Artikel




MENYAMPAIKAN KEBAIKAN


UNTUK ORANG LAIN


Segala puji bagi Allah , shalawat dan salam selalu tercurah kepada


Rasulullah , dan sesudah itu:


Sesungguhnya yang terindah dalam kehidupan, wahai saudaraku, bahwa


engkau merasa telah memberikan sesuatu untuk orang lain. Tidak ada yang


lebih besar dari pada nikmat hadiah yang engkau persembahkan untuk


manusia. Seorang dai adalah nur yang menerangi jalan bagi orang lain.


Karena itulah, saya ingin mengumpulkan sebagian sarana dakwah yang


tersebar di buku-buku dakwah untuk merealisasikannya dalam kehidupan


manusia untuk menyampaikan kebaikan untuk mereka dan mengajak mereka


kepada Allah .


Saudaraku yang tercinta: dakwah kepada Allah  tidak hanya terbatas


pada satu hari tertentu dalam memberikan sambutan kata, atau pelajaran, atau


mengarang buku. Tetapi ia lebih luas dari hal itu. Ia meliputi kemampuanmu


menciptakan cara menyampaikan kebaikan untuk orang lain disertai berbagai


cara dan metode. Maka setiap orang yang berusaha dan bekerja untuk


agamanya, sekalipun hanya sedikit, maka dia adalah seorang dai kepada Allah


.


Dai adalah yang menolong orang lain di atas jalan kebaikan, dan dengan


kesungguhannya yang ikhlas dan amal perbuatannya yang rajin orang-orang


mendapatkan hidayah, nur, dan keberuntungan di dunia dan akhirat. Wallahul


muwaffiq. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada pemimpin kita


Muhammad , keluarga dan sehabatnya.


Tujuan dari sarana-sarana ini secara tersendiri:


1. Menugaskan seorang muslim untuk melayani agama dan masyarakatnya.


2. Menanamkan rasa dakwah pada individu untuk merubah realita kepada


yang lebih baik.


3. Memberikan program dakwah untuk mengaktivkan pribadi dakwah dengan


sesuatu yang bermanfaat untuk Islam dan kaum muslimin.


4. Menyiapkan manusia beramal untuk akhirat dan berbuat ibadah, agar


kebaikan tersebar di tengah-tengah manusia.


5. Menggerakkan kebaikan yang tersimpan dalam jiwa manusia.


6. Tidak berpegang terhadap perbuatan orang banyak.


Tujuan dari risalah:


Agar seorang muslim bertolak dengan dirinya sendiri –lewat sarana-sarana


ini- di medan dakwah untuk menebarkan kebaikan untuk kaum muslimin


secara menyeluruh dan memindahkan mereka dari lembah maksiat ke lembah


taat, dari semudra lupa dari agama menuju semudra beramal dengannya.


Mengenalkan sarana-sarana dakwah:


Yaitu yang membantu seorang dai untuk menyampaikan agama Allah 


untuk memberikan pengaruh kepada manusia dan menyiapkan mereka beramal


untuk akhirat. Di manakah seseorang melaksanakan sarana-sarana ini?


Ada medan-medan yang seorang dai bisa melakukan aktivitas dakwahnya


di tengah-tengahnya:


1. Lingkungan keluarga, yaitu istri, anak, karib kerabat dan keluarga jauh.


2. Masjid dan jemaahnya.


3. Tempat pendidikan (sekolah, universitas dan lembaga pendidikan).


4. Tempat perkumpulan manusia, yang lewat dan lainnya, terutama para


pemuda.


