Belajar Dari Pembuatan Mobil
Muqodimah
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami
memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya,
kami berlindung kepada -Nya dari kejahatan diri-diri kami dan
kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah
Shubhanahu wa ta’alla beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa
ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya
petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla
semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi
bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasul -Nya.
Amma Ba'du:
Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa ta’alla telah ridho
terhadap kita dengan agama Islam ini, dan menyatakan tidak akan
menerima dari kita satu agama pun kecuali agama yang telah
diridhoi -Nya, selanjutnya Allah Shubhanahu wa ta’alla
menyempurnakan agama Islam ini bagi kita semua. Allah
4
Shubhanahu wa ta’alla menegaskan tidak akan menerima selain
agama Islam didalam firman -Nya:
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekalikali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang merugi". (QS al-Imraan: 85).
Ketahuilah bahwa kebahagian hakiki didunia dan diakhirat nanti,
itu ada pada keimanan kepada Allah azza wa jalla, mau
mentadaburi kitab suci yang telah diturunkan, serta mengikuti
petunjuk Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Telah banyak ilmu dan pengetahuan pada zaman modern
sekarang ini, sehingga umat Islam merasa perlu untuk melebarkan
sayap untuk rela mempelajari kebudayaan negeri barat dan timur,
filsafat mereka serta pemikiran dan cara pandang mereka, hingga
pada akhirnya datang generasi muda yang menguasai secara
mendalam akan ilmu filsafat, pandangan serta budaya negeri
barat dan timur, akan tetapi, sayang pengetahuan mereka tidak
diimbangi dengan pemahaman terhadap agamanya sehingga
tinggal tersisa pada dirinya penamaan Islam saja.
5
Selanjutnya fenomena tersebut di ikuti oleh generasi
yang mulai nampak putus hubungannya bersama Allah
Shubhanahu wa ta’alla, lalu dirinya mulai merasa ragu dan
meragukan agamanya, Rasul serta al-Qur'an, akibatnya sebagian
mereka sudah mulai memutuskan diri dari syi'ar-syi'ar agama
Islam. Bahkan perkaranya lebih mengenaskan lagi sampai ada
diantara mereka yang tidak suka dan memisahkan diri dari
penyebutan nama Allah Shubhanahu wa ta’alla.
Dirinya tidak menjumpai adanya kenikmatan dan
kelezatan melainkan apabila dirinya berpihak terhadap sesuatu
yang haram yang disodorkan oleh setan baik dari kalangan
manusia maupun jin seperti kerusakan dan kebebasan, keraguan
dan pengingkaran. Yang mana mereka kerjaannya melakukan tipu
daya, yang diekspresikan dalam sebuah pertunjukan sandiwara,
dalam cerita-cerita fiktif, wacana busuk dan tidak tahu malu yang
tertuang dalam surat kabar, film-film yang membawa firus, show
musik yang hingar bingar, bahkan tipu daya tadi mereka
masukkan ke dalam alat-alat industri dan perlengkapan elektronik
yang dengan mudah bisa masuk pada setiap rumah, yang
berhadapan langsung pada setiap perdagangan.
Demi Allah, berapa banyak orang yang menjadi tersesat
dengan sarana dan media-media semacam ini? berapa banyak
6
generasi muda umat yang sudah rusak oleh karenanya? Betapa
besar yang telah tertutupi untuk mau berdzikir kepada Allah
Shubhanahu wa ta’alla? Allah Shubhanahu wa ta’alla
menegaskan didalam firman -Nya:
"Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. dan
sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang
yang kafir". (QS at-Taubah: 49).
Suatu ketika saya bertemu dengan sekelompok anak
muda yang pemikirannya sudah terkontaminasi oleh dunia barat
dan peradabannya, kemudian salah seorang diantara mereka
mendekatiku lantas bertanya, "Kita telah membaca al-Qur'an, dan
kita telah mengetahui sejarah Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam. Sedangkan sekarang kita berada dizaman ilmu dan
peradaban, menggunakan akal dan eksperimen.
