Artikel




Sikap Ikhlas


Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, dan


aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya


kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi


bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Wa Ba’du:


Sesungguhnya prinsip yang paling besar dan penting di dalam din Islam


adalah mewujudkan keikhlasan bagi Allah swt dalam semua ibadah. Sebagian


ulama mendifinisikan: Ikhlas adalah engkau tidak mencari seorangpun


sebagai saksi atas amalmu selain Allah dan tidak ada yang memberikan


balasan atas amal tersebut selian Dia.1 Ikhlas adalah hakikat agama ini dan


kunci da’wah para rasul. Semoga Allah memberikan kesejahteraanNya kepada


mereka.


Firman Allah swt:





5.“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,


dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang


demikian Itulah agama yang lurus”.2





14. Katakanlah: "Hanya Allah saja yang Aku sembah dengan memurnikan


ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku".3





1 Nudhratun Na’im fi makarimi Akhlaqir Rasulul Karim saw 2/142


2 QS. Al-Bayyinah: 5


3 QS. Al-Zumar: 14


2. “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di


antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha


Pengampun”4,


Al-Fudhail berkata: Yang dimaksud dengan Ahsanu amalan adalah yang


paling ikhlash dan paling benar. Kemudian dia berkata: Sesungguhnya,


apabila suatu amal dikerjakan dengan ikhlas namun tidak benar maka dia


tidak akan diterima, namun jika dia benar dan tidak dikerjakan dengan ikhlas


maka amal itupun tidak diterima sehingga amal itu menjadi ikhlas dan benar


secara bersama. Yang dimaksud dengan Ikhlas adalah amal yang dikerjakan


semata-mata kerena Allah dan yang dimaksud dengan benar adalah amal


yang sesuai dengan sunnah.5


Allah swt berfirman:





13. Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah


diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu


dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:


Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.


amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka


kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan


memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).6


Abul Aliyah berkata: “Dia berwasiat kepada mereka agar ikhlas dalam


beribadah kepadaNya”. Ikhlas adalah amalan hati yang paling agung.


Ibnul Qoyyim rahimhullah berkata: (Dan orang yang merenungkan sumber


syari’at dan asalnya, niscaya dia pasti mengetahui keterikatan amalan


4 QS. Al-Mulk: 2


5 Madarijus Salikin; 2/93


6 QS. Al-Syuro: 13


anggota badan (perbuatan lahiriyah) dengan amalan hati, di mana dia


(perbuatan lahiriyah) tidak akan memberikan mamfaat apapun tanpa


dibarengi dengannya (amalan hati). Dan amalan-amalan hati lebih diwajibkan


atas seorang hamba daripada amalan lahiriyah. Dan tidakkah seorang mu’min


dibedakan dengan orang munafiq kecuali karena adanya perbedaan amalan


hati mereka masing-masing yang membedakan mereka berdua?. Dan


ubudiyah hati lebih agung, lebih banyak dan lebih lama dari ubudiyah yang


bersifat lahiriyah. Ubudiyah hati diwajibkan pada setiap waktu).7


Ikhlas adalah syarat bagi diterimanya amal ibadah, sebab sesungguhnya


suatu amal ibadah tidak akan diterima oleh Allah kecuali dengan dua syarat:


Pertama: Agar amal tersebut sesuai dengan apa yang disyari’atkan oleh Allah


di dalam kitabNya atau dijelaskan oleh Nabi . Dari Aisyah semoga Allah


meredhainya Bahawa Nabi  bersabda: Barangsiapa yang membuat perkara-


perkara baru di dalam agama kita ini maka dia tertolak”.8


Kedua: Perbuatan tersebut dilakukan dengan keikhlasan karena Allah .


Dari Umar bin Khattab ra sesungguhnya Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya


setiap amal perbuatan tergantung dari niatnya, dan setiap orang akan


mendapat balasan seperti apa yang diniatkannya, maka barangsiapa yang


hijrahnya menuju Allah dan RasulNya maka hijrahnya akan menuju kepada


Allah dan rasulNya, namun barangsiapa yang hijrahnya untuk mendapatkan


dunia atau wanita yang akan dinikahinya maka dia akan mendapat balasan


seperti apa yang diniatkannya”.9


Hal ini sesuai dengan firman Allah :





110.“Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang


diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan


yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka


7 Bada’iul Fawa’id: 3/330 dinukil dari Kitabul Ikhlash dan As syirkul Ashgor hal. 5


8 HR. Bukhri 2/267 no: 2697 dan Shahih Muslim: 3/1343 no:1718.


9 HR. Bukhari: 1311 no: 1 dan shahih Muslim: 3/1515 no: 1907


hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia


mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".10


Ikhlas adalah dasar diterimanya suatu do’a. Firman Allah :