5. Tempat kerja.


6. Kelurahan/desa yang ditempatinya dan kelurahan sekitarnya.


7. Pertemuan dan acara-cara umum bagi keluarga dan lainnya.


8. Perkampungan dan hajar.


9. Saat safar


10. Kafilah dakwah.


Keutamaan menyampaikan kebaikan untuk orang lain:


Firman Allah :





Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada


kebajikan, (QS. Ali Imran:104)


Di antara bukti agungnya kedudukan menyampaikan kebaikan untuk orang lain


adalah yang dikabarkan oleh Rasul yang amin  dalam hadits-hadits berikut ini:


a. Dari Abu Hurairah :





"Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk niscaya untuknya pahala seperti


pahala orang yang mengikutinya, hal itu tanpa mengurangi pahala mereka sedikit


pun." HR. Muslim.


Sikap terhadap hadits yang mulia ini:


1. Dalam sabdanya : man da'a (Barangsiapa yang mengajak) Nabi  tidak


menyebutkan tata cara dakwah pada sarana, atau metode yang tertentu,


tetapi membiarkannya tanpa terikat.


2. Dalam sabdanya : ila huda (kepada petunjuk): bentuk nakirah muthlaq


(kata indefinit yang tidak terikat) dari jenis (bentuk) yang dikatakan


baginya 'petunjuk', yaitu amal atau ucapan apapun yang mengandung


pahala. Karena alasan ini, hendaklah seorang dai tidak meremehkan amal


kebaikan apapun yang dia mengajak manusia kepadanya. Nabi 


bersabda: "Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikit pun juga."


Dan untuk kita pada Rasulullah  merupakan suri tauladan, maka beliau


tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar dari amal shaleh


kecuali beliau  telah mengabarkan umatnya dengannya.


3. Dalam sabdanya : niscaya untuknya pahala seperti pahala orang yang


mengikutinya, mengandung dorongan berusaha dalam kebaikan dan


menunjukkan atasnya, karena penyebab beramal shaleh mendapatkan


seperti yang diperoleh pelakunya berupa pahala. Pintu pahala ini tidak


ditutup dan ia terus bertambah sehari demi sehari.


b. Dari Abu Mas'ud al-Anshari , ia berkata: 'Rasulullah  bersabda:





"Barangsiapa yang menunjukkan atas kebaikan maka baginya seperti pahala


orang yang melakukannya." HR. Muslim.


Sikap bersama hadits yang mulia ini:


1. Sebab hadits: seperti yang diriwayatkan Muslim bahwa seorang laki-laki


berkata kepada Nabi : 'Bawalah saya.' Beliau  menjawab: 'Tidak ada di


sisiku (Aku tidak punya apa-apa).' Seorang laki-laki berkata: 'Ya


Rasulullah , aku bisa menunjukkan kepadanya orang yang bisa


membawanya.' Rasulullah  bersabda: 'Barangsiapa yang menunjukkan


atas kebaikan…'


2. Dalam sabdanya : 'Barangsiapa yang menunjukkan' : Beliau  tidak


membatasi tata cara memberi petunjuk dalam bentuk yang terbatas, tetapi


membiarkannya tidak terikat. Terkadang menunjukkan itu dalam bentuk


ucapan, atau perbuatan, atau tulisan..dst. ini adalah nikmat agung dari


nikmat-nikmat Allah , dibukakan bagi seorang dai celah-celah


memberikan bimbingan di atas kedua pintunya.'


3. Dalam sabdanya : 'atas kebaikan' tidak terikat, berlaku umum pada


segala yang dikatakan baginya 'kebaikan', sama saja sedikit atau banyak,


ilmu atas amal…dst.


4. Nawawi rahimahullah berkata memberikan komentar atas hadits ini: dan


padanya merupakan keutamaan menunjukkan atas kebaikan,


mengingatkannya dan membantu pelakunya.


c. Nabi  bersabda:





"Sungguhnya Allah  memberi petunjuk kepada seorang laki-laki dengan sebab


engkau lebih baik bagimu dari pada unta merah."


Sikap berdakwah bersama hadits yang mulia ini:


Ketika Allah  memberi taufik kepada salah seorang dai Islam, maka Dia


menyiapkan baginya orang yang menerima nasehat dan dakwahnya, maka


sesungguhnya hasil untuk diterima sangat besar, sebagaimana dalam hadits


yang mulia ini.


