Artikel




Sebaik-baik Makhluk


Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami


memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya,


kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami dan


kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah


Shubhanahu wa ta’alla beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat


menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa


ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya


petunjuk.


Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak


diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla


semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi


bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam


adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:


Sesungguhnya ayat-ayat Allah Shubhanahu wa ta’alla


serta makhluk ciptaan -Nya yang memenuhi langit dan bumi serta


yang berada diantara keduanya. Allah Shubhanahu wa ta’alla


perintahkan kepada kita supaya memperhatikan ayat-ayat


tersebut, lalu memikirkan pada penciptaan itu dengan karunia





akal yang diberikan kepada kita. Allah Shubhanahu wa ta’alla


Menyatakan didalam firman -Nya:





"Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan


bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan


telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita


manakah lagi mereka akan beriman sesudah al-Qur'an itu? (QS al


A'raaf: 185).


 


Langit dan bumi, matahari dan bulan, tata surya dan


gugusan bintang, tanah dan air, gunung-gunung dan tambang,


tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, malam dan siang,


gempa dan angin, kehidupan dan kematian, benda bergerak dan


yang diam, yang mengalir dan yang beku. Makhluk-makhluk yang


agung ini, yang berada di alam semesta baik dibagian bawah


maupun atas, Allah ta'ala telah menciptakannya dalam rangka


sebagai saksi akan ke esaan -Nya, mereka memuji dengan


lantunan pujian untuk -Nya, tunduk terhadap perintah -Nya, serta


bersegera dan memenuhi segala kehendak dan keinginan -Nya.





Sebagaimana disebutkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla


didalam firman -Nya:





"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud


apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang,


gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan


sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia


yang telah ditetapkan azab atasnya. dan barangsiapa yang


dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya.


Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki". (QS al


Hajj: 18).


 


Sebagian ayat-ayat serta makhluk-makhluk -Nya ini yang


berada di alam semesta nan luas, semuanya sebagai bukti dengan


keberadaannya akan adanya yang menciptakan, dan menunjukan


keagungan makhluk-makhluk tersebut akan keagungan pencipta


serta yang menciptakannya, sebagaimana kekuatan, pergerakan


serta diam yang dimiliki oleh makhluk tersebut membuktikan





akan kekuatan pencipta serta pengaturnya, dengan beragam


makhluk-makhluk tadi mempunyai hikmah bagi penciptanya, dan


dengan keberadaan, keteraturan, dan ketundukan makhluk


makhluk tersebut menunjukan akan kehidupan penciptanya serta


kemampuan yang maha sempurna.


Sesungguhnya menyaksikan serta merenungi ayat-ayat


kauniyah dan ayat-ayat al-Qur'an merupakan sarana tunggal


untuk mengetahui kebenaran hakiki, sebagaimana Allah


Shubhanahu wa ta’alla jelaskan didalam firman -Nya:





"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda


(kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka


sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa al-Qur'an itu adalah


benar. Tidakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi


saksi atas segala sesuatu?.  (QS Fushshilat: 53).


 


Demikian pula dalam ayat lain Allah ta'ala Menyatakan dalam


firman -Nya:





"Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an ataukah


hati mereka terkunci?. (QS Muhammad: 24).


Sungguh Allah azza wa jalla telah mengistimewakan


manusia di antara sekian banyak makhluk ciptaan -Nya, Allah


Shubhanahu wa ta’alla mengistimewakan mereka dengan


menciptakan langsung melalui kedua tanan -Nya yang mulia, lalu


meniupkan ruh padanya, mengajari nama-nama segala sesuatu,


menyuruh para malaikat untuk sujud kepadanya, memuliakan


dengan akal, menjadikan sebagai pemakmur bumi, menundukan


padanya apa yang ada dilangit dan bumi, itu semua tertitik pada


satu tujuan supaya dirinya mampu beribadah kepada Rabb yang


telah menciptakan, memberi rizki serta memuliakannya, sehingga


dirinya mampu merengkuh kebahagian didunia dan akhirat. Allah


Shubhanahu wa ta’alla menjelaskan hal tersebut didalam firman


Nya:





"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami


angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki


dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan


yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami


ciptakan". (QS al-Israa': 70).