Tidakkah anda ketahui bagaimana negeri barat bisa
meraih kemajuan dalam segala aspek kehidupan baik teknologi
maupun evolusi, peradaban dan kemajuan? Terus dia memuji
dengan pembicaraan yang seakan tidak ada putusnya. Saya
7
katakan, "Dari arah pembicaraanmu saya paham apa yang engkau
maksud, aku jadi tahu apa yang ada dibathinmu. Ketahuilah
bahwa engkau hanya bisa mencapai keinginanmu secara
perlahan-lahan, bertahap, dan engkau bisa memperoleh maksud
dengan cara merenunginya terlebih dahulu, sekarang apa yang
sedang berada dipikiranmu? Sedangkan Allah Shubhanahu wa
ta’alla menegaskan didalam firman -Nya:
"(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap
umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami
datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat
manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (al-Qur'an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri". (QS an-Nahl: 89).
Dia menjawab, "Saya paham, bahwa kita sekarang
sedang hidup diabad yang penuh dengan ilmu dan peradaban,
teknologi canggih dan eksperimen, apakah kita bisa mengungguli
mereka (hanya) dengan mencukupkan diri dengan al-Qur'an dan
Sunah, lantas kita bermimpi bisa menyamai mereka, sehingga kita
8
tidak perlu melirik pada peradaban barat? Kalau itu memang tidak
mungkin, lantas bagaimana kita bisa paham, bisa maju ketika akal
hanya kita gunakan untuk mengenal bahwa Allah Shubhanahu wa
ta’alla itu pernah mengutus seorang Rasul, dan menurunkan kitab
suci? Dan apakah Kalau sekiranya kita sudah meyakini itu semua,
menjadikan perkaranya menjadi yang sangat urgen?
Pertanyaan-pertanyaan yang terlontar penuh dengan
campuran pemikiran orang kafir, memuntahkan segala unek-unek
kekufuran yang bagaikan gunung berapi yang siap mengeluarkan
lahar panasnya. Sungguh benar apa yang Allah Shubhanahu wa
ta’alla nyatakan didalam firman -Nya:
"Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati
mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah
(karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul -Nya berlaku zalim
kepada mereka? sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang
zalim". (QS an-Nuur: 50).
Dan badai pemikiran kufur semacam ini jangan
membuatmu terlalu khawatir, karena sesungguhnya Islam akan
merobohkan sekaligus dari akarnya, kebenaran akan
9
memberangus dalam sekejap terhadap kebatilan yang telah
dipropaganda bertahun-tahun. Allah Shubhanahu wa ta’alla
menegaskan didalam firman -Nya:
"Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul -Ku pasti menang".
Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa". (QS al-
Mujaadilah: 21).
Demikian pula Allah Shubhanahu wa ta’alla telah menegaskan
didalam firman -Nya:
"Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu
yang hak itu menghancurkannya, Maka dengan serta merta yang
batil itu lenyap. dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu
mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi -Nya)".
(QS al-Anbiyaa': 18).
Saya katakan padanya, "Semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla
memberimu hidayah. Sesungguhnya dengan akal anda mampu
10
berbicara seperti ini, dengan akal seseorang menjadi mulia, dan
dengan akal pula kita disuruh untuk merenungi ayat-ayat -Nya.
Dengan akal insya Allah akan datang penjelasan kebenaran
padamu, apakah engkau mau mendengarnya? Ia, jawabnya.
Saya lanjutkan, "Mobil ini, yang berada dihadapnmu
dengan model dan warna yang bagus, nyaman untuk dikendarai,
lengkap dengan segala aksesorisnya, plus ditambah dengan mesin
yang bisa menggerakkan, dengan mobil tersebut menjadikan
mudah urusanmu, membawamu dari satu tempat ketempat yang
lain dengan nyaman dan cepat".
Dia menimpali, "Ia, lantas kenapa?".
Saya katakan, "Apakah engkau melihat mobil tadi bisa
berada didepan garasimu secara tiba-tiba begitu saja? Dia
menjawab, "Mustahil".