Pertama: Sesungguhnya dalam hal itu membebaskan sasaran dakwah itu


dari neraka. Maka seorang dai memberikan surga sebagai hadits bagi manusia di


sekitarnya dan menunjukkan kepada mereka maqam-maqam keberuntungan.


Dan pahala apakah yang ditulis untuk dai di sisi Rabb-nya selain pahala yang


pantas dengan keagungan yang memberi.


Kedua: Setiap tasbih atau takbir yang diucapan mahtada (yang dibimbim)


tersebut, setiap rekaat dan sujud yang dilakukannya, setiap amal shalih yang


dikerjakannya, setiap kebaikan yang Allah  alirkan lewat tangannya, menjadi


timbangan kebaikan bagi dai yang memberi nasehat tersebut. Hal ini apabila


seorang laki-laki yang mendapat petunjuk, bagaimanakah jika yang mendapat


petunjuk itu adalah segolongan manusia setiap harinya?


Ketiga: Sesungguhnya orang yang Allah  memberi petunjuk kepadanya


lewat tanganmu, wahai muslim, sungguh ia seperti bata yang dilepaskan dari


bangunan dosa dan maksiat, dan diletakkan dalam bangungan taat dan amal


kebaikan. Dan ia merupakan kerugian syetan dan sekutunya dan


keberuntungan ar-Rahman dan pembantu-Nya.


Saudaraku muslim: Nabi  bersabda:





"Sesungguhnya Allah , para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, hingga


semut di lobangnya dan ikat mengucapkan shalawat kepada yang mengajarkan


kebaikan kepada manusia." HR. at-Tirmidzi.


Ini adalah keutamaan orang yang menyampaikan kebaikan, mengajarnya kepada


manusia, sebagai rahmat dari Allah  dan ampunan dan doa dari para malaikat


dan semua makhluk.


Dan termasuk keutaman dai di sisi Allah  bahwa pahalanya tidak


terputus, tetapi terus berlangsung setelah wafatnya selama masih ada orang


yang mengamalkan dakwah dan nasihatnya. Nabi  bersabda:





"Apabila manusia meninggal dunia terputusnya amalnya kecuali dari tiga perkara:


sedakah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang


mendoakannya." HR. Muslim.


Maka menyampaikan kebaikan untuk orang lain, pahalanya dijamin dalam


kehidupan dan setelah wafat, apabila hamba mengikhlaskan amalnya karena


Allah .


Sarana-sarana dakwah individu:


1. Penampilanmu, ia merupakan awal risalah dakwah yang keluar darimu


dan sampai ke hati orang lain. Apabila risalah pertama berhasil niscaya


sampainya risalah-risalah lainnya menjadi mudah.


2. Biasanya, fokoskan dakwahmu kepada sosok yang menjadi


panutan…berusahalah. Jadikanlah dia saudara yang mencintai karena


Allah . Berilah bantuan dan pengarahan untuknya, maka sungguh


manfaatnya sangat besar, berkahnya sangat diharapkan. Berapa banyak


hubungan baginya? Berapa banyak temannya? Berkah hidayahmu akan


sampai kepada yang lain dengan ijin Allah .


3. Lakukanlah hubungan kasih sayang bersama yang lain. Maka setiap kali


lingkungan hubunganmu bertambah luas niscaya bertambah luas pula


lingkungan dakwahmu.


4. Ikatlah kehidupan di sekitarmu dengan Islam dengan mengingatkan


keutamannya, keagungan syari'atnya, dan kemampuannya membantu


manusia di dunia dan akhirat.


5. Ikatlah hubungan bersama kari kerabat dan keluarga jauh, pikatlah


kecintaan mereka dengan kata-kata yang baik dan bantuan umum


sehingga setiap orang merasa punya hubungan khusus denganmu.


6. Binalah dari teman, kerabat, dan temanmu sebagai dai kepada Allah 


dalam hidup bersamanya secara jama'i.