Demikian pula didalam ayat yang lain Allah Shubhanahu wa


ta’alla Menyatakan:





"Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah


menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa


yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat -Nya lahir


dan batin". (QS Luqman: 20).


 


  Lantas dengan syukur semacam apa yang seharusnya


diucapkan oleh manusia kepada Rabbnya atas keistimewaan yang


diberikan seperti ini? Dengan sesuatu apa dia harus berikan pada        -Nya? Ketahuilah betapa pendermanya Allah Shubhanahu wa


ta’alla terhadap para hamba -Nya, Allah Shubhanahu wa ta’alla


menciptakan akan tetapi hamba -Nya menyembah selain Allah


Shubhanahu wa ta’alla, memberinya rizki namun bersyukur


kepada yang lain. Ketahuilah betapa besar kemurahan -Nya


terhadap para hamba -Nya. Allah Shubhanahu wa ta’alla


Menyatakan didalam firman -Nya:





"Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya


tidak akan ditinggalkan -Nya di muka bumi sesuatupun dari


makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka


sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba


waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat


mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula)


mendahulukannya". (QS an-Nahl: 61).


 


Maka kapan seseorang cerdas bisa memahami jati


dirinya, serta mengetahui hak yang harus ia tunaikan untuk Rabb


yang telah menciptakan dan memberinya rizki, maka dirinya telah


menyadari dan mengakui, betapa bodohnya manusia itu, betapa


tertipunya dia terhadap penghidupan duniawi, sedangkan Allah


Shubhanahu wa ta’alla mengtakan didalam firman -Nya:





"Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat


durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah. yang telah


 


10


menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan


menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, Dalam bentuk apa saja


yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu". (QS al-Infithar: 6


8).


 


Sehingga tidak mengherankan bila suatu ketika dirinya ditanya,


dalam jawabannya, tidak ada sesuatu yang lebih berharga dalam


hidup kecuali makan dan minum, bermain dan bersendau gurau,


bersenang-senang dan bergembira ria tanpa mengandung makna


ibadah sama sekali?  


Maka sesungguhnya itu merupakan tata cara kaum


jahiliyah yang pertama yang digunakan oleh para setan dari jenis


manusia dan jin diantara pribadi umat untuk mencegah menapaki


jalan -Nya yang lurus. Allah Shubhanahu wa ta’alla


mengisyaratkan hal tersebut didalam firman -Nya:





"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah


dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak


menghendaki selain menyempurnakan cahaya -Nya, walaupun


orang-orang yang kafir tidak menyukai". (QS at-Taubah: 32).


 


11


Sungguh orang-orang yang semacam itu keadaanya termasuk


diantara manusia yang paling bodoh dan tersesat, serta paling


merugi, sedangkan akhir perjalanan mereka tidak lain ialah ke


neraka jahanam. Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan dalam


firman       -Nya:





"Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka


makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat


tinggal mereka". (QS Muhammad: 12).


 


Saya melihat ada seorang pemuda yang terlihat malas


malasan untuk mengerjakan sholat, dan langsung bangun begitu


sholat telah usai. Saya katakan padanya, "Semoga Allah


Shubhanahu wa ta’alla memberimu taufik, maukah kiranya


engkau duduk sejenak diskusi bersama saling mengingatkan,


sesungguhnya peringatan itu berguna bagi orang-orang yang


beriman. Kita telah mengerjakan sholat, alangkah baiknya kalau


sekiranya kita ikuti sambil mengingat serta merenungi ayat-ayat


Nya? Dia menjawab, "Silahkan".


Saya pun melanjutkan, "Sesungguhnya Allah Shubhanahu


wa ta’alla menundukan bagi kita, semua apa yang ada dilangit


 


12


dan apa yang ada dibumi, kemudian -Dia menyuruh kita supaya


berfikir merenungi itu semua dengan firman -Nya:





"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa


yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada -Nya.


Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat


tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir". (QS al


Jaatsiyah: 13).


