Artikel

Meng-Qadha Ibadah Setelah Taubat





Meng-Qadha (Mengganti) Ibadah


Setelah Taubat


Tanya :


Apa yang Syaikh katakan mengenai orang yang sengaja


meninggalkan shalat dan puasa, namun setelah Allah beri


dia hidayah dan kembali kepada Allah dia menangisi


kelalaian dirinya. Dia kembali melaksanakan shalat, puasa


dan mengerjakan semua ibadah-ibadah. Apakah dia


diperintahkan untuk meng-qadha (mengganti) shalat dan


puasa yang pernah ditinggalkannya ataukah cukup


dengan kembali dan taubat?0F


1


Jawab :


Barang siapa yang meninggalkan shalat dan puasa


kemudian bertaubat kepada Allah dengan taubat yang


sebenar-benarnya, tidak diharuskan mengganti apa yang


telah ditinggalkan. Karena meninggalkan shalat adalah


kufur akbar yang mengeluarkan pelakunya dari millah


(agama Islam) sekalipun dia tidak mengingkari wajibnya


1 Dipublikasikan dalam kitab Fatawa Islamiah yang disusun oleh Syaikh


Muhammad Musnid IV/165


4


shalat, menurut satu dari dua pendapat ulama yang paling


sahih. Allah -subhânahu wata'âla- telah berfirman,





“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, jika


mereka berhenti (dari kekafirannya) niscaya Allah akan


mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu...” (QS. al-


Anfal :38)


Nabi -shalallahu alaihi wasallam- bersabda,





“Islam itu menghapus apa yang telah lalu (dari dosa


kekafiran) dan taubat itu menutup apa yang sebelumnya


(dari dosa kemungkaran).”


Dalil-dalil mengenai hal ini banyak, di antaranya firman


Allah -subhânahu wata'âla- ,





“Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertaubat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.” (QS. Thaha :82)


Firman-Nya –subhânahu wata’ala-,





“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai...” (QS.at-Tahrim : 8)


Dan di antaranya pula sabda Nabi -shalallahu alaihi wasallam- ,





“Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa.” 1F2(HR.Ibnu Majah)


Disyariatkan bagi orang yang bertaubat untuk memperbanyak amalan-amalan kebajikan dan memperbanyak meminta kepada Allah –subhânah- agar ditetapkan berada dalam kebenaran dan husnulkhatimah (baik penutupan akhir hidupnya). Allah-lah pelindung dan pemberi taufik.


[Majmu Fatwa wa Maqôlat Mutanawi'ah juz XXVIII]


2 HR. Ibnu Majah dalam kitab az-Zuhd, bab: Zikrut Taubah no.4250.



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i