amin) setelah membaca al Fatiha.


5.Membaca surah yang lain setelah membaca surah al fatiha pada dua


raka’at pertama pada shalat fajr (subuh), jum’at, maghrib dan shalat yang


berjumlah empat raka’at, dan pada shalat sunnah bagi orang yang shalat sendirian, adapun bagi makmum maka ia membacanya pada shalat


sirriyah (shalat dhuhur dan ashar) adapun shalat yang jahriyah (subuh,


maghrib dan isya) maka tidak di sunnahkan bagi makmum membaca


surah setelah al fatiha.


6.Ucapan yang berbunyi:


ملء السموات واألرص وملء األرض وما بينهما, وملء ما شئت


من شيء بعد, أهل الثناء واملجد,أحق ما قال العبد, وكلنا لك عبد,


اللهم ال ما نع ملا أعطيت,وال معطي ملا منعت, وال ينفع ذا الجد منك


 ,الجد


Artinya: “(Aku memuji-Mu dengan) pujian sepenuh langit dan


sepenuh bumi, sepenuh apa yang diantara keduanya, sepenuh apa


yang Engkau kehendaki setelah itu, Wahai Zat yang layak di puji dan di


Agungkan, yang paling berhak di katakan oleh seorang hamba, dan kami


seluruhnya adalah hamba-Mu, ya Allah! Tidak ada yang berhak menghalangi apa yang Engkau berikan dan tidak adapula yang dapat memberi


apa yang Engkau halangi, tidak bermanfaat kekayaan orang yang di milikinya untuk mendapatkan karunia-Mu (yang bermanfaat adalah iman


dan amal sholehnya). (HR. Muslim).


Hal ini di ucapkan setelah bangun dari ruku’ dan setelah mengatakan:


.ربنا ولك الحمد


Artinya: “Wahai Tuhan kami, segala puji bagi-Mu”.


7. Menambah bilangan tasbih ketika ruku’ dan sujud.


8. Mengucapkan Di perantaraan dua sujud


اللهم اغفرلي


 artinya : ya Tuhan! Ampunilah aku”. lebih dari satu kali.


9. Berdo’a setelah tasyahud akhir:


اللهم إني أعوذبك من عذاب جهنم, ومن عذاب القرب, ومن فتنة املحيا واملمات, ومن


.شر الفتنة املسيح الدجال


Artinya: “Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa


api neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan setelah


mati, serta dari fitnah kejahatan fitnah al masih dajjal”. (HR. Bukhari dan


Muslim).


• Dan di sunnahkan bagi orang yang shalat ketika sedang sujud agar


tidak hanya bertasbih akan tetapi menambahnya dengan do’a yang iasukai, sesuai dengan hadits, yang artinya:


“Posisi yang paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika


ia sedang sujud, maka perbanyaklah berdo’a”. (HR. Muslim).


• Bagi anda yang ingin memilih do’a-do’a, anda bisa membuka kitab:


Hushnul muslim oleh al Qahthaany.


42


• Setiap sunnah-sunnah aqwaal (perkataan) di lakukan


di setiap raka’at kecuali do’a istiftah dan do’a setelah


tasyahud akhir.


• Maka sunnah-sunnah Qauliyah secara keseluruhan


yang


di terapkan dalam shalat fardhu yang berjumlah 17 raka’at


sebanyak


136 sunnah, jika kita menganggap bahwa terdapat 8 sunnah yang


terulang dalam setiap raka’at.


• Sedangkan sunnah-sunnah Qauliyah secara keseluruhan yang di terapkan dalam shalat-shalat Nawaafil (sunnah) yang berjumlah 25 raka’at,


sesuai yang telah kita terangkan mengenai shalat-shalat nawaafil (sunnah) dalam sehari semalam yaitu sebanyak 175 sunnah yang anda dapat


terapkan dalam setiap raka’at pada shalat Nawaafil, dan terkadang bilangan raka’at ini akan bertambah ketika melaksanakan shalat malam,


shalat dhuha maka akan bertambah pula jumlah sunnah yang anda dapat terapkan dalam shalat-shalat nawaafil.


• Adapun Sunnah-sunnah Qauliyah yang tidak terulang dalam shalat


kecuali hanya sekali saja, ialah:


1.Do’a Istiftah.


2.Do’a setelah Tasyahud akhir.


Maka ke dua do’a di atas terulang sebanyak sepululuh kali dalam lima


shalat fardhu sehari semalam.


Adapun dalam shalat nawaafil (sunnah) yang dilakukan dalam sehari


semalam, kedua do’a ini terulang di dalamnya, maka secara total akan


terkumpul 24 sunnah (do’a), dan akan semakin bertambah (jumlahnya)


dari shalat nawaafil, dengan melakukan shalat malam, shalat dhuha, tahiyyatul masjid. maka akan semakin bertambah pulalah jumlah penerapan


sunnah-sunnah ini yang tidak terulang dalam setiap shalat kecuali


hanya sekali, kemudian bertambah pulalah pahala orang yang


menerapkannya,dan semakin berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah saw.


43


Sunnah-sunnah Fi’liyah dalam


shalat


1. Mengangkat tangan bersamaan dengan takbiratul ihram.


2. Mengangkat tangan ketika akan ruku’.


3. Mengangkat tangan ketika bangun dari ruku’.


4. Dan mengangkat tangan ketika bangun untuk raka’at ketiga, pada


shalat yang terdapat dua tasyahud.


5. jari- jemari rapat ketika ruku’ dan bangun dari ruku’, serta bangun


dari raka’at ketiga pada shalat yang punya dua tasyahud.


6. Jari-jemari lurus dengan telapak tangan menghadap ke kiblat.


7. Jari-jemari di angkat sejajar dengan bahu atau dengan ujung ke dua


telinga.


8. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri, atau tangan kanan


menggenggam pergelangan tangan kiri.


9. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud.


10. Memisahkan ke dua kaki ketika sedang berdiri dengan jarak yang


tidak terlalu lebar.


11. Memperbagus cara membaca al Qur’an dan menghayatinya.


44


Sunnah-sunnah yang di


lakukan ketika sedang ruku’


Sunnah yang di lakukan ketika sedang ruku’ ialah, sebagai berikut:


1. kedua tangan Rasulullah saw. menggenggam kedua lututnya dengan


jari-jari tangan yang terbuka lebar ketika ruku’.


2. Meluruskan punggungnya ketika ruku’ supaya rata.


3. Kepalanya lurus sama rata dengan punggungnya, Beliau saw. tidak


menundukkan kepalanya dan juga tidak mengangkatnya.


4. Merenggangkan kedua lengannya di sampingnya.


 



Tulisan Terbaru

Keutamaan Puasa Enam ...

Keutamaan Puasa Enam Hari Syawal Shawal