 


Apakah engkau telah siap untuk menghadirkan akalmu untuk


berfikir? Siap, jawabnya.


Saya katakan padanya, "Dengarlah, semoga Allah


Shubhanahu wa ta’alla memberimu taufik. Sesungguhnya Allah


azza wa jalla telah menciptakan benda mati, begitu pula


menciptakan yang lebih tinggi tingkatnya dari benda mati


tersebut, dan lebih sedikit jumlah komunalnya bila dibanding


dengannya yaitu tumbuh-tumbuhan, lantas Allah Shubhanahu wa


ta’alla membedakan dari benda mati dengan pertumbuhan dan


perkembang biakannya. Selanjutnya Allah Shubhanahu wa ta’alla


menciptakan makhluk yang lebih tinggi kedudukannya dari pada


 


13


tumbuh-tumbuhan dan lebih sedikit dari jumlah keseluruhan


tumbuh-tumbuhan yaitu hewan. Lalu –Dia membedakan hewan


dari tumbuh-tumbuhan dengan perasaan dan gerakan.


Kemudian Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan


yang lebih tinggi lagi kedudukannya dari pada hewan, dan lebih


sedikit jumlahnya yaitu manusia. Lalu -Dia membedakan dari


hewan dengan akal pikiran. Maka manusia lebih istimewa dari


pada hewan, dan hewan lebih mulia dari pada tumbuhan, dan


tumbuhan lebih mulia dari pada benda padat. Dari sini kita


mengetahui bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia


diantara makhluk lainnya, dengan sebab akal yang telah –Dia


karuniakan padanya yang dengan akal tersebut bisa digunakan


untuk mengetahui pencipta serta sesembahannya. Dan dengan


akal bisa membedakan antara perkara yang bermanfaat dan


perkara yang mendatangkan mara bahaya. Allah Shubhanahu wa


ta’alla menyatakan didalam firman -Nya:





"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan


tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu


pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (QS


an-Nahl: 78).


Kemudian Allah Shubhanahu wa ta’alla menundukan


makhluk-makhluk ini dimana satu sama lain saling membantu


serta melayani sesuai dengan tingkat kemulian masing-masing


makhluk tersebut. Maka, benda mati seperti matahari, bumi dan


air atau yang semisalnya Allah Shubhanahu wa ta’alla tundukan


untuk melayani yang lebih mulia kedudukannya yaitu tumbuhan,


hewan dan manusia.  


Maka kita jumpai matahari melayani seluruh makhluk


dengan sinarnya, bumi menopang seluruh mahluk diatasnya,


sedangkan air mengairi seluruhnya. Adapun tumbuhan Allah


tundukan untuk melayani yang lebih tinggi kedudukannya yaitu


hewan dan manusia, sehingga hewan bisa memakan rerumputan,


manusia bisa memakan daun-daunya, kapan menginginkan dan


seberapapun dia suka, dan dari jenis apapun yang dikehendaki.


Lihat pada binatang, Allah Shubhanahu wa ta’alla


tundukan untuk melayani yang lebih mulia darinya yaitu manusia


dengan mudah menaikinya, memakan dagingnya, dan meminum


dari susunya. Dengan ini menjadi sempurna bagi manusia seluruh


sifat yang dimiliki oleh makhluk semisal bentuk, bisa tumbuh,


beranak, memiliki perasaan, dapat bergerak dan lain sebagainya.


Dan terkumpul baginya bersama dengan sifat-sifat tadi akal yang


14


 


15


dengan akal tersebut -Dia muliakan dari makhluk lainnya, Allah


Shubhanahu wa ta’alla bedakan dengan seluruh makhluk. Maka


ini merupakan keistimewaan dalam penciptaan yang sangat pas


sekali untuk memikul tugas yang mulia. Allah Shubhanahu wa


ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:





"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk


yang sebaik-baiknya . kemudian Kami kembalikan dia ke tempat


yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang


beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka pahala


yang tiada putus-putusnya". (QS at-Tiin: 4-6).


