Artikel

Sifat Orang‐Orang Yang Beriman  





 Muhammad bin Abdullah bin Mu’aidzir  


Terjemah : Muzaffar Sahidu  


Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad





Sifat Orang‐Orang Yang Beriman  


Segala puji bagi Allah Yang Tinggi:  





 “Yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan‐Nya). dan yang menentukan kadar


(masing‐masing) dan memberi petunjuk, dan yang menumbuhkan rumput‐rumputan, lalu


dijadikan‐Nya rumput‐rumput itu kering kehitam‐hitaman”. QS. Al‐A’la: 2‐5.





 “Kepunyaan‐Nya‐lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara


keduanya dan semua yang di bawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka


sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi”. QS. Thaha: 6‐7.


Aku memuja Allah Yang Maha Suci, Raja Yang Maha Benar dan Nyata, Yang bersemayam di atas


Arasy dan memiliki kerajaan. Rahmat dan ilmuNya meliputi segala sesuatu. Dan kepadaNya‐lah


orang‐orang yang berakal dan berilmu memanjatkan segala btnuk pujian. Aku bersaksi bahwa


tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali  Allah, yang tiada sekutu bagiNya,


Yang Maha Mengetahui perkara‐perkara yang rahasia dan tersembunyi.





 “Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia‐lah yang keempatnya. Dan tiada


(pembicaraan antara) lima orang ،melainkan Dia‐lah yang keenamnya. Dan tiada (pula)


pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak ،melainkan Dia ada bersama


mereka di mana pun mereka berada .Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari


3


 


kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.


QS. Al‐Mujadilah: 7


Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya, yang menyeru kepada


ketaqwaan. Beliau adalah orang yang paling mengenal tuhannya, paling baik dalam beribadah dan


taat pada perintah Tuhannya, itulah jalan petunjuk yang diberikan kepadanya. Tidak ada jalan


kebikan kecuali dia menunjukkan umatnya pada jalan tersebut dan tidak ada jalan keburukan


kecuali beliau memperingatkan umatnya agar mereka tidak tenggelam padanya. Maka sangat


pantas jika taat kepada Rasulullah disejajarkan dengan taat kepada Allah, sebagaimana disebutkan


di dalam firman Allah:





 “Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa


yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi


mereka”. QS. Al‐Nisa’: 80.


Ya Allah!, curahkanlah shalawat dan salam kepada hambaMu dan RasulMu, Muhamad dan


kepada keluarga serta seluruh para shahabatnya, sebagai mercusuar dalam bidang ilmu dan


petujnjuk, menara keadilan dan ketaqwaan, mereka adalah shahabat terbaik yang membenarkan


Rasulullah, mengikuti sunnah beliau dan menjalankan ajaran beliau baik perintah beliau, atau


perbuatan dan amal beliau. Allah Yang Maha Tinggi memuji mereka di dalam firmanNya:  





 “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang‐orang yang bersama dengan dia adalah keras


terhadap orang‐orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan


sujud mencari karunia Allah dan keridaan‐Nya, tanda‐tanda mereka tampak pada muka mereka


dari bekas sujud .Demikianlah sifat‐sifat mereka dalam Taurat dan sifat‐sifat mereka dalam Injil,


yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat


4


lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati


penanam‐penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang‐orang kafir (dengan


kekuatan orang‐orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang‐orang yang beriman dan


mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” QS. Al‐Fath: 29.