Lalu siapa yang mendatangkannya? Tanyaku. Dia menjawab,
"Para pedagang otomotif". Saya tanya kembali, "Lalu dari mana
para pedagang tadi mendatangkan mobil-mobil tersebut? Dari
negeri yang memproduksi mobil tersebut, jawabnya. Kalau
demikian mobil tersebut bikinan orang? Sergahku, dia menjawab,
"Ia, benar".
Saya tanya, "Lalu siapa yang membuatnya? Dia katakan,
"Para jenius dan orang yang berotak cemerlang". Kemudian dia
11
merancang lalu membuatnya dengan detail, membuat modelnya
lantas mengabungkan semua komponennya? Tanyaku kembali.
Dia menjawab, "Ia". Aku bertanya, "Kenapa? Dia menjawab,
"Supaya mobil tersebut bisa digunakan sebaik mungkin, yang hal
itu tentunya menunjukan pada kejeniusan para perancang dan
pencipta mobil tersebut". Saya tanya, "Apakah mobil tersebut
bisa berjalan begitu saja tanpa ada cara dan panduan yang bisa
dijadikan rujukan untuk melajukannya?
Dia katakan, "Tentu saja tidak, akan tetapi mobil tersebut baru
bisa berjalan kalau sesuai dengan petunjuk dan panduan
pemakaian, supaya sang pengemudi terjaga keselamatannya dan
tidak mencelakakan orang lain"
Saya tanya kembali, "Apakah mobil tersebut bisa
bergerak setiap hari tanpa membutuhkan bahan bakar? Dia
menjawab, "Tentu saja tidak, bahkan mobil tadi tidak bisa
bergerak satu langkahpun kalau seandainya tidak di sisi dengan
bahan bakar". Saya lalu menjelaskan, "Kalau demikian coba
luruskan akalmu baik-baik, dan saya tidak ingin jawaban dari
pertanyaanku ini kecuali dari akalmu". Dia berkata, "Tanyalah,
sungguh anda memulai obrolan dengan bahasa yang bisa dicerna
oleh akal dan masuk ke hati".
12
Saya lalu berkata, "Mobil ini bisa ada bentuknya karena
dibuat oleh sang jenius, dan bisa sampai kesini karena dibawa
oleh para pedagang mobil. Apakah ada seseorang yang untuk
pertama kalinya disini bisa mengemudikan mobil tersebut tanpa
ada pelatihan insiyur yang menjelaskan dan mengajari tata cara
mengemudikannya, serta panduan untuk membetulkan mobil
tersebut bila terjadi kerusakan? Jelas tidak mungkin, sergahnya.
Bagaimana tidak bisa? Tanyaku. Sesungguhnya mobil
tadi ketika baru pertama kali sampai ke kita, oleh pabrik mobil
tersebut disertai dengan buku panduan yang berada didalamnya,
dan didalam buku tersebut diterangkan tentang tata cara
perbaikan bila terjadi kerusakan, pemasangannya, cara
perbikannya, dan bagaimana cara penggunaanya, ditulis dalam
buku panduan secara lengkap dan jelas oleh perancang mobil
tersebut secara langsung.
Lalu pabrik tadi mengirimkan seorang insiyur handal
yang akan mendemokan semua yang berkaitan dengan mobil
tersebut, menjelaskan pada orang lain dan menerangkan pada
mereka apa yang berada didalam buku panduan itu lalu
menjawab pertanyaan demi pertanyaan dari orang-orang yang
ada disekelilingnya yang belum bisa mereka pahami. Jelasnya
panjang lebar.
13
Saya berkata, "Dengarlah, semoga Allah Shubhanahu wa
ta’alla memberimu taufik, apakah sekarang akalmu sudah terbuka
dan bisa memahami maksud pembicaraanku? Sesungguhnya
Allah azza wa jalla menciptakan manusia dengan sebaik-baik rupa
dan bentuk, kemudian menurunkan ke muka bumi ini, lalu
mereka tidak dibiarkan begitu saja tanpa ada metode dan tujuan,
namun, Allah Shubhanahu wa ta’alla membarengi dengan
menurunkan kitab suci sebagai panduan dan petunjuk, dan
mengutus para utusan kepada ciptaan -Nya tersebut semenjak
dari zamannya Adam 'alaihi sallam hingga diutusnya nabi kita
Muhammad Shalallahu 'alaihi wa salla.
