
muhammad saw. seorang yang bersih dan perhatian dengan lingkungan
oleh: syekh faragh hady
diantara hal-hal yang membedakan muhammad saw. dan agamanya dari agama-agama yang lain dan teori-teori yang ada, yaitu ajarannya yang mulia yang telah beliau berikan kepada para pengikutnya, yaitu perhatian yang sangat besar terhadap kebersihan dan peduli lingkungan.
muhammad saw. mensyari’atkan kepada para pengikutnya untuk mencuci anggota badannya yang kotor, seperti wajah, mulut, hidung, kedua tangan dan kedua kaki lima kali dalam sehari atau lebih, adapun mencuci badan secara keseluruhan maka sepantasnya para pengikutnya untuk lebih sering melakukan hal tersebut sesuai dengan kemampuannya.
· mewaspadai tempat-tempat yang tercemari dengan kotoran-kotoran yang dekat dengan manusia.
· beliau saw. sangat memperingatkan para pengikutnya untuk benar-benar bersih dari kotoran sisa makanan manusia.
· mewajibkan para pengikutnya untuk membersihkan pakaian mereka yang bernajis.
· beliau saw. mengajarkan para sahabatnya dasar kesehatan, yaitu dengan tidak memasuki daerah yang telah terjangkiti suatu wabah dan tidak keluar dari daerah tersebut jika mereka berada di sana, demi menjaga kesehatan masyarakat secara umum.
inilah diantara ajaran-ajaran dan masih banyak lagi yang lain yang di pakai muhammad saw. dalam mengatur tatanan masyarakat secara sempurna dalam hal kesehatan dan lingkungan yang bersih.
maka tidak terdapat dalam ajaran muhammad saw. mengenai suatu yang kotor dan pencemaran pada pakaian, badan dan lingkungan secara umum
muhammad saw. adalah seorang yang penuh toleransi
oleh: syeck faragh hady
propaganda-propaganda yang bias dan tuduhan-tuduhan yang batil yang menjatuhkan dan menggambarkan bahwasanya muhammad saw. adalah seorang pemimpin yang menolak toleransi dan musyawarah atau diskusi, hal ini membuat jelek pribadi rasulullah saw. justru sebaliknya muhammad saw. adalah seorang yang mengajak kepada toleransi atau sikap ramah tamah dalam segala aspek kehidupan, keseharian kehidupan beliau di penuhi dengan sikap toleransi dan ramah, di antaranya ketika beberapa orang yahudi mendo’akan beliau dengan kematian dengan menyamarkannya seolah-olah mereka mengucapkan salam kepada beliau saw. , namun yang mereka katakan ialah lafadz (السام عليكم) yang berarti kematian untukmu sebagai pengganti dari lafadz ( السلام عليكم) yang berarti keselamatan untuk anda, rasulullah saw. paham dengan kalimat yang di ucapkan mereka, akan tetapi sifat keramahan beliau sangat menakjubkan !!! bayangkan jika anda berada dalam posisi seperti ini, apa yang akan anda perbuat? kemudian saya akan mengatakan sikap rasulullah saw. mengenai hal tersebut, bayangkan diri anda adalah seorang penguasa yang di patuhi dan seorang pemimpin, kemudian seseorang mendo’akan kematian buat anda dan anda mendengarnya dengan langsung dan yang lebih cerdik dari hal tersebut dia ingin menipu anda.
sikap anda pada posisi seperti ini mungkin masih bisa toleran dengan do’a mereka, namun anda tidak rela di tipu dan tertimpa suatu bencana untuk diri anda.
sekarang wahai pembaca yang budiman ! saya akan memberitahukan tentang sikap rasulullah saw. terhadap keadaan yang memancing kemarahan tersebut, agar anda bisa menilainya sendiri.
di suatu hari rasulullah saw. duduk bersama dengan isterinya aisyah ra. kemudian beberapa orang dari yahudi lewat dan seolah-seolah mereka mengucapkan salam kepada beliau, padahal sebenarnya mereka bermaksud untuk mencaci beliau, akan tetapi aisyah ra. paham dengan perkataan mereka yang sebenarnya, maka spontan aisyah ra. pada waktu itu membalas cacian mereka.
pertanyaannya, apakah rasulullah saw. senang dengan tindakan tersebut? apakah beliau senang karena aisyah ra. telah melaknat orang yang telah mencacinya?