Amma Ba’du  


Wahai sekalian manusia bertqwalah kepada Allah dengan sebenar‐benar taqwa, dan sadarilah


pengwasan Allah dengan kesadaran sebenar‐benarnya, kesadaran orang yang memang


mendengar dan melihat peringatan. Disebutkan di dalam hadits riwayat Abdullah bin Umar


semoga Allah meredhai keduanya: bahwa seorang lelakai yang berwibawa dan tanang masuk


kepada Rasulullah shallallau alaihi wa sallam pada saat kami sedang duduk‐duduk di sisinya lalu


lelaki tersebut bertanya kepadanya: “Wahai Muhammad apakah iaman itu?. Rasulullah shallallau


alaihi wa sallam menjawab: Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat, kitab‐kitab,


para rasul dan hari akhir dan beriman kepada qodar Allah, yang baik dan yang buruk”. Orang


tersebut berkata: Engkau benar. Kamipun terheran‐heran dengan pertanyaan dan pembenaran


yang diucapakannya. Kemudian dia bertanya kembali: Apakah yang dimasud dengan ihasan?.


Beliau menjawab: Engkau menyembah Allah sakan‐akan dirimu melihatNya dan jika engkau tidak


melihatNya maka sungguh Dia telah melihatmu. Sang penanya berkata kembali: Engkau benar,


maka kamipun semakin terheran‐heran dengan pertanyaannya dan pembenarannya. Kemudian


dia bertanya kemabli: Wahai Muhammad kapankah kiamat itu terjadi: Rasulullah shallallau alaihi


wa sallam menajwab: Tidaklah orang yang ditanya lebih megetaui dari orang yang ditanya.


Kemudian lelaki tersebut pergi, lalu Rasulullah shallallau alaihi wa sallam bertanya kepada kami:


Apakah kalian megetahui siapakah yang datang tadi?. Kami menjawab: Allah dan RasulNya yang


lebih mengetahuinya. Rasulullah shallallau alaihi wa sallam Menjawab: Ini adalah Jibril dia datang


guna mengajarkan kepada kalian tentang perkara agama kalian”. HR. Muslim.


Renungkanlah hadits ini dan hadits‐hadits yang lainnya dan ketahuilah bahwa terlalu lama kalian


telah berpaling dari berita besar baik karena merasa berat dan atau karena kebodohan dan sibuk


dengan harta dunia yang rendah, sehingga kalian justru lebih mememntingkan perkara yang  


memalingkan kalian dari jalan yang lurus dan jalan petunjuk.


Dahulau, para salafus shaleh menyembah Allah sekan‐akan mereka melihatNya, namun


jika mereka tidak meilhatNya maka mereka tetap ikhlas dalam beribadah, bersyukur terhadap


nikmat‐nikmatNya, takut kepadaNya sebab Allah senantiasa melihat mereka.


5


Sesungguhnya perumpamaan keimanan di dalam sanubari seorang muslim sama seperti


pohon yang baik, menghasilkan buah yang baik, dan amal shaleh adalah buah dari keimanan, yang


akar‐akarnya telah tumbuh di dalam qalbu para salafus saleh dan tumbuh subur di dalam hati


setiap orang yang beriman setelah mereka, sehingga dengannya mereka disifati dengan sifat


keberuntungan yang paling tinggi, seperti yang disebutkan di dalam firman Allah:  





 “Sesungguhnya beruntunglah orang‐orang yang beriman, (yaitu) orang‐orang yang khusyuk


dalam salatnya, dan orang‐orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang


tiada berguna, dan orang‐orang yang menunaikan zakat, dan orang‐orang yang menjaga


kemaluannya, kecuali terhadap istri‐istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka


sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu maka


mereka itulah orang‐orang yang melampaui batas. Dan orang‐orang yang memelihara amanat


amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang‐orang yang memelihara sembahyangnya.


Mereka itulah orang‐orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus.


Mereka kekal di dalamnya. QS. Al‐Mu’minun: 1‐11.