14.“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun


orang-orang kafir tidak menyukai(nya)”.11


Dan hilangnya Ikhlas sebagai sebab tertolaknya amal ibadah. Dari Abu


Hurairah  bahwa Nabi saw bersabda: Sesungguhnya orang yang paling


pertama akan diadili pada hari kiamat adalah seorang lelaki yang mati syahid


maka Allah-pun memperkenalkan nikamatNya kepadanya dan diapun


mengetahuinya. Allah bertanya: Apakah yang engkau perbuat untuk


mendapatkan nikamat tersebut?. Maka lelaki tersebut menjawab: Aku telah


berperang dalam rangka menegakkan kalimatMu sampai mati syahid. Dia


membantah lelaki tersebut: “Engkau telah berdusta, akan tetapi engkau


berperang agar dikatakan sebagai seorang pemberani, dan itu telah dikatkan


kepadamu. Kemudian diperintahkan untuk diseret di atas wajahnya sehingga


dicampakkan ke dalam api neraka. Kemudian seorang lelaki yang menuntut


ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an. Maka diapun


didatangkan menghadap Allah untuk memperlihatkan nikamtnya sehingga


diapun mengetahuinya. Allah bertanya: Apakah yang telah engkau perbuat


untuk meraih kenikmatan tersebut?. Lelaki tersebut menjawab: “Aku belajar


ilmu agama dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur’an semata karena


diriMu. Allah membantah: Engkau telah berdusta, sesungguhnya engkau


menimba ilmu agar dikatakan orang yang alim dan membaca Al-Qur’an agar


orang memujimu sebagai orang pandai membaca, dan itu telah dikatakan


bagimu, maka diperintahkanlah malaikat menggeretnya di atas wajahnya


sehingga dilemparkan ke dalam api neraka. Dan seorang lelaki yang diluaskan


rizkinya oleh Allah dan diberikan baginya bermacam-macam harta. Maka dia


dihadapkan kepada Allah dan Dia memperkenalkan baginya nikmat-


nikamatnya. Lalu Allah bertanya kepadanya: Apakah yang telah kamu


10 QS. Al-Kahfi: 110


11 QS. Gafir: 14


kerjakan untuk mendapatkannya?. Dia menjawab: Tidaklah satu jalanpun


yang engkau senangi untuk diinfaqkan harta padanya kecuali aku


mengimfaqkan harta padanya karena diriMu”. Allah membantahnya: “Engkau


telah berdusta, akan tetapi engkau mengerjakan perbuatan tersebut agar


dikatakan sebagai orang yang dermawan dan hal tersebut telah katakan


bagimu”. Kemudian dirinya digeret di atas wajahnya kemudian dicampakkan


ke dalam api neraka)). Lalu pada sat hadits ini sampai kepada Mu’awiyah


maka diapun menangis dengan sejadi-jadinya, lalu pada saat dia telah sadar


dia berkata: Maha benar dan RasulNya:





15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya,


niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia


dengan Sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.


16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan


lenyaplah di akhirat itu apa yang Telah mereka usahakan di dunia dan siasialah


apa yang Telah mereka kerjakan.12


Dan dari Abi Musa Al-Asya'ari ra bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi


saw dan berkata: Wahai Rasulullah, seorang lelaki yang berperang untuk


mendapatkan harta rampasan, seorang lelaki yang berperang untuk agar


dikenang dan seorang lelaki yang berperang agar mendapatkan sebuah


prestise (di tengah masyarakat) Siapakah yang berperang di jalan Allah?.


Maka Rasulullah saw bersabda: " Baarangsiapa yang berperang dalam rangka


menegakkan kalimat Allah maka itulah orang yang berperang di jalan Allah".13


Dari Abi Umamah AL-Bahili ra bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi saw


dan dia berkata: "Bagaimanakah pendapatmu tentang orang yang berperang


dalam rangka mendapat pahala dan disebut-sebut (dikenang) apakah yang


didapataknnya?. Maka Rasulullah saw bersbda: " Dia tidak mendapatkan apa-


12 QS. Hud: 15-16


13 HR. Bukhari: 2/309 no: 2810 dan Muslim 3/1512 no: 1904


apa". Maka beliaupun mengulanginya sehingga tiga kali dan Rasulullah saw


tetap mengatakan: "Dia tidak mendapat apa-apa". Kemudian bersabda:


"Sesungguhnya Allah tidak menerima dari suatu amal kecuali amal yang


didasarkan ikhlas dan mengharap wajah Allah".14


Al-Fudhail bin Iyadh berkata: Meniggalkan suatu amal karena takut terhadap


pandangan orang maka itu adalah riya' dan beramal karena orang adalah


syirik dan ikhlash adalah membersihkan diri dari kedua unsure ini dan di


dalam sebuah riwayat darinya: dan ikhlas adalah Allah swt


menyelamatkanmu darinya.15


Dikatakan kepada Sahl al-Tasatturi; Aapakah yang paling berat dihadapai


oleh dirimu?. Dia menjawab: Sikap Ikhlas; sebab dia tidak memiliki bagian


padanya.16


Supiyan Atsauri berkata: Tidak ada sesuatu apapun yang paling susah aku


obati yang lebih berat selain niatku sebab dia selalu berubah pada diriku.


Salah seorang pernah berkata: Apabila seorang ikhlas maka akan terputuslah


darinya sikap was-was yang berkepanjangan dan riya'.


Seorang ulama salaf berkata: Barangsispa yang sesaat dari umurnya selamat


di mana dia bisa ikhlas semata-mata karena Allah padanya niscaya dia akan


selamat, hal itu karena mulianya ikhlas dan sulitnya membersihkan hati dari


kotoran ini, sesbab orang yang ikhlas adalah orang yang berbuat tanpa ada


motofasi apapun kecuali mencari keredhaan Allah Ta'la. Segala puji bagi


Allah, Tuhan semesta alam. Semoga Allah SWT mencurahkan shalawat dan


salam kepada Nabi kita Muhammad SAW dan seluruh keluarga dan


shahabatnya.


14 Sunan An-Nasa'I 2/25 no: 3140


15 Madarijus salikin: 3/95


16 Madarijus salikin: 2/95



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i