 


Sesungguhnya Allah menciptakan benda mati, dan


menjadikan sebagai pelayan dan ditundukan bagi makhluk yang


lebih tinggi darinya seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Dan


Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan tumbuhan, dan


menjadikan sebagai pelayan dan tunduk kepada makhluk yang


lebih tinggi darinya dari hewan dan manusia. Dan Allah


Shubhanahu wa ta’alla menciptakan hewan dan menjadikan


sebagai pelayan dan tunduk serta menurut bagi manusia.


 


16


Manusia ini yang telah Allah Shubhanahu wa ta’alla


tundukan baginya apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi


untuk siapa dia melayani? Siapa yang dia sembah? Siapa yang dia


harapkan? Pada siapa dia merasa takut? Pada siapa dia berdo'a?


Apakah dia akan menyembah yang lebih rendah kedudukannya,


dari benda mati atau tumbuhan atau hewan, apakah pantas


dirinya merendah kepada yang lebih rendah derajatnya, apakah


pantas seorang tuan tunduk kepada budaknya. Allah ta'ala


menegur kita semua didalam firman -Nya:





"Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah,


sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak


(pula) memberi manfaat?" dan Allah -lah yang Maha mendengar


lagi Maha mengetahui". (QS al-Maa-idah: 76).


 


Jadi, harus bagi manusia untuk menyembah dan


melayani Dzat yang lebih tinggi darinya, yaitu Rabb yang maha


tinggi lagi maha mulia, yang telah menciptakannya, memberinya


rizki serta memuliakan dan mengistimewakan dengan akal, agar


dirinya bisa meraih kebahagian dunia dan merengkuh


 


17


kemenangan surga diakhirat kelak. Allah Shubhanahu wa ta’alla


Menyatakan didalam firmanNya:





"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan


kamu, tidak ada Tuhan selain dia, Pencipta segala sesuatu, Maka


sembahlah dia, dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu". (QS


al-An'aam: 102).


 


Lantas bagaimana cara menyembah Rabbnya? Kapan waktu


menyembah -Nya? Karena akal sangatlah cekak tidak mungkin


mampu mengetahui tata cara ibadah dengan sendirinya, dia tidak


paham macam-macam ibadah, dari sholat, puasa, do'a serta


dzikir, demikian pula tidak tahu apa yang ada diakhirat kelak dari


adanya surga dan neraka, titian dan timbangan. Maka Allah


Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:





"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan


kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki


orang-orang yang mengikuti keridhaan -Nya ke jalan


keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan


orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang


benderang dengan seizing -Nya, dan menunjuki mereka ke jalan


yang lurus". (QS al-Maa-idah: 15-16).


Maka sudah barang tentu harus ada metode yang


menjelaskan secara rinci bagaimana seorang manusia


menyembah Rabbnya, bagaimana cara berdo'a padanya,


bagaimana mendekatkan diri kepada penciptanya, bagaimana


bisa mengetahui apa yang dicintai dan dibenci oleh Rabbnya, dan


apa yang disiapkan oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla baginya


kelak diakhirat. Sehingga harus ada seorang yang menyampaikan


metode tadi kepada umat manusia untuk menjelaskan isi yang


global, dan menerangkan hukum-hukumnya, makanya Allah


Shubhanahu wa ta’alla menurunkan kepada para hamba kitab


kitab suci, dan mengutus para Rasul sebagai rahmat bagi semesta


alam, dalam rangka menegakan hujah atas mereka, yang


menjelaskan kebenaran, dan menampakan keadilan. Allah


Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan dalam firman       -Nya:





"Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang


terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka


(manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak


melihat kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali


kepadanya. dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah


pemelihara(mu)". (QS al-An'aam: 104).


 


Dalam kesempatan lain Allah ta'ala menyatakan:





"Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan


membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan


bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia


dapat melaksanakan keadilan". (QS al-Hadiid: 25).


 


Tidakkah engkau merasakan betapa lembutnya Allah


Shubhanahu wa ta’alla terhadap para hamba -Nya, namun,


betapa bodohnya manusia, dan betapa dzalim ia kepada dirinya


sendiri. –Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan, "Sungguh


benar, sesungguhnya musibah yang menimpa kita cuma satu


yaitu melampaui batas, baik sedikit maupun banyak. Betapa


 


20


mengena pembicaraan kita kali ini, sekarang hatiku terasa


tersinari dan pikiranku mampu mencerna apa yang engkau


katakan, dan memberiku petunjuk apa yang bermanfaat bagiku.


