Menanamkan Kecintaan Kepada Allah
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada
tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha
Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du.
Sesungguhnya cinta kepada Allah adalah pondasi yang mendasari
agama Islam, dengan cinta yang sempurna itulah agama ini menjadi
sempurna dan dengan berkurangnya cinta tauhid seseorang menjadi
berkurang. Allah SWT berfirman:
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingantandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orangyang beriman sangat cinta kepada Allah..".QS. Al-
Baqarah: 165
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Anas bin Malik
bahwa Nabi saw bersabda: Tiga perkara yang apabila terdapat pada
seseorang maka dia akan merasakan manisnya keimanan: Allah dan
RasulNya lebih dicintainya dari selain keduanya, tidak mencintai seseorang
kecuali karena Allah dan benci kembali kepada kekpuruan sama seperti
kebencian dirinya dicapakkan ke dalam api neraka”.1
Ibnul Qoyyim telah menyebutkan sepuluh perkara yang bisa
mendatangkan kecintaan kepada Allah:
Pertama: Memabca Al-Qur’an dengan memhami dan merenungkan makna
ayat-ayatnya dan apa-apa yang dimasksud oleh ayat-ayat tersebut. Allah
SWT berfirman:
1 Shahih Bukhari halaman: 27-26 dan Muslim: 43
4
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. QS. Shad: 29
Allah swt berfirman:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka
terkunci”. QS. Muhammad: 24
Abdulah bin Mas’ud berkata: Janganlah kalian menaburkannya (membaca
al quran) sama seperti menaburkan biji-bijian (gandum), dan jangan pula
melantunkannya sama seperti melantunkan syai’ir, berhentilah pada
keajaiban-keajaibannya, getarkanlah hati dengannya dan janganlah
semangat kalian hanya tertuju untuk mengakhiri suatu surat”.2
Kedua: Bertaqarrub kepada Allah dengan ibadah-ibadah yang sunnah
setelah menyempurnakan yang wajib. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di
dalam kitab shahihnya bahwa dia berkata: Nabi saw bersabda: Allah SWT
berfirman barangsiapa yang memusuhi hambaKu maka aku telah
mengumumkan perang terhadapnya, dan tidaklah seorang hamba
bertaqarrub kepadaku dengan suatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa
yang telah aku wajibkan baginya, dan hambaku senantisa beribadah
kepadaku dengan ibadah-ibadah yang sunnah sehingga aku mencintainya,
maka jika aku mencintainya maka aku menjadi pendengaran yang
dipergunakannya untuk mendengar, menjadi pandangannya yang
dipergunakannya untuk melihat, menjadi tangannya yang dipergunakan
untuk memegang, dan menjadi kaki yang dipergunakan untuk melangkah,
jika dia meminta kepadaku niscaya aku mengasihinya dan jika meminta
ampun kepadaKu niscaya Aku akan mengampuninya dan jika dia
berlindung denganKu niscaya Aku pasti melindunginya, dan tidaklah aku
pernah ragu melakukan sesuatu seperti keraguan diriku mengambil nyawa
seorang yang beriman, dia membenci kematian dan Aku tidak suka berbuat
buruk kepadanya”.3
2 Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: 2/256 no: 8733
3 Bukhari: 6502
5
Ketiga: Selalu berdzikir kepada Allah dalam setiap kesempatan baik dengan
lisan dan hati serta amal perbuatan. Maka dia akan mendapatkan
kecintaan sebatas ini. Allah SWT berfirman:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram. QS. Al-Ra’d: 28
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abi Hurairah ra
bahwa Nabi saw bersabda: Aku seperti apa yang dipersangkakan hambaKu
terhadap diriKu, dan aku tetap bersamanya pada saat dia mengingatku jika
dia mengingat Diriku pada dirinya maka Akupun akan mengingatnya pada
Diriku, dan jika dia mengingat diriku pada sebuah perkumpulan maka Aku
akan menyebutnya pada perkumpulan yang lebih baik dari mereka”.4
Keempat: Mengutamakan apa yang dicintaiNya dari apa yang engkau cintai
pada saat hawa nafsu menguasai. Allah SWT berfirman:
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara zistri-istri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu
sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari)
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
QS. Al-Taubah: 24
Maka seseorang harus mengutamakan apa-apa yang dicintai dan
diinginkan oleh Allah dari apa-apa yang dicintai dan diinginkan oleh hamba.
4 Al-Bukhari: 7405 dan Muslim: 2675
6
Maka dia harus mencintai apa yang dicintai oleh Allah dan membenci apaapa
yang dibenci oleh Allah, dia berloyalitas karena Allah dan memusuhi
seseorang karena Allah. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari
Anas bin Malik bahwa Nabi saw bersabda: Tidaklah beriman salah seorang
di antara kalian sehingga dia menjadikan diriku sebagai yang paling
dicintainya dari pada bapaknya, anaknya dan seluruh manusia”.5
Di dalam shahih Bukhari Umar ra berkata: Wahai Rasulullah engkau
adalah orang yagn paling aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku,
maka Nabi saw bersabda: Tidak demikian demi yang jiwaku berada
ditanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu”. Maka
Umar berkata: Sungguh, sekarang ini engkau adalah orang yang paling aku
cintai bahkan terhadap diriku Maka Nabi saw bersabda: “Sekarang wahai
Umar”.6
Kelima: Hati menyadari makna yang tekandung dalam asma dan sifa Allah
SWT, dan dia bersaksi atas kebenarannya serta melandasi hidupnya
dengan kesadaran dan cakupan asma dan sifat ini. Allah SWT berfirman:
Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang
menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut (nama-nama-Nya. Nanti
mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan .
QS. Al-A’raf: 180
Keenam: Bersaksi atas kebaikan Allah dan anugrahNya serta nikmatNya
yang zahir dan bathin. Allah SWT berfirman:
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,
5 Al-Bukhari: 15 dan Muslim: 44
6 Al-Bukhari: 6632
7
tidaklah dapat kamu menghinggakannya .Sesungguhnya manusia itu, sangat
lalim dan sangat mengingkari nikmat Allah. QS. Ibrahim: 34
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya),
dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu
meminta pertolongan. QS. Al-Nahl: 53
Di antara anugrah besar yang diberikan oleh Allah adalah nikmat petunjuk
kepada agama ini. Allah SWT berfirman:
Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama
bagimu. QS. Al-Ma’idah: 3
Ketujuh: Dan inilah yang paling ajaib, yaitu bersimpuh di hadapan Allah
Azza Wa Jalla. Syaikhul Islam berkata: Orang yang arif berjalan menuju
Allah pada rel pengakuannya terhadap pemberian Allah dan kesadaran
dirinya akan kekurangan pribadinya dan amalnya”.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Saddad bin
Aus bahwa Nabi saw bersbda: Penghulu istigfar adalah seorang hamba
mengatakan dan dia menyebutkan sebuah hadits”. Maka dengan
sabda Nabi saw: “K 0* & 1S{? 0*” artinya aku mengakui semua
nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui dosadosaku”.
Dengan hadits ini Rasulullah saw mengumpulkan antara
pengkauan akan semua anugrah Allah dan kesadaran akan kekurangan diri
dan amal. Maka pengkauan terhadap nikmat akan melahirkan kecintaan
dan rasa syukur kepada zat yang memberi nikmat dan anugrah, dan
kesadaran akan kekurangan diri dan amal akan melahirkan kehinaan dan
menyerahkan diri serta sadar akan kebutuhan dirinya kepada Allah dalam
setiap waktu, dan dia tidak melihat dirinya kecuali sebagai orang yang
merugi, dan pintu paling dekat yang bisa dimanfaatkan oleh seorang hamba
8
untuk bertaqarrub kepada Allah adalah pintu kesadaran akan keadaan diri
yang selalu merugi. Dia tidak melihat bagi dirinya suatu keadaan, tempat
dan sebab untuk berpegang dengannya, tidak ada cara yang
diharapkannya, namun dia menerobosa untuk mendekat kepada Allah dari
celah kebutuhan dirinya kepada Allah semata, rugi jika tidak mendekat
dengannya sama seperti menerbosnya seseroang yang hatinya telah luluh
karena kemiskinan dan kehinaan sehingga mengantarkan dirinya pada
kepasrahan yang paling dalam, dia melihat dirinya gumpalan dirinya yang
laihir dan bathin sebagai wujud kemiskinan yang sempurna dan kebutuhan
yang sempurna kepada Tuhannya, sehingga dia meyakini bahwa jika dirinya
menjauh darinya sekejap maka maka dia akan binasa dan akan mengalami
kerugian yang tidak bisa diganti kecuali dengan kembali kepada Allah dan
mendapat rahmat Allah”.7
Kedelapan: Berkhulwah pada saat turunnya Allah dan membaca kitabNya
lalu dia mengakhirinya dengan beristigfar dan bertaubat. Allah SWT
berfirman:
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam Dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampun (kepada Allah). QS. Al-Dzariyat: 18
Rasulullah saw bersabda: Tuhan kita Yang Maha Tinggi turun pada setiap
malam ke langit dunia pada saat sepertiga malam terakhir dan Dia
menyeru: Siapakah yang berdo’a kepadaKu maka Aku akan mengabulkan
permohonanNya dan memohon kepadaKu maka Aku akan mengabulkan
permohonannya dan barangsiapa yang meminta ampun maka aku akan
mengampuninya”.8
Kesembilan: Duduk bersama orang-orang yang cinta kepada Allah dan jujur
serta menimba perkataan-perkataan mereka yang baik dan tidak berbicara
kecuali jika pembicaraan tersebut telah benar-benar baik dan dikatahui
dapat memberikan tambahan bagi keadaan sekarang dan manfaat bagi
orang lain. Amirul Mu’minin Umar bin Al-Khattab berkata: Seandainya
7 Al-Wbilus Shayyib: minal kalimit Thayyib: halaman: 7-8
8 Al-Bukhari: 1145 dan Muslim: 758
9
bukan karena tiga hal maka aku tidak suka hidup di dunia ini, yaitu
berperang di jalan Allah, melewati malam-malam dengan banyak beribadah
dan duduk bersama kaum yang memilih pembicaraan yang baik
sebagaimana kita memilih buah yang baik”.9
Di dalam as-Shahihaini dari hadits Abi Hurairah ra bahwa Nabi saw
bersabda: Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
hendaklah dia berkata yang baik atau diam”.10
Kesepuluh: Menjauhi segala perkara yang menghalangi antara hati dengn
Allah SWT.
Dengan salah satu sebab yang sepuluh ini orang yang ingin mencintai Allah
akan sampai kepada tingkat cinta yang sebenarnya dan mereka akan
menerobos cinta Allah SWT.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan
salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada
keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
9 Mkhtashar Qiyamullail lil Marwazi: halaman 62
10 Al-Bukhari : 6136 dan Muslim: 47