Selanjutnya Allah Shubhanahu wa ta’alla menurunkan al-
Qur'an dan menjelaskan didalamnya penciptaan manusia dan
makhluk-makhluk lain secara menyeluruh, menjelaskan
didalamnya segala yang mendatangkan manfaat bagi umat
manusia dan yang membahayakan, menerangkan bagaimana
beramal, dan apa yang harus dikerjakan. Menjelaskan bagaimana
bisa berhubungan langsung bersama penciptanya, sehingga
mereka bisa menyeru dan meminta kepada -Nya, kemudian Allah
Shubhanahu wa ta’alla memilih utusan -Nya yang bernama
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mengajari segala
sesuatu yang -Dia kehendaki, mengutusnya untuk seluruh umat
14
manusia, dengan menurunkan padanya sebuah kitab suci yang
menjelaskan segala sesuatu.
Maka beliau telah menyampaikan risalah, menunaikan
amanah, menasehati umat, dan menjelaskan bagi mereka segala
jalan kebaikan, dan memperingatkan mereka dari segala sarana
yang mengantarkan pada kejelekan, supaya mereka bisa
merengkuh kebahagian dunia dan akhirat. Itulah yang Allah
Shubhanahu wa ta’alla maksudkan didalam firman -Nya:
"Dia -lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat -Nya
kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka
kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (QS al-
Jumu'ah: 2).
Dia masih menyergah dengan menegaskan, "Tapi apakah
al-Qur'an yang telah menjelaskan segala sesuatu itu sudah cukup
sehingga tidak membutuhkan tambahan lainnya? Saya bertanya
balik, "Apakah buku panduan yang berada didalam mobil tadi
15
sudah cukup tanpa perlu dikirimnya seorang insiyur yang
menjelaskan bagaimana cara mengemudikan mobil untuk
pertama kalinya, dan segala peraturannya? Jelas tidak, jawabnya.
Bagaimana tidak mungkin? Tanyaku kembali.
Dia menjawab, "Bisa jadi didalam mobil tersebut ada
kompenen yang tidak bisa dipahami secara jelas bila hanya
mengacu pada buku panduan. Makanya dijelaskan oleh sang
insiyur handal tersebut. bisa saja insiyur yang membuatnya keliru
atau lupa maka hal itu bisa dijumpai di dalam buku panduan.
Makanya buku panduan dan insiyur yang professional tadi adalah
satu kesatuan yang bisa saling menyempurnakan".
Aku katakan, "Demikianlah, dan bagi Allah Shubhanahu
wa ta’alla perumpamaan yang lebih tinggi. Sesungguhnya
manusia itu bodoh lagi lemah tidak bisa memahami dari al-Qur'an
segala sesuatu, terkadang bisa dipahami oleh sebagaian orang
tapi tidak bisa dipahami oleh yang lainnya, bisa saja dipahami
namun tidak sesuai dengan maksud sehingga dirinya keliru
kemudian binasa. Maka Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
adalah manusia biasa seperti kebanyakan orang, beliau akhlaknya
adalah al-Qur'an, beliau menerapkan pada dirinya isi al-Qur'am
ditengah-tengah umat, supaya mereka bisa mengambil contoh
darinya, dan agar mereka tidak merasa keberatan, lalu beralasan
16
kami tidak sanggup, mereka juga bertanya dan beliau
menjawabnya, beliau mengerjakan sholat mereka pun sholat,
beliau berpuasa dan merekapun berpuasa, beliau berjihad dan
mereka pun berjihad. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla
menjelaskan hal itu secara gamblang dalam firman -Nya:
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah". (QS al-Ahzab: 21).