Allah Subahnahu Wa Ta’ala menyebutkan pada pembukaan amal saleh mereka bahwa


mereka khusyu’ di dalam shalat mereka. Khsyu’an mereka bersemayam di dalam hati mereka dan


tercermin di dalam amal mereka. Mereka menundukkan pandangan mereka, menjaga lisan


mereka dari perkataan yang sia‐sia, menunaikan hak Allah pada harta mereka, menjaga kemaluan


mereka, menepati janji‐janji mereka dan menunaikan amanah mereka. Mereka meyakini bahwa


shalat adalah tiang agama, Yang membedakan mereka dengan yang selain mereka adalah


penyebutan awal tentang mereka dengan kata sifat, yaitu khusyu’ dalam shalat, lalu menyebut


sifat mereka dengan keteguhan menjealankan shalat, bersabar atasnya, menunaikan shalat tepat


pada waktunya, secara berurtan tanpa terputus‐putus, maka dengannya mereka berhak


mendapat surga Firdaus, di mana mereka kekal di dalamnya selama‐lamanya.


6


Sungguh benar Rasulullah shallallau alaihi wa sallam di dalam sebuah sabdanya ketika


beliau melihat seorang lelaki yang sedang mempermainkan jenggotanya saat shalat: Seandainya


hatinya khusyu’ dalam shalat maka anggota badannyapun juga ikut khusyu’”. HR. Al‐Hakim dan Al


Turmudzi.


Dan sabda Rasulullah shallallau alaihi wa sallam: Bagaimanakah pendapat kalian jika sebuah sungai


mengalir di depan pintu salah seorang dari kalian dan dia mandi padanya lima kali sehari apakah


ada dari dakinya yang tersisa. Para shahabat menajwab: Tidak wahai Rasulullah, tidak akan tersisa


sedikitpun dari dakinya pada badannya. Lalu Rasulullah shallallau alaihi wa sallam bersabda:


Demikianlah dengan shalat yang lima waktu Allah menghapuskan dosa dan kesalahan dengannya”.


Muttafaq Alaihi.


Bertaqwalah wahai para hamba Allah dan ikutilah jejak orang‐orang shaleh, arahkanlah segala


upaya untuk taat kepada Allah, maka dengannya kalian akan menjadi orang beriman yang


beruntung dengan mendapat surga na’im dan ingatlah hari di mana setiap makhluk menghadap


Allah dan setiap mereka mendapatkan balasan masing‐masing, dan janganalah kalian menjadi


orang yang berpaling dari mengingat Allah dan tidak menghendaki kecuali kehidpan dunia, bahkan


kalian harus menjadi seperti orang yang difirmankan oleh Allah Subahnahu Wa Ta’ala:  





 “Sesungguhnya orang‐orang yang beriman dan mengerjakan amal‐amal saleh dan merendahkan


diri kepada Tuhan mereka ،mereka itu adalah penghuni‐penghuni surga mereka kekal di


dalamnya.”. QS. Hud: 23.





“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang


bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya


sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali‐kali kehidupan dunia


memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam) menaati)


Allah. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi‐Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan


Dia‐lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang


pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada


seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha


Mengetahui lagi Maha Mengenal”. QS. Luqman: 33‐34.


Semoga Allah memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al


Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat‐ayat  Allah


Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku


memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang


Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab


Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.


8


Khutbah Kedua


Segala puji bagi Allah Yang Maha Tinggi, yang telah menciptakan dan menyempurnakan


ciptaanNya, Yang telah menentukan dan memberikan petunjuk, aku bersaksi bahwa tiada tuhan


yang berhak disembah selain Allah semata yang tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa


Muhammad adalah hamba dan utusanNya, semoga Allah mencurahkan shalawat dan


kesejahteraan yang besar kepada beliau dan kepada para shabat dan pengkut beliau yang kembali


memnundukkan diri di hadapan Allah dan berseserah diri dengan sebenarnya. Amma Ba’du:


Wahai para hamba Allah, bertaqwalah kalian kepada Allah dan ketahuilah bahwa karena


keimanan adalah dasar setiap kebaikan dan keberuntungan di dunia dan akherat, dan orang yang


kehilangan iman akan kehilangan segala kebaikan dalam agama dan dunia serta akherat,


karenanya Allah sering menyebutnya di dalam Al‐Qur’an baik dalam bentuk perintah untuk


menjaganya atau melarang perkara yang menjadi lawannya, anjuran dan penjelasan tentang sifat


sifat orang yang beriman dan balasan mereka baik di dunia atau akherat.