Dan sebaik-baik air ialah ketika diberikan pada orang yang sedang


kehausan. Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan dalam firman -Nya:


 


"Demikianlah karunia Allah, diberikan -Nya kepada siapa yang


dikehendaki      -Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar".  


(QS al-Jumu'ah: 4).


 


Sesungguhnya menyempatkan hadir dimajelis ilmu itu


mampu menghidupkan hati, dan sebagai pengingat bagi akal


pikiran. Tambahlah obrolannya, semoga Allah Shubhanahu wa


ta’alla menambah ilmu dan keutamaan bagi anda, karena


seberapa lalainya aku dari nasehat, namun, pada urusanan dunia


tidak pernah melewatkannya. Sungguh tepat sekali firman Allah


tabaraka wa ta'ala yang Menyatakan:





"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan


main-main. dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya


kehidupan, kalau mereka mengetahui". (QS al-'Ankabuut: 64).


 


Saya jawab, "Sungguh maha benar Allah Shubhanahu wa ta’alla


yang menyatakan dalam firman -Nya:





"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi


tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan


mengingati Allah -lah hati menjadi tenteram". (QS ar-Ra'du: 28).


 


Demikian pula semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla


memberimu taufik untuk melakukan apa yang dicintai dan


diridhoi oleh -Nya, dan menjadikanmu termasuk orang yang


apabila mendengar ucapan mengikuti yang baik. Allah


Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:





"Dan orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak


menyembah -Nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita


gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba -Ku, Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang


paling baik di antaranya. mereka itulah orang-orang yang telah


diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang


mempunyai akal". (QS az-Zumar: 17-18).


 


Jika engkau bertanya pada seseorang, apa sih hikmah


diciptakannya makanan? Niscaya dia akan menjawab supaya kita


makan. Apa sih hikmah diciptakannya air? Tentu dia akan


menjawab supaya kita bisa minum. Dan jika engkau bertanya, apa


sih hikmah diciptakannya udara? Niscaya dia akan menjawab agar


kita bisa bernafas. Dia memotong pembicaraanku, "Tentu saja


jawabannya tidak mungkin berselisih antara dua orang, atau


merasa ragu manusia untuk menjawabnya". Saya katakan,


"Dengar lalu jawablah dari mata hatimu".


Apa hikmah diciptakan akal untukmu? Dia menjawab,


"Untuk membedakan mana yang memberiku manfaat dan mana


yang membahayakanku, lalu aku pahami dengan akal"


Terus apa hikmah diciptakan hati bagimu? Dia menjawab, "Jelas


agar aku gunakan untuk berfikir".


Terus apa hikmah diciptakan mata untuku? Dia katakan, "Supaya


aku bisa melihat". Lantas apa hikmah diciptakan dua telinga


untukmu? Dia menjawab, "Untuk aku gunakan mendengar". Apa


hikmah diciptakan tangan bagimu? Dia katakan, "Untuk aku


gunakan untuk mengambil dan memberi, makan, menulis dan


lainnya".


Lantas apa hikmah diciptakannya lisan untukmu? Dia menjawab,


"Agar aku bisa bicara".


Lalu apa hikmah diciptakan alat pencernaan untukmu?


Dia menjawab, "Supaya bisa mencerna makanan yang masuk


ketubuhku" Kemudian saya tegaskan, "Sesungguhnya anggota


tubuh ini semuanya mempunyai hikmah dibalik penciptaannya,


yaitu anggota tubuh yang saling melayani anggota yang lainnya,


dan ini semua yaitu wujud manusia, bukankah lebih layak kalau


penciptaannya juga ada hikmahnya? Apakah mungkin anggota


tubuh diciptakan lalu berhenti begitu saja tanpa memiliki hikmah?


23


 


24


Jelas tidak mungkin, Allah ta'ala menegaskan didalam firman


Nya:





"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami


menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu


tidak akan dikembalikan kepada kami?". (QS al-Mukminuun: 115).