Maka tugas beliau ialah menegaskan apa yang ada didalam al-
Qur'an, menjelaskan isi kandungan global yang ada didalam al-
Qur'an, seperti penjelasan waktu-waktu sholat, jumlah bilangan
raka'at serta tata caranya, beliau juga menjelaskan kadar dan
ukuran zakat, dan yang lainnya. Terkadang beliau menambahkan
apa yang ada didalam al-Qur'an seperti larangan menikahi
sekaligus antara istri dan bibinya, dan itu semua beliau pelajari
dari sisi Rabbnya. Dimana Allah Shubhanahu wa ta’alla
menegaskan didalam firman -Nya:
"Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut
kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS an-Najm: 3-4).
Dan diutusnya seorang utusan serta diturunkannya kitab
suci adalah suatu kelaziman, yang demikian itu karena manusia
lemah dan banyak memiliki perbedaan pendapat dan pemikiran.
Maka tatkala Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan manusia
maka -Dia pula yang menata serta mengatur kehidupan mereka.
Hal itu sebagaimana ditegas oleh Allah ta'ala didalam firman Nya:
"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.
Maha suci Allah, Tuhan semesta alam". (QS al-A'raaf: 54).
Dia menjawab, "Saya setuju dengan ucapanmu".
Saya lanjutkan, "Dan tatkala para sahabat radhiyallahu 'anhum
belajar dari Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam risalah
Rabbnya, mereka memahami agamanya, dan mengenali Rabb
serta sesembahannya dan kewajiban yang harus ditunaikan untak
18
-Nya, selanjutnya setelah itu Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam pindah ke rahmat Rabbnya, manakala agama ini telah
sempurna, dan telah nampak pada umat para ulama yang
mewarisi ilmunya para nabi.
Tugas pun berganti, giliran para ulama tadi yang
berkewajiban memberi petunjuk kepada umat pada agama Allah
Shubhanahu wa ta’alla hingga tegak hari kiamat, sebagaimana
insiyur yang handal tadi juga pergi setelah menunaikan tugas dan
menjelaskan kepada orang apa yang menjadi tugas dan
kewajibannya, maka pribadi Nabi telah pergi namun tinggal
tersisa ilmunya yang bisa dimanfaatkan oleh umatnya.
Lantas saya bertanya padanya, "Mana yang lebih besar
membuat mobil atau menciptakan manusia? Dia menjawab,
"Tentu tidak ada persamaannya, karena manusia dalam
penciptakan penuh dengan keajaiban dan tanda akan kebesaran
Sang Pencipta. Dimana Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan
didalam firman -Nya:
"Dan (juga) pada dirimu sendiri. maka apakah kamu tidak
memperhatikan? (QS adz-Dzariyaat: 21).
19
Saya katakan, "Ketahuilah bahwa agungnya ciptaan menunjukan
akan keagungan yang menciptakan". Dia bertanya, "Lantas
kenapa kondisi orang yang telah diciptakan oleh Allah
Shubhanahu wa ta’alla tadi berubah menjadi buruk perilakunya
serta cepat berubah keadaannya? Kadang membunuh, kadang
menzalimi, kadang mencuri, kadang berzina, kadang berdusta dan
kadang merusak".
Saya jawab, "Itulah yang namanya hikmah".
Jelaskan lebih banyak, mintanya.
Lalu saya terangkan, "Tatkala mobilmu mogok dijalan
bukankan engkau akan sibuk untuk menghubungi dealer atau
pabrik yang membuatnya, dan mencoba untuk membuka buku
panduan yang menjelaskan tentang cara pemasangan dan
bagaimana mengemudikannya, agar bisa dibetulkan dan kembali
dari bengkel dalam keadaan selamat tanpa ada cacat?
Dia menjawab, "Tentu".
Saya katakan, "Sesungguhnya faktor yang menyebabkan
hal itu ialah sikap lalai mereka terhadap Allah Shubhanahu wa
ta’alla dan agama -Nya serta hari akhir. Orang yang lalai adalah
orang yang lemah imannya terhadap Rabbnya, sehingga sulit dan
berat bagi dirinya untuk mengerjakaan ketaatan, sebaliknya
dirinya merasa ringan manakala melakukan perbuatan maksiat.
20
Sehingga dirinya berubah dari yang pertamanya menjadi tentara
Allah Shubhanahu wa ta’alla menjadi tentaranya setan, dari yang
tadinya baik menjadi rusak.