Allah mensifati orang‐orang yang beriman di dalam kitabNya dengan prilaku mereka yang


membenarkan dan tunduk kepada aqidah yang menjadi landasan agama ini, mencintai apa yang


dicintai dan diredhai Allah dan mengamalkan perintah Allah, serta menjauhi dan waspada


terhadap segala perkara yang dimurkai oleh Allah dengan kembali dan taubat kepadaNya dalam


segala keadaan. Dan keimanan mereka membuahkan hasil yang baik dalam amal dan akhlak


mereka.


Allah mensifati orang‐orang yang beriman dengan sikap mereka yang taat, mendengar


perintah dan tunduk baik secara lahir dan batin terhadap perintah Allah dan RasulNya. Allah


mensifati mereka bahwa badan mereka mereka gemetar, mata‐mata mereka menumpahkan air


mata, hati mereka luluh dan tenang saat mendengar ayat‐ayat Allah dan mengingat Allah, dan


mereka takut kepada Allah dalam keadaan rahasia dan terang‐terangan, serta mereka


dikaruniakan nikmat sementara hati mereka takut dan mereka kembali kepada Tuhan mereka.


Allah mensifati mereka dengan sifat khusyu’ dalam segala kondisi mereka dan di dalam


shalat secara khusus, mereka memalingkan diri mereka dari perbuatan sia‐sia, menunaikan zakat,


menjaga kemaluan mereka kecuali atas istri‐istri mereka atau budak‐budak milik mereka serta


mereka menjaga amanah dan perjanjian mereka.


Allah menyifati mereka dengan sifat di mana mereka berjalan di muka bumi dengan


tenang, apabila orang‐orang bodoh mencomooh, maka mereka menjawabnya dengan kata‐kata


yang baik, mereka melalui malam‐malam mereka dengan sujud dan berdiri dalam ibadah, mereka


9


moderat, bersikap pertengahan dalam segala keadaan hidup mereka, dalam urusan


membelanjakan harta mereka  tidak boros, dan tidak pula pelit namun di antara keduanya, dan


mereka tidak mempersekutukan Allah, tidak membunuh jiwa kecuali dengan hak, tidak berzina,


tidak bersaksi bohong, dan apabila melewati kumpulan yang sia‐sia maka mereka melewatinya


dengan sikap mulia, dan apabila mereka diingatkan dengan ayat‐ayat Allah maka tidak tesungkur


dengan tuli dan buta namun mereka tunduk tersungkur bersujud dan menangis, mereka disifat


dengan iman yang sempurna yang tidak ada keraguan padanya, berjihad dengan harta dan jiwa


mereka di jalan Allah, dan Allah juga mensifati mereka dengan ikhlas kepada Allah dalam segala


perkara yang mereka kerjakan dan tinggalkan.


Inilah sifat‐sifat orang beriman yang mulia, sifat orang beriman yang sebenarnya, yang


akan selamat dari segala sebab‐sebab siksa dan berhak mendapat pahala yang baik, memperoleh


setiap kebaikan sebagai balasan keimanan.


Inilah yang bisa aku sampaikan, ucapkanlah shalawat dan salam kepada Rasul yang


membawa peringatan berita gembira, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah di dalam


firmanNya:  





 “Hai orang‐orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam


penghormatan kepadanya”. QS. Al‐Ahzab: 56


10



Tulisan Terbaru

Syarat-Syarat Orang Y ...

Syarat-Syarat Orang Yang Meruqyah Dan Yang Diruqyah

Syarah Makna Salah Sa ...

Syarah Makna Salah Satu Asmaul Husna (As-Syafi)