Antara Ajal dan Rizki
Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi
Terjemah : Muzaffar Sahidu
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
ANTARA AJAL DAN RIZKI
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada
tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha
Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du.
Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata, Rasulullah saw
memberitahukan kepada kita dan beliau adalah orang yang jujur lagi
terpercaya: Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan
penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian
berubah menjadi segumpal darah seperti itu, kemudian menjadi segumpal
daging dalam masa seperti itu kemudian diutus kepadanya malaikat lalu
dia meniupkan ruh padanya dan diperintahkan baginya untuk menulis
empat perkara: Diperintahkan baginya untuk menulis rizkinya, ajal dan
amalnya serta apakah dia bahagia atau sengsara.
Di dalam hadits ini disebutkan empat perkara gaib yang wajib
diimani, diyakini dengan keyakinan yang kuat dan dibenarkan, dan
penjelasanku pada tulisan ini terbatas pada dua bagian saja, yaitu:
masalah ajal dan rizki.
Nash-nash di dalam Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan bahwa Allah
telah menetapkan masalah ajal dan rizki, dia tidak akan bertambah
disebabkan oleh perhatian orang yang bersungguh-sungguh padanya dan
tidak pula akan terhalang oleh orang yang benci.
Dari Abdullah bin Amru Bin Ash abhwa Nabi saw bersabda: Allah
telah menetapkan takdir setiap makhluk pada masa lima puluh ribu tahun
sebelum Dia menciptakan seluruh langit dan bumi, dan ArsyNya di atas
air”.
Dan swt telah menegaskan tentang hakekat ini pada beberapa ayat di
dalam Al-Qur’an. Allah swt berfirman:
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,
sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya .Barang siapa
menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia
itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula)
kepadanya pahala akhirat .Dan Kami akan memberi balasan kepada orangorang
yang bersyukur. QS. Ali Imron: c
Shahih Bukhari: / no:
Shahih Muslim: /
no:
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan
tidak dapat (pula) memajukannya. Maksudnya: tiap-tiap bangsa mempunyai
batas waktu kejayaan atau keruntuhan. QS. Al-A’raf:
Sebagian orang-orang munafiq menyangka bahwa jika mereka tidak
ikut serta berjihad di jalan Allah dan pengecut dalam menghadapi musuh
akan menjadi penghalang antara dirinya dengan kematian, maka Allah
membantah prasangka tersebut dengan firmanNya:
Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan)
dalam urusan ini?" Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di
tanganAllah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak
mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita
barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak
akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di
rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh
itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian)
untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa
yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. QS. Ali Imron: c
Oleh karena itulah, pada realitanya membuktikan bahwa orang-orang
yang terbunuh karena lari dari peperangan lebih banyak daripada orangorang
yang terbunuh karena berani menghadapi peperangan. Seorang
penyair berkata:
Aku mundur guna berlomba mencari hidup namun tidak ku dapatkan
Bagi diriku kehidupan seperti kehidupan maju menghadapi tantangan
Perkara rizki sama seperti perkara ajal, rizki apa yang dituliskan bagi
seseorang akan pasti didiapatkannya. Allah swt berfirman:
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan
tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata
(Lohmahfuz). QS. Hud:
Allah swt berfirman:
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang
dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya
yang dijanjikanitu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang
kamu ucapkan. QS. Al-Dzaryat: -
Dari Abi Umamah ra bahwa Nabi saw bersabda: Sesungguhnya ruh kudus
telah meniupkan di dalam jiwaku bahwa satu jiwa tidak akan mati sehingga
dia mengambil rizkinya secara sempurna dan menyempurnakan ajal yang
telah ditentukan baginya, takulah kepada Allah, bertindak baiklah dalam
meminta, dan janganlah keterlambatan datangnya rizki mendorong
sesorang untuk menuntutnya dengan cara bermaksiat, sesungguhnya apa
yang ada di sisi Allah tidak akan didapatkan kecuali dengan ketaatan
kepada Allah”.
Maka rizki apa yang telah ditetapkan bagi seorang hamba pasti
didapatkannya sebelum kematianya. Dari Jabir ra bahwa Nabi saw
bersabda: Seandainya manusia berlari menjauh dari rizkinya sama seperti
dirinya menjauhi berlari menjauhi keamtian maka dia pasti medapatkan
rizkinya sebgaimana ajal menjemputnya”.