jawabannya: hal tersebut tidak membuatnya senang, bahkan yang terjadi sebaliknya, beliau saw. malah mendidik isterinya dan memerintahkannya untuk bersikap toleran dan ramah dan melarangnya untuk bersikap keras, aisyah ra. berkata: “ beberapa orang yahudi mengucapkan salam kepada nabi saw. dengan mengatakan ( السام عليك) yang berarti: kematian buat anda, kemudian aisyah ra. memahami perkataan mereka dan menjawabnya ( … عليكم السام) yang berarti: untuk anda kematian dan laknat, kemudian rasulullah saw. bersabda: “ tenang, wahai aisyah sesungguhnya allah menyukai orang yang bersikap ramah dalam segala hal…”
muhammad saw. mempunyai akhlak yang terpuji
oleh: syekh faragh hady
diantara keistimewaan yang di miliki muhammad saw. adalah akhlaknya yang terpuji kepada kerabat dekat dan yang jauh, kepada teman dan musuh, inilah yang nampak darinya secara adil.
beliau menyambut seseorang dengan penyambutan yang baik yang tidak lepas dari senyuman di wajahnya, berkata dengan baik, membalas kejahatan dengan kebaikan, menghindari perkara-perkara yang tidak perlu.
beliau mengajarkan umatnya bahwa sebaik-baik orang adalah mereka yang paling bagus akhlaknya, beliau bersabda: “sesungguhnya orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya”.
bahkan beliau mengajarkan pengikutnya bahwa yang paling dekat tempatnya dengan beliau nanti pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.
beliau bersabda: “sesungguhnya orang yang paling aku sukai diantara kalian dan yang paling dekat tempatnya dengan saya nanti di hari kiamat adalah yang paling bagus akhlaknya”.
akhlak muhammad saw. yang terpuji tidak hanya untuk para pengikutnya saja, bahkan beliau juga melakukan hal yang sama terhadap musuh-musuhnya, ketika beliau di minta untuk mendoakan orang-orang musyrik beliau bersabda: “sesungguhnya saya tidak di utus sebagai pelaknat, tapi saya di utus sebagai pembawa rahmat (kasih sayang)”.
rasululullah saw. bersama keluarganya
oleh: syekh faragh hady
orang yang memperhatikan kehidupan muhammad saw. secara khusus, maka dia akan takjub karena beliau berasal dari lingkungan padang pasir, pegununungan yang keras atau pedalaman yang pada umumnya penduduknya tidak berpendidikan dan anarchi, akan tetapi beliau meraih keberhasilan yang sangat menakjubkan dalam menata keluarganya yang tidak ada bandingannya.
muhammad saw. memberikan kasih sayang kepada keluarganya, memberikan kehangatan bagi mereka, dan beliau mempunyai perasaan yang sangat halus.
beliau sangat memprioritaskan kasih sayangnya terhadap keluarganya, beliau bercanda dan bersenda gurau dengan isteri-isterinya dan memberikan kehangatan bagi mereka, salah satu contoh yang indah dari beliau yang menumbuhkan rasa cinta di hati isterinya aisyah ra. terhadapnya, yaitu beliau saw. sengaja meletakkan mulutnya di tempat yang sama pada bejana yang telah di minum oleh isterinya aisyah ra. hal ini membuat hati aisyah ra. bahagia dan membangkitkan perasaannya. contoh seperti ini banyak terjadi dalam kehidupan rasulullah saw.
sebagaimana juga muhammad saw. mencontohkan cinta yang tulus dalam keluarga yang bahagia, beliau tidak pernah melupakan isterinya khadijah ra. yang telah meninggal, bahkan beliau senantiasa menyebut kemuliaannya serta berbuat baik terhadap kerabatnya, beliau akan marah jika ada yang menjelek-jelekkanya di depannya, di riwayatkan oleh abu nujaih tentang kisah permintaan izin halah binti khuwailid saudari khadijah (aisyah berkata: maka aku mengatakan: “ allah swt. telah menggantikan untukmu perempuan yang tua –yang dia maksud khadijah- dengan seorang gadis muda, lalu beliau marah, sehingga aku mengatakan: “ demi yang telah mengutusmu denga hak, saya tidak akan menyebut dia (khadijah ra. ). setelah ini kecuali dengan baik”.
bagaimanapun letih dan beratnya tanggung jawab muhammad saw. sebagai pemimipin negara, komandan tentara dan pemandu pikiran dan akhlak terhadap umatnya akan tetapi beliau tidak pernah lupa untuk memberikan kasih sayang terhadap keluarganya, beliau membantu isteri-isterinya dalam mengerjakan urusan rumah, agar mereka merasakan kedudukan seorang isteri atau perempuan serta derajatnya yang tinggi dalam agamanya yaitu islam.
dari al aswad beliau berkata: “ aku bertanya kepada aisyah ra.: “ apa yang di kerjakan rasulullah saw. terhada keluarganya? aisyah menjawab: “ beliau membantu keluarganya (isteri-isterinya) dalam mengerjakan pekerjaannya, jika telah masuk waktu shalat maka beliau berangkat untuk shalat”. (hr. bukhary).