Dan jikalau seandainya dia hidup dalam lingkungan yang
penuh dengan keimanan, niscaya ringan baginya untuk
mengerjakan ketaatan, dan berat bila harus melakukan perbuatan
maksiat. Dan setan itu senantiasa berada dalam lingkungan orang
yang lalai, dan lebih kuat cengkramannya dari singa lapar, namun,
setan tatkala berada dilingkungan orang yang beriman itu lebih
lemah dari pada seekor nyamuk.
Oleh karena itu, jadikanlah dirimu senantiasa bersama
orang-orang yang mengingat Allah Shubhanahu wa ta’alla bukan
bersama orang-orang yang lalai, supaya dirimu mau mentaati
Allah dan memaksiati musuhmu setan. Allah Shubhanahu wa
ta’alla menegaskan agar kita selalu bersabar dalam ketaatan,
Allah Shubhanahu wa ta’alla berfirman:
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap
keridhaan -Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami
lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan
adalah keadaannya itu melewati batas". (QS al-Kahfi: 28).
Maka wajib bagi seseorang yang kondisinya banyak mengalami
kerusakan dan datang keraguan padanya untuk segera
menghubungi penciptanya yang ditangan -Nya segala sesuatu,
lalu introspeksi diri sendiri dan perilakunya terhadap kitab suci
yang diturunkan oleh Rabbnya, dan juga sunah nabiNya
Shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan cara seperti itu dia akan mendapati didalam
kedua pedoman tersebut petunjuk dan obat, sehingga dirinya
akan mengetahui bahwa didalam keduanya dijelaskan kalau
membunuh tanpa alasan yang benar adalah haram, bahwa
berbuat dhalim adalah haram, mencuri adalah haram, berzina
adalah haram, berdusta adalah haram. Ketika menyadari hal itu,
dirinya akan bersegera meninggalkan sifat-sifat yang buruk ini
serta perilaku yang jelek, dan mentaati Allah Shubhanahu wa
ta’alla dan Rasul -Nya, sehingga dirinya bisa hidup dalam
kehidupan yang mulia penuh dengan kebahagian didunia ini, dan
22
merengkuh kebahagian akhirat dengan mendapat surga. Allah
Shubhanahu wa ta’alla menegaskan didalam firman -Nya:
"Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan". (QS an-Nahl: 97).
Diapun berseloroh, "Semoga Allah Shubhanahu wa
ta’alla menyinari hatimu, sungguh sekarang hati dan akalku
mendapat pencerahan, lalu apa yang harus kita lakukan setelah
ini? Saya katakan, "Menyendiri walau sesaat antara dirimu dan
Allah Shubhanahu wa ta’alla, renungilah tentang makhluk dan
ciptaan -Nya, niscaya hal itu akan membawamu pada suasana
ketaatan yang menggebu-gebu, membawamu dari keraguan
menjadi yakin, dari kebodohan menjadi paham, dari kesesatan
menjadi mendapat petunjuk, dari perilaku maksiat menuju
ketaatan".
23
Kemudian saya tambah, "Tatkala Allah Shubhanahu wa
ta’alla menjadikan dirimu tinggal dibumi -Nya, apakah kiranya
engkau mau bila dirimu dibiarkan begitu saja oleh -Nya tanpa ada
pondasi, pokok dan hukum yang dirimu pegangi dalam
mengarungi kehidupan ini, sehingga engkau hidup bagaikan
binatang ternak dan binatang buas, dalam keadaan bodoh dan
penuh syahwat, dhalim dan bengis. Padahal Allah Shubhanahu wa
ta’alla telah menyatakan didalam firman -Nya:
"Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul
dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka
ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan
kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan sesungguhnya
sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar
dalam kesesatan yang nyata". (QS al-Imraan: 164).