 


Dia mengatakan, "Katanya sih, hikmahnya supaya makan dan


minum serta menikmati segala kesenangan sesukanya".


Saya katakan, "Maka makan dan minumlah serta


nikmatilah sesukanya dari apa yang Allah Shubhanahu wa ta’alla


halalkan baginya, kemudian tidak perduli sama sekali untuk


beribadah kepada Rabbnya yang telah menciptakan dan


memberinya rizki, tentu kalau hanya itu hikmahnya dia lebih sesat


dari pada binatang? Kok bisa, tanyanya penasaran.


Saya jawab, "Sebab hewan itu kerjanya cuma makan dan


minum serta bersenang-senang sesuka hatinya, akan tetapi, sisi


baiknya hewan itu tetap saja mau melayani makhluk yang lebih


tinggi darinya yaitu manusia, dengan mau dinaiki, rela dimakan


daging dan diminum susunya. Walaupun tidak sedikit banyak


orang yang berbuat baik kepada binatang. Jika begitu, lantas


 


25


bagaimana dengan Allah Shubhanahu wa ta’alla yang telah


memberi nikmat yang tidak bisa dihitung karena banyaknya


kepada kita, kebaikan Allah Shubhanahu wa ta’alla pada kita


memenuhi segala langit dan bumi, bagi -Nya kedaulatan mutlak


dalam mencipta dan mengatur, di tangan -Nya perbendaharaan


langit dan bumi.   


Bukankah seharusnya kita sembah, kita syukuri, kita


harapkan kemurahan -Nya, kita takuti siksaa -Nya, kita taati, kita


memohon ampun, memohon pertolongan, bertawakal serta


berdo'a kepada -Nya. Sungguh itu semua tidak layak untuk kita


serahkan selain kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang


ditangan -Nya kekuasaan dan -Dia maha mampu atas segala


sesuatu, Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan hal itu didalam


firman -Nya:





"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu


dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah


yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit


sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia


menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki


untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu


bagi Allah, padahal kamu mengetahui". (QS al-Baqarah: 21-22).


Sesungguhnya kamu kalau seandainya keliling dimuka


bumi ini, lalu engkau bertanya pada seluruh penduduknya,


apakah sepatu yang dipakai sama orang itu gunanya untuk apa?


Niscaya mereka akan memberi satu jawaban, gunanya sepatu


yang dipakai manusia, untuk melindungi kaki dari panas dan


dingin. Dan jika engkau bertanya pada mereka tentang manusia


ini, lalu engkau katakan, "Sepatu yang dipakai saja ada


hikmahnya, apakah yang memakai mempunyai hikmah, dibalik


penciptaanya? Niscaya engkau akan dapati kebanyakan mereka,


karena jauhnya dari Allah Shubhanahu wa ta’alla tidak


memuaskan dalam memberi jawaban, tidak bisa dipahami


maksud dan arah pembicaraanya, apakah tidak engkau sadari


betapa ingkar dan melampaui batas bagi akal yang lebih besar


dari ini? sedangkan Allah Shubhanahu wa ta’alla telah tegas


Menyatakan didalam firman -Nya:





"Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas


mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan


langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? Dan Kami


hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung


yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam


tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran


dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat


Allah)". (QS Qaaf: 6-8).


 


Celaka sekali akal yang mampu menciptakan pesawat


terbang dan kereta api, menyingkap partikel terkecil atom dan


membikin bom, mengarsiteki bangunan istana megah, menanam


dataran dengan berbagai tanaman, memenuhi penjuru bumi


dengan penemuan-penemuan baru nan menakjubkan. Celaka


sekali akal tersebut, bagaimana bisa dirinya kok tidak mengenal


Rabbnya? Dan bagaimana ia tidak mengetahui jati dirinya?


Sungguh benar firman Allah ta'ala yang Menyatakan:





"Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang


buta, ialah hati yang di dalam dada". (QS al-Hajj: 46).


 


Betapa dzalim orang itu pada dirinya sendiri, dan betapa


dzalim ia kepada orang lain, sesungguhnya ketika hati tidak


digunakan untuk memahami, mata tidak digunakan untuk


melihat, telinga tidak digunakan untuk mendengar, sangat pas


sekali bagi pemiliknya untuk tidak mengharap balasan melainkan


pada akibat yang sangat buruk. Allah Shubhanahu wa ta’alla


Menyatakan didalam firman -Nya:





"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)


kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi


tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan


mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk


melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai


telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat


 


29


ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka


lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai". (QS al


A'raaf: 179).


 


Duhai orang yang punya akal dan pikiran, sesungguhnya Allah


Shubhanahu wa ta’alla lah yang telah menciptakan langit dan


bumi seorang diri, maka gunakanlah akal pikiran semampumu


niscaya tidak akan engkau jumpai selain -Nya yang turun serta


ikut membuatnya. Allah Shubhanahu wa ta’alla menyatakan hal


itu dengan tegas didalam firman -Nya:


 


"Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit


dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran


dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup


dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan


siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan


menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak


bertakwa kepada   -Nya)? Maka (Zat yang demikian) Itulah Allah


Tuhan kamu yang sebenarnya; Maka tidak ada sesudah


 


30


kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu


dipalingkan (dari kebenaran)?". (QS Yunus: 31-32).


 


Duhai orang yang punya akal dan hati, pendengaran dan


penglihatan, sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla semata


yang menundukan bagi kita segala yang ada dilangit dan apa yang


ada dibumi, maka pikirkan dan pahami, lihat dan dengarlah


sesuka kamu, maka engkau tidak akan menjumpai sama sekali


melainkan –Dia semata satu-satunya yang menundukan pada kita.


Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan didalam firman -Nya:


﴿  و ا  إ  ۖ ٱ  إ       ﴾ ] تر ا : [  


"Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya


aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu".


(QS adz-Dzariyaat: 50).


 


Duhai pemilik akal yang hebat, sesungguhnya rahmat


Allah Shubhanahu wa ta’alla serta kelembutan -Nya pada


makhluk memenuhi ruang angkasa dan bumi, maka renungi dan


perhatikanlah, niscaya dirimu tidak akan menjumpai seorangpun


yang sanggup melakukan hal itu semua selain Allah Shubhanahu


wa ta’alla semata, Allah Shubhanahu wa ta’alla Menyatakan


didalam firman -Nya:





"Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang


ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha


Penyayang". (QS al-Hasyr: 22).


 


Duhai pemilik akal yang jenius, hati dan penglihatan,


sesungguhnya bagi -Nya kedaulatan mutlak dalam mencipta,


memelihara dan mengurusi, dari Allah Shubhanahu wa ta’alla


semata rizki itu datang, ditangan -Nya kekuasaan dan Allah maha


mampu atas segala sesuatu. Allah Shubhanahu wa ta’alla


Menyatakan didalam firman     -Nya:





"Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau


berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan


Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.


Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau


hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah


 


32


segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala


sesuatu". (QS al-Imraan: 26).


 


Kalau seandainya pikiran manusia mau berfikir tanpa


tercampur dengan hawa nafsu pasti dia akan dapati dan tidak


akan dia jumpai itu semua melainkan Allah Shubhanahu wa


ta’alla semata yang menciptakan lalu menyamakan, yang kuasa


dan memberinya petunjuk, akan tetapi kesombongan dan ingkar


yang ada dalam hati. Seperti yang disinggung oleh Allah


Shubhanahu wa ta’alla dalam firman -Nya:





"Karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan


tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah".


(QS al-An'aam: 33).


 


Ya Allah sesungguhnya kami berlindung kepada -Mu dari


kesesatan mengikuti fitnah, dari ilmu yang tidak bermanfaat dan


dari hati yang tidak bisa khusyu.





"(Mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan


hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri


petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat


dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha pemberi


(karunia)". (QS al-Imraan: 8).



Tulisan Terbaru

Sejarah dan Pola Gera ...

Sejarah dan Pola Gerakan Kristenisasi

Sebab-sebab Terhapus ...

Sebab-sebab Terhapusnya Berkah