7. Tekankanlah orang yang di sekitarmu dengan semangat dakwah kepada


Allah .


8. Mintalah kepada yang lain pemikiran berikut ini:


a. Kertas catatan untuk meringkas kaset ilmiyah dan pendidikan.


b. Catatan ceramah-ceramah.


c. Mengumpulkan yang tersebar dari buku-buku, kaset dan


membagikannya.


d. Meminjamkan buku-buku dan kaset-kaset Islam yang bermanfaat.


9. Menyiapkan materi dakwah untuk momen-momen Islam dengan


menyiapkan kertas kerja untuk melaksanakannya secara nyata, seperti


Ramadhan, hari raya dan haji.


10. Riwayat hidup yang baik bagi dai merupakan sarana positif dalam


memberi pengaruh kepada manusia dan menarik mereka kepada


kebaikan.


11. mendorong dalam kebaikan: yaitu segala yang menarik hati mad'u


(audensi) untuk menerima perintah Allah  dan rasul-Nya. sarana


mempunyai pengaruh dalam jiwa manusia, maka lakukanlah dengan


hikmah dan seimbang.


12. Rencakanlah –jika mungkin- jaulah (keliling) dan kafilah dakwah


untuk kelompok orang-orang yang baik di daerah-daerah yang jauh dan


perkampungan.


13. Kata-kata yang terpokos, sama saja hal itu berupa: mudharah


(ceramah umu), kajian harian atau mingguan, atau khuthbah, atau


nasehat, atau nasehat yang bersifat pribadi.


14. Buku atau buletin: sesungguhnya buku merupakan sarana dakwah


yang paling penting. Ia membicara kepada akal dan perasaan secara


bersamaan. Maka seorang dai memilih buku yang sesuai mad'u (audensi)


menurut tingkatan intelektualnya, agar pengaruhnya lebih kuat dalam jiwa


mad'u.


15. Kaset Islam, terutama bagi orang yang tidak suka membaca, maka ia


memilih bagi setiap orang judul yang sesuai dengannya. Contoh: manusia


yang lupa (akhirat) dan sangat bergantung dengan dunia, engkau


tunjukkan kepadanya kaset yang mengingatkan tentang akhirat dan


kematian. Hendaklah saudara dai yang bergerak agar ia mobilnya jangan


sampai kosong dari kumpulan kaset dan buku-buku kecil yang sesuai


untuk digunakan saat diperlukan.


16. Bahts (riset): Sesungguhnya riset memberikan faedah besar dalam


menyebarkan dakwah, karena alasan inilah seorang dai harus


memperhatikannya. Contoh: seorang dai memperhatikan sasaran


dakwahnya (audensi-nya) sering melalaikan shalat lima waktu berjamaah


di masjid, maka sang dai menyuruh jamaahnya menulis baht tentang


pentingnya shalat berjamaah di masjid, kedudukannya, pahalanya, dan


dampak negatif meninggalkan dan melalaikannya.


17. Membagi dan menyebarkan buletin: yaitu yang terdiri dari beberapa


halaman yang membahas judul tertentu, dan keistimewaannya bahwa


sangat mudah membacanya hanya dalam beberapa menit.


18. Menyebarkan setiap kegiatan Islam: yang dilihat oleh seorang dai


atau didengarnya, dan yang menunjukkan kepada kebaikan sama seperti


yang melakukannya.


19. Mengarang: ini merupakan salah satu sarana yang diharapkan


pahala yang terus mengalir, tidak pernah terputus. Disebutkan dalam


hadits:





"Apabila manusia meninggal, amal ibadahnya terputus kecuali dari tiga perkara:


ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang mendoakannya, sedakah jariyah." HR.


Muslim.


20. Surat: yaitu seorang dai menulis surat kepada jamaahnya yang


mengajaknya melakukan kebaikan atau meninggalkan kejahatan yang


disertai perasaan dan kasih sayang. Surat adalah salah satu cara dakwah


yang harus digunakan oleh dai. Cara ini telah berhasil disertai berbagai


bentuk tipe manusia. Surat mempunyai pengaruh mengagumkan saat


seseorang membacanya dengan tenang.