Dia berkata, "Maha suci Allah Shubhanahu wa ta’alla,
yang ilmu -Nya mencakup segala sesuatu, sesungguhnya Rabbku
Maha pengasih lagi penyayang". Kemudian aku katakan kembali
24
padanya, "Dan mobil ini, siapa yang menciptakan orang yang
membuatnya? Siapa yang menciptakan akal yang bisa dia
gunakan? Lantas siapa yang menciptakan kemampuan untuk
membuatnya? Dan siapa yang menciptakan unsur elemen mobil
ini? Dia menjawab, "Jelas semuanya adalah Allah Shubhanahu wa
ta’alla yang menciptakannya, Allah Shubhanahu wa ta’alla
menegaskan didalam firman -Nya:
"Padahal Allah -lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu
perbuat itu". (QS ash-Shaaffat: 96).
Saya tanya kembali, "Apakah mobil bisa berjalan tanpa
ada bahan bakarnya? Tentu tidak, jawabnya. Saya katakan, "Maka
Allah menciptakanmu, kemudian memberimu limpahan rizki,
dimana dirimu tidak bisa makan melainkan dari pemberian -Nya
tanpa dipungut biaya sepeserpun, dan tentunya orang yang
berbuat baik kepadamu harus engkau taati, maka taatilah Allah
Shubhanahu wa ta’alla dan sembahlah -Dia. Dan Allah
Shubhanahu wa ta’alla telah menegaskan hal itu didalam firman -
Nya:
25
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan
akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa". (QS
Thahaa: 132).
Pabrik yang membuat mobil, jelas mereka minta ganti
ongkos, dan mobil itu tidak bisa berjalan sendiri keculai setelah
engkau beli bahan bakar dan mengisikannya. Sungguh Allah
Shubhanahu wa ta’alla telah memuliakanmu didunia ini dengan
rizki yang engkau bebas memakannya, lalu memuliakanmu
dengan metode hidup yang engkau bisa mengambil petunjuk
darinya, dan diutusnya seorang Rasul yang bisa engkau teladani,
dan kelak diakhirat Allah Shubhanahu wa ta’alla akan
memuliakanmu jika engkau mentaati -Nya dengan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang penuh dengan kenikmatan,
yang belum pernah terlihat oleh mata, belum terdengar oleh
telinga dan belum pernah terlintas dalam benak umat manusia.
Sebagaimana dijelaskan oleh Allah ta'ala didalam firman -Nya:
26
"Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan
perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat)
tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. dan keridhaan Allah
adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar".(QS at-
Taubah: 72).
Lantas kebaikan seperti apa lagi setelah ini?
Kedermawan seperti apa lagi yang ingin engkau harapkan setelah
ini? nikmat seperti apa lagi setelah diberinya surga yang seluas
langit dan bumi yang diberikan bagi orang-orang yang bertakwa
sebagai tempat tinggalnya kelak diakhirat? Jika engkau mentaati
Rabbmu maka manfaatnya kembali padamu, dan jika engkau
memaksiati Allah Shubhanahu wa ta’alla maka madharatnya juga
kembali padamu, karena sesungguhnya Allah tidak mengambil
manfaat dari orang yang taat dan tidak dirugikan bila dimaksiati,
karena Allah Shubhanahu wa ta’alla adalah Maha kaya lagi
terpuji, Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan didalam firman
-Nya:
"Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah dan Allah
Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha
Terpuji". (QS Faathir: 15).
Akan tetapi, Allah Shubhanahu wa ta’alla mencintai dari
kalangan hamba yang mengerjakan ketaatan agar mereka meraih
surga, dan mencintai dari para hamba mau bersyukur terhadap
nikmat yang mereka peroleh supaya mereka ditambah nikmatnya,
dan mencintai dari hamba meminta ampun dari dosa agar -Dia
mengampuninya. Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan
didalam firman -Nya:
"Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada manusia". (QS al-Baqarah: 143).
