Artikel

Kebahagiaan





Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat dan


salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah


shalallahu’alaihi wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang


berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada


sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan


utusan -Nya.


Amma Ba’du:


Setiap manusia di dalam kehidupan ini berusaha untuk meraih


kebahagiaan, itulah tuntutan hakiki bagi setiap insan, baik yang beriman


atau yang kafir, manusia yang baik dan buruk, yang kaya dan miskin.


Setiap mereka menginginkan kebahagiaan namun mereka memiliki


pandangan yang berbeda dalam melihat kebahgaiaan tersebut. Diantara


mereka ada yang melihat bahwa kebahagiaan itu ada pada mengumpulkan


harta dan dirham, sementara yang lain melihat kebahagiaan itu pada


jabatan yang tinggi, dan yang lainnya lagi melihat kebahagiaan itu pada


penghargaan yang tinggi dan ada juga yang memandang kebahagiaan itu


pada perkara yang lain.


Sebenarnya semua perkara diatas termasuk bagian yang bisa


mendatangkan kebahagiaan, bukanlah seluruh kebahagiaan itu ada


padanya, dia adalah kebahagiaan yang temporer yang akan hilang, orang


yang memiliki harta bisa kehilangan hartanya, dan orang yang menempati


jabatan terkadang bisa turun dari jabatannya. Bahkan harta yang


merupakan tulang punggung kehidupan jika pemanfaatannya tidak


diarahkan pada ketaatan kepada Allah maka dia akan menjadi bumerang


bagi pemiliknya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:





Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu.


Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anakanak


itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan


melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (QS. Al-


Taubah: 55).


Seorang penyair berkata;


Aku tidak melihat kebahagiaan hakiki itu pada mengumpulkan harta


Akan tetapi orang yang bertaqwa dialah orang yang merasa bahagia


Bukanlah orang yang bahagia itu orang yang senang dengan dunianya


Orang bahagia yang sebenarnya adalah orang yang selamat dari neraka


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:





Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada


hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari


neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.


Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.


(QS. Ali Imron: 185).


Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban di dalam kitab shahihnya dari Sa’d RA


bahwa Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Empat


perkara yang termasuk kebahagiaan yaitu: wanita yang shaleh, tampat


tinggal yang luas, tetangga yang shaleh dan kendaraan yang baik”.1


Diriwayatakan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abdullah bin


Amru bahwa Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Dunia


ini adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita


yang shaleh”.2


Dan sifat wanita yang shaleh ini disebutkan di dalam hadits riwayat Ahmad


didalam musnadnya dari Abi Hurairah RA berkata: Dikatakan kepada


1 Shahih Ibnu Hibban: 9/340 no: 4032


2 Muslim: no: 1467


5


Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam wanita yang manakah yang terbaik?.


Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Wanita yang


menggembirakan pada saat dia memandang kepadanya, taat pada saat


diperintah, tidak menyeleweng terhadapnya baik dalam menjaga dirinya dan


harta suaminya dengan sesuatu yang dibenci oleh suami”.3


Dan syekh Al-Sa’di menyabutkan beberapa sebab seseorang menjadi


bahagia di antaranya:


Pertama: Beriman kepada Allah AWT dan beramal shaleh. Allah


subhanahu wa ta’ala berfirman:





Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun


perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan


kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan


kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka


kerjakan . (QS. Al-Nahl: 97).


Ibnu Abbas berkata: Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang bahagia4.


Kebahagiaan ini adalah perasaan yang dihunjamkan oleh Allah subhanahu


wa ta’ala didalam hati seorang yang shaleh sekalipun hidup dalam tekanan


eknomi yang sempit.


Ibnul Qoyyim rahimhullah berkata tentang syekhnya, Ibnu Taimiyah


rahimahullah: Sekalipun dia hidup di dalam tekanan kesempitan penjara


namun dia adalah pribadi yang paling luas dadanya, paling baik hidupnya,


paling lembut hatinya, keindahan dan kesenangan hidup memancar dari


wajahnya, dan pada saat kami merasakan dunia ini begitu sempit,


kesusahan memuncak maka kamipun mendatanginya dan tidaklah kami


mendengar perkataannya dan melihat wajahnya maka semua kesusahan


sebelumnya berubah menjadi kekuatan, keteguhan dan ketenangan. Maha


Suci Allah yang telah memperlihatkan kepada kami surge -Nya sebelum


3 HR. Ahmad di dalam musnadnya: no: 3231


4 Tafsir Ibnu Katsir: 3/585


6


bertemu dengan -Nya, dan membukakan bagi mereka pintu-pintunya di


dunia sebagai ladang untuk beramal, maka dia datang kepada mereka


keindahan dan bau wangi surga tersebut sejauh kekuatan mereka


mengarah untuk memperolehnya dan berlomba-lomba mencarinya”.5


Syaekhul Islam Ibnu Taimiyah rahimhullah berkata: Sesungguhnya di dunia


ini adalah surga dan barangsiapa yang tidak memasukinya maka sungguh


dia tidak akan memasuki surga akherat.6


Dia Ibnu Taimiyah berkata pada saat dikatakan kepadanya


sesungguhnya penguasa telah memerintahkan untuk mengasingkanmu


menuju Qubrus, atau akan membunuhmu atau memenjarakanmu. Maka


dia berkata: Demi Allah sesungguhnya aku menikmati kesenangan dan


kebahagiaan yang jika dibagikan kepada seluruh penduduk Syam maka dia


pasti mendapatkannya, demi Allah aku ini seperti seekor kambing yang


tidak tidur kecuali di atas wall dan jika aku diasingkan menuju Qubrus


maka aku akan menyeru penduduknya masuk Islam”.