21. Berterima kasih kepada setiap orang yang membantu dakwah dan


memujinya: hal itu dengan cara: telpon, surat, faks, internet. Tindakan ini


merupakan dorongan semangat baginya untuk meneruskan perbuatan


baiknya.


22. Memikirkan sesuatu yang bermanfaat untuk dakwah dan


merencakanaknya. Sesungguhnya langkah pertama untuk kegiatan


dakwah yang serius adalah berfikir. Karena inilah seorang dai harus


menyediakan waktu berfikir untuk membuat sesuatu yang baru dari


sarana dakwah atau mengembangkan yang sudah ada.


23. Di antara sarana dakwah maknawi yang bisa dilakukan langsung


oleh dai ilallah: yaitu mendoakan jamaah agar Allah  memberi petunjuk


kepadanya, melapangkan dadanya, dan membukakan atasnya. Ini adalah


metode al-Qur`an. Firman Allah :





Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil)


dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (QS. al-A'raaf:89)


Dan merupaka metode Nabi : beliau berkata dalam do'anya sebagai rasa kasih


sayang kepada umatnya:





"Ya Allah, ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui."


24. Mendukung setiap amal kebaikan, terutama dalam kegiatan dakwah,


menyebarkan ilmu dan memberikan pelayanan.


25. Menampakkan rasa cinta dalam bertemu, saat berbicara lewat telp,


dan berdoa untuk orang yang ditemui dengan do'a yang bersambung yang


memberi pengaruh dalam jiwanya, seperti doa: 'Semoga Allah 


menyampaikan engkau kedudukan yang tinggi di surga'. Maka ia


merupakan sarana untuk menyatukan hati dan menambah rasa kasih


sayang.


26. Mengusulkan program-program dakwah di majelis-majelis umum


atau khusus, seperti: kafalah du'at, membukan orang yang puasa, selimut


untuk musim dingin, waqaf. Dan dalam memberikan usulan ini adalah


beberapa faedah: mendukungnya dengan doa, mendukungnya secara


meteri, manusia mengetahuinya dan menyebarkan rasa dakwah di sisi


para jamaah, memberi pujian kepada orang-orang yang beramal dan


memberikan keteguhan kepada mereka.


27. Hadiah: yaitu hadiah yang diberikan untuk dakwah dan menarik


hati. Seperti: 1) memberikan hadiah buku, atau kaset, atau berlangganan


majaah atau mushhaf (al-Qur`an) yang ditulis nama orang yang memberi


hadiah. 2) Menutupi kekurangan yang diberi hadiah. Maka jika ia


membutuhkan penghangat, umpamanya, diberikan kepadanya, maka ini


lebih utama karena hal itu menyentuh kebutuhan saudara.


28. Menentukan waktu berdakwah dalam seminggu: seperti untuk


berkunjung kepada keluarga dan tetangga, dan hendaklah kunjungan itu


untuk tujuan tertentu, maksudnya seorang dai merencenakan tujuan


pendidikan yang dilaksanakan saat kunjungannya.


29. Memberi petunjuk kepada segala kebaikan bagi kaum muslimin


(kata-kata yang baik): yaitu yang membawa kepada amal shaleh, firman


Allah :





Maka kata-kata yang baik membuahkan amal shalih bagi yang mengatakannya di


setiap waktu.


Menunjukkan dan kata-kata baik dari seorang dai terkadang membuahkan


dakwah, kadang membangun yayasan sosial. Dan terkadang Allah 


menyelamatkan hati atau membangun jiwa dengannya, bahkan Allah  bisa


menghidupkan satu kaum dari kematian jiwa. Seorang dai hanya berkewajiban


menyampaikan dan tidak membiarkan waktu terlewatkan. Semoga Allah 


menulis untuknya pahala kata-kata yang disampaikan, yang tidak menjadi


perhatiannya dan Allah  mengangkat derajatnya.