Renungkannah hadits ini, menjelaskan tentang adab erbdo’a di mana dia
menegaskan tentang hakekat ini.
Dari Ummu Habibah ra berkata: Ya Allah berikanlah kenikmatan bagi
dengan suamiku Rasulullah saw, dan dengan bapakku Abi Supyan, dan
dengan saudaraku Mu’awiyah. Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya:
Sungguh dirimu telah meminta kepada Allah suatu ajal yang telah
ditetapkan, jejak-jejak yang telah ditapaki dan rizki yang telah dibagi-bagi,
janganlah salah seorang di antara kalian tergesa-gesa denganya sebelum
waktunya tiba, dan jangan pulah berharap mengundurkannya setelah
datang, dan seandainya engkau meminta kepada Allah agar terjaga dari api
neraka dan azab kubur maka hal itu lebih baik”.c
Dari penjelasan di atas mengetengahkan dua hal:
Pertama: Mngimani bahwa ajal dan rizki telah terbagi dan diketahui, tidak
akan didapatkan karena usaha orang yang bersungguh-sungguh dan tidak
menahannya kebencian orang yang benci.
Kedua: Hal ini bukan berarati meniggalkan segala sebab-sebab yang telah
disyari’atkan oleh Allah. Allah swt berfirman:
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. QS. Albaqarah:
c
Ketiga: Hadits Umamah di atas mengisyaratkan dua perkara:
a-Seorang hamba harus berusaha mencari rizki yang halal, dan menjauhi
hal yang haram dan usaha-usaha yang mengarah kepadanya.
b-Tidak menuntut rizikinya dengan motifasi tamak dan rakus, hendaklah
dia menyadarai hadits Rasulullah saw: Barangsiapa yang menjadikan
Hilyatul Auliya’:
/ dan dishahihkan oleh Albani di dalam shahihul jami’is shagir:
Hilyatul Auliya’: /
dan dishahihkan oleh Albani di dalam Asilsilah As-Shahihah:
Shahih Muslim:
akherat sebagai tujuannnya maka Allah akan memberikan kekayaan di
dalam hatinya, dan Allah akan memberikan kekuatan untuknya dan dunia
akan mendatanginya sekalipun dengan terpaksa, dan barangsiapa yang
menjadikan dunia sebagai cita-citanya, maka Allah akan menjadikan
kemiskinannya di antara kedua matanya dan akan mencerai-beraikan
kekuatannya, serta dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah
ditetapkan baginya”.
Keempat: Sebab-sebab yang bisa mendatangkan rizki dan menolak hal-hal
yang dibenci sangat banyak, dan sebagaiannya dijelaskan di dalam
pembahasan ini.
A-Bertawakkal kepada Allah. Dari Umar Ibnul khattab ra bahwa Nabi saw
bersabda: Seandinya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar
tawakal maka dia pasti memberikan rizki kepada kalian sama Dia telah
memberi rizki kepada seekor burung yang pergi pada waktu pagi dengan
perut yang kosong dan pulang waktu sorenya dengan perut yang kenyang”.
B-Istiqomah di dalam sayri’at Allah Azza Wa Jalla. Allah swt berfirman:
“Dan bahwasanya: jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama
Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang
segar (rezeki yang banyak”. QS. Al-Jin:
Allh swt berfirman:
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. () Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. QS. Al-Thalaq: -.
Allah swt berfirman:
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, QS. Al-A’raf:
C-Selalu beristigfar dan bertaubat. Allah swt berfirman:
maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, () niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, ()dan membanyakkan harta
Sunan Turmudzi: / no: dan dishahihkan oleh Albani di dalam shahih Al-jami’ Al-Sagir: / no:
Musnad Imam Ahmad: /
dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. QS. Nuh: -
D- Bersilaturrahmi. Dari Anas bin Malik ra bahwa Nabi saw bersabda:
Barangsiapa yang suka untuk diluaskan dalam rizkinya dan dipanjangkan
umurnya maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi”.§
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan
salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada
keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
Shahih Muslim: / no: