Artikel




100


bisa mengantarkan kepada syirik. Sehingga bangunan yang dibangun di atas kuburan harus dihilangkan dan diratakan, guna memberantas bidah tersebut dan mencegah timbulnya kesyirikan.


Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Saḥīḥnya dari Abu al-Hayyāj al-Asadī Ḥayyān bin Ḥusain, ia menuturkan, Ali berkata kepadaku, "Sudikah engkau aku utus untuk melakukan apa yang dulu Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam mengutusku. Yakni, engkau tidak membiarkan gambar kecuali engkau musnahkan, dan tidak pula kuburan yang ditinggikan kecuali engkau ratakan".


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apakah Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dimakamkan di dalam masjid sejak awal?


Jawab: Katakanlah, beliau dikuburkan di dalam kamar Aisyah raḍiyallāhu 'anhā dan kubur beliau tetap berada di luar masjid lebih dari 80 tahun. Lalu salah satu khalifah Bani Umayyah memperluas Masjid Nabawi sehingga kamar tersebut sepertinya berada di dalam masjid. Sang khalifah tidak mengindahkan larangan para ulama di zamannya dan peringatan mereka agar tidak menjadikan kamar itu masuk dalam bangunan masjid. Sebab Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam telah bersabda


101


melarang membangun masjid di atas kuburan, "Ketahuilah, sesungguhnya umat sebelum kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Ingatlah, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai masjid. Sungguh, aku melarang kalian dari hal tersebut." (HR. Muslim)


Juga Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang membangun masjid di atas kuburan serta memasang lampu di sana, sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahlussunan (para penyusun kitab sunan).


Apa yang dikhawatirkan dan diingatkan oleh Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam telah terjadi pada umatnya disebabkan oleh kejahilan yang tersebar serta syubhat para syaikh penebar cerita takhayul dan bidah, sehingga mereka mendekatkan diri kepada Allah dengan sesuatu yang merupakan penentangan kepada-Nya dan menyelisihi Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, seperti menempatkan dan membuat kuburan di masjid, memberinya tabir, memberinya lampu, melakukan tawaf, dan menaruh kotak nazar di sana. Akibatnya, kesyirikan dan kesesatan menjadi tersebar dengan mengatasnamakan cinta kepada orang saleh dan memuliakan mereka, serta bertawasul dengan mereka kepada Rabb semesta


102


alam supaya mengabulkan doa orang-orang yang berdoa.


Semua ini merupakan warisan orang-orang sesat dahulu. Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh kelak kalian akan mengikuti sunah umat sebelum kalian sehelai bulu demi sehelai bulu (persis sama), hingga seandainya mereka masuk ke dalam lubang biawak niscaya kalian pun akan ikut masuk ke dalamnya." (Muttafaq 'alaih)


103


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apakah benar Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam hidup di dalam kuburnya dan akan keluar menemui manusia dalam perayaan Maulid Nabi yang disebut dengan ḥaḍrah, sebagaimana yang diyakini oleh sebagian orang?


Jawab: Katakanlah, imam yang empat, bahkan seluruh umat Islam sepakat bahwa para sahabat raḍiyallāhu 'anhum tidak menguburkan Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam kecuali setelah roh beliau meninggalkan jasadnya. Tidak masuk akal bila mereka menguburkan beliau dalam kondisi hidup. Dan karena para sahabat mengangkat seorang khalifah pengganti beliau sepeninggalnya, juga putri beliau, yaitu Fatimah raḍiyallāhu 'anhā menuntut bagian warisannya dari beliau. Tidak pernah ada cerita dari seorang sahabat, tabiin, ataupun generasi setelahnya seperti imam yang empat, bahwa Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam keluar menemui manusia setelah beliau wafat dan dikuburkan.


Barangsiapa mengklaim bahwa beliau ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam keluar dari kuburnya dan menemui manusia, maka dia telah berbohong dan dipermainkan oleh setan serta membuat-buat kedustaan atas nama Allah dan Rasulullah


104


ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam. Bagaimana tidak, sedangkan Allah Subhānahu wa Ta'ālā telah berfirman, "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sebelumnya telah berlalu beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)." (Āli ‘Imrān: 144) Dan firman Allah Ta'ālā, "Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati, dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” (Az-Zumar: 30)


Dalam ayat ini, Allah Subhānahu wa Ta'ālā menggandengkan berita kematian beliau dan kematian manusia lainnya agar jelas bahwa ini adalah kematian yang hakiki (sebenarnya) dan perpindahan dari alam dunia menuju alam barzakh, di mana orang yang telah masuk tidak akan keluar darinya kecuali menuju pelataran hari Kiamat untuk hisab dan pembalasan setelah dibangkitkan, dikumpulkan dan keluar dari kubur.


Di antara bantahan yang tepat kepada orang-orang jahil dan para penganut khurafat yang meyakini Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam keluar dari kubur adalah apa yang diungkapkan Imam al-Qurthubi al-Maliki (w. 656H) dalam karyanya Al-Mufhim tentang khurafat keluarnya Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dari kuburnya, “Rusaknya keyakinan ini dapat diketahui dengan logika sederhana. Keyakinan ini berkonsekuensi seseorang tidak


105


melihat beliau kecuali dalam wujud asli beliau ketika wafat dan tidak mungkin dilihat oleh dua orang dalam satu waktu di dua tempat berbeda. Bahwa beliau sekarang masih hidup dan keluar dari kubur, berjalan di pasar, berbicara dengan manusia dan mereka pun berbicara dengannya; hal ini berkonsekuensi kubur beliau kosong dari jasadnya dan tidak ada sesuatu apa pun di kuburnya. Sehingga yang diziarahi hanya kubur kosong, dan ucapan salam diberikan kepada orang yang tidak ada. Karena bisa saja beliau dilihat di malam dan siang hari secara berturut-turut secara hakiki di luar kuburnya. Jelas ini adalah perkataan bodoh yang tidak akan diterima oleh orang yang paling bodoh sekalipun."


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apakah bidah itu? Apa sajakah macam-macamnya dan apa hukum setiap macamnya? Dan apakah dalam Islam ada bidah hasanah (yang baik)?


Jawab: Katakanlah, bidah adalah perbuatan ibadah yang dilakukan seorang hamba kepada Allah tanpa landasan dalil syariat.


Bidah ada dua macam:


1. Bidah yang dapat mengafirkan, seperti orang yang tawaf di kubur untuk mendekatkan diri kepada orang yang dikubur di dalamnya.


106


2. Bidah yang dosa pelakunya tidak sampai kafir, seperti orang yang mengadakan perayaan kelahiran seorang nabi ataupun wali yang tidak mengandung perbuatan syirik atau kufur.


Dalam agama Islam tidak ada bidah yang baik; karena setiap bidah adalah sesat. Dalilnya sabda Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, "Jangan kalian melakukan hal-hal yang baru (dalam agama); karena setiap hal yang baru adalah bidah dan setiap bidah adalah kesesatan." Dalam riwayat lain, "Dan setiap kesesatan tempatnya di neraka." (HR. Imam Ahmad dan An-Nasā`i)


Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam tidak mengecualikan bidah apapun. Semua bidah adalah haram serta pelakunya tidak mendapatkan pahala; karena bidah sama dengan meralat syariat dan menambah agama yang telah sempurna dan paripurna.


Bidah itu tertolak dengan dalil sabda Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, "Barangsiapa mengamalkan satu amalan yang bukan urusan kami, maka amalan itu tertolak." (HR. Muslim) Dan sabda Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, "Barangsiapa membuat amalan baru dalam urusan kami yang bukan termasuk ajarannya, maka amalan itu tertolak." (Muttafaq 'alaih) Sabda beliau, “Urusan kami” artinya agama Islam.


107


Soal: Jika ada yang bertanya kepada Anda, apa yang bisa dipahami dari sabda Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam (artinya), "Barangsiapa mengadakan sunah yang baik maka dia memperoleh pahalanya dan sebesar pahala orang yang turut melakukannya?"


Jawab: Katakanlah, sabda Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam "Barangsiapa mengadakan sunah yang baik" artinya barangsiapa mengamalkan amalan yang diajarkan Islam dan telah dilupakan manusia, atau mengajak kepada apa yang diajarkan Al-Qur`ān dan Sunah yang tidak diketahui oleh manusia maka dia juga mendapatkan sebesar pahala orang yang mengikutinya. Karena kronologi hadis ini adalah ajakan untuk bersedekah kepada kaum fakir yang meminta-minta. Dan yang mengatakan "barangsiapa mengadakan sunah yang baik" adalah yang mengatakan "setiap bidah adalah sesat", (yakni Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam). Dan sunah bersumber dari Al-Qur`ān dan Sunah, sementara bidah tidak mempunyai dasar dari Al-Qur`ān dan Sunah. Bahkan bidah itu murni penilaian baik sebagian akal orang-orang generasi akhir.


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apa yang bisa dipahami dari pernyataan


108


Umar raḍiyallāhu 'anhu mengenai salat tarawih, "Ini sebaik-baik bidah" dan juga diadakannya azan kedua pada hari Jumat di masa Usman raḍiyallāhu 'anhu?


Jawab: Katakanlah, pernyataan Umar raḍiyallāhu 'anhu (mengenai salat tarawih), "Ini sebaik-baik bidah" maksudnya adalah pengertian bidah secara bahasa, bukan secara syariat. Karena Umar raḍiyallāhu 'anhu tidak mengungkapkan pernyataan tersebut kecuali terkait salat tarawih yang sudah disunahkan Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, sehingga apa yang dilakukannya sesuai dengan yang dilakukan Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.


Sesuatu yang merupakan perbuatan menghidupkan sunah Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bukanlah bidah, tapi merupakan pembaruan (penyegaran) dan mengingatkan manusia terhadap perkara yang telah ditinggalkan dan dilupakan, serta merupakan ajakan kepada amalan syar’i yang telah diserukan dan dikerjakan oleh Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.


Adapun perbuatan Usman raḍiyallāhu 'anhu, maka beliau termasuk orang yang diserukan oleh Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam agar diikuti sunahnya beserta para khulafā`urrāsyidīn lainnya ketika beliau ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,


109


"Peganglah sunahku dan sunah khulafā`ur-rāsyidīn.” Selain khulafā`urrāsyidīn tidak demikian kondisinya, sebab Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam hanya membatasi pada sunahnya dan sunah para khulafā`urrāsyidīn. Beliau tidak menyebutkan selain mereka.


Para sahabat raḍiyallāhu 'anhum adalah orang yang paling keras mengingatkan bidah dan amalan baru. Di antaranya Ibnu Mas'ud raḍiyallāhu 'anhu, dia berkata kepada sekelompok orang yang mengadakan sebuah bidah dalam agama ketika berzikir kepada Allah secara berjamaah dengan tata cara tertentu yang baru, padahal mereka bermaksud baik, "Apakah ilmu kalian melebihi Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, atau kalian sedang mengerjakan bidah secara zalim?” Dan ketika mereka menjawab, “Kami hanya menginginkan kebaikan”, dia berkata kepada mereka, “Tidak setiap orang yang menginginkan kebaikan pasti mendapatkannya." (HR. Ad-Darimi dalam Sunannya)


Dan di dalam majlis-majlisnya, Ibnu Mas’ud sering berkata pada murid-muridnya, “Ikutilah, dan jangan membuat bidah." Ibnu Umar raḍiyallāhu 'anhumā berkata, "Setiap bidah adalah kesesatan, sekalipun manusia memandangnya baik".


110


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apakah mengadakan perayaan Maulid Nabi sunah atau bidah?


Jawab: Katakanlah, perayaan Maulid Nabi tidak ada diperintahkan dalam Al-Qur`ān dan tidak pula Sunah, sehingga perbuatan ini tidak memiliki dalil syar'i. Juga tidak pernah ada dari salah satu sahabat raḍiyallāhu 'anhum, dan tidak pula pernah dinyatakan oleh salah satu imam yang empat. Jika perbuatan ini sebuah kebaikan dan ketaatan, niscaya mereka telah mendahului kita dalam mengamalkannya.


Orang-orang yang merayakannya mengatakan bahwa mereka merayakan Maulid Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam sebagai wujud kecintaan kepada beliau.


Mencintai Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam hukumnya farḍu 'ain bagi setiap muslim, imannya tidak sah kecuali dengan mencintai beliau ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam. Itu dilakukan dengan menaati beliau, bukan dengan merayakan hari kelahirannya.


Yang pertama kali mengadakan bidah ini ialah orang-orang Ubaidiyyun yang beraliran kebatinan dan zindik, yang menamakan diri mereka dengan sebutan Fatimiyyun. Tepatnya empat abad setelah wafat Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam. Para pelaku


111


Maulid merayakannya pada hari Senin yang merupakan hari wafat Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.


Sebenarnya perayaan Maulid Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam tidak lain adalah mengikuti perbuatan kaum Nasrani dalam merayakan hari kelahiran Isa 'alaihissalām. Padahal Allah telah mencukupkan kita dari bidah dan berbagai perbuatan baru yang diada-adakan oleh umat-umat yang sesat dengan syariat yang sempurna, jernih, bersih, dan suci. Maka segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apa hukum belajar sihir atau mempraktikkannya?


Jawab: Katakanlah, tidak boleh mempelajari sihir dan mengajarkannya. Sedang mempraktikkannya adalah sebuah kekufuran, berdasarkan firman Allah Ta'ālā, "Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman tidak kafir, tetapi setan-setan itulah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan, ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.’ Maka


112


mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dapat memisahkan antara seorang suami dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sesungguhnya mereka telah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat." (Al-Baqarah: 102) Dan firman Allah Ta'ālā, "Mereka percaya kepada jibt (sihir) dan ṭāgūt (setan)." (An-Nisā`: 51)


Kata jibt ditafsirkan sihir. Dalam ayat ini Allah menyandingkan sihir dengan ṭāgūt. Maka sebagaimana percaya kepada ṭāgūt adalah kekufuran, demikian pula mempraktikkan sihir adalah kekufuran.


Di antara konsekuensi kufur (ingkar) terhadap ṭāgūt ialah meyakini batilnya sihir, bahwa sihir adalah ilmu yang buruk dan merusak agama serta dunia, yang wajib dijauhi serta berlepas diri darinya dan para pelakunya.


Allah Ta'ālā berfirman, "Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)." (Al-Falaq: 4)


Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan..."


113


Beliau kemudian menyebutkan di antaranya adalah sihir. Dan disebutkan dalam hadis, "Barangsiapa membuat suatu ikatan kemudian meniupnya, dia telah melakukan sihir. Dan siapa melakukan sihir, dia telah berbuat syirik." (HR. An-Nasā`i)


Sedang Al-Bazzar meriwayatkan, "Bukan dari golongan kami orang yang melakukan taṭayyur (mengaitkan nasib sial dengan sesuatu yang dilihat atau didengar) atau dilakukan taṭayyur untuknya, melakukan perdukunan atau menggunakan jasa dukun, dan melakukan sihir atau menggunakan jasa sihir."


Hukuman bagi tukang sihir adalah hukuman mati. Umar bin Khaṭab raḍiyallāhu 'anhu menulis surat kepada para gubernurnya yang berisi, "Bunuhlah setiap tukang sihir laki-laki dan perempuan." (HR. Bukhari)


Juga riwayat dari Jundub raḍiyallāhu 'anhu, Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Hukuman sihir adalah dipenggal dengan pedang." (HR. Tirmizi) Ḥafṣah pernah membunuh budak wanita miliknya yang melakukan sihir kepadanya.


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apakah yang dilakukan oleh para pesulap seperti menikam diri dan


114


memakan benda keras termasuk sihir dan sulap ataukah karāmah?


Jawab: Katakanlah, apa yang dilakukan para pesulap berupa aksi-aksi yang telah disebutkan, mereka dibantu oleh setan dalam melaksanakan-nya. Dan sebagiannya dengan menyihir penglihatan manusia, sehingga mereka melihat sesuatu yang tidak nyata seakan-akan nyata.


Sebagaimana yang dilakukan para penyihir terhadap Musa 'alaihissalām dan orang-orang yang turut menyaksikan peristiwa yang Allah tuturkan dalam Al-Qur`ān. Musa dibuat berhalusinasi bahwa tali para penyihir itu merayap cepat, padahal hakikatnya tidak. Sebagaimana Allah Ta'ālā berfirman, "Terbayang oleh Musa seakan-akan dia merayap cepat, lantaran sihir mereka." (Tāhā: 66)


Seandainya dibacakan kepada para pesulap itu ayat Kursi, al-Mu'awwiżatain (surah Al-Falaq dan An-Nās), Al-Fātihah, dan akhir surat Al-Baqarah serta ayat-ayat lainnya, pasti sihir dan sulapnya akan gagal dengan izin Allah Ta'ālā, kepalsuan dan kebohongan para pesulap itu akan tersingkap, dan nampaklah kebatilan serta kedustaan mereka.


Karāmah tidak dimiliki kecuali oleh orang-orang saleh yang bertauhid dan bersih dari perbuatan bidah dan khurafat. Karāmah adalah diberikannya


115


kebaikan untuk seorang mukmin atau ditolak darinya keburukan. Ini tidak berarti dia lebih utama dari kaum mukmin lainnya yang tidak memiliki karāmah. Dan karāmah itu seharusnya disembunyikan dan tidak dipertontonkan, juga tidak digunakan untuk mencari makan dan menipu manusia.


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apa hukum pergi ke tukang sihir untuk berobat?


Jawab: Katakanlah, tidak boleh pergi ke penyihir laki-laki atau perempuan untuk bertanya atau berobat pada mereka karena Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Dalilnya, ketika Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang nusyrah, yaitu mengatasi gangguan sihir dengan sihir, beliau bersabda, "Itu adalah perbuatan setan." Maksud beliau nusyrah. (HR. Abu Dawud)


Sedikit pun perbuatan setan tidak boleh dilakukan, tidak ada yang bisa diambil manfaatnya, dan tidak ada kebaikan yang bisa diharapkan padanya.


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, bagaimana cara mencegah gangguan


116


sihir sebelum terjadi dan bagaimana mengatasinya jika telah terjadi?


Jawab: Katakanlah, yaitu senantiasa menjaga zikir pagi dan sore hari, terutama zikir, “Bismillāhillażi lā yaḍurru ma’asmihī syai`un fil arḍi walā fissamā`i wahuwa as-samī’ al-alīm (dengan menyebut nama Allah yang tidak sesuatu pun di bumi maupun di langit bisa membahayakan bersama nama-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)," dibaca 3 kali setiap pagi dan sore.


Juga wirid, "A’ūżu bikalimātillāhit tāmmāti min syarri mā khalaq (aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan makhluk yang Dia ciptakan)."


Termasuk memohonkan perlindungan untuk keluarga dan anak-anak dengan zikir, "U’īżukum bikalimātillāhit tāmmah min kulli syaitan wahāmmah wa min kulli ‘ain lāmmah (Aku memohonkan perlindungan untuk kalian dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan hewan berbisa, dan dari setiap pandangan yang jahat)," sebagaimana disebutkan dalam hadis.


Juga membaca surah al-Ikhlāṣ dan al-Mu'awwiżatain (surah Al-Falaq dan An-Nās), 3 kali pagi dan sore; membaca ayat Kursi dan dua ayat


117


terakhir dari surat Al-Baqarah di malam hari; dan memakan tujuh butir kurma di pagi hari.