Gambaran-gambaran untuk menunjukkan kepada kebaikan:


Seorang dai jangan melewatkan kesempatan untuk menyampaikan, seperti:


1. Teman safar di kereta atau pesawat terbang.


2. Pertemuan dalam walimah atau kesempatan tertentu.


3. Di pasar dan saat membeli.


4. Di masjid setelah shalat.


5. Saat berkenalan bersama orang lain dalam perjalanan dan perkumpulan.


6. Mengajak orang lain untuk mendengarkan ceramah atau seminar.


Sesungguhnya ucapan kata-kata yang baik dengan niat ini merupakan satu


fenomena gerakan zat dan positip dalam kehidupan dai.


30. Menginvestasikan kesempatan: maksud saya adalah mempungsikan


kesempatan ini dalam pelayanan dakwah, seperti:


1. Momen-momen tertentu: Ramadhan, haji, lebaran dst.


2. Majelis-majelis keluarga yang bersifat umum dan khusus.


3. Safar seperti melewati suatu perkampungan di jalan umum untuk


membagi buku-buku kecil dan kaset dst.


31. Dakwah untuk orang tertentu untuk mengangkat derajat


konsistennya 'Dakwah Perorangan'.


32. Ikut serta dalam majalah Islam, dan hal itu dengan cara:


mendukungnya secara moral dengan mengirim surat dan memberikan


dukungan atau secara materi dengan cara berlanggangan padanya.


33. Memperkuat hubungan dengan yayasan-yayasan dakwah dan


bantuan, serta berperan serta bersamanya sebatas kemampuan, terutama


dalam momen tertentu seperti bulan Ramadhan dst.


34. Memberikan kemudahan: maksudnya adalah mempungsikan dai


sesuai kemampuannya dan nikmat yang diberikan Allah  kepadanya


dalam melayani dakwah.


35. Diskusi terarah: yaitu yang dilakukan di antara dua orang atau lebih


sekirar persoalan tertentu dengan tujuan mendukung kebenaran dan


membelanya dengan hujjah dan bukti.


36. Selalu bersama imam di salah satu masjid untuk mengaktivkan


risalah masjid dan berdakwah kepada penduduk sekitar untuk


memberikan petunjuk, firman Allah :





37. Kerja sama dakwah bersama yang lain untuk menyebarkan dakwah


islam secepat mungkin:





38. Ikut serta dalam menopang kegiatan dakwah secara meteri dan


moral.


39. Merencanakan dengan sungguh program-porgram dakwah:


membuar rencana tahunan, bulanan, mingguan, harian, momen tertentu.


40. Hendaklah saudara dai berusaha mendecor rumahnya secara


dakwah: dan hal itu dengan melakukan beberapa hal:


1. Hendaklah rumah itu dekat masjid.


2. Ia menjadikan satu kamar untuk shalat –jika memungkinkan- tidak


digunakan selain untuk itu


3. Ia membuat satu kamar khusus untuk perpustakaan.


4. Konsisten menampilkan pribadi seorang muslim.


5. Menebarkan adab dan tatakrama islam di rumah.


6. Menyediakan rumahnya untuk melayani dakwah.


7. Memberikan pengaruh rumah muslim di sekitarnya dan hal itu dengan


menyebarkan dakwah di antara mereka.


41. Mengembangkan semangat manusia dalam melayani dakwah,


seperti: orang yang mempunyai harta dan kekayaan yang berlimpah ikut


serta dalam kegiatan sosial, seperti membangun masjid, mendirikan


program bermanfaat dan semisal yang demikian itu.


42. Semangat pribadi untuk membuka kegiatan dakwah, seperti: 1)


Pertemuan di kampung, 2)Kegiatan sekolah, 3) Mengaktifkan jamaah


masjid 4)Kegiatan keluarga.



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i