Salah seorang ulama salaf berkata: Sesungguhnya waktu-waktu


berlalu kepadaku dan aku berkata: Seandainya kehidupan penduduk surga


seperti ini maka sungguh mereka dalam kehidupan yang sangat baik”. Dan


tokoh salaf yang lain berkata: Seandinya para raja dan anak-anak mereka


mengetahui kenikamatan yang kami rasakan maka sungguh mereka akan


memukul kami demi merebutnya dengan pedang”.


Kedua: Di antara sebab-sebab kebahagiaan adalah beriman kepada


qodha’ dan qodar Allah subhanahu wa ta’ala, sesungguhnya jika manusia


beriman kepada qodha’ dan qodar Allah subhanahu wa ta’ala maka dia


akan merasakan ketanangan jiwa, berlapang dada dengan apa yang


menimpanya sekalipun perkara tersebut dibencinya. Dan Nabi Muhammad


shalallahu’alaihi wasallam telah memberitahukan bahwa beriman dengan


qodha dan qodar adalah salah satu rukun iman yang keenam.


Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Ibnu Abbas RA


bahwa Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Apabila


engkau meminta maka memintalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan


5 Al-Wabilus Shayyib minal kalimit tayyib: halaman: 82


6 Al-Wabilus Shayyib minal kalimit tayyib: halaman: 81


7


apabila engkau memohon pertolongan maka memohonlah pertolonganlah


kepada Allah subhanahu wa ta’ala, sesungguhnya pena tersebut telah


kering dengan apa yang telah ditentukan oleh -Nya. Seandainya seluruh


makhluk berkehendak untuk memberikan manfaat bagimu dengan sesuatu


yang tidak dikehendaki oleh Allah maka mereka tidak akan bisa


melakukannya, dan jika mereka ingin untuk memberikan mudharat


dengan sesuatu yang tidak ditetapkan oleh Allah maka mereka tidak


mampu melakukannya”.7


Umar RA berkata: Aku memasuki waktu pagi dan aku tidak bahagia kecuali


pada percaya kepada qodha dan qodar Allah subhanahu wa ta’ala”.


Ketiga: Memperbanyak berzikir kepada Allah Azza Wa Jalla, berzikir


merupakan rahasia yang sangat tangguh dalam menciptakan lapangnya


dada dan nikmatnya hati. Ibnul Qoyim telah menyebutkan beberapa


manfaat dari manfaat berzikir di antaranya: Zikir itu mengusir kecemasan


dan kesedihan dan mendatangkan kesenangan, kebahagiaan dan kehidpan


yang baik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:





(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram


dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah -lah hati


menjadi tenteram. (QS. Al-Ra’du: 28).


Keempat: Qona’ah dengan rizki yang diberikan oleh Allah subhanahu


wa ta’ala. Barang siapa yang merasa puas dengan rizki yang diberikan oleh


Allah subhanahu wa ta’ala maka dadanya akan menjadi lapang, jiwanya


akan tenang. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari


Abdullah bin Amr bin Ash RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu’alaihi


wasallam bersabda: Sungguh telah beruntung orang yang masuk Islam dan


diberikan kecukupan yang membuatnya tidak meminta-minta dan diberikan


kepuasan dengan apa yang diberikan oleh Allah”.8


7 Bagian dari hadits riwayat Imam Ahmad: 1/307


8 Shahih Muslim: no: 1054


8


Kelima: Hendaklah seorang mu’min menyadari bahwa kebahagiaan


yang hakiki adalah kebahagiaan di akherat kelak. Dia harus menyadari


bahwa dunia adalah tempat berbagai musibah, kekeruhan dan kesedihan.


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah


payah. (QS. Al-Balad: 4)


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang penghuni surga:





Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan


duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha


Pengampun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat


yang kekal (surga) dari karunia -Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah


dan tiada pula merasa lesu". (QS. Fathir: 34-35)


Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahinya dari Abi Hurairah RA


bahwa Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Dunia ini


adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir”.9 Dan


pada saat imam Ahmad ditanya kapankah seorang yang beriman akan


tenang?. Dia menjawab: Pada langkah pertama dia meletakkan kakinya di


dalam surga.


Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan


salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada


keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.


9 HR. Muslim: 2956



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i