Sedangkan setelah sihir terjadi, maka cara menyembuhkannya adalah membacakan ayat-ayat Al-Qur`ān dan doa-doa yang terdapat dalam Sunah Nabi kepada orang yang terkena sihir secara langsung, melakukan bekam, dan memusnahkan benda yang digunakan sebagai media sihir ketika ditemukan. Dengan izin Allah Ta'ālā, sihir itu akan lenyap dan orang tersebut akan sembuh.


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, bolehkah mendatangi dukun, peramal, penyihir, atau orang yang mengaku mengetahui gaib dengan membaca cangkir atau telapak tangan dan yang mengaku mengetahui masa depan melalui rasi bintang dan zodiak?


Jawab: Katakanlah, mendatangi mereka, bertanya pada mereka, dan mendengarkan kedustaan mereka adalah haram, kecuali bagi orang yang hendak menampakkan kebohongan mereka, menguak kedustaan mereka, dan menyingkap takhayul mereka dari kalangan ulama yang mampu melakukannya.


Dan wajib berhati-hati terhadap setiap orang yang mengaku mengetahui ilmu gaib serta


118


mengingatkan kebohongan serta tipu daya mereka pada orang-orang yang lalai. Betapa ruginya orang yang membenarkan kebohongan, kebatilan, dan ramalan mereka. Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang diucapkannya, sungguh dia telah kafir terhadap apa yang diturunkan pada Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Ahlussunan)


Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, "Siapa mendatangi peramal lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak akan diterima salatnya selama 40 hari." (HR. Muslim)


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apa pendapat Anda mengenai hadis ini (artinya), "Pelajarilah sihir, namun jangan dipraktikkan?"


Jawab: Katakanlah, hadis ini palsu dan dibuat-buat atas nama Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam. Sebab, bagaimana mungkin beliau melarang sihir namun juga menyarankan agar mempelajarinya.


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, siapakah manusia yang paling utama setelah para nabi?


Jawab: Katakanlah, para sahabat raḍiyallāhu 'anhum. Demikian itu, karena nabi kita Muhammad


119


ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam adalah nabi yang paling utama, maka para sahabatnya pun menjadi yang paling utama di antara seluruh sahabat para nabi. Dan yang paling utama di antara mereka adalah Abu Bakar. Nabi 'alaihi aṣ-ṣalatu wa as-salām bersabda, "Tidaklah matahari terbit dan tidak pula tenggelam pada orang yang lebih utama dari Abu Bakar setelah para nabi dan rasul." Kemudian Umar, selanjutnya Usman, dan berikutnya Ali raḍiyallāhu 'anhum. Kemudian sepuluh sahabat lainnya yang telah dijamin masuk surga. Para sahabat saling mencintai di antara mereka. Oleh sebab itu, Ali raḍiyallāhu 'anhu menamai anak-anaknya dengan nama khalifah-khalifah sebelumnya. Di antara nama anaknya adalah Abu Bakar, Umar, dan Usman. Sungguh dusta orang yang mengatakan bahwa para sahabat tidak mencintai orang-orang mukmin dari kalangan Ahlul Bait (keluarga Nabi) dan sebaliknya bahwa Ahlul Bait tidak mencintai para sahabat. Ini termasuk kedustaan musuh Ahlul Bait dan musuh sahabat riḍwānullāhi 'alaihim.


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apa kewajiban kita kepada para sahabat raḍiyallāhu 'anhum, dan apa hukum mencela salah satu dari mereka?


Jawab: Katakanlah, wajib mencintai, menghormati, dan memuliakan mereka, serta mendoakan


120


keridaan untuk mereka semua. Karena Allah telah menyatakan rida kepada mereka, dan tidak mengecualikan satu pun di antara mereka. Sebagaimana Allah Ta'ālā berfirman, "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anṣār dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (At-Taubah: 100)


Allah Ta'ālā juga berfirman, "Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon." (Al-Fatḥ: 18)


Dan Allah Ta'ālā berfirman tentang mereka, "Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik." (Al-Ḥadīd: 10)


Kita wajib juga mencintai dan menghormati ummahātul mu`minīn, dan haram mencela salah satu mereka sebab perbuatan tersebut termasuk dosa besar. Allah Ta'ālā berfirman, "Dan istri-istrinya (Rasulullah) adalah ibunda mereka." (Al-Aḥzāb: 6)


