
Pertanyaan-Pertanyaan Seputar Khadhir
Pertanyaan: Apakah nabi Khadhir itu penjaga di sungai-sungai
dan padang pasir? Apakah ia membantu setiap orang yang tersesat di jalan
apabila memanggilnya?
Jawaban: Pendapat para ulama yang shahih adalah bahwa Khadhir
telah wafat sebelum Allah mengutus nabi kita Muhammad ,
berdasarkan firman Allah :
Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu
(Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? (QS. al
Anbiyaa`:34)
Andaikan ia masih hidup hingga sempat bertemu Nabi kita Muhammad ,
maka sunnah menunjukkan bahwa ia telah wafat setelah wafatnya Nabi
dalam masa tertentu, yang telah dijelaskan oleh Nabi dalam sabdanya:
"Bagaimana pendapatmu tentang malam ini? Sesungguhnya setelah seratus
tahun, tidak ada seorang pun lagi di muka bumi yang ada pada hari ini."1
Atas dasar ini, perkaranya sama seperti orang mati lainnya yang tidak bisa
mendengar orang yang memanggilnya, tidak menjawab orang yang berdoa
kepadanya, tidak bisa menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat jalan
apabila meminta petunjuk kepadanya. Andaikan memang dia masih hidup
hingga hari ini, maka statusnya ghaib, berarti perkaranya sama seperti
orang-orang ghaib lainnya, tidak boleh berdoa kepadanya, tidak boleh
1 al-Bukhari 116,564, 601, dan Muslim 2537 .
4
meminta pertolongan kepadanya di saat susah atau senang, Berdasarkan
umumnya firman Allah :
Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping
(menyembah) Allah. (QS. al-Jinn:18)
Dan berdasarkan ayat-ayat lainnya yang kandungannya sama.
Wabillahit taufiq. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi
kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Fatawa Lajnah Daimah untuk riset ilmu dan fatwa 3/208-209.
Pertanyaan 2: Apakah Khadhir itu seorang nabi atau hamba yang
shalih?
Jawaban 2: Pendapat yang shahih bahwa Khadhir adalah seorang
nabi berdasarkan penjelasan yang disebutkan Allah dalam surah al-Kahfi
berupa cerita dia bersama Musa . Diceritakan bahwa ia merusak kapal
milik orang-orang miskin yang bekerja di laut, membunuh anak laki-laki
yang tidak melakukan kesalahan dan menegakkan dinding milik dua anak
yatim tanpa mengambil imbalan di kampung yang penduduknya tidak mau
memberi makan (jamuan) kepada keduanya. Dan Musa mengingkari
semua itu, maka pada akhirnya ia menjelaskan kepadanya penyebab semua
itu. Kemudian cerita diakhiri bahwa semua itu berdasarkan wahyu dari
Allah . Dan hal itu yang diceritakan Allah dari ucapannya:
dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan
perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya". (QS. al-Kahfi:82)
Wabillahit taufiq. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi
kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
Fatawa Lajnah Daimah untuk riset ilmu dan fatwa 3/211-212.