Dijelaskan dalam sebuah riwayat dari Umar bin Khatab
radhiyallahu 'anhu berkata, "Datang kepada Rasulallah Shalallahu
'alihi wa sallam tawanan, tiba-tiba ada seorang wanita dari
tawanan tersebut yang sedang kehilangan anaknya, kemudian
28
ketika mendapati anaknya dia ambil lalu dia gendong kemudian
dia peluk kemudian dia susui. Melihat kejadian itu maka
Rasulallah bersabda kepada kami: "Bagaimana menurut kalian
apakah mungkin wanita ini rela melemparkan anaknya ke dalam
api? Kami jawab, "Jelas tidak, demi Allah Shubhanahu wa ta’alla
dia tidak mungkin rela untuk melemparkannya". Beliau
menegaskan, "Allah Shubhanahu wa ta’alla lebih sayang terhadap
hamba -Nya dari pada wanita tadi terhadap anaknya". HR Bukhari
no: 5999. Muslim no: 2754.
Sesungguhnya diantara bentuk kasih sayang Allah
Shubhanahu wa ta’alla terhadap kita ialah memuliakan kita
dengan rizki yang baik-baik yang bisa kita makan, dan dengan al-
Qur'an yang bisa kita jadikan sebagai petunjuk, dan dengan
diutusnya seorang Rasul yang bisa kita teladani, dan dengan akal
yang bisa kita gunakan untuk berfikir, memilah mana yang
memberi manfaat dan yang membahayakan kita. Allah
Shubhanahu wa ta’alla menegaskan didalam firman -Nya:
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan". (QS al-Israa': 70).
Apa menurutmu kalau seandainya Allah Shubhanahu wa
ta’alla membiarkan kita begitu saja, tidak ada akhlak tidak pula
etika, tidak ada hukum yang mengatur urusan kita, tidak ada
ibadah yang bisa menghubungkan kita kepada pencipta dan
pemberi rizki kita, bagaimana kondisinya kita ketika itu? Pasti
akan merangsek pada kita hawa nafsu, syahwat, ketamakan, yang
kuat menindas, hidup ini menjadi terbalik penuh dengan
kedaliman dan kerusakan, perpecahan dan permusuhan. Maka
kerusakan terjadi dilangit dan muka bumi serta diantara
keduanya. Allah Shubhanahu wa ta’alla menegaskan didalam
firman -Nya:
"Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti
binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.
sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka
kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari
kebanggaan itu". (QS al-Mukminuun: 71).
30
Lalu musibah apa lagi yang akan menimpa umat ketika itu?
Berapa meruginya kelak diakhirat. Allah Shubhanahu wa ta’alla
menegaskan didalam firman -Nya:
"Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di
akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari
jalan (yang benar)". (QS al-Israa': 72).
Dia lalu menegaskan, "Semoga Allah Shubhanahu wa
ta’alla memuliakan anda dengan sebab mentaati -Nya, sungguh
obrolanku bersama anda menjadikan hatiku tergugah, terasa
menyenangkan, seseorang sedikit bila sendiri dan menjadi banyak
bila bertemu kawannya". Saya katakan, "Sungguh sangat
mengherankan kelalaian yang ada pada diri kita, tidakkah engkau
sadar betapa besar kelembutan yang Allah Shubhanahu wa ta’alla
berikan bagi para hamba -Nya, namun, betapa bodohnya kita
dengan hak yang harus kita tunaikan pada -Nya.
Allah Shubhanahu wa ta’alla yang menciptakan kita,
memberi rizki dan hidayah, kemudian memuliakan kita dengan
surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa lalim seseorang
31
itu terhadap dirinya sendiri, Allah Shubhanahu wa ta’alla
menyukai untuk berjalan lurus, sedangkan -Dia sama sekali tidak
membutuhkan sesuatu apapun darinya. Allah Shubhanahu wa
ta’alla mencela bagi mereka yang enggan untuk meminta kepada
-Nya, dan Allah Shubhanahu wa ta’alla tidak menginginkan dari
makhluk -Nya sedikitpun, bahkan Allah Shubhanahu wa ta’alla lah
yang memberi mereka segala yang mereka butuhkan. Allah
Shubhanahu wa ta’alla menegaskan didalam firman -Nya:
"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala
apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung
nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah)". (QS Ibrahim: 34).
Ya Allah, sesungguhnya diriku banyak menzalimi diriku sendiri,
ampunilah hamba, sesungguhnya tidak ada yang mampu
mengampuni dosa selain Engkau.