121


Jadi, semua istri Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam adalah ibu bagi kaum mukmin, sebab Allah tidak mengecualikan salah satu pun dari mereka. Disebutkan dalam hadis Abu Said al-Khudri radiyallāhu 'anhu yang menuturkan, Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mencela para sahabatku! Sekiranya salah satu kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, itu tidak bisa mencapai (pahala) infak satu mud mereka, dan tidak pula setengahnya." (HR. Bukhari dan Muslim)


Tidak ada yang aneh dengan kedudukan mulia mereka ini. Mereka mengorbankan jiwa dan harta guna membela agama Allah. Mereka memerangi kerabat dekat dan jauh yang menentang dakwah Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, meninggalkan keluarga, dan berhijrah dari negeri sendiri demi berjuang di jalan Allah. Mereka adalah sebab setiap kebaikan dan keutamaan yang diraih umat ini hingga hari Kiamat. Maka bagi mereka sebesar pahala semua kaum mukminin yang datang setelah mereka sampai Allah mewarisi bumi beserta penghuninya (hari Kiamat). Belum ada yang menandingi mereka dari umat-umat terdahulu, dan tidak akan ada juga dari orang-orang setelah mereka. Celakalah orang yang memusuhi mereka, mencela dan mencemarkan mereka, serta mencaci salah satu dari mereka.


122


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apa hukuman orang yang mencela salah seorang sahabat Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam atau mencela salah satu ummahātul mu`minīn?


Jawab: Katakanlah, hukumannya adalah dilaknat, diusir dan dijauhkan dari rahmat Allah. Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa mencela sahabatku, maka dia patut mendapatkan laknat Allah, para malaikat, dan seluruh manusia." (HR. Tabrani)


Yang wajib dilakukan ialah mengingkari dengan keras orang yang mencela salah seorang sahabat atau mencaci salah satu ummahātul mu`minīn riḍwānullāh 'alaihim 'ajma'īn. Penguasa dan pihak-pihak yang berwenang harus memberi pelajaran dan menghukum orang yang melakukan hal tersebut dengan hukuman yang membuat jera.


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, bolehkah berpendapat penyatuan agama-agama?


Jawab: Katakanlah, pendapat dan keyakinan ini tidak boleh. Ini termasuk kufur paling besar, sebab sama dengan mendustakan Allah, menolak hukum-Nya dan menyamakan antara kekafiran dan keimanan, kebenaran dan kebatilan.


123


Bagaimana mungkin orang yang berakal bisa meragukan batilnya upaya menyetarakan dan menyatukan antara agama Allah dengan agama ṭāgūt? Bagaimana mungkin tauhid dan syirik, kebatilan dan kebenaran bersatu?! Agama Islam adalah yang benar, sementara yang lainnya batil. Allah telah menyempurnakan agama-Nya dan memparipurnakan nikmat-Nya.


Allah Ta'ālā berfirman, "Pada hari ini Aku telah sempurnakan untukmu agamamu, dan Aku telah cukupkan bagimu nikmat-Ku, dan Aku telah rida Islam sebagai agamamu." (Al-Mā`idah: 3)


Tidak boleh agama ini dikurangi atau ditambah, atau disamakan dengan agama-agama kekufuran dan ṭāgūt, ataupun digabungkan dengannya. Seorang muslim yang berakal tidak akan meyakini bolehnya perkara ini, dan orang yang memiliki sedikit akal sehat dan keimanan tidak akan berusaha mewujudkannya.


Allah Ta'ālā berfirman, "Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang yang rugi." (Āli Imrān: 85) Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, tiada seorang pun dari umat ini yang mendengar beritaku, baik seorang Yahudi atau Nasrani, kemudian dia mati tidak beriman kepada apa yang


124


aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka." (HR. Muslim)


Soal: Jika ditanyakan kepada Anda, apa buah dari beriman kepada Allah dan mentauhidkan-Nya serta istika-mah di atas sunah Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam?


Jawab: Katakanlah, dengan iman maka akan terwujud pribadi, masyarakat, dan umat semua kebaikan di dunia dan akhirat berupa dibukakannya keberkahan dari langit dan bumi. Allah Ta'ālā berfirman, "Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan." (Al-A'rāf: 96)


Demikian pula, dengan merealisasikan keimanan akan terwujud ketenangan hati dan kelapangan dada. Allah Ta'ālā berfirman, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (Ar-Ra'du: 28)


Seorang mukmin yang bertauhid kepada Rabbnya dan mengikuti sunah Rasul-Nya dengan benar dan tulus akan mendapatkan kehidupan yang baik.


125


Pikirannya akan nikmat dan hatinya tenteram, tidak berkeluh kesah dan tidak bersedih hati. Setan tidak mampu mengganggunya dengan perasaan was-was, khawatir, dan sedih. Dia tidak putus asa dan tidak sengsara di kehidupan dunianya, dan dia akan bahagia di surga yang penuh nikmat di akhiratnya.


Allah Ta'ālā berfirman, "Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An-Naḥl: 97)


Bersungguh-sungguhlah, wahai saudaraku kaum muslim dan muslimah agar Anda termasuk yang mendapat kabar gembira ini dan termasuk orang yang layak mendapatkan janji Rabb yang mulia ini.


126


Penutup


Saudara dan saudariku yang mulia!


Segala puji bagi Allah yang telah menyem-purnakan agama ini untuk kita, mencukupkan nikmat-Nya dan mununjukkan kita kepada agama Islam, agama kebenaran dan tauhid serta agama kebahagiaan dunia dan akhirat.


Pembaca budiman! Hal terpenting dilakukan adalah terus berusaha membekali diri dengan ilmu syar'i yang bersumber dari Al-Qur`ān dan Sunah berdasarkan pemahaman (para sahabat) orang yang telah diridai Allah dan mereka pun rida kepada-Nya, supaya kita menjadi orang yang beribadah kepada Allah berlandaskan ilmu dan selamat dari terjerumus ke dalam syubhat serta fitnah-fitnah menyesatkan. Setiap orang, setinggi apapun kedudukannya, diperintahkan untuk membekali diri dengan ilmu dan membutuhkan ilmu.


Inilah nabi Anda ṣalawatullāh wasalāmuhu 'alaihi, diperintahkan oleh Rabbnya agar membekali diri dengan ilmu. Allah Ta'ālā berfirman, "Ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah." (Muḥammad: 19) Serta dia diarahkan agar memohon tambahan ilmu dari-Nya. Allah Ta'ālā berfirman, "Dan katakanlah, ‘Ya Rabbku, tambahkanlah ilmu kepadaku.’" (Ṭāhā: 114)


127


Maka berjalanlah, semoga Anda diberi taufiq, di atas petunjuk nabi dan imammu, Muhammad ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, dan bergembiralah dengan janji kebaikan dan kedudukan tinggi di dunia dan akhirat. Allah Ta'ālā berfirman, "Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (Al-Mujādilah: 11)


Setelah belajar, bergabunglah bersama orang-orang yang mengamalkan apa yang sudah mereka ketahui. Dan bersungguh-sungguhlah dalam menyebarkan kebaikan dan ilmu agar engkau bisa menyusul rombongan orang-orang yang baik dan reformis. Juga supaya engkau mendapat pahala sebesar pahala orang yang engkau ajak dan menerima ajakanmu. Tidak ada sesuatupun yang lebih utama setelah mengerjakan amalan wajib selain menyebarkan ilmu dan mengajak kepada kebaikan.


Betapa besar pengaruh para dai kepada kebenaran bagi manusia. Mereka adalah penyelamat -dengan izin Allah- orang yang tenggelam dalam gelapnya kejahilan, kesesatan, dan takhayul, yang mengandeng tangan mereka menuju jalan keselamatan, cahaya, petunjuk, dan jalan surga. